Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Merry Peny Widiastuti
"Peneliti melakukan penelitian terhadap konsumen di wilayah DKI Jakarta mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen tersebut dalam menggunakan produk perawatan kulit. Penelitian ini dilakukan mengingat saat ini terdapat banyak sekali produk perawatan kulit yang beredar di pasar, dan dari penyebaran kuisioner yang dilakukan, setelah dilakukan proses analisis dengan menggunakan factor analysis ditemukan bahwa faktor merek, harga, promosi, kualitas produk, kualitas layanan, desain kemasan dan setting toko merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen DKI Jakarta dalam menggunakan produk perawatan kulit.

This research examines Jakarta consumers use behavior in regard to skin care products. The primary objective is to investigate what the factors affecting their using decision. The research conducted in consideration of the various number of skin care products available in the market and tight competition among the products. The primary research conducted by distributing the questionnaire and analyzed with factor analysis method. The finding of the research is brand name, price, promotion, product quality, service quality, design of packaging, and setting counter or store environment are considered important factors for the consumers in order to make a decision toward using the skin care products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T30105
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Zubair Al Kaubraa
"ABSTRAK
Industri perawatan kulit dan kecantikan mengalami perkembangan signifikan di pasar Indonesia. Perkembangan ini juga dialami oleh produk perawatan kulit pria, meskipun merawat kulit sering dipersepsikan sebagai kegiatan feminin. Tulisan ini menganalisis bagaimana Garnier Men, sebuah merek yang berhasil memimpin pasar industri produk perawatan kulit pria di Indonesia, menarasikan maskulinitas merek kepada khalayaknya. Narasi maskulinitas merupakan hal yang penting dilakukan, terutama oleh merek yang mengalami gender-bending dengan merek induk atau kategori produk yang diasosiasikan sebagai feminin. Salah satu cara sebuah produk dalam mengomunikasikan mereknya adalah melalui kemasan yang berperan sebagai interaksi langsung antara produk dan konsumen di pasar. Untuk menganalisis narasi maskulinitas yang dilakukan Garnier Men, makalah ini membandingkan aspek visual dan bahasa dalam kemasannya dengan kemasan merek induknya yaitu Garnier Skin Naturals. Analisis yang dilakukan menghasilkan tiga temuan. Pertama, narasi maskulinitas dilakukan dengan merujuk kepada konsep maskulinitas yang tradisional. Kedua, narasi tersebut meminjam istilah yang ilmiah dan sporty untuk menjustifikasi penggunaan produk. Ketiga, maskulinitas disampaikan sebagai oposisi dari femininitas.

ABSTRACT
The skincare and beauty industry experience a significant growth in Indonesia s market. This growth is also experienced by men s skincare products, even though the act of taking care of one s skin is often perceived as feminine. This article analyzes how Garnier Men, a brand which successfully became the market leader of men s skincare products in Indonesia, narrate brand masculinity to its male target audience. Brand masculinity narrative is an important thing especially for brands that experienced gender-bending which parent brands or product category are associated with femininity. One way for a product to communicate its brand is through packaging design that provides interaction for the products and its consumers in the marketplace. To analyze how Garnier Men does brand masculinity narrative, this study will compare the packaging s visual and linguistic aspects to the packaging of its parent brand, Garnier Skin Naturals. There are three findings in this analysis. First, brand masculinity narrative was done by referring the traditional concept of masculinity. Second, the narrative borrows scientific and sporty terms to justify the use of the product. Third, masculinity is presented as an opposition of femininity.

