Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Agustina Permatasari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak bandotan yang mengandung kuersetin memiliki efek sebagai inhibitor enzim MMP-9 dan inhibitor sitokin TNF- . Target pengobatan osteoartritis adalah ke dalam ruang sendi sinovial yang membutuhkan suatu sistem penghantaran obat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kemampuan gel nanopartikel kuersetin dan gel ekstrak bandotan dalam menghambat proses inflamasi dan degradasi proteoglikan pada tikus model osteoartritis. Hewan uji sebanyak 35 ekor dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan, yaitu kelompok SHAM kontrol normal , kontrol negatif, kontrol positif gel natrium diklofenak , dosis 1 0,84 mg/g gel , dosis 2 1,68 mg/g gel , dosis 3 3,36 mg/g gel , dan gel bandotan. Semua kelompok, kecuali SHAM, menjalani prosedur DMM. Setelah 28 hari, kemudian dilakukan pengolesan gel selama 42 hari. Parameter yang dianalisa adalah pengukuran volume udem, pengukuran kadar serum IL-1 , MMP-9, MMP-13, dan ADAMTS-5 serta pengukuran intensitas warna merah pada pengamatan histopatologi tulang lutut. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa gel nanopartikel kuersetin dosis 1, 2, dan 3 serta gel ekstrak bandotan mampu menurunkan volume udem, menurunkan kadar serum IL-1 , MMP-9, MMP-13, dan ADAMTS-5, serta meningkatkan intensitas warna merah pada pengamatan histopatologi. Kesimpulannya adalah gel nanopartikel kuersetin dan gel ekstrak bandotan mampu menghambat proses inflamasi dan degradasi proteoglikan pada tikus model osteoartritis.
ABSTRACT
Prior research has shown that bandotan extract containing quercetin has an effect as a MMP 9 enzyme inhibitor and TNF cytokine inhibitor. The target of osteoarthritis treatment is into the synovial joint that requiring a drug delivery system. Purpose of this study was to analyze the ability of quercetin nanoparticle gel and bandotan extract gel in inhibiting inflammatory process and proteoglycan degradation in osteoarthritis model rat. Total of 35 rats were divided into 7 groups that consist of SHAM normal control group, negative control, positive control sodium diclofenac gel , dose 1 0,84 mg g gel , dose 2 1,68 mg g gel and dose 3 3,36 mg g gel , and bandotan extract gel. All group perform DMM except sham group. After 28 days, gel was applied for 42 days. The parameter that has been analyzed were edema volume measurements, serum index of IL 1 , MMP 9, MMP 13, ADAMTS 5, measurement of color intensity on histopathological observations of knee joint. Result showed that quercetin and bandotan gel able to lower edema volume, serum concentration of IL 1 , MMP 9, MMP 13, ADAMTS 5, and increased color intensity on histopathological observations. In conclusion, quercetin loaded nanoparticle gel and bandotan gel were able to inhibit the inflammatory process and degradation of proteoglycans in osteoarthritis model rats.
2018
T49805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Audina Putri
Abstrak :
Osteoarthritis merupakan penyakit kronis jangka panjang yang melibatkan penipisan kartilago pada persendian yang menyebabkan pergesekan tulang sehingga mengakibatkan kekakuan, nyeri, dan gangguan pada pergerakan tubuh. Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) telah terbukti secara empiris untuk mengobati inflamasi. Tanaman ini mengandung flavonoid yang telah dilaporkan sebagai antioksidan dan penangkal radikal bebas yang juga dapat menimbulkan efek antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek antiinflamasi dan pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% rumput mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk) terhadap perubahan proteoglikan pada sendi tikus jantan model osteoarthritis yang diinduksi natrium iodoasetat. Parameter tersebut ditinjau dari volume udem lutut tikus dengan pletismometer dan histopatologi kartilago dengan pewarnaan safranin-o dan fast green. Penelitian ini dilakukan pada 30 tikus jantan Sprague dawley, terbagi dalam 6 kelompok. Kelompok-kelompok tersebut diinduksi pada hari ke-1 dengan natrium iodoasetat secara intrartikular, kecuali kontrol normal yang diinduksi larutan salin. Bahan uji diberikan secara oral pada hari ke 29 sampai 50 pada kontrol positif (glukosamin dan kondroitin sulfat) dan tiga kelompok dosis (ekstrak etanol 70% rumput mutiara), yaitu 780; 5,625; 11,25; 22,5 mg/200 g BB. Pengukuran volume udem lutut tikus dilakukan pada hari ke-0, 7, 14, 21, 28, 36, 43, 50. Histopatologi kartilago dilakukan pada hari ke-28 dan setelah perlakuan berakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga dosis memiliki efek antiinflamasi dan meningkatkan proteoglikan secara bermakna. Dosis II (11,25 mg/200 g BB) merupakan dosis terbaik. Hasil ini menunjukkan bahwa rumput mutiara dapat diteliti lebih lanjut sebagai pengobatan osteoarthritis. ......Osteoarthritis