Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Almas Mafazi
"ABSTRAK
Lawson atau 2-hydroxy-1,4-naphtaquinone adalah senyawa yang berasal dari 1,4- naphtaquinone yang dilaporkan memiliki manfaat yang baik dalam hal uji aktivitas biologis dan farmakologi seperti antimikroba, antiretik, antioksidan, dan aktivitas baik untuk penderita tuberkulosis. Dalam skala produksi senyawa Lawson dapat meningkatkan waktu dan efisiensi dalam pembentukan senyawa antioksidan dengan menggunakan katalis asam amino (L-proline). Dalam penelitian ini asam amino (L-proline) yang digunakan sebagai katalisator untuk sintesis senyawa Lawson melibatkan pereaksi benzaldehida, sinamaldehida dan 2-hidroksibenzaldehida. Karakterisasi Katalis L-prolin dan sintesis senyawa Lawson dilakukan menggunakan FT-IR, GC-MS dan UV-Vis, Kromatografi Lapis Tipis dan uji antioksidan dengan metode DPPH.
ABSTRACT
Lawson or 2-hydroxy-1,4-naphtaquinone is a compound derived from 1,4-naphtaquinone which is reported to have good benefits in terms of biological and pharmacological activity tests such as antimicrobial, antiretic, antioxidant, and good activity for tuberculosis sufferers. In the production scale of Lawson compounds, it can increase the time and efficiency in the formation of antioxidant compounds by using an amino acid catalyst (L-proline). In this study, the amino acid (L-proline) which is used as a catalyst for the synthesis of Lawson compounds involves the reagents benzaldehyde, cinamaldehyde and 2 hydroxybenzaldehyde. Characterization of L-proline catalyst and synthesis of Lawson compounds were carried out using FT-IR, GC-MS and UV-Vis, Thin Layer Chromatography and antioxidant assays using the DPPH method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jenita Rahmi
"Antioksidan merupakan suatu zat yang mampu menghambat atau menunda stres oksidatif yang muncul akibat radikal bebas. Ketersediaan antioksidan cukup banyak ditemukan di alam. Senyawa lawson diperoleh dari hasil isolasi tanaman Pacar Kuku dengan nama latin Lawsonia inermis. Senyawa lawson merupakan senyawa turunan dari 1,4-naftakuinon yang memiliki aktivitas antioksidan. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis derivat lawson menggunakan katalis GO/Fe3O4/L-prolin dan dilakukan uji aktivitas antioksidan. Kondisi optimum reaksi sintesis derivat senyawa lawson dengan benzaldehid adalah menggunakan katalis GO/ Fe3O4/L-prolin sebanyak 0,04 gram, dengan waktu reaksi selama 8 jam dan suhu reaksi 780C dengan %massa produk I sebesar 36,08% sedangkan %massa produk II sebesar 43,87%. Karakterisasi produk sintesis dilakukan dengan menggunakan KLT, Uji Titik Leleh, FT-IR, UV-Vis dan LCMS/MS. Senyawa produk I memiliki nilai IC50 80,88 ppm, senyawa produk II memiliki nilai IC50 67,39 ppm. Senyawa produk memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dari lawson.

Antioxidant is a substance that is able to inhibit or delay oxidative stress from free radicals. The availability of antioxidants is quite widely found in nature. Lawsone is isolation product of the Henna plant, Lawsonia inermis. Lawsone is a derivative compound of 1,4-naphthaquinone that has antioxidant activity. In this study, the synthesis of lawson derivates by using GO/Fe3O4/L-prolin catalyst and antioxidant activity test have done. Optimum reaction of the synthesis lawson derivats with benzaldehyd were using 0.04 grams of GO/Fe3O4/L-prolin catalyst, with reaction time for 8 hours and reaction temperature was 780C. The yields of product I was 36.08% while product II was 43.87%. Characterization of products was confirmed using KLT, melting point test, FT-IR, UV-Vis and LCMS/MS. IC50 of product I was 80.88 ppm and IC50 of product II was 67.39 ppm. The products have better antioxidants activity than lawsone."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reigina Gunawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30533
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aryaty Ekasary
"Gelatin merupakan hidrokoloid yang banyak digunakan pada makanan. Komposisi asam amino pada gelatin berbeda tergantung sumber jaringan hewan tetapi terkandung glisin, prolin, dan hidroksiprolin dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengetahui karakteristik gelatin dari kulit babi, dan memperoleh kondisi analisis optimum untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin dan hidroksiprolin pada gelatin babi. Isolasi gelatin dari kulit babi menggunakan asam asetat 0,5. dalam proses pretreatment dan diekstraksi menggunakan akuades pada suhu 550C selama. jam dengan suhu pengeringan 600C. Pada ekstrak gelatin dilakukan analisis karakterisasi seperti pengamatan organoleptis, uji FTIR, kadar air, kadar abu dan uji viskositas.
Hasil optimasi metode analisis untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada gelatin kulit babi menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan detektor fluoresensi dilakukan pada panjang gelombang eksitasi 265 nm dan emisi 320 nm, komposisi fase gerak dapar asetat-asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 ml/menit dan menggunakan kolom yang digunakan yaitu C18 dengan panjang kolom 250 mm, diameter dalam 4,6 mm, dan ukuran partikel. mm serta dilakukan derivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenilmetoksikarbonil-klorida. Hasil analisis menunjukkan kadar rata-rata glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada sampel gelatin babi adalah 28,571 0,74, 19,236 0,48, dan 12,886 0,33.