"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Yuliana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui redefinisi maskulinitas yang dianalisis melalui masculine performativity yang dilihat pada praktik dan pemaknaan pemakaian produk perawatan kulit pada laki-laki. Studi-studi terdahulu menunjukkan laki-laki yang memakai produk perawatan kulit, berguna untuk menjaga penampilan serta menarik perhatian lawan jenis, akan tetapi, belum banyak studi yang melihat fenomena ini sebagai bentuk redefinisi dari maskulinitas, khususnya dalam konteks pemakaian produk perawatan kulit pada laki-laki. Dengan memakai konsep masculine performativity oleh Butler dan body practice dari Shilling sebagai pisau analisis, peneliti berargumen bahwa laki-laki memakai produk perawatan kulit sebagai praktik yang dilakukan secara berulang dan terus-menerus sebagai cara untuk menunjukkan identitas gender mereka. Temuan penelitian menunjukkan bahwa praktik tubuh pada laki-laki yang memakai produk perawatan kulit bertujuan untuk mencapai bentuk tubuh yang mereka inginkan. Sementara, pemaknaan maskulinitas yang terdapat dalam pemakaian produk perawatan kulit dilakukan secara berulang dan konsisten yang dianggap sebagai maskulinitas modern, yaitu laki-laki yang peduli dengan penampilan wajah. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi, yaitu studi yang menggambarkan pengalaman beberapa individu dari suatu fenomena. Sumber data dari studi ini adalah wawancara mendalam dengan informan yang memiliki kriteria sebagai laki-laki yang memakai produk perawatan kulit dan content creator laki-laki di bidang beauty (skincare enthusiast).

This study aims to determine the redefinition of masculinity which is analyzed through masculine performativity which is seen in the practice and meaning of using skin care products for men. Previous studies have shown that men who use skin care products are useful for maintaining their appearance and attracting the attention of the opposite sex, however, not many studies have looked at this phenomenon as a form of redefinition of masculinity, especially in the context of using skin care products for men. man. Using Butler's concept of masculine performativity and Shilling's body practice as an analytical tool, the researcher argues that men use skin care products as a practice that is carried out repeatedly and continuously as a way to show their gender identity. Research findings show that men's body practices using skin care products aim to achieve the body shape they desire. Meanwhile, the meaning of masculinity contained in the use of skin care products is carried out repeatedly and consistently which is considered as modern masculinity, namely men who care about facial appearance. This study uses a qualitative approach with the type of phenomenological research, namely a study that describes the experiences of several individuals from a phenomenon. The data sources of this study are in-depth interviews with informants who have criteria as men who use skin care products and male content creators in the beauty field (skincare enthusiast).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sawqi Saad El Hasan
"Penelitian ini dilakukan untuk menguji relevansi teori bauran pemasaran 4P (harga, promosi, produk, dan lokasi) terhadap pembelian konsumen terhadap produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Penelitian ini dilakukan terhadap 100 orang responden sebagai sampel penelitian yang berada di wilayah DKI Jakarta, kemudian usia yang dikehendaki antara 18 ? 60 tahun. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai analisis bauran pemasaran yang mempengaruhi pembelian produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Produk perawatan kulit yang bersertifikasi halal dalam penelitian ini dibatasi menjadi produk perawatan kulit wajah dan tubuh, seperti pembersih dan penyegar wajah, krim wajah, masker, pelembab, body lotion, lulur/scrub, hingga lipcare. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi pembelian konsumen terhadap produk perawatan kulit bersertifikasi halal adalah faktor Produk. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa produk perawatan kulit bersertifikasi halal memiliki kualitas yang baik terhadap konsumen yang merupakan indikator yang paling dominan pada variabel Produk. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang baik dan berkualitas mampu meningkatkan pembelian. Produk yang berkualitas secara tidak langsung berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Faktor dominan yang kedua adalah faktor lokasi penjualan produk. Dimana faktor lokasi juga mempengaruhi konsumen dalam pembelian produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Lokasi yang nyaman dan tidak jauh dari pusat kegiatan konsumen akan menjadi pilihan konsumen secara tidak langsung dalam membeli produk perawatan kulit bersertifikasi halal. Dengan demikian hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa sikap konsumen yang dibangun berbasis kualitas produk mampu membentuk pembelian.

