Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zukhrida Ari Fitriani
Abstrak :
Intensitas: bising 85 dB atau lebih menyebabkan kerusakan reseptor Corti. Perusahaan X telah melakukan program konservasi pendengaran untuk mencegah terjadinya noise induced hearing loss (NIHL). Akan tetapi; penurunan pendengaran masih ditemukan. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan perilaku kurang dengan NIHL serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan NIHL pada pekerja Perusahaan X. Metode: Penelitian kasus kontrol teJah diiakukan pada pekerja laki-laki usia 20 59 tiga kompattemen Perusahaan X. Data didapatkan dari kuesioner dan tes audiometri screening tahun 2010. Odd ratio dan analisis multivariat menggunakan SPSS 17 dilakukan terhadap 62 kasus NIHL dan 62 kontrol. Hasil: Faktor·faktor seperti perokok sedang berat, I intenshas bising 85-95 dB meningkatkan risiko terjadinya NJHL masing·masing sebesar I 0,73(95%CI 2.85-40.38),5.49), 34(95%C!=0.46·3.89. Penelitian ini tidak bisa mendapatkan hubungan intensitas bislng >95 dB dengan NIHL. Kesimpulan: Perilaku kurang meningkatkan risiko tetjadinya NIHL di Perusahaan X. Program.
Backgrounds: Noise intensity 85 dB (decibels) or more may damage the Corti receptors. The X Company had conducted hearing conservation program to prevent noise induced hearing loss (PllHL), However, hearing loss still can be found 17Jis study idenlifles the correlation between unsafe behaviors and NIHL also the other foctors related with NIHL among The X Company's workers. Methods: A case conrrol th1'ee compartments of X Company Data was obtained from questionnaires and scree11ing audiometric test 201(}, Odd ratio and multivariate analysis using SPSS 1 7 had been done to 62 cases N!HL and 62 controls. Results: Factors such as medium-heavy smokers, unsafe behaviors, light smokers, noise intensity 85-95 dB increase the risk of NIHL by 10.73(95%CJ=2.85-40.38), 4.36(95%Cl=l.70-11.20), 2.23(95%CI=0.91-5.49), I.34(95%CI=0.46-3.89. This study cannol obJain the relation between noise intensity >95 dB and NIHL. Conclusions: Unsafe behaviors increase the risk of NIHL in X Company. Hearing conservation program need to be improved.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
T31643
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Herawati
Abstrak :
Gangguan pendengaran sebagai penyakit akibat kerja yang paling sering terjadi di berbagai industri membutuhkan perhatian dari banyak pihak. Gangguan pendengaran yang dialami seseorang akan berpengaruh pada produktivitas kerja dan kualitas hidup pekerja tersebut, sehingga pengendalian bising sangat penting untuk dilaksanakan di semua industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan kesesuaian dari elemen program konservasi pendengaran yang dilakukan PT XYZ sesuai dengan peraturan dan rekomendasi yang ada, agar dapat diketahui hal-hal yang dapat diperbaiki untuk mewujudkan Program Konservasi Pendengaran yang efisien, efektif dan memadai. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan cara wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen, dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian penerapan elemen Program Konservasi Pendengaran di PT XYZ dengan peraturan dan rekomendasi. Peneliti merekomendasikan bahwa perlu dibuat kebijakan khusus terkait dengan PKP, dan pelaksanaan pencatatan dan pelaporan yang lebih baik, serta pengawasan yang lebih pada pelaksanaan setiap elemen Program Konservasi Pendengaran. ......Hearing loss as the most common occupational disease in many industries requires attention from many parties. Hearing loss experienced by a person will affect the work productivity and quality of life of the worker, so noise control is very important to be implemented in all industries. This study aims to determine the description of the implementation and suitability of the elements of hearing conservation program conducted by PT XYZ in accordance with existing regulations and recommendations, in order to know the things that can be improved to realize an efficient, effective and adequate Hearing Conservation Program. This research uses descriptive study design with qualitative approach. Data were obtained by in-depth interviews, observation and document review, and questionnaires. The results of the study indicate that there is a mismatch of the implementation of Hearing Conservation Program elements in PT XYZ with the rules and recommendations. The researcher recommends that special policies relating to Hearing Conservation Program, better implementation of recording and reporting, and more oversight of the implementation of each element of the Hearing Conservation Program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Dudut
Abstrak :
ABSTRAK
Ambulasi pascaoperasi penting dilakukan untuk mempercepat pemulihan pada pasien fraktur ekstremitas bawah. Ambulasi pascaoperasi sesuai dengan waktu yang direkomendasikan dapat memberikan manfaat klinis dan mencegah komplikasi pascaoperasi. Studi ini bertujuan untuk menguji efektifitas program konservasi keperawatan terhadap kemampuan ambulasi pascaoperasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu uji klinis dengan kontrol tanpa randomisasi. Program konservasi keperawatan dirancang berdasarkan Model Konseptual Levine, yang terdiri dari; manajemen energi, latihan nafas dalam, latihan kekuatan otot, latihan rentang pergerakan sendi, terapi latihan; ambulasi, pendidikan kesehatan dan pemberdayaan keluarga. Populasi dalam penelitian yaitu: fraktur pinggul, fraktur femur, fraktur tibia/ fibula, dan fraktur pergelangan kaki. Penarikan sampel secara convenience sebanyak 54 responden, 30 responden kelompok kontrol dan 24 responden kelompok intervensi. Primary outcome yang dinilai, yaitu kemampuan ambulasi; waktu ambulasi, kemampuan fungsional dan tingkat ketergantungan. Sedangkan, secondary outcome yang dinilai yaitu: tingkat kelelahan, tingkat nyeri, keyakinan diri, dan dukungan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan program konservasi keperawatan efektif mempercepat waktu ambulasi, meningkatkan kemampuan fungsional, menurunkan tingkat ketergantungan, menurunkan tingkat kelelahan, menurunkan tingkat nyeri, dan meningkatkan keyakinan diri p
ABSTRACT
Abstract Postoperative ambulation is an essential intervention to facilitate recovery in patients with lower extremities fracture. Regular post operative ambulation may contribute to the positive clinical outcomes and prevent post operative complications. This study aimed to examine the effectiveness of Nursing Conservation Program towards ambulation ability in patients with lower extremities fracture. A non randomized control clinical trial design was used in this study. Nursing Conservation Program was designed based on Levine rsquo s Conceptual Model which consisted of energy management, deep breathing exercise, muscle strength exercise, range of motion exercise, exercise therapy ambulation, health education, and family empowerment. Population in this study were patients with hip, femur, tibia fibula, and ankle fracture. The samples were recruited using convenience sampling technique, yielding 54 respondents, 30 respondents were in the control group and 24 respondents were in the intervention group. Primary outcomes were included ambulation ability which consisted of time, functional ability, and dependency level. Meanwhile, secondary outcomes were assessed from the level of fatigue, pain level, self confidence, and family support. This study found that the application of Nursing Conservation Program was effective to accelerate ambulation time, enhance functional ability, reduce self dependency, fatigue and pain level, and increase self confidence p
2018
D2389
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library