Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Damiana Iki
"ABSTRAK
Tugas akhir ini membahas mengenai order group simetri dari suatu bangun yang beraturan pada bangun berdimensi dua dan tiga, untuk bangun yang berdimensi tiga hanya akan dibahas order group rotasi proper dari tetrahedron dan octahedron. Selain itu dibahas pula mengenai representasi tak terreduksi dan karakter dari pada elemen group berhingga S3 dan S4 serta matriks unitary digunakan sebagai representasi tak terreduksinya, sedangkan untuk menentukan dimensi representasi tak terreduksi setiap elemen group berhingga S3 dan S4 digunakan diagram Young standar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Primadesti
"Karya Akhir ini membahas pembaruan kebijakan subsidi bahan bakar fosil dan program Pengendalian Evaluasi dan Penilaian Polusi PROPER yang diterapkan di Indonesia terutama dalam memerangi emisi gas rumah kaca Pada Karya Akhir ini dijabarkan penjelasan dan perbandingan kedua kebijakan tersebut secara mendetil Hasil perbandingan menyarankan bahwa efektivitas pembaruan subsidi bahan bakar fosil dalam mengurangi emisi gas rumah kaca masih perlu diperbaiki sedangkan kebijakan PROPER sudah efektif namun seyogyanya ditingkatkan lagi.

The focus of this study is to assess and compare the Fossil Fuel Subsidy Reform and PROPER Program implemented in Indonesia especially in relation to the combat against GHG emissions This study depicts thorough explanations of and comparisons between the two policies in detail The result of the study suggests that the effectiveness of the Fossil Fuel Subsidy Reform in reducing the GHG emissions is still in immense need of improvement meanwhile the PROPER program has been efficient yet some improvements are believed to still be necessary."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiyono Yanuar Yusbawanto
"Seiring dengan pesatnya pertumbubaa industri, kualitas hidup cenderung menurun akibat pencemaran dari Iimbah yang dihasilkan. Pada umumnya proses produksi. pada kegiatan industri akan menghasilkan limbah padat, cair dan gas. Pembuangan limbah ini akan mengakibatkan kualitas lingkungan menjadi terganggu sehingga limbah yang keluar dari industri harus diolah dan dikendalikan agar tidak terjadi mencemari lingkungan dan penurunan kualitas lingkungan.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup perlu melakukan pengawasan terhadap industri dalam mengendaiikan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatannya. Upaya tersebut dituangkan dalam bentuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER). PROPER merupakan salah satu bentuk pengawasan sekaligus juga sebagai upaya transparansi dan. pelibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kinerja perusahaan dalam pengelofaan lingkungan hidup disampaikan secara terbuka dan Informatif kepada seluruh masyarakat, dengan harapan agar masyarakat dapat mengapresiasikan pendapatnya mengenai kinerja dari masing-masing perusahaan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1.) Mengetahui kondisi pengelolaan lingkungan yang menunjang peringkat PROPER, 2) Mengetahui kondisi proses produksi dan beban IPAL, 3) Mengevaluasi kinerja IPAL untuk mencapai peringkat PROPER HIJAU.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan. deskriptif analisis, dengan jenis data kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui data yang berkenaan dengan aspek lingkungan meliputi kualitas udara, kualitas air, kebisingan, dan lain sebagainya yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan perusahaan yang bersangkutan. Selain itu juga dilakukan observasi untuk mengamati pengelolaan lingkungan di perusahaan dalam penanganan limbah industri, baik padat, cair maupun gas yang dihasilkan perusahaan serta usaha dan upaya yang dilakukan perusahaan dalam rangka minimisasi limbah.