Gelatin is an important hydrocolloid which has been widely used in food applications. The amino acid composition in gelatin are different from one source to another but always consists of large amounts of glycine, proline, and hydroxyproline. This study aimed to isolate gelatin, determined characteristic and optimum analysis condition gelatin of porcine skin. The porcine gelatin was isolation by acetic acid 0,5. for pretreatment and aquadest at 550C for. hours with drying at 600C. The extract were evaluate with organoleptic test, FTIR, moisture assay, ash assay and viscosity test.
The result of optimum analysis condition for the determination of glycine, proline, and hydroxyproline levels in porcine gelatin using high performance liquid chromatography with fluorescence detector at excitation wavelength 265 nm and emission 320 nm, mobile phase composition acetic buffer acetonitrile 55 45 with flow rate 0,8 ml min and was used C18 column with. length of 250 mm, an inner diameter of 4.6 mm, and the particle size. mm. Derivatization amino acids using reagent. fluorenymethyl chloroformate chloride FMOC Cl. The results showed average levels of glycine, proline, and hydroxyproline in porcine gelatin was 28,571 0,74. 19,236 0,48. and 12,886 0,33.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S70033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Anwar
"Senyawa pirimidin merupakan senyawa heterosiklik bahan alam yang memiliki bioaktivitas seperti penghambat kanal kalsium, antimikroba, antivirus, antioksidan, dan antikanker. Senyawa turunan pirimidin dapat disintesis melalui reaksi Biginelli yang termasuk reaksi multikomponen. Reaksi ini dapat dilakukan pada suhu ruang dalam satu wadah dengan menggunakan prekursor tiourea, etil asetoasetat, dan aldehida aromatik. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis senyawa turunan pirimidin dengan bantuan katalis organik L-prolin nitrat. Katalis L-prolin nitrat dapat meningkatkan efisiensi waktu dan meningkatkan yield hasil sintesis. Hasil sintesis senyawa pirimidin optimal dilakukan pada kondisi penggunakan katalis sebesar 10% mol dan menggunakan pelarut metanol. Hasil sintesis didapatkan berupa senyawa 1 dengan %yield sebesar 86,74%, senyawa 2 sebesar 87,93%, dan senyawa 3 sebesar 84,80%. Produk hasil sintesis dan katalis L-prolin nitrat dikonfirmasi dengan menggunakan intrumen KLT, FT-IR, spektrofotometer

Pyrimidine is a natural heterocyclic compound which has bioactivities such as calcium channel blocker, antibacterial, antivirus, antioxidant, and anticancer. Pyrimidine derivatives can be synthesized using Biginelli reaction which classified as a multicomponent reaction. This reaction can be undergone in room temperature in one pot using thiourea, ethyl acetoacetate, and aromatic aldehyde as the precursors. Synthesis of pyrimidine derivatives using L-proline nitrate as organocatalyst has been conducted, which was elevating time efficiency and elevating yield of the products on the system of the reaction. The optimum results could be achieved at 10 mol % using methanol as a solvent. The % yield of the compound  1, 2, and 3 are 86.74%, 87.93%, and 84.80%, respectively. The results of the Biginelli reaction and the L-proline nitrate have been confirmed using TLC, FT-IR spectrometer, UV-Vis spectrometer, and GC-MS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Maretha Putri
"Terjadi penurunan jumlah produksi Terung ungu (Solanum melongena L.) akibat berkurangnya lahan pertanian dan hanya tersisa lahan marginal dengan kondisi tanah yang kurang optimal. Di Indonesia terdapat banyak lahan marginal seperti tanah salin yang kurang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian sehingga perlu dilakukan penanaman tanaman pada lahan marginal dengan memilih varietas tumbuhan budidaya yang toleran terhadap kondisi lingkungan lahan marginal. Tanaman terung diduga dapat menyintesis senyawa prolin ketika dihadapkan dengan cekaman salinitas sebagai bentuk pertahanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons tanaman terung melalui pengamatan parameter kuantitatif, kualitatif, dan kadar senyawa prolin yang dihasilkan saat diberikan perlakuan berupa kadar salinitas (NaCl) pada konsentrasi 0% (kontrol), 0,3%, 0,6%, dan 0,9%. Penanaman terung dilakukan selama 40 hari dengan pemberian perlakuan salinitas (NaCl) setiap 2 hari selama 14 hari terakhir. Metode yang digunakan untuk analisis prolin adalah metode Bates, dkk. (1973). Hasil penelitian menunjukkan pemberian perlakuan salinitas pada konsentrasi yang sudah ditentukan terhadap tanaman terung berpengaruh nyata (Sig. < 0,05) terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, berat segar tanaman, dan klorofil tanaman. Prolin juga berhasil diproduksi oleh terung yang diberikan perlakuan cekaman dan terjadi peningkatan antar perlakuan kontrol, perlakuan NaCl 0,3% dan 0,9%. Namun, terdapat penurunan produksi kadar prolin pada perlakuan 0,6%. Tidak terdapat hubungan antara kadar prolin dengan parameter kuantitif, namun terdapat hubungan antara kadar prolin dengan parameter kualitatif seiring meningkatnya konsentrasi cekaman NaCl yang diberikan.

