Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nencylia Mahmintari
"Line balancing adalah suatu metode penugasan sejumlah elemen kerja ke dalam stasiun kerja pada satu lintasan produksi sehingga tiap stasiun kerja dapat menyelesaikan tugasnya pada waktu yang sama (Prabowo, 2009). Desain line balancing yang tepat akan meminimalisir permasalahan bottleneck pada proses pengemasan. Bottleneck adalah adanya penumpukan produk pada work station tertentu sehingga dapat menghambat proses produksi (Napitulu, Sembiring & Hidayah, 2016). Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membuat desain line balancing agar mendapatkan desain yang efektif dan efisien setelah dilakukan peningkatan kecepatan mesin Meguro SP 220-HSD dengan menentukan jumlah pekerja yang dibutuhkan pada tiap elemen kerja sehingga didapatkan keseimbangan pada jalur pengemasan 3 produk Vitacimin yang dilakukan selama Praktik Kerja Profesi Apoteker periode September - November 2020 di PT Takeda Indonesia. Metode pelaksanaan dilakukan dengan observasi data, merancang desain dan mengevaluasi desain yang telah dibuat. Evaluasi desain line balancing dilakukan pada kecepatan 150, 160 dan 170 rpm dengan melihat keseimbangan lini proses pengemasan dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi line balancing. Dari hasil evaluasi pada kecepatan 150 rpm, lini pengemasan Produk Vitacimin memiliki keseimbangan sedangkan pada kecepatan 160 dan 170 rpm, desain balancing yang dibuat masih memiliki permasalahan yaitu bottleneck pada beberapa work station. Bottleneck terjadi karena kecepatan rata-rata petugas pengemas (skill matrix) belum merata dan bahan conveyor belt yang digunakan pada lini proses memiliki sifat menempel pada kemasan primer produk.

Line balancing is a method of assigning a number of work elements into a workstation on one production track so that each workstation can complete its task at the same time (Prabowo, 2009). The right line balancing design minimizes bottleneck problems in the packaging process. Bottleneck is the accumulation of products at certain work stations so as to impede the production process (Napitulu, Sembiring & Hidayah, 2016). The purpose of this writing is to create a line balancing design in order to obtain an effective and efficient design after an increase in the speed of Meguro SP 220-HSD machines by determining the number of workers needed on each element of work so that a balance is obtained on the packaging line of 3 Vitacimin products conducted during the Pharmacist Profession Working Practice period September - November 2020 at PT Takeda Indonesia. The implementation method is done by data observation, designing and evaluating the design that has been created. Evaluation of line balancing design is conducted at speeds of 150, 160 and 170 rpm by looking at the balance of the packaging process line and analyzing the factors that affect line balancing. From the evaluation results at a speed of 150 rpm, Vitacimin product packaging line has a balance while at the speed of 160 and 170 rpm, the balancing design made still has problems namely bottlenecks at some work stations. Bottleneck occurs because the average speed of the packing officer (skill matrix) has not been evenly distributed and the conveyor belt material used on the process line has the properties of sticking to the primary packaging of the product."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farahia Khairina Widyaningrum
"Praktik Kerja Profesi Apoteker di PT Darya-Varia Laboratoria Tbk Plant
Citeureup untuk memperoleh wawasan dan gambaran langsung mengenai
penerapan aspek – aspek Cara Pembuatan Obat yang Benar di dalam Industri
Farmasi. Praktik kerja juga membuat seorang calon apoteker dapat
mendalami peran dan tugas apoteker di dalam industri farmasi, tidak hanya
sebagai personil kunci namun posisi –posisi yang mendukung di dalamnya.
Tugas khusus dari kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker adalah
menambah pengetahuan mahasiswa mengenai validasi proses pengemasan
primer sediaan solid; memahami pelaksanaan validasi proses di PT Darya-
Varia Laboratoria ; dan menambah pengetahuan tentang parameter kritis dan
atribut kualitas yang terkait dengan proses pengemasan primer sediaan solid.