is a chronic long term disease that involves degradation cartilage in joint causing bone friction and leading to stiffness, pain, and disruption in the movement of body. Pearl grass (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) is often used in inflammation therapy in herbal medicine. This plant contains flavonoid, a group of antioxidants and radical scavenging that have anti-inflammatory effect. This study is aimed to analyze the anti-inflammatory effect and the effect of 70% ethanolic extract of pearl grass (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) on proteoglycan changes in joint of osteoarthritis rats model induced by monosodium iodoacetate. The parameters evaluated were the edema volumetric measurements of rats’ knee using pletismometer and cartilage histopatology stained with safranin-o and fast green. This study used 30 male white Sprague dawley rats which were, divided into 6 groups. These groups were induced on day-1 with monosodium iodoacetate by intraarticular injection, except normal group were induced by saline solution. Test materials were administered orally once daily on days 29 through 50 to positive group (glucosamine and chondroitin sulfate) and 3 doses groups (70% ethanolic extract of pearl grass), with 780; 5,625; 11,25; 22,5 mg/200 g BW. Edema volumetric measurements of rats’ knee were performed on days-7, 14, 21, 28, 38, 43, 50. Cartilage histopatology were performed on days-28 and after treatment was ended. The results showed that the extract of pearl grass with some variations of given dose have anti-inflammatory effect and have been able to increase proteoglycan significantly. Dose II (11,25 mg/200 g BW) is the best result. Overall, these results indicate that pearl grass can be further investigated as a treatment for osteoarthtiris.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Nurazizah
Abstrak :
Osteoartritis (OA) merupakan sekumpulan nyeri kronik, yang terjadi karena kegagalan kartilago artikular dan diinduksi oleh faktor genetik, metabolik, biokimia dan biomedik. Pilihan terapi untuk OA masih terbatas, sehingga penelitian mengenai hal terebut terus dikembangkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% daun babandotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap kartilago artikular pada tikus model yang diinduksi natrium iodoasetat. Parameter yang digunakan adalah volume edema, tebal dan area kartilago serta jumlah proteoglikan. Tiga puluh ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok tersebut diinduksi 0,05 ml natrium iodoasetat (20mg/ml) padahari ke-1, kecuali kontrol normal yang diinduksi larutan salin. Bahan uji diberikan secara oral pada hari ke 29 sampai 49 pada kontrol positif (glukosamin dan kondroitin) dan tiga kelompok dosis bahan uji yaitu 40mg/200g bb, 80mg/200g bb, dan 160mg/200g bb. Volume edema diukur pada hari ke-0, 8, 15, 22, 29, 43,dan 50. Histopatologi kartilago dengan pewarnaan H&E dan Safranin O-fast green pada hari ke-50. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dosis 2 dan Dosis 3 memiliki efek menurunkan volume edema, meningkatkan nilai tebal dan area kartilago artikular serta jumlah proteoglikan. Dosis 3 (160mg/200g bb) merupakan dosis terbaik. Hasil ini menunjukan bahwa daun babandotan dapat diteliti lebih lanjut sebagai pengobatan osteoartritis.
Osteoarthritis (OA) is a group of chronic painful, result from articular cartilage failure induced by genetic factor, metabolic, biochemical and biomedical factor. The choice for OA theraphy are limited, so the research about this have to be developed. The aim of this research is to analyze the anti-inflammatory effect and the effect of 70% ethanolic extract of the leaves of Ageratum conyzoides on articular cartilage in rat model induced by natrium iodoacetate. The parameters evaluated were the edema volume, articular cartilage area and thickness, and proteoglican content. Thirty male white Sprague Dawley rats were divided into 6 different groups. These groups were induced with 0.05ml natrium iodoacetate (20mg/ml) on day 1, except normal control induced by saline. Test materials were administered orally once daily on days 29 until 49 to positive group (glucosamine and chondroitin) and 3 doses groups 40mg/200g bw, 80mg/200g bw,dan 160mg/200g bw. Edema volume measurements of rat knee were performed on days 0, 8, 15, 22, 29, 43,and 50. Cartilage histopathology with H&E and Safranin O-fast green staining on days-50. The results showed that dose 2 and dose 3 ethanolic extract of the leaves of Ageratum conyzoides can decrease the edema volume, increase articular cartilage thickness, area, and proteoglycan level. Dose 3 (160mg/200g bw) is the best result. These result indicate that babandotan leaves can be further investigated as a treatment for osteoarthritis.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library