Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karlina Nur Ambardjati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Pasa Deda
"ABSTRAK
Standardisasi berfungsi membantu menjembatani kepentingan konsumen dan pelaku
usaha dengan menetapkan standar produk yang tepat yang dapat memenuhi
kepentingan dan mencerminkan aspirasi kedua belah pihak. Dengan adanya
standardisasi produk ini akan memberi manfaat yang optimum pada konsumen dan
produsen, tanpa mengurangi hak milik dari konsumen. Standardisasi ini berkaitan
erat dengan keamanan dan keselamatan konsumen, yaitu berkaitan dengan
kelayakan suatu produk untuk dipakai atau dikonsumsi. Barang yang tidak
memenuhi syarat mutu, khususnya makanan, dapat menimbulkan malapetaka bagi
konsumen, selain merugikan konsumen dari segi finansial dapat pula mengancam
keamanan dan keselamatan masyarakat umum. pengaturan tentang standardisasi
produk pangan memang merupakan hal penting bagi konsumen. Sampai saat ini
ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur masalah standardisasi
produk pangan antara lain seperti dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1996 tentang Pangan, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan
sebagainya. Pengaturan tentang standardisasi produk pangan yang tertuang dalam
peraturan-peraturan tersebut di atas sudah memperhatikan kepentingan perlindungan
konsumen. Dengan adanya pengaturan tersebut akan memberikan manfaat yang
optimium pada konsumen dan produsen, tanpa mengurangi hak milik dari
konsumen, yaitu berkaitan dengan kelayakan suatu produk untuk dipakai atau
dikonsumsi. Dengan adanya pengaturan seperti itu, sudah seharusnya pelaku usaha
mentaati standar terhadap suatu produk pangan, kekurangtaatan pelaku usaha akan
peraturan tersebut akan mengakibatkan kerugian kepada konsumen, yang berakhir
kepada adanya pertanggungjawaban yang harus dilakukan oleh pelaku usaha.
Pemerintah dan lembaga non pemerintah yang bergerak di bidang perlindungan
konsumen juga pihak yang sangat penting untuk menjaga dan mengawasi agar
produk pangan yang beredar telah sesuai dengan standar yang ditentukan."
2006
T36921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nathalia Hastuti Handayani
"Perdagangan bebas saat ini menyebabkan arus keluar masuk barang antar lintas negara semakin lancar. Termasuk produk pangan impor yang kemudian mempengaruhi pola makanan masyarakat khususnya di kota-kota besar. Kemajuan IPTEK yang terjadi juga menyebabkan berbagai macamnya makanan, banyaknya bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan untuk memproduksi suatu makanan olahan. Era global sekarang ini dalam penetapan kehalalan suatu produk pangan tidaklah semudah pada waktu teknologi belum berkembang begitu pesatnya. Dengan demikian diperlukan adanya suatu jaminan dan kepastian akan kehalalan produkproduk makanan yang dikonsumsi oleh umat Islam yang merupakan bagian terbesar penduduk Indonesia (lebih dari 80%). Jaminan kehalalan suatu produk pangan dapat diwujudkan diantaranya dalam bentuk sertifikat halal yang menyertai suatu produk pangan, yang mana setelah mempunyai sertifikat tersebut produsen atau importir dapat mencantumkan label halal pada kemasannya. Masalahnya bagaimana menjamin bahwa label halal tersebut telah memenuhi ketentuan yang ada dalam penetapan kehalalan, baik secara kaidah Islamnya maupun ketentuan hukum yang berlaku. Dalam hal ini berkaitan dengan kompetensi lembaga yang mengeluarkan sertifikat, standar halal yang digunakan, personil yang terlibat dalam sertifikasi dan auditing, sampai dengan mekanisme labelisasi halal itu sendiri. Produk pangan impor yang masuk ke Indonesia dan beredar di Indonesia sebelumnya harus didaftarkan ke Badan POM, sebagai lembaga pengawas di bawah Departemen Kesehatan. Badan POM mengeluarkan izin penggunan label halal setelah dikeluarkannya sertifikat halal oleh LPPOM-MUI. LPPOM-MUI adalah lembaga keagamaan yang telah terakreditasi sebagai lembaga yang mengeluarkan sertifikat halal. Akan tetapi dapat juga kita temui produk pangan impor yang telah berlabel halal dari negara asalnya, dalam hal ini LPPOM-MUI sebagai lembaga pemeriksa, pemeriksaan sebatas kepada pemeriksaan dokumen-dokumen yang ada, dan label halal tersebut haruslah dikeluarkan lembaga halal internasional yang diakui. Begitu banyaknya produk pangan impor yang masuk dan masih lemahnya pengawasan pemerintah serta tidak adanya standar-standar halal yang berlaku secara internasional merupakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan label halal pada produk pangan impor."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T36875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Aulia Hakim