This study was conducted to test the relevance of the theory of 4P marketing mix (price, promotion, product, and location) to the consumer to purchase halal certified skin care products. This study was conducted on 100 respondents as samples that are in the area of Jakarta, then the desired age between 18-60 years. This study was conducted to obtain information on the analysis of the marketing mix that influence purchasing halal certified skin care products. Halal certified skin care products in this study was limited to facial skin care products and body, such as facial cleansers and toners, facial creams, masks, moisturizer, body lotion, body scrub / scrub, until lip care. The method of analysis in this study using multiple regression. The results showed that the dominant factor affecting consumer purchase of the halal certified skin care products. From the test results can be seen that halal certified skin care products have a good quality to consumers that an indicator variable that is most dominant in products. This indicates that the products are good and can improve the quality of purchase. This may imply that a quality product is indirectly influence the purchase decisions of consumers to purchase halal certified skin care products. The second dominant factor is the location factor product sales. Where location factors also affect consumers in the purchase halal certified skin care products. The convenient location and not far from the center of consumer activity will be the choice of consumers indirectly in buying halal certified skin care products. Thus the results of this study proves that consumer attitudes are built based on the quality of products capable of forming purchase.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Syahla Andilouren
"Dalam lanskap digital kontemporer, platform media sosial telah secara signifikan membentuk perilaku konsumen, khususnya di kalangan Generasi Z (Gen-Z) di Indonesia. Pengaruh media sosial yang meluas telah memunculkan fenomena Fear of Missing Out (FoMO), yang ditandai dengan emosi negatif yang berasal dari rasa takut tidak berpartisipasi dalam aktivitas menyenangkan yang dilakukan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku FoMO terhadap perilaku pembelian kompulsif (CBB) konsumen Gen-Z terhadap produk perawatan kulit di Indonesia, sekaligus menguji peran moderasi dari mindfulness. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana data yang dianalisis berupa angka-angka yang berasal dari data kualitatif (kuesioner) yang dikuantifikasi menggunakan skala Likert, yang selanjutnya dianalisis menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) melalui SmartPLS. Studi ini juga membahas implikasi dari temuan ini dan mengakui keterbatasannya.

In the contemporary digital landscape, social media platforms have significantly shaped consumer behavior, particularly among Generation Z (Gen-Z) in Indonesia. The pervasive influence of social media has given rise to the Fear of Missing Out (FoMO) phenomenon, characterized by negative emotions stemming from the fear of not participating in enjoyable activities showcased by others. This study aims to investigate the influence of FoMO behavior on the compulsive buying behavior (CBB) of Gen-Z consumers regarding skin care products in Indonesia, while also examining the moderating role of mindfulness. This research utilizes a quantitative descriptive approach, where the analyzed data consist of numbers derived from qualitative data (questionnaires) quantified using Likert scales, with subsequent analysis utilizing structural equation modelling (SEM) approach through SmartPLS. The study also discusses the implications of these findings and acknowledges its limitations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafis Hafiyyan Ahmad
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor influencer attributes (attitude homophily, physical attractiveness, social attractiveness) memiliki pengaruh terhadap faktorfaktor perceived characterizations (trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship) dan juga faktor-faktor perceived characterizations (trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship) memiliki pengaruh terhadap intensi konsumen untuk membeli produk perawatan kulit (skincare). Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan Google Form sebagai metode pengumpulan data kepada 250 responden di Indonesia yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan seperti mengikuti salah satu influencer di media sosial, aktif. Metode sampling pada penelitian ini menggunakan non-probability sampling. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak SmartPLS 3.0. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa faktor influencer attributes (physical attractiveness) memiliki pengaruh terhadap faktor-faktor perceived characterizations )trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship). Namun, untuk faktor influencer attributes/attitude homophily dan social attractiveness) tidak berpengaruh terhadap perceived expertise.

This study aims to analyze the influencer attributes (attitude homophily, physical attractiveness, social attractiveness) that have an influence on the factors perceived characterizations (trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship) as well as the factors perceived characterizations (trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship) has an influence on consumer intentions to buy skin care products (skincare). This study uses descriptive analysis using Google Form as a data collection method to 250 respondents in Indonesia who meet predetermined criteria such as following one of the influencers on social media, being active. The sampling method in this study uses non-probability sampling. Then the data was processed and analyzed using the SmartPLS 3.0 software application. This study resulted in the findings that the influencer attributes (physical attractiveness) have an influence on the factors perceived characterizations (trustworthiness, perceived expertise, parasocial relationship). However, the influencer attributes (attitude homophily and social attractiveness) have no effect on perceived expertise."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library