Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Septi Purwaningsih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dosis sinar-x Computed Tomography dengan variasi pitch menggunakan film Gafchromic XR QA2 dan TLD pada fantom kepala orang dewasa dan kepala pediatrik. Untuk tujuan tersebut dilakukan pengukuran dan analisis profil dosis di sepanjang sumbu z rotasi scan pada pusat fantom dan beberapa tepi di kedalaman 1 cm, analisis profil dosis pada posisi yang sama dengan nilai pitch yang berbeda, dan analisis profil dosis pada kepala orang dewasa dan kepala pediatrik. Dari pengukuran dan analisis data diperoleh hasil profil dosis pada scan kepala orang dewasa dan kepala anak-anak dengan nilai dosis maksimal di tengah, menurun pelan ke arah tepi dengan tendensi cenderung simetri. Profil dosis dengan variasi nilai pitch, diperoleh nilai dosis yang semakin menurun dengan bertambahnya nilai pitch. Profil dosis pada scan kepala orang dewasa memiliki nilai dosis lebih besar dari pada dosis pada scan kepala pediatrik, karena scan kepala orang dewasa menggunakan mAs lebih besar. Hasil pengukuran menggunakan TLD diperoleh data yang bersifat disktrit, namun memiliki pola distribusi dan nilai dosis yang hampir sama dengan hasil dari pengukuran menggunakan film Gafchromic. Hasil pengukuran profil dosis menggunakan film Gafchromic didapatkan grafik kontinu. Nilai dosis maksimum hasil scan didapatkan pada posisi jam 12 dan minimum pada posisi jam 6. Profil dosis pada pitch 0,75; 1 dan 1,5 mengalami fluktuasi dosis dengan amplitudo pada pitch 0,75 dan 1,5 mempunyai nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan amplitudo pada pitch 1.
This research aims to check pattern dose profile on the adult and pediatric head scan. Comparing result measurement dose profile along the z- axis rotation at a depth 1 cm and center phantom with variety pitch. Measurement using cylinder PMMA homogeneous phantom diameter 16 cm and 10 cm using XR QA2 Gafchromic film and TLD. Result of research get dose profile adult and pediatric head scan have same pattern, the maximum dose in the middle and tendency symmetry in the edge. Value dose proportional with value of pitch. Dose in the adult head more than dose pediatric head because dose in adult head scan using bigger mAs. Dose of TLD measurement values obtained are discrete, but has a distribution and dose values are almost the same as the measurement results in XR QA2 Gafchromic film. Result of Gafchromic film measurement is continue graphic. The maximum dose of the scan results at the 12 o'clock position and minimum at 6 o'clock position. Result of research get fluctuated dose and amplitude of pitch 0.75 and 1.5 have greater than amplitude pitch 1."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43843
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Risayanti
"Telah dilakukan pengukuran PDD, faktor keluaran dan profil dosis pada lapangan kecil dengan teknik penyinaran setengah lapangan menggunakan Film Gafchromic EBT3, bilik ionisasi Exradin A16, dan detektor matriks PTW 2D-Array 729. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik berkas foton lapangan kecil menggunakan teknik penyinaran setengah lapangan, dan membandingkan hasil pengukuran dengan data referensi yang menggunakan teknik penyinaran lapangan penuh full-beam . Evaluasi pengukuran PDD dilakukan dengan menentukan nilai dmax dan menghitung nilai TPR20,10. Profil dosis dianalisa berdasarkan nilai FWHM dan penumbra. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai dmax, TPR20,10, FWHM, penumbra, dan faktor keluaran menghasilkan pola yang sama dengan hasil pengukuran teknik penyinaran lapangan penuh full-beam . Deviasi FWHM terbesar menggunakana Film Gafchromic EBT3 dan Exradin A16 adalah -10.99 dan -33.14 terjadi saat pengukuran pada luas lapangan 0.8 0.8 cm2 dan kedalaman 1.5 cm, sedangkan deviasi FWHM terbesar menggunakan detektor matriks PTW 2D-Array 729 adalah -46.25 terjadi saat pengukuran pada luas lapangan 1.6 1.6 cm2 dan kedalaman 1.5 cm. Persentase deviasi faktor keluaran terbesar adalah -54.22 yaitu saat pengukuran menggunakan detektor matriks PTW 2D-Array 729 pada kondisi pengukuran luas lapangan 0.8 0.8 cm2 dan kedalaman 10 cm.