"ABSTRAK
Pelaku usaha berkewajiban untuk mengolah dan mengedarkan pangan dari
daging ikan sesuai dengan mutu dan gizi yang baik bagi tubuh manusia. Mutu dari
pangan olahan ikan tersebut tentunya seiring dengan waktu tersebut dapat
mengalami penurunan mutu, sehingga pangan olahan ikan tersebut tentunya
mempunyai jangka waktu untuk layak dikonsumsi. Hal ini berarti bahwa pangan
olahan ikan tersebut dapat mengalami kedaluwarsa, sehingga tidak dapat
dikonsumsi oleh konsumen. Kedaluwarsa dari pangan olahan ikan tersebut harus
diperhatikan sehubungan dengan perlindungan konsumen. Konsumen mempunyai
hak-hak asasi yang harus ditaati oleh produsen dan pelaku usaha lainnya
berkaitan dengan kedaluwarsa dari pangan olahan ikan tersebut sesuai Pasal 4
UUPK, yaitu hak atas keamanan dan keselamatan atas konsumsi dari pangan
olahan ikan dan hak atas informasi. Adapun hak atas informasi dari konsumen
diterapkan dalam kedaluwarsa pangan olahan ikan adalah konsumen berhak
mengetahui secara jelas mengenai informasi dari tanggal kedaluwarsa secara jelas
dan benar. Sedangkan, hak atas keamanan dan keselamatan dari makanan
berkaitan dengan konsumen berhak atas pangan olahan ikan yang bebas dari
kedaluwarsa. Pengaturan terhadap kedaluwarsa ini tidak terdapat pada peraturan
perundang-undangan pada sektor perikanan, melainkan terdapat pada peraturan
perundang-undangan sektor perlindungan konsumen dan sektor pangan. Apabila
teijadi pelanggaran terhadap hak konsumen berkaitan dengan kedaluarsa
makanan, maka Pelaku usaha tentunya bertanggungjawab atas kerugian dari
konsumen. Akan tetapi, prinsip tanggungjawab dari pelaku usaha tidak strict
liability, karena pelaku usaha diberikan kesempatan untuk membuktikan diri tidak
berrsalah atas kerugian dari konsumen. Proses peredaran pangan olahan ikan ini
tentunya memerlukan pengawasan dari pemerintah, sehingga konsumen
mendapatkan jaminan untuk konsumsi pangan olahan ikan. Badan Pengawas Obat
dan Makan merupakan lembaga negara yang berwenang untuk melakukan
pengawasan terhadap peredaran pangan olahan ikan kedaluwarsa di pasaran."
2011
T38068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Ninditya
"ABSTRAK
Bencana alam yang banyak terjadi mengakibatkan banyaknya korban kelaparan, yang dapat menurukan sistem imun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas produk pangan darurat BPPT dalam meningkatkan respon imun pada hewan coba mencit dalam keadaan lapar dengan pajanan tetanus toksoid. Penelitian ini menggunakan metode true experimental design. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari tahun 2009 hingga bulan Juli tahun 2010 di Animal House, Tidak ada perbedaan bermakna perubahan jumlah leukosit, hitung jenis leukosit, jumlah IgG spesifik antara kelompok hewan coba dengan pajanan tetanus toksoid yang diberikan pakan biasa dengan hewan coba dengan pajanan tetanus toskoid yang diberikan produk pangan BPPT Perbedaan bermakna hanya pada perubahan jumlah IgG total dari minggu ke -4 sampai minggu ke-8. Disimpulkan produk pangan BPPT memiliki efektivitas lebih baik dibandingkan produk pangan biasa dilihat dari pengaruhnya terhadap kadar IgG total.

Abstract
In mostt disaster, most of victims are malnutritive causing decreasing of immune response. The aim of this research is to know the effectivity of food product of BPPT in increasing immune response of hungry mice given tetanus toxoid The method of This research is true experimental design.The research was started frrom February 2009 until July 2010 in Animal House There are no diffrences in the changes of total amount and differential count of leucocyte, IgG specific between mice ( with exposure of tetanus toxoid)given food product of BPPT and mice (with exposure of tetanus toxoid) given usual food. There is diffrence in changes of IgG tota from the fourth week until the eighth week between the two groups of mice. In conclusion, the effectivity of food product of BPPT in increasing the immune response is better than usual food because the effect of food product of BPPT in IgG total."
