Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suwarno Wiryosimin
Bandung: ITB Press, 1995
539.2 SUW m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2024
616.994 PED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fatin Zulkhair Yusuf
Abstrak :
Beton menjadi salah satu material yang biasa digunakan sebagai dinding penghalang radiasi, khususnya pada radiasi yang berasal dari hamburan pasien dan kebocoran kepala linac. Semakin tebal beton yang digunakan maka semakin baik pula kemampuan dinding untuk menghalangi radiasi. Tetapi dinding beton yang terlalu tebal juga memiliki kekurangan, yaitu menghabiskan material yang lebih banyak dan luas daerah yang lebih besar. Sehingga perhitungan dilakukan untuk menentukan ketebalan dinding yang optimal dalam mendesain ruangan radioterapi. Selanjutnya kemampuan dinding dalam menghalangi radiasi di uji dengan menggunakan simulasi Monte Carlo. penelitian ini menggunakan simulasi Monte Carlo N-Particle eXtended (MCNPX) untuk menghitung dosis dari desain ruangan instalasi radioterapi dengan sumber linac 15 Mv. Ketebalan dinding ruangan radioterapi harus dapat menghalangi radiasi sekunder sampai pada nilai batas laju dosis 0,2 mSv per minggu untuk pekerja radiasi (pada area terkontrol) dan 0,001 mSv per minggu untuk masyarakat umum (pada area tidak terkontrol). perhitungan ketebalan dinding sekunder didasarkan pada persamaan Safety report series 47 dengan menggunakan parameter umum pada radioterapi. Pada penelitian ini dinding sekunder didesain dengan ketebalan 0,882 m pada area terkontrol dan 1,36 m pada area tidak terkontrol. Desain sampel digunakan untuk membandingkan tingkat efisiensi dan efektivitas dari desain ruangan yaitu dinding sekunder dengan ketebalan 1,8 m pada area terkontrol dan 2,8 m pada area tidak terkontrol. Hasilnya ketebalan dinding pada area terkontrol dapat menghalangi radiasi hingga di bawah standar, sedangkan area tidak terkontrol perhitungan masih perlu diperhatikan. ......Concrete is one of the materials commonly used as radiation barrier walls, especially in radiation from patient scattering and head leakage. The thicker the concrete used, the better the ability of the walls to block radiation. But if concrete walls that are too thick also have drawbacks, namely spend more materials and have a larger area. So the calculation is carried out to determine the optimal wall thickness in designing the radiotherapy room. Furthermore, the ability of the wall to block radiation is tested using a Monte Carlo simulation. This study uses a Monte Carlo N-Particle eXtended (MCNPX) simulation to calculate the dose from the design of the radiotherapy installation room with a 15 MV linac source. The wall thickness of the radiotherapy room must be able to block secondary radiation up to a dose rate limit of 0.2 mSv per week for radiation workers (in controlled area) and 0.001 mSv per week for the general public (in uncontrolled area). secondary wall thickness calculation is based on the equation on Safety report series 47 using general parameters in radiotherapy. In this study, the secondary wall was designed with a thickness of 0.882 m in controlled area and 1.36 m in uncontrolled area. The sample design is used to compare the efficiency and effectiveness of the room design, namely the secondary wall with a thickness of 1.8 m in the controlled area and 2.8 m in the uncontrolled area. As a result, the walls in the controlled area can withstand radiation below standard, while the uncontrolled area still needs attention.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The thickness calculation of lead oxside natural rubber composite for X - ray radiationprotection has been done for 100 Kev energy x-ray. The calculation is to obtain the thickness of radiation protection that was safe for environment or worker who works in radiation field....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Hastuti
Abstrak :
International Atomic Energy Agency (IAEA) mengeluarkan rekomendasi kepada badan pengawas untuk menunjuk Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang berkompeten di radiologi diagnostik dan intervensional (RDI). Penelitian bertujuan mengetahui kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) PPR, faktor yang berpengaruh, indikator pengetahuan, keterampilan dan sikap yang signifikan serta hubungan antar variabel pengetahuan, keterampilan dan sikap. Rancangan penelitian rancangan cross sectional bersifat deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan 41,6 % PPR memiliki tingkat kompetensi rata rata 69,0 dengan kategori sedang. Faktor mempengaruhi pengetahuan adalah latar belakang pendidikan, pekerjaan selain sebagai PPR di RS, perlengkapan keselamatan radiasi, paparan informasi, frekuensi rekualifikasi, pelatihan serta komitmen pemegang izin. Faktor mempengaruhi keterampilan adalah peminatan studi/jurusan, pekerjaan selain sebagai PPR di RS, perlengkapan keselamatan radiasi, sumber informasi, frekuensi rekualifikasi, pelatihan serta komitmen pemegang izin. Faktor yang mempengaruhi sikap adalah tingkat pendidikan, peminatan studi/jurusan, umur, seberapa sering bekerja dengan radiasi, perlengkapan dan komitmen pemegang izin. Hasil uji multivariat diperoleh indikator pengetahuan yang signifikan adalah pengetahuan tentang konsep verifikasi kesesuaian dan kepatuhan persyaratan dan standar proteksi dan keselamatan radiasi. Indikator keterampilan yang signifikan adalah keterampilan menyusun dokumen program proteksi dan keselamatan radiasi dan Indikator sikap signifikan adalah pro aktif mendorong dokter radiologi untuk menetapkan kriteria pemeriksaan yang boleh, yang dilarang dan yang perlu konsultasi dokter. Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap keterampilan, pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap sikap dan keterampilan berpengaruh signifikan terhadap sikap. Hasil penelitian menyarankan adanya perbaikan pada unit kompetensi, persyaratan sertifikasi, mekanisme penyegaran, pembuatan SKKNI PPR dan pelatihan berkelanjutan bagi PPR di fasilitas RDI. ......The International Atomic Energy Agency (IAEA) urges regulatory organizations to hire a radiation protection officer (PPR) who is proficient in both diagnostic and interventional radiology (RDI). This research aimed to determine the competency (knowledge, skills and attitudes) of PPR, influencing factors, significant indicators of knowledge, skills and attitudes and the relationship between knowledge, skills and attitudes variables. The research employed descriptive quantitative method with a cross sectional design. The findings revealed that average competency score is 69,0 had moderate levels. Knowledge is influenced by educational background, occupation other than PPR in hospitals, radiation safety equipment, exposure to information, frequency of requalification, training and commitment of permit holders. Meanwhile, skills are influenced by study/departmental specialization, work other than PPR in hospitals, radiation safety equipment, sources of information, frequency of requalification, training and commitment of permit holders. In addition, attitudes influenced by education level, study/department interest, age, how often to work with radiation, equipment and permit holder commitment. The multivariate test results revealed that comprehending the idea of validating conformity and compliance with radiation protection and safety criteria and standards was a significant indicator of knowledge. A significant skill indication is the skill to compile radiation protection and safety program documentation. Significant attitude indication is actively encouraging radiology doctors to establish standards for examinations that are allowed, prohibited, and require medical consultation. Knowledge has a significant effect on skills, skills have a significant effect on attitudes, and attitudes have a significant effect on knowledge. The research suggest improvements to competency units, certification requirements, refresher mechanisms, making SKKNI PPR and ongoing training for PPR at RDI facilities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library