Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Fajri Chikmawati
"Perdagangan internasional yang mengarah pada pola perdagangan bebas (free trade) semakin tidak terelakan lagi, tidak terkecuali perdagangan komoditas pertanian. Negara¬negara berkembang, termasuk Indonesia, sangat berkepentingan terhadap hasil perdagangan komoditas pertanian yang merupakan produk andalan di pasar internsional. Namun ternyata perdagangan internasional berlangsung secara tidak adil. Banyak negara, khususnya negara-negara maju, melanggar prinsip-prinsip perdagangan bebas khususnya kesepakatan dalam Agreement on Agriculture- WTO semata-mata untuk melindungi petani dan industri dalam negerinya.
Praktek¬praktek pemberian subsidi domestik, subsidi ekspor, dan pembatasan akses pasar oleh negara-negara maju mengakibatkan komoditas pertanian dari negara berkembang sulit bersaing. Untuk menghindari dampak negatif dari perdagangan yang tidak fair tersebut maka diperlukan serangkaian kebijakan yang bersifat protektif. Gula, merupakan komoditas strategis yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Seiring dengan kebutuhan gula yang terus meningkat dan tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri, maka impor gula menjadi sangat penting. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar maka Indonesia merupakan pasar potensial bagi produsen gula dari luar negeri dan pada titik tertentu ketergantungan pada impor sangat mengancam kemandirian pangan dan merugikan industri dalam negeri.
Permasalahan yang mendasar adalah bagaimana sebenarnya prinsip-prinsip perdagangan internasional yang harus ditegakkan, bagaimana tata niaga impor gula saat ini dan mekanisme proteksi dalam tata niaga impor gula yang dapat memberikan perlindungan bagi industri gula. Tata niaga impor gula merupakan kebijakan yang cukup berani dan kontroversial di bidang pergulaan nasional yang merupakan wujud keberpihakan pemerintah terhadap petani dan industri gula dengan serangkaian mekanisme proteksi yang ada di dalamnya.
Proteksi dalam bentuk tarif dan non-tarif telah memberikan kepastian tentang harga dasar, tingkat produksi dan kecukupan stok gula di pasar. Mengingat potensi yang dimiliki untuk dapat berswasembada gula maka untuk jangka panjang, Indonesia tetap memerlukan kebijakan pergulaan yang bersifat komprehensif, integratif, dan imperatif yang dituangkan dalam suatu peraturan perundang-undangan. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka memperkuat posisi tawar Indonesia dipercaturan perdagangan komoditas gula di pasar internasional."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T19177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirmala Fajar Pertiwi
"Pendahuluan: Remaja yang tidak mampu menghadapi stres akan menimbulkan ketidakstabilan emosi dan cenderung melakukan berbagai perilaku berbahaya hingga bunuh diri. Bunuh diri memiliki faktor protektif berupa harga diri yang tinggi karena dapat memberikan kualitas psikologis yang positif. Faktor protektif lain untuk ide bunuh diri adalah pola asuh yang seimbang antara dimensi penerimaan dan kontrol atau yang disebut dengan pola asuh otoritatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan pola asuh dengan ide bunuh diri pada remaja SMA.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif korelatif dan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 322 remaja SMA sebagai responden yang dipilih dengan teknik proporsional random sampling.
Hasil: Terdapat hubungan yang kuat dan negatif antara harga diri dan ide bunuh diri dengan koefisien korelasi -0.876 yang berarti semakin rendah harga diri remaja maka semakin tinggi pula keinginan untuk bunuh diri. Terdapat hubungan dengan kekuatan sedang dan arah negatif antara pola asuh dan ide bunuh diri dengan koefisien korelasi -0,365, artinya jika pola asuh berwibawa maka gagasan bunuh diri akan lebih rendah, begitu pula sebaliknya jika pola asuh mengarah pada otoritarianisme, gagasan bunuh diri akan lebih tinggi.
Rekomendasi: Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan intervensi keperawatan mental dalam mengidentifikasi ide bunuh diri pada remaja, serta meningkatkan wawasan remaja dan guru mengenai faktor pelindung ide bunuh diri.

Introduction: Teens who are unable to deal with stress will cause emotional instability and tend to engage in various dangerous behaviors to suicide. Suicide has a protective factor in the form of high self-esteem because it can provide positive psychological qualities. Another protective factor for suicidal ideation is a balanced parenting between the dimensions of acceptance and control or what is called authoritative parenting. This study aims to determine the relationship between self-esteem and parenting with suicidal ideation in high school adolescents.
Methods: This study design used a descriptive correlative and cross-sectional approach. This study involved 322 high school adolescents as respondents who were selected by proportional random sampling technique.
Results: There is a strong and negative relationship between self-esteem and suicidal ideation with a correlation coefficient of -0.876, which means that the lower the self-esteem of adolescents, the higher the desire to commit suicide. There is a relationship with moderate strength and a negative direction between parenting and suicidal ideation with a correlation coefficient of -0.365, meaning that if the pattern of parenting is authoritative, the idea of ​​suicide will be lower, and vice versa if parenting leads to authoritarianism, the idea of ​​suicide will be higher.
Recommendation: This study is expected to improve mental nursing interventions in identifying suicidal ideation in adolescents, as well as increase adolescent and teacher insights regarding protective factors of suicidal ideation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library