Hasil penelitian ini adalah (1). Kondisi pengelolaan lingkungan industri gula didukung oleh faktor-faktor antara lain: a.Struktur organisasi pengelolaan lingkungan, dimana dalam dokumen Amdal keduanya telah mempunyai struktur organisasi tersebut; b.Sumberdaya manusia, PT.Gunung Madu Plantation telah mempunyai 26 orang untuk mendukung sumberdaya manusia yang memadai namun jumlah sumberdaya manusia PT.Gula Putih Mataram 16 orang belum menunjang pencapaian target perbaikan kinerja pengelolaan lingkungan; c.Pembiayaan, keduanya telah mengalokasikan biaya anggaran rutin 2% dari biaya produksi dan 0,5% dari penghasilan kotor perusahaan; d.Komitmen Continual Improvement untuk selalu memperbaiki kinerja pengelolaan air limbah dilihat dari manajemen ke-2 perusahaan dengan dukungan ke-3 hal tersebut di atas.(2) Kondisi proses produksi dan beban IPAL dipengaruhi: a.Kualitas inlet, yang terdiri dari (1) Pemilihan bahan baku: varietas tebu pada keduanya adalah GM-25 dan RGM-97-8752, yang mempunyai kelebihan produktivitas tinggi, tahan hama/penyakit.(ii) Teknologi proses produksi yang tepat, dimana teknologi proses keduanya sudah tepat dan ramah lingkungan serta sampai saat ini belum ada teknologi lain di pasar yang lebih ramah lingkungan dari pada yang diterapkan pada keduanya.(iii) Produksi bersih, dimana keduanya memanfaatkan air kondensat sebagai air imbibisi dan didaur ulang (recycle), PT.Gunung Madu Plantation mendaur ulang untuk proses: 2.500 m3/hari dan PT.Gula Putih Mataram: 45.000 m3/bulan.(iv) In house keeping yang telah dilakukan keeduanya sudah cukup baik, ada perawatan berkala setiap hari untuk menjaganya.(3) Kinerja IPAL: a.Teknologi yang digunakan keduanya: sistem konvensional biologis (lagun). Kapasitas IPAL: PT.Gunung Madu Plantations 245.092 m3 sedangkan PT.Gula Putih Mataram: 170.000 m3 b. Hasil pencapaian kinerja pengelolaan lingkungan, (PROPER 2004-2005): BIRU,maka direkomendasikan oleh KU-I untuk melakukan perbaikan: (1) penurunan kadar dan beban pencemar ≤50% BMAL , (ii) mengukur debit dan pH air limbah, (iii) reuse air limbah untuk kegiatan produksi (air limbah penangkap debu cerobong, air kondensat). (4) Alternatif teknologi IPAL untuk meningkatkan efektivitas kinerja IPAL: sistem -lumpur aktif. (5) Berdasarkan altematif teknologi IPAL (lumpur aktif) yang tidak didukung kemampuan manajemen dan kapasitas ke-2 perusahaan maka sulit diterapkan, sehingga perlu ada usulan perubahan kriteria PROPER HIJAU dengan tidak menggunakan nilai persentase (50%).
Kesimpulan dalam.penelitian ini adalah (1) Kondisi pengelolaan -lingkungan industri gula tidak menunjang peringkat. PROPER HIJAU karena tidak didukung dengan kebijakan perusahaan terutama masalah biaya dan sarana pengelolaan air limbah (IPAL) yang sesuai dengan kriteria persyaratan ≤ 50% baku mutu; i2) Kondisi proses.produksl dan beban IPAL pabrik gula dipengaruhi oleh: a. Pemilihan bahan baku yang tepat, varietas unggul dan ramah lingkungan; b.Pemilihan teknologi proses produksi yang tepat; c.Penerapan Produksi Bersih; d.In house keeping yang baik; e.Teknologi IPAL dengan sistem lumpur aktif karena pencapaian tingkat penurunan BOD tinggi (90%); (3) Kondisi IPAL pabrik gula sudah dilaksanakan sesuai dengan teknologi pengolahan air limbah yang dimiliki oleh pabrik gula pada umumnya namun belum mencapai hasil optimal; (4) Kinerja IPAL pabrik gula berperingkat BIRU belum efektif,untuk mencapai peringkat .HIJAU karena berdasarkan hash analisis per kolam maka penurunan kadar OOD pada kolam aerasi tahun 2004 mengalami penurunan dengan hasil negatif.
