Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Anitasari Angwarmase
Abstrak :
ABSTRAK
Patah dasar tulang tengkorak terjadi sekitar 3,5 ndash; 24 dari cedera kepala. Patah tulang dasar tengkorak menyebabkan robekan duramater sehingga berisiko terjadinya meningitis sekitar 9,2 . Pelayanan pasien patah tulang dasar tengkorak pada perawatan Neurologi RSCM menyarankan pemberian antibiotik profilaksis dalam upaya pencegahan meningitis bakterialis, dimana menggunakan ceftriaxon. Hal ini masih kontroversial. Penggunaan antibiotik tanpa indikasi yang tepat akan mengakibatkan resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat pemberian antibiotik profilaksis selama 7 hari pada pasien patah tulang dasar tengkorak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan disain Randomized Clinical Trial, untuk mengetahui perbandingan profil cairan otak pada penderita patah tulang dasar tengkorak dengan atau tanpa pemberian antibiotik profilaksis. Analisis data menggunakan SPSS for Windows versi 20.0. Diperoleh 14 sampel, 7 pasien perlakuan yakni diberikan Ceftriaxon, sisanya kontrol. Sebanyak 57,1 pasien perlakuan, memiliki profil cairan otak yang normal, 42.9 lainnya memiliki profil cairan otak abnormal, bukan meningitis. Pada kelompok kontrol, 57,1 pasien memiliki profil cairan otak yang normal, 42.9 memiliki memiliki profil cairan otak abnormal, bukan meningitis. Dengan uji Chi ndash; Square diperoleh perbedaan yang tidak signifikan p=1,000 . Sebagai kesimpulan, terdapat kesamaan profil cairan otak pada pasien patah tulang dasar tengkorak dengan atau tanpa pemberian antibiotik profilaksis.
ABSTRACT
Skull base fracture is commonly happened in head injury, with 3,5 ndash 4,0 prevalence.The skull base fracture frequently caused meninges tear and risk of meningeal infection. Ceftriaxone is antibiotic of choice in prevention of meningeal infection. Department of Neurology, Cipto Mangunkusumo Hospital had accepted prophylactic Ceftriaxone in skull base fracture. Its use is still a controversy though. Antibiotic rsquo s use without proper indication may cause resistancy. The aim of this study is to find out the benefit of 7 days rsquo prophylactic antibiotic in skull base fracture. It is an experimental study with Randomized Clinical Trial design, to observe the difference of cerebrospinal fluid analysis between two groups, with or without prophylactic antibiotic use. Data analysis using SPSS for Windows Version 20.0. Fourteen patients was included in this study. Seven patients were in antibiotic group, the rest in control group. In antibiotic group, 57,1 of patients had normal cerebrospinal fluid analysis, while 42,9 had abnormal results, but not meningitis. In control group, 57,1 of patients had normal results, while 42,9 had abnormal results, but not meningitis. Chi ndash Square test found no significance difference between two groups p 1,000 . We found similarity of cerebrospinal fluid analysis in skull base fracture patients from both group.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Najwa Rokhmah
Abstrak :
Kejadian infeksi luka operasi menjadi salah satu jenis infeksi nosokomial yang sering banyak terjadi di beberapa negara. Belum maksimalnya penggunaan antibiotik profilaksis ditandai dengan penggunaannya yang tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan secara nasional maupun internasional mengakibatkan meningkatnya resiko kejadian infeksi luka operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai dan mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan antibiotik profilaksis bedah terhadap kejadian infeksi luka operasi yang dievaluasi selama 23 hari di RS Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel secara total sampling dan retrospektif dengan menggunakan data sekunder (rekam medis). Sampel penelitian sebanyak 577 rekam medis pasien sejak Januari 2013-Desember 2013. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat 6 kejadian infeksi luka operasi (1,04%) dengan penggunaan antibiotik profilaksis tidak sesuai dengan Kepmenkes no 2046 tahun 2011. Tidak terdapat hubungan antara jenis dan waktu penggunaan antibiotik terhadap kejadian infeksi luka operasi serta tidak terdapat hubungan antara faktor resiko dengan kejadian infeksi luka operasi. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kejadian infeksi luka operasi di RS Dr H Marzoeki Mahdi cukup rendah dibandingkan penelitian lain yang pernah dilakukan dan tidak terdapat pengaruh signifikan antibiotik profilaksis serta faktor resiko terhadap kejadian infeksi luka operasi. ......Surgical site infection is one of nosocomial infection that frequently happened in some countries. Unappropriate used of prophylactic antibiotic signed by the used of antibiotic not accordance with local or international guidelines and it caused surgical site infection increase. This study aim to assesed and evaluated factors that affect antibiotic prophylactic use to surgical site infection in Marzoeki Mahdi Hospital Bogor. The design of this study cross sectional with total sampling, and data collected retrospectively. Sample of this study are 577 patient from January 2013- December 2013. The result showed surgical site infection occur in 6 patients (1,04%), the used od prophylactic antibiotic is not appropriate Kepmenkes No 2046. There is no relationship between types and duration of prophylactic antibiotic to surgical site infection cases and also there is no relation between risk factors and surgical site infection cases. In this study we can conclude incidence of surgical site infection in Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital was low and there is no significant relation between prophylactic antibiotic used and risk factors with surgical site infection cases.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T42543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library