Eggplant (Solanum melongena L.) production has declined due to a decrease in available agricultural land and only marginal land remains with suboptimal soil conditions. In Indonesia, there is plenty of marginal land such as saline soil that underutilized for agriculture, so it is necessary to planting plants on marginal land by selecting cultivated plants that are tolerant of marginal land environmental conditions. Eggplant is thought to synthesize proline compounds when faced with salinity as a form of defense. This study aims to determine the quantitative and qualitative parameters also the level of the proline compounds produced by eggplants when treated in salinity (NaCl) at concentrations of 0,3%, 0,6%, and 0,9%. The planting carried out for 40 days with giving salinity treatment every 2 days on the last 14 days. The method used for proline analysis is the Bates, et al. method (1973). Results show the treatment of salinity at a predetermined concentration on eggplant has a significant effect (Sig. < 0.05) on plant height, number of leaves, root length, fresh weight, and chlorophyll content. Proline is also successfully produced by plants and there is an increase in control treatment, NaCl treatment 0,3%, and 0,9%. However, there was a decrease in proline production in the treatment of 0,6%. There was no relation between proline levels and quantitative parameters, but there is a relation between proline levels and qualitative parameters as the NaCl stress concentration increased."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yulianti
"Kolagen merupakan jenis protein fungsional yang tersusun dalam bentuk triple helix, kandungan asam amino yang paling banyak dalam kolagen yaitu glisin, prolin, dan hidroksiprolin. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, memurnikan, dan mengetahui karakteristik kolagen hasil isolasi dari tendon sapi serta pencarian kondisi analisis optimum untuk memperoleh kadar glisin, prolin, dan hidroksiprolin. Metode isolasi kolagen yang dilakukan adalah menggunakan NaOH 0,1. sebagai langkah pre-treatment, asam asetat 0,5. untuk proses ekstraksi, salting out dengan NaCl 0,9 M, kemudian dilakukan sentrifugasi dan proses dialisis sebagai proses pemurnian, lalu freeze drying untuk mendapatkan hasil kolagen padat.
Karakterisasi kolagen yang dilakukan yaitu uji organoleptis, pH, kadar air, kadar abu, viskositas, gugus fungsi, dan pewarnaan Casson's trichrome. Selanjutnya kolagen dihidrolisis dengan HCl. N selama 24 jam, serta dilakukan proses derivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenimetoksikarbonil klorida FMOC-Cl. Kemudian kolagen dianalisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi dengan kolom C18 dan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 265 nm, dan emisi 320 nm. Fase gerak yang digunakan adalah dapar asetat pH 4,2 ndash; Asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 mL/menit. Berdasarkan hasil yang didapat menunjukkan kadar rata-rata glisin 33,247 0,20. prolin 11,867 0,20. dan hidroksiprolin 10,51 0,23.

Collagen is. type of functional protein that is composed of the triple helix form, the most abundant amino acids in collagen are glycine, proline, and hydroxyproline. In this study, collagen was isolated, purified, and characterized from bovine tendon, then determined of the optimum condition analysis to obtain glycine, proline, and hydroxyproline. Collagen isolation process used NaOH 0.1. as. pretreatment, acetic acid 0.5. as extraction process, salting out process with NaCl 0.9 M, centrifugation and dialysis process to purification. and then freeze drying as the final stage.
The characterization test of collagen include organoleptic, pH, moisture content, viscosity, ash content, FTIR analysis, and staining Casson 39. trichrome. Then, collagen was hydrolyzed using HCL. N for 24 hours, and derivatized using. Fluorenymethoxycarbonil chloride FMOC Cl. After that, collagen was analyzed using high performance liquid chromatography HPLC with. 18 column and fluorescence detector at excitation wavelength of 265 nm, emission wavelength of 320 nm. Mobile phase used acetic buffer pH 4.2 ndash Acetonitrile 55 45 with flow rate 0.8 mL minute. The results showed average contents of glycine 11.867 0.20. proline 33.247 0.20. and hydroxyproline 10.51 0.23
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library