Perusahaan sebaiknya memperhatikan kondisi IPAL terutama aerator yang harus disesuaikan dengan kapasitas air limbah yang diolah dan dapat menerapkan sistem lumpur aktif agar dapat dicapai hasil optimal. Selain itu bagi pembuat kebijakan hendaknya perlu memperhatikan pemeringkatan PROPER . terutarna dalam penetapan kriteria penilaian pada ke-3 aspek (pengendatian pencemaran air, udara dan limbah B3) untuk menuju HIJAU tidak harus ≤ 50%-baku mutu.

Amount of industry increase meanwhile the human quality are decreasing cause of waste. Usually product waste from production process are solid waste, liquid waste and gases. These waste have impact to environmental quality that the waste must be treated and controlled for not pollute and decreased.
The Ministry of Environment has program for monitoring industries of their activity impact. The program to be realized in Rating Operation Evaluation of Corporation in the Environmental Management (PROPER). PROPER is one of monitoring, transparancies and social control in environmental management as The Law of Number 23 Year 1997 about Environmental Management. The environmental management operation of corporation to be declare by fairness and informative for social community give their appreciation.
Aims for this research are: 1) Knowing the condition of environmental management support PROPER, 2) Knowing the sugar cane factory processing and wastewater treatment loading, 3) Evaluating-wastewater treatment operation reaching green rating PROPER.
The methodology of this research is descriptive analysis with' quality and quantity data. The primary data are collected from interview, and secondary data of corporate calculation from environmental aspect as air quality, noise, and etc. Besides, observation of environmental management waste of solid waste, Liquid waste and gasses include waste minimization.
Result of this research is: (1) The environmental management of sugarcane factory have supported of factors: a. Environmental management organization, mentioned by Amdal and they had it; b. Human resources, PT.Gunung Madu Plantations has 26 persons to support it but PT.Gu?a Putih Mataram has 16 persons are not support it; c. Financial, they had allocate continuous budget 2% of cost product and 0,5% of revenue; d. Continual Improvement seems their management of 3 support above. (2) The condition of process production and wastewater treatment loading influences by: a. Inlet quality, instead of (1) Primary materials alternative as cane variety in their product: GM-25 and RGM-97-8752, have high productivities and resistant; (ii) The exact of process production technology, their technology had applicable and good environmental. Now having no the other technology in market that them; (iii) Cleaner production, they had recycling their condensate as imbibition water and processing. PT.Gunung Madu Plantations had process recyding: 2.500 m3/days and PT.Gula Putih Mataram: 45.000 m3/months; (iv) Their condition of house keeping had good application, cause of maintenance every days; (3) Wastewater treatment operation: a. Their technology: conventional biologic (lagoon). Wastewater treatment capacities: PT.Gunung Madu Plantations: 245.092 m3 and PT.Gula Putih Mataram: 170.000 m3; b. Resulted environmental management operation (PROPER 2004-2005): BLUE, recommended by Ministry of Environment to repair: (1) decreasing quality and loading pollution. c50% of wastewater standard; (ii) measuring volume and pH wastewater (iii) wastewater reuse for process product (wastewater of dust collector, condensate). (4) Wastewater treatment technology alternative increasing wastewater treatment operation effectively as activated sludge. (5) Base of wastewater treatment technology alternative not supported by management capability and capacity, it makes difficult and needs propose change of Green Rating PROPER criteria without percentage (50%).
Conclusion in this research is (1) Environmental management of sugarcane industries are not support Green Rating PROPER cause of having no corporation policies especially finance and environmental tools (IPAL) matching of ≤50% standard; (2) Condition of process production and wastewater treatment loading influences: a. The exact of primary materials alternative, high variety and good environmental; b. The exact of process production technology; c. Cleaner production applicable; d. The good condition of house keeping; e. The wastewater treatment technology of activated sludge because had been decreasing BOD highly.(90%); (3) Wastewater treatment conditions of sugar cane factories usually have applicated as wastewater treatment in the other sugar cane but having no optimum; (4) Wastewater treatment of sugar cane in blue rating having no effective reaching green rating, base on analyzing of aeration pound in 2004 that decrease of COD had negative results.