PDD measurements, output factor, and dose profile have been conducted in small field with half beam irradiation technique using Gafchromic EBT3 Film, Exradin A16 ionization chamber, and PTW 2D Array 729 matrix detector. This study was aimed to determine the characteristic of small field photon beam using half beam irradiation technique and compare the measurement results with reference data that performed full beam irradiation technique. PDD measurements evaluation has been done by determining the value of dmax and calculate the TPR20,10 value. Dose profile was analyzed based on the value of FWHM and penumbra. The measurement results showed that the value of dmax, TPR20,10, FWHM, penumbra, and output factor have similar pattern with the measurement results of full beam irradiation technique. The highest FWHM deviation value that can be obtained using Gafchromic EBT3 Film and Exradin A16 are 10.99 and 33.14 occurred when measurements were conducted in the field size of 0.8 0.8 cm2 and depth of 1.5 cm. The highest deviation percentage of output factor that can be obtained using PTW 2D Array 729 matrix detector is 54.22 occured in the field size of 0.8 0.8 cm2 and depth of 10 cm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66624
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Elsa Angelina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil berkas foton lapangan kecil setengah lapangan half beam dengan menggunakan wedge. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan dosimeter Matriks PTW 2D-Array 729 dan Film Gafchromic EBT3 yang dilakukan pada kedalaman 1.5 cm, 5 cm dan 10 cm untuk setiap lapangan penyinaran 0.8 0.8 cm2, 1.6 1.6 cm2, 2.4 2.4 cm2, 3.2 3.2 cm2 dan 4 4 cm2 dengan menggunakan physical wedge dengan besar sudut 15 , 30 , 45 dan 60 serta dilakukan variasi penyinaran yaitu daerah penyinaran wedge tipis dan tebal. Hasil pengukuran didapatkan bahwa nilai FWHM cenderung lebih besar 1.59 saat daerah penyinaran wedge tipis. Deviasi FWHM dan penumbra terkecil masing-masing 0.92 dan 0.33 cm pada lapangan 0.8 0.8 cm2 wedge 60 menggunakan Film Gafchromic EBT3. Penumbra memiliki rentang nilai 0.15 ndash; 0.36 cm dengan anomali sebesar 80 n=135 jika definisi penumbra merupakan jarak level isodosis 80 - 20 dan 0.24 n=135 jika definisi penumbra merupakan jarak level isodosis 50 - 20.