2011
S-Pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Puspita Tanri
"Secara geografis Indonesia sangat berpotensi sekaligus rawan bencana alam. Beberapa dampak bencana alam yang ditimbulkan terhadap masyarakat adalah timbulnya cedera, depresi, dan penyakit. Ketiga hal tersebut berkaitan erat dengan sistem imun manusia. Untuk menanggulangidampak bencana, pemerintah(BPPT) hendak mengeluarkan suatu produk pangan baru yang berasal dari ektrak buah delima yang secara in vitro terbukti meningkatkan respon imun tubuh manusia. Diperlukan penelitian toksisitas oral akut dan subkronik produk pangan darurat BPPT tersebut.
Penelitian ini menggunakan true experimental design dengan pemilihan sampel secara random alokasi. Pada uji toksisitas oral akut digunakan 5 ekor tikus jantan dengan pemberian dosis 9g/kg BB. Setelah 14 haritidak terdapat efek toksik yang bermakna dan tikus yang mati sehingga nilai LD50> 9 g/kg BB.Pada uji toksisitas oral subkronik digunakan 4 grup perlakuan (1 g/kg BB, 2 g/kg BB, 4 g/kg BB, kontrol) untuk tiap jenis kelamin dengan jumlah @10 ekor tikus. Pada setiap grup diberikan perlakuan, observasi, dan pengukuran berat badan secara berkala selama 90 hari.
Pada akhir periode perlakuan dibandingkan hasil observasi makroskopik dan mikroskopik antar kelompok. Secara umum grup tikus dengan dosis 1 g/kg BB tidak menunjukan tanda toksisitas yang bermakna, grup tikus dengan dosis 2 g/kg BB mulai menunjukan gangguan pada fungsi organ, dan grup tikus dengan dosis 4g/kg BB telah mengalami kerusakan jaringan berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Berdasarkan hasil tersebut maka NOEL (No Observed Effect Level) pada tikus jantan dan betina adalah 1 g/kg BB.

Located in ?The Pacific Ring of Fire?, it is irrefutable that Indonesia is vulnerable to natural disasters. Indeed, countless severe catastrophes result inthe emergence of closely-related human immune system problems, such as: injury, depression and illness. To deal with the issues, the Government (BPPT) has been planning meticulously to launch a new food product derived from pomegranate fruit extracts that can improve the human immune response system. It is then necessary to have further research onacute oral toxicity and sub-chronicoral toxicity of BPPT's emergency food product.
The study employed true experimental designmethodology as its principal and using randomize allocation sampling. A dose of 9 g/kg BB was given to five male ratsin an acute oral toxicity test. After 14 days, there were no significant toxic effects and no rat died. As such, the value of the LD50is > 9 g/kg BB. Another analysis was done in a sub-chronicoral toxicity test by using four treatment groups (1 g/kg BB, 2 g/kg BB, 4 g/kg BB, control) @ 10 rats for each sex.Foreachgroup, there were stringent monitoringas well asregular periodical body weight measurement within 90 days.
At the end of the treatment period, the results gathered from macroscopic and microscopic measurements were compared among groups. In general, group1 g/kg BB dose rats did not show significant signs of toxicity. Group 2g/kg BB dose rats started to show interference with the organ functions. As for the group4 g/kg BB dose rats, theyhad damaged tissue in histopathological examination. Based from these outcomes, it is clear that NOEL (No Observed Effect Level) in male and female rats is 1 g/kg BB.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Ridhowati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk kembang gula berbahan aktif madu. Kembang gula permen yang akan digunakan berbentuk hard candy yang mempunyai tekstur keras dan berkilau. Penelitian dimulai dengan mencari komposisi optimal madu yang terkandung didalam permen, kadar madu optimal di dalam permen sebesar 29 . Data uji hedonik permen madu diperoleh dari hasil penilaian panelis dalam panel konsumen uji hedonik yang meliputi penilaian warna, aroma, rasa dan tekstur terhadap empat jenis permen madu yaitu permen madu dari tiongkok, permen madu klanceng, permen madu randu dan permen madu hutan. Analisa data untuk kandungan zat gizi permen madu menggunakan analisa deskriptif dan untuk uji hedonik menggunakan uji ANOVA. Hasil penilaian hedonik secara keseluruhan terhadap permen madu secara statistik ada perbedaan yang signifikan. Kandungan energi permen madu berkisar antara 397.28 ndash; 398.68 kkal/100 g. Kandungan zat gizi lain dari permen madu yang telah diketahui adalah protein 0.18 ndash; 0.36 , karbohidrat 99 ndash; 99.31 dan serat pangan 6.49 ndash; 8.58 . Berdasarkan penelitian didapat permen madu yang dihasilkan mempunyai kadar air 0.09 ndash; 0.62 dan kadar abu 0.04 ndash; 0.54 , hal ini memenuhi persyaratan SNI 3547.1:2008. Melalui penelitian ini juga dibahas kajian keekonoman pabrik permen madu. Hasil studi kelayakan produksi permen madu dianalisis dengan menggunakan parameter keekonomian yaitu IRR, NPV, PBP dan ROI. Hasil kelayakan ekonomi perhitungan manual diperoleh nilai IRR sebesar 15 , ROI 33.65 , PBP 7 tahun, dan NPV sebesar Rp 1,156,616,420. Hasil analisis sensitivitas menghasilkan yang paling berpengaruh adalah harga jual terhadap perubahan IRR dan NPV. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas tersebut, maka harga jual produk permen madu adalah sebesar Rp 2,000. Hal ini sesuai dengan harapan bahwa permen madu yang diteliti mempunyai potensi sebagai produk pangan fungsional.