Company better make wastewater treatment conditions especially aerator matching with wastewater treatment capacity and activated sludge application for optimum results. For the making policies, better attending rating of PROPER especially three aspect criteria (water pollution monitoring, air and hazardous waste) reaching green rating without ≤50% standard.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanum Sakina
"[ABSTRAK
PROPER adalah program unggulan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Pengumuman hasil penilaian PROPER mendapatkan kritik dari masyarakat yaitu tidak transparan, akuntabel dan profesional, padahal PROPER sebagai satu-satunya program command and control pemerintah yang menganut prinsip good environment governance. Oleh karena itu, perlu dimaksimalkan kelembagaan dan penerapan prinsip good governance pada PROPER sebagai bagian dari usaha pemerintah dalam pengawasan industri. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Penelitian ini menemukan bahwa pelaksanaan mekanisme proses penilaian PROPER saat ini berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku. PROPER masih belum menerapkan good governance dengan baik. Prinsip yang belum dimaksimalkan adalah transparansi dan partisipasi.

ABSTRACT
PROPER is one of the main programs of the Ministry of Environment to encourage company compliance in environmental management through information instruments. PROPER assessment announcement results drew criticism from the public that is not transparent, accountable and professional, whereas PROPER as the only command and control government program that adheres to the principles of good governance environment. Therefore, it should be maximized institutionally and implementable for good governance principles in the PROPER as part of government efforts in surveillance industry. The approach used in this study was a qualitative method of collecting data through in-depth interviews. This study found that implementation of the mechanism of PROPER assessment process is in progress well in accordance with the applicable regulations. However, this study found that the implementation of PROPER needs to be improved particulary in the area of transparancy and participation., PROPER is one of the main programs of the Ministry of Environment to encourage company compliance in environmental management through information instruments. PROPER assessment announcement results drew criticism from the public that is not transparent, accountable and professional, whereas PROPER as the only command and control government program that adheres to the principles of good governance environment. Therefore, it should be maximized institutionally and implementable for good governance principles in the PROPER as part of government efforts in surveillance industry. The approach used in this study was a qualitative method of collecting data through in-depth interviews. This study found that implementation of the mechanism of PROPER assessment process is in progress well in accordance with the applicable regulations. However, this study found that the implementation of PROPER needs to be improved particulary in the area of transparancy and participation.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Valeriana
"ABSTRAK
Laporan magang ini membahas praktik keberlanjutan sebagai bagian dari strategi perusahaan Siemens, dimana perusahaan menargetkan untuk menjadi perusahaan karbon netral pada tahun 2030 dengan pengurangan emisi sebesar 50 persen pada tahun 2020 baseline 2015 . Praktik keberlanjutan dikoordinasi dari Siemens AG ke seluruh bagian Siemens, termasuk PT Siemens Indonesia. Hal ini diselaraskan dengan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan PROPER oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Hasil analisa menunjukkan bahwa PT Siemens Indonesia dapat mencapai pengurangan emisi sebesar 50 persen pada tahun 2020 dan target PROPER Hijaunya.

ABSTRACT
This paper discusses sustainability practices as part of Siemens rsquo corporate strategy, where Siemens aims to be a carbon neutral company by 2030 and 50 percent of carbon emission reduction by 2020 2015 baseline . Sustainability programs are coordinated by Siemens AG to all parts of Siemens, including PT Siemens Indonesia. Execution of the sustainability initiative is in line with Indonesian Corporate Environmental Management Performance Assessment Program PROPER by the Indonesian Ministry of Environment and Forestry. The analyses shows that PT Siemens Indonesia will be able to achieve the 50 percent emission reduction target by 2020 and their Green Level PROPER target. "
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dominico Tri Sujatmoko
"Salah satu dampak kemajuan teknologi adalah munculnya ruang-ruang virtual yang menjadi medium interaksi bagi komunitas virtual. Mereka berada dalam situasi yang disebut "proper distance" sehingga mereka berani untuk mengemukakan pendapatnya di ruang tersebut. Internet sendiri bisa disebut sebagai ruang moral karena segala hal yang terjadi dalam ruang maya selalu melibatkan dimensi moral. Dengan mengambil kasus dalam forum diskusi Reddit, penelitian ini mengkaji bagaimana khalayak digital mengungkapkan pandangan mereka berdasarkan standar moralitas mereka dalam media digital.