This study was aimed to find the profile dose of small field for photon beams on half beam irradiation technique using wedge. The beam profile measurements are using Matrix PTW 2D Array 729 and Film Gafchromic EBT3 at depth 1.5 cm, 5 cm and 10 cm for each irradiation field 0.8 0.8 cm2, 1.6 1.6 cm2, 2.4 2.4 cm2, 3.2 3.2 cm2 dan 4 4 cm2 using physical wedge angles of 15 , 30 , 45 dan 60 and conducted variation of irradiation, thin and thick wedge irradiation. Results shown that FWHM values tend to be greater than 1.59 when thin wedge irradiation area. Smallest FWHM deviation and penumbra respectively 0.92 and 0.33 cm in the field 0.8 0.8 cm2 wedge 60 using Film Gafchromic EBT3. Penumbra has a range from 0.15 to 0.36 cm with an anomaly of 80 n 135 if defined as the distance 80 20 dose points and 0.24 n 135 if defined as the distance 50 20 dose points."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67795
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Indah Lestariningsih
"Teknik akuisisi scan spiral memperkenalkan istilah Pitch. Pitch yang besar mempengaruhi proses rekonstruksi karena interpolasi data menjadi lebih lebar sehingga dapat menurunkan resolusi citra. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan fantom toraks in house yang dibuat dan didesain berdasarkan pengukuran data citra CT Toraks 100 pasien laki-laki. Parameter eksposi yang digunakan 130 kVp, rotasi tabung 0,6 detik, perubahan arus tabung 70 mAs dan 100 mAs serta variasi pitch mulai dari 0.5, 0.8, 1, 1.5, 1.8 dan 2. Fantom terbagi menjadi 4 bagian. Fantom bagian A untuk evaluasi akurasi posisi dan kualitas citra pada selang berisi media kontras, bagian B untuk evaluasi kualitas citra lubang udara hole , bagian C untuk evaluasi mikrokalsifikasi dengan variasi ukuran mesh pada serbuk tulang dan hidroxyapatite, dan bagian D untuk evaluasi MTF. Scanning fantom A untuk evaluasi akurasi posisi selang antara ukuran di fantom dengan monitor menunjukkan deviasi < 4 berjumlah 408 data 84 di sisi kanan dan 417 data 86 di sisi kiri dari total 486 data. Evalusi kualitas citra pada fantom A, terdapat perbedaan ?SNR pada tiap slice dengan hubungan yang linier terhadap perubahan pitch, semakin besar pitch yang digunakan ?SNR akan semakin lebar. ?SNR paling lebar terdapat pada slice ke-1 dan ke-2, selanjutnya pada slice ke-3 sampai ke-9 ?SNR stabil dan cenderung menurun. Evaluasi fantom B menunjukkan hole titik I dan J yang berdiameter 0.9 mm dan 0.625 mm tidak dapat tervisualisasi pada seluruh slice. SNR yang didapat paling tinggi pada hole tengah titik H dengan diameter 2 mm. Sensitivitas Pesawat CT dapat mendeteksi serbuk tulang ukuran mesh 10 dan 30 tetapi tidak dapat memperlihatkan serbuk tulang ukuran mesh 50 yang tersebar merata di permukaan fantom, ditunjukkan dengan nilai SNR tertinggi pada pitch 0.8 sebesar 2.659 SNR.
Acquisition technique in spiral scan introduce the term of Pitch. The big pitch could be influence for reconstruction process because interpolation will be wider, be affecting the spatial resolution. This study was performed by using in house thoracic phantom that made and designed based on image data measurement of CT Thorax of 100 men patient. Exposure Parameter which used was 130 kVp, tube rotation 0.6 second, tube current 70 mAs and 100 mAs, with pitch variation start from 0.5, 0.8, 1, 1.5, 1.8 and 2. Phantom was divided into 4 parts. Part A was used for evaluating the accuracy of position and image quality on a pipe that consist of contrast media, part B was used for evaluating image quality on hole, part C was used for evaluating micro calcification with various mesh size on bone material and hidroxyapatite, while part D was used for evaluating MTF. Phantom A scanning was performed for evaluating the accuracy of position between pipe in phantom and monitor showed deviation 4 with 408 number of data 84 on the right side and 417 data 86 on the left side from 486 all data. The result obtained for image evaluation, showed the different between delta SNR in every slice in phantom A with the pitch changing, used higher pitch becoming SNR wider. The widest SNR were occurred in the 1st and 2nd slice, furthermore in the 3rd until 9th slice SNR were stable and tend to decreased. Evaluation of phantom B showed that hole in point I and J which have diameter 0.9 mm and 0.625 mm could not visualized. The highest SNR was occurred in the middle hole point H with diameter 2 mm. The sensitivity of CT scanner is good enough to detect bone with the mesh size of 10 and 30 but not with the mesh size of 50 that spread in the phantom surface, this is shown with the highest SNR in the pitch 0.8 as 2.659 SNR."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T49787
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library