Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Aryartha Soepardi
Abstrak :
Proses pengadaan peralatan dan material di dalam proyek EPC dapat mencapai 60% dari waktu keseluruhan proyek. Salah satu masalah yang sering timbul adalah peralatan dan material yang belum/tidak sesuai dengan PO/spesifikasi proyek dikirim ke Site. Hal ini menimbulkan adanya pekerjaan ulang atau pekerjaan tambahan. Adanya tambahan waktu penyelesaian masalah ini dapat menjadi salah satu penyebab keterlambatan penyelesaian proyek. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek adalah dengan mendeteksi dan mengendalikan risiko pada tahap pengadaan peralatan dan material.
Tujuan penelitian ini adalah untuk merekomendasikan pengembangan perencanaan pengadaan peralatan dan material dengan menerapkan Equipment Criticality Rating pada tahap pengadaan sebagai alternatif tindakan pencegahan dan perbaikan untuk faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian peralatan dan material terhadap spesifikasi proyek.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan strategi penelitian berupa analisa arsip, survei, studi kasus serta validasi pakar. Instrument penelitian ini adalah interview para pakar profesional dan kuesioner pada profesional yang telah lama bekerja dalam proyek EPC fasilitas oil & gas. Risk analysis digunakan untuk mengetahui tingkat risiko dan analytical hierarchy process digunakan untuk menentukan keputusan alternatif penanganan faktor penyebab ketidaksesuaian.
Hasil penelitian ini akan diperoleh pengembangan proses perencanaan pengadaan peralatan dan material dengan peningkatan inspection level pada saat fabrikasi dapat menurunkan terjadinya pengiriman peralatan dan material yang tidak atau belum sesuai spesifikasi sehingga mendukung meningkatkan kinerja waktu.
The procurement process of equipment and materials in the EPC project are able to reach 60% to the overall project time. Problems that often arises are equipment and materials which not yet or is not conform to the PO or Project Specification are sent to the site. This condition results an additