Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yurnadi
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat : yaitu sekitar 200 juta jiwa di tahun 2000 dengan laju pertambahan penduduk sekitar 1,98 %. Untuk mencapai sasaran serta kebijaksanaan pada Pelita Ke-enam dalam sektor kependudukan dirumuskan berbagai kebijaksanaan, antara lain meliputi peningkatan kualitas penduduk, pengendalian pertumbuhan, dan kuantitas penduduk dalam rangka menekan dan mengendalikan pertambahan jumlah penduduk.

Untuk menekan dan mengendalikan jumlah penduduk, maka pemerintah telah menggalakkan program keluarga berencana (KB) bagi pasangan suami istri (pasutri) usia subur. Selanjutnya untuk mensukseskan program tersebut diperlukan peran serta aktif dari pasutri tersebut. Pada saat ini, individu yang ikut serta dalam melaksanakan (akseptor) program KB mayoritas adalah para istri. Keikutsertaan para suami dalam melaksanakan KB masih sangat rendah yaitu sekitar 6 % dari seluruh akseptor KB. Rendahnya keikutsertaan suami (pria) dalam program KB mungkin disebabkan masih terbatasnya pilihan kontrasepsi untuk pria atau kontrasepsi pria yang ada masih belum memberikan hasil yang memuaskan.

Pria merupakan fokus baru untuk program KB yang selama ini belum banyak diperhatikan. Sampai sekarang kontrasepsi untuk pria yang dianggap sudah mantap adalah kondom dan vasektomi. Namun penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi menimbulkan keluhan psikologik, sedangkan vasektomi walaupun merupakan kontrasepsi yang dapat diandalkan, seringkali menimbulkan efek samping yang permanen (irreversible) berupa kegagalan rekanalisasi. Apabila faktor akseptor yang menggunakan kontrasepsi tersebut ingin punya anak kembali, maka seringkali sulit dapat dilakukan rekanalisasi kembali. Alternatif lain dalam metode kontrasepsi untuk pria yaitu penggunaan hormon seperti dilakukan pada wanita, tetapi cara ini pada pria dianggap belum memuaskan dan masih terus dilakukan penelitian.

Badan kesehatan dunia (WHO) telah membentuk suatu kelompok kerja (pokja) untuk mencari dan mengembangkan metode pengaturan kesuburan pria. Mandat yang diberikan kepada pokja tersebut adalah mengembangkan metode pengaturan kesuburan pria yang aman, efektif dan dapat diterima, serta memonitor keamanan dan keefektivitasannya. Salah satu strategi penelitian yang dilakukan oleh pokja WHO adalah mengembangkan kontrasepsi pria melalui bahan atau zat dari tumbuh-tumbuhan yang diduga mempunyai bahan aktif yang bersifat antifertilitas.

Dalam mencari obat altematif untuk kontrasepsi pria, sebaiknya tidak hanya terbatas pada kontrasepsi hormonal, tetapi juga pada tanaman yang diperkirakan mengandung zat antifertilitas. Berdasarkan analisis yang pernah dilakukan pada sejumlah besar tanaman diketahui bahwa 25 % diantaranya mengandung satu atau lebih zat aktif.

Dan beberapa penelitian yang menggunakan ekstrak biji pepaya telah dilakukan oleh Das, Fransworth, Chinoy dan Rangga, dan Chinoy dkk pada varietas honey dew yang terdapat di India, dan Amir pada pepaya gandul melaporkan bahwa ekstrak biji pepaya tersebut ternyata mempunyai khasiat sebagai antifertilitas pada hewan, namun dosis dari biji pepaya yang dapat menyebabkan infertilitas tersebut masih belum dapat diketahui secara tepat.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jacqualine Sabrina
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang Implementasi Program Keluarga Berencana di Kecamatan Gunung Putri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif post positivis. Latar belakang masalah dalam penelitan yang penulis angkat menerangkan bahwa Indonesia termasuk Negara ke-empat dengan jumlah penduduk terbesar yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kelahiran, kematian, migrasi masuk, dan keluar. Keberadaan jumlah penduduk yang besar dapat berdampak positif dan negatif. Dari sisi positif terderapat sumber daya manusia yang besar, namun apabila tidak dapat dikendalikan menimbulkan ledakan penduduk serta kurangnya kualitas sumber daya manusia yang kompeten untuk bersaing di pasar kerja. Adapun pokok permasalahan yang ditelusuri secara dalam terjadi di Kecamatan Gunung Putri yang memiliki penduduk terbesar pendukung angka penduduk di Indonesia dan peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan yang terjadi di Kecamatan Gunung Putri dimana Pasangan Usia Subur masih kurang memahami dan ikut serta dalam pemakaian KB serta manfaat pengaturan jarak lahir dan pengatur angka kelahiran. Hasil analisis dalam penelitian ini menyatakan bahwa Implementasi Program Keluarga Berencana di Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat belum mencerminkan tujuan dalam menekan angka kependudukan untuk menciptakan keluarga kecil, berkualitas, dan sejahtera. Hal ini menimbulkan angka kependudukan melalui kelahiran tetap mengalami peningkatan setiap tahunnya. terjadi karena implementasi masih terkendala dari sisi Regulasi dan Non Regulasi. Hasil penelitian menyarankan untuk memeperhatikan dan member pemahaman disposisi implementor dan target sasaran serta menggaungkan lebih luas melalui kemajuan teknologi lewat media sosial sehingga implementasi dapat berjalan baik dan tujuan untuk menekan kelahiran, mengatur jarak kelahiran, kesehatan reproduksi untuk mencapai kualitas dan kesejahteraan keluarga dapat tercapai. ....... This thesis discusses the Implementation of Family Planning Program in Gunung Putri District. This research is a qualitative post positivis research. The background of the problem in the research that the author lifted explained that Indonesia is the fourth country with the largest population that can be caused by several factors, namely birth, death, incoming migration, and exit. The existence of a large population can have a positive and negative impact. On the positive side there is great human resources, but if it can not be controlled it will cause a population explosion and lack of competent human resources to compete in the job market. The main issues that are traced deeply occur in Gunung Putri District which has the largest population supporting population in Indonesia and the researcher is interested to raise the problems that happened in Gunung Putri Subdistrict where the fertile age couple still lack understanding and participate in the use of family planning and the benefits of distance arrangement birth and birth rate regulator. The results of the analysis in this study stated that the Implementation of Family Planning Program in Gunung Putri sub-district, Bogor regency of West Java province has not yet reflected the goal of suppressing population figures to create small, qualified and prosperous families. This raises the number of population through birth still increases every year. occurs because the implementation is still constrained from the side of Regulation and Non Regulation. The results of the research suggest to memeperhatikan and member understanding of the disposition of the implementor and target targets and echo more broadly through technological advances through social media so that implementation can run well and the purpose to suppress birth, regulate the birth distance, reproductive health to achieve the quality and welfare of the family can be achieved.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library