ABSTRACT
This study aims to test the potential of honey as an additional ingredient in candy. Candy to be used in the form of hard candy that has a hard and shiny texture. Research begins with finding the optimal composition of honey contained in candy, optimal honey levels in candy by 29 . Honey candy test data obtained from panelist assessment result in hedonic test consumer panel which includes color, aroma, taste and texture rating on four types of honey candy, honey from China, klanceng honey , randu honey and forest honey. Data analysis for the nutritional content of honey candy using descriptive analysis and for the hedonic test using ANOVA test. The results of the overall hedonic assessment of honey candy statistically there is a significant difference. The energy content of honey candy ranges from 397.28 398.68 kcal 100 g. Other nutrients from known honey candies are protein 0.18 0.36 , carbohydrates 99 99.31 and food fiber 6.49 8.58 . Based on the research, the honey candy produced has water content 0.09 0.62 and ash content 0.04 0.54 , it meets the requirements of SNI 3547.1 2008. Through this study also discussed the economics of the study of honey candy factories. The result of a feasibility study of honey candy was analyzed using economic parameters ie IRR, NPV, PBP and ROI. The results of the economic feasibility of manual calculation obtained by IRR of 15 , ROI 33.65 , PBP 7 years, and NPV of Rp 1,156,616,420. The result of sensitivity analysis that gives the most influence is the selling price of IRR and NPV changes. Based on the result of sensitivity analysis, honey candy product selling price is Rp 2,000. This is in line with the expectation that the honey candy being studied has potential as a functional food product."
2017
S67689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faber, Stuart J.
Los Angeles: Lega-Books, 1978
343.07 FAB h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Nadisha Puteri
"Kemajuan teknologi dan perdagangan bebas memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang dan/atau jasa namun menyebabkan posisi konsumen menjadi lemah karena tidak diiringi oleh kesadaran konsumen akan haknya. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mengatur beberapa hal mengenai hak konsumen terhadap informasi produk yang dikonsumsinya. Konsumen Indonesia, secara khusus, memiliki hak atas informasi terhadap produk pangan yang mereka beli dan konsumsi.
Skripsi ini membahas mengenai penerapan pengawasan terhadap peredaran produk pangan olahan impor, pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam peredaran produk pangan olahan impor, serta pengaturan mengenai tindakan hukum yang dapat dilakukan apabila masih ada pelaku usaha yang masih mengedarkan produk pangan olahan impor.
Hasil penelitian menyarankan bahwa dilakukan peningkatan pengawasan antara BPOM dan instansi terkait lainnya; diadakan edukasi dan sosialisasi mengenai produk pangan olahan impor; lebih berhati-hati dalam menjaga kualitas produk; mengutamakan pembelian produk dalam negeri dan mencerdaskan diri dengan pengetahuan mengenai perlindungan konsumen dan produk yang akan dikonsumsi.

Improvement in technology and free trade facilitate consumer to obtain the goods and/or services but causing the consumer?s position becomes weak because it is not accompanied by consumer?s awareness of their rights. The Law No. 8 Year 1999 on Consumer Protection set up a few things about consumer rights to product information that are consumed. Indonesian consumers, in particular, have the right to information on the food products they purchase and consume.
This thesis discusses about the application of the supervision of the circulation of imported processed food products, the violations committed by businesses in the circulation of imported processed food products, as well as setting the legal action that can be done if there are businesses that are still distribute imported processed food products.
Results of the study suggest that improving surveillance conducted between BPOM and other relevant agencies; held education and socialization of imported processed food products; more careful in maintaining the quality of products; priority to the purchase of domestic products and educate ourselves with knowledge about consumer protection and product to be consumed.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S58735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>