Penelitian ini dibangun dengan paradigma konstruktivis, menggunakan pendekatan kualitatif, dan pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode netnografi. Riset ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi studi mengenai moralitas media dan budaya populer. Makalah ini berargumen bahwa moralitas adalah aspek yang tidak terelakkan dalam kehidupan manusia sehari-hari, termasuk kehidupan digital mereka.

One of the effects of technological advances is the emergence of virtual spaces that are a medium of interaction for virtual communities. They are in a situation called "proper distance" so they dare to express their opinions in that space. The internet itself can be called a moral space because everything that happens in cyberspace always involves a moral dimension. Taking the case in the Reddit discussion forum, this study examines how digital audiences express their views based on their morality standards in digital media.
This research was built with a constructivist paradigm, using a qualitative approach, and data collection was carried out using the netnographic method. This research is expected to be able to contribute to the study of media morality and popular culture. This paper argues that morality is an inevitable aspect of everyday human life, including their digital life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T55321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawaty Fauzia
"Ruang lingkup: Komputer telah diperkenalkan di tempat kerja sebagai alat komunikasi dan informasi sejak tahun 1960, dari tahun ketahun penggunaan komputer meningkat terus. Sejalan dengan itu timbul keluhan akibat pengaruh penggunaan komputer. Pengaruh yang langsung terhadap mata dikenal dengan kelelahan mata atau asthenopia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi kelelahan mata di RS "X" serta faktor-faktor penyebabnya dan prevalensi kelelahan mata setelah dilakukan intervensi.
Metode: Penelitian ini menggunakan uji klinik before and after dengan intervensi selama empat minggu pada sampel yang berjumlah 48 responden di RS "X". Intervensi pada penelitian ini adalah dengan pemberian eye break pada periode tertentu dan pemberian lampu baca dengan kuat penerangan 300 luks. Data penelitian didapat dari keluhan subyektif dan pengukuran amplitude akomodasi sebelum dan sesudah menggunakan komputer selama dua jam terus menerus.
Hasil penelitian: Didapatkan prevalensi kelelahan mata pada pekerja komputer sebesar 95.8%. Setelah dilakukan intervensi, prevalensi menjadi 31.25%. Sedangkan faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini adalah faktor penerangan yang kurang dad 300 luks pada meja baca dokumen, sedangkan faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lama bekerja dan faktor kesilauan tidak terbukti menjadi faktor risiko untuk terjadinya kelelahan mata. Perubahan yang terjadi setelah intervensi adalah bermakna (p = 0.000).
Kesimpulan: Hasil penelitian mendapatkan adanya perubahan yang berrnakna kelelahan mata yang terjadi sebelum dan sesudah intervensi.

Effect to Decrease Eye Fatigue on Workers Using Computers at "X" Hospital Scope: Computers at workplace as means of communication have been introduced since 1960. The use of computers has increased year by year. In accordance with this, complaints due to negative impact of using computers rise. Direct influence on eyes is eye fatigue or asthenopia. The goal of this study, is to find the prevalence of eye fatigue at "X" Hospital with its casual factors before and after intervention.
Methodology: This study used before and after trial test with intervention for four weeks on 48 respondents at "X" Hospital. The intervention in this study is by giving eye break at certain period and reading lamp with 300 lux illumination. The data were obtained from subjective complaints and measurements of accommodation amplitudes before and after using computers for two hours continuously.
Results: The prevalence of eye fatigue on computer workers is 95.38%. After intervention, the prevalence becomes 31.25%. The factor influencing this study is lighting factor on reading-document table, which is less than 300 lux. Age, sex, education background, kinds of occupation, length of work, and illumination factors are not significant risk factors to eye fatigue. The changes after intervention are significant (p=0.000).