Pharmacist Internship Program at PT Darya-Varia Laboratoria Tbk Citeureup
Plant objective is for the pharmacist to gain the knowledge and experience
about the practice of Good Manufacturing Practices in Pharmaceutical
Industry. This Internship Program allowed student to conceive pharmacist
role in the pharmaceutical industry not only as a key personnel but also as other role that support the Industry. The objective of the specialized
assignments are to conceive validation process of primary packaging of solid dosage form; to conceive the implementation of validation process in PT Darya-Varia Laboratoria; and to add knowledge about critical parameters and quality atributes related into the primary packaging validation process of solid dosage form.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mona Ariesta
"Kualitas produk merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan untuk mencapai kepuasan konsumen. Variasi dalam kualitas produk dapat menimbulkan berbagai kerugian tertentu baik untuk perusahaan yang memproduksi maupun konsumen yang menggunakan produk. Besarnya variasi berat isi kemasan gula pasir dan creamer dapat meningkatkan biaya produksi dan menimbulkan keluhan konsumen. Untuk mengurangi variasi tersebut, perlu dilakukan ekperimen menggunakan metode Taguchi.
Dari eksperimen yang dilakukan, didapatkan faktor-faktor kontrol yang berpengaruh terhadap berat isi gula pasir dan creamer serta kombinasi level yang optimal untuk masing-masing faktor. Dengan menggunakan kombinasi optimal tersebut, proses pengemasan gula pasir dan creamer menjadi tidak sensitif terhadap berbagai faktor penyebab variasi sehingga variasi kualitasnya dapat dikurangi.

Product quality is the important thing that must be considered to achieve customer satisfaction. Variation in product quality can cause a variety of certain losses both for the company that produces and consumers who use the products. The amount of content weight variation of sugar and creamer can increase production costs or costumer complaints. To reduce these variations, we need to do the experiment using the Taguchi method.
From the experiments which are conducted, we can find control factors that influence the content weight of sugar and creamer and optimal combination of levels for each factor. By using this optimal combination, the packaging process of sugar and creamer become insensitive to the various factors causing variation so that quality variations can be reduced.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51815
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alvian Nathanael
"Proses pengemasan primer dan sekunder sediaan padat oral non-beta laktam pada Departemen Produksi Sediaan Oral Non-Beta Laktam Line A PT Dankos Farma kerap menyisakan bahan kemas primer dan sekunder akibat penyiapan yang berlebihan, baik bahan kemas yang akan dikembalikan, maupun bahan kemas yang akan langsung dimusnahkan. Dengan demikian, tugas khusus ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis pola dan jumlah kelebihan bahan kemas yang dipersiapkan pada proses pengemasan sediaan padat oral golongan non beta laktam pada Departemen Produksi Sediaan Oral Non-Beta Laktam Line A PT Dankos Farma, sehingga dapat dicari upaya pengurangan kelebihan dari persiapan bahan kemas tersebut. Pada tugas khusus ini, dilakukan observasi langsung mengenai proses yang terjadi secara aktual untuk memperoleh data-data penting maupun informasi kunci mengenai proses pengemasan. Observasi tidak langsung juga dilakukan dengan mengolah data yang tertuang pada logbook pengemasan primer dan sekunder, yaitu identitas produk yang dikemas, identitas bahan kemas, kuantitas bahan kemas yang dipersiapkan sesuai dengan Prosedur Pengolahan Induk, kuantitas bahan kemas yang terpakai secara aktual, dan sisa bahan kemas yang tidak terpakai. Produk yang mengalami kelebihan persiapan materi pengemasan baik primer maupun sekunder diidentifikasi kemudian dilakukan analisis faktor penyebab menggunakan root cause analysis. Dari kajian yang dilakukan selama 30 hari terhadap pengemasan primer, sekunder, dan tersier dari masing-masing 15 sediaan oral golongan non beta laktam PT Dankos Farma, direkomendasikan untuk dapat dilakukan pengurangan material kemasan primer untuk 4 produk dengan sisa bahan kemas primer berlebih. Selain itu, direkomendasikan untuk dapat dilakukan pengurangan material kemasan sekunder untuk 9 produk dengan sisa material kemasan sekunder berlebih.

The Production Department of Non Beta Lactam Oral Preparations Line A at PT Dankos Farma faces challenges in its primary and secondary packaging processes for non-beta-lactam solid oral preparations, resulting in excess materials. This study aims to analyze the patterns and quantities of surplus packaging materials and identify measures for reduction. Observations, both direct and indirect, were conducted over 30 days on the actual packaging processes and related logbook data. The analysis focused on product and packaging material identities, quantities prepared according to procedures, actual usage, and leftover materials. Root cause analysis was applied to products showing excess preparation of primary and secondary packaging materials. The findings recommend a reduction in primary packaging material for four products and a reduction in secondary packaging material for nine products. Excess preparation is attributed to factors identified through root cause analysis. This study provides insights for PT Dankos Farma to optimize its packaging processes, reduce waste, and enhance efficiency in handling packaging materials for non-beta-lactam oral preparations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library