Conclusion: This study found significant changes between eye fatigue before and after intervention."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlinggoman, Tampubolon
"ABSTRAK
Fisheries resources management aimed to improve community welfare especially fishermen and to conserve the fisheries resources and its environment, to keep the capture fisheries business system sustainability efficient and profitable. Beside marketing guarantee, optimalization between fisheries resources stock and fishing effort in each of fishing area. The improvement of capture fisheries must be held based on the existing condition, i.e.: marketing in determining the priority commodity, maximum sustainable yield and fisheries resources utilization level to determine limit of fisheries resources utilization chance, fishing technology and socio-economic condition to identify the fishermen's earns and absorption of labors related to capture fisheries sector. Based on the marketing aspect analysis, it is determined that the kinds of priority commodity in Southern of West Java Province are lobster, shrimp, tuna, skip jack tuna, and layar. Hence, the potency (MSY) and fisheries resources utilization level of the priority commodity still has very large chance to improve, except lobster has large enough chance. Based on the scoring approach, combined from many technical aspects, financial aspects and social aspect and linear goal programming analysis can be concluded that the proper fishing technology in southern waters of West Java Province are: (1) Purse seine 80 unit, (2) Denish same 127 unit, (3) Lines 144 unit, (4) Gillnet 80 unit, (5) Trammel net 376 unit."
2007
T 21674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Billy Sandi
"Skripsi ini membahas konsep pemberian nama diri pada budaya Jawa dan termasuk ke dalam penelitian semantik-kebudayaan. Ada sebuah hubungan antara nama diri, makna dari nama diri, dan ciri-ciri referensialnya. Dalam budaya Jawa, ada sebuah harapan yang ingin disampaikan oleh orang tua agar kelak anak tersebut bisa mencontoh makna nama dirinya. Pola pemberian nama diri ini ternyata juga berlaku pada pemberian nama diri pada tokoh dalam cerita fiktif, salah satu contoh adalah tokoh wayang yang terkenal yaitu Bima. Akan tetapi, ada sedikit perbedaan bahwa dalam nama diri tokoh cerita fiktif bukan harapan yang muncul dari makna nama diri tersebut tetapi konsistensi penggambaran di dalam cerita antara nama diri, makna nama diri, dan ciri referensialnya. Hasil dari penelitian ini membuktikan konsistensi orang Jawa dalam pemberian nama, tidak hanya dalam kehidupan nyata tetapi juga dalam cerita fiktif.

This thesis discusses the concept of self-naming Javanese culture belongs to a semantic-cultural research. There is a relationship between a proper name, a meaning of the proper name itself, and characteristics of its reference. In Javanese culture, parents sometimes expect that later their children can imitate or apply the meaning of the name itself in real life. This pattern also applies to naming fictional characters in the story, e.g. Bima, one of the most famous puppet fictional characters. But, there is a slight difference in the naming of the fictional characters. It is not about parents? hope that relates into their children?s names but the consistency of the depiction in the story between the proper name, the meaning of the proper name itself, and characteristics of its reference. The results of this study prove that the consistency of the Javanese parents in giving names does not apply only in a real life, but also in a world of literature for fictional characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S54
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pinka Almira Kusuma
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis hasil terjemahan nama diri khususnya nama tokoh dan
nama geografis yang diterapkan dalam novel terjemahan Winnetou I: Kepala Suku
Apache. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan hasil penerjemahan
dilihat dari aspek morfosemantis. Data dianalisis berdasarkan teori jenis
penerjemahan Larson, teori metode penerjemahan nama diri Krüger dan
Newmark, teori proses morfologis Djoko Kentjono dan Fleischer/Barz, serta jenis
makna Blanke. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif komparatif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode penerjemahan
yang paling banyak diterapkan adalah mempertahankan bentuk asli. Selain itu,
jenis makna yang terdapat dalam terjemahan adalah makna referensial, asosiatif,
afektif, dan situatif.

ABSTRACT
This study discusses the translation of proper names, more precisely the names of
persons and geographical names in the novel Winnetou I: Kepala Suku Apache.
The aim of this study is to explain the results of the translation from
morphosemantics’ perspectives. The analysis uses the theory of translation type of
Larson, the proper names’ translation methods by Krüger and Newmark, the word
formations by Djoko Kentjono and Fleischer/Barz, and the meaning types by
Blanke. This is a qualitative-comparative research. The result shows that the
retention is the most used method. Referential, assosiative, affective, and situative
meaning are the meanings that mostly appear in the text."
2014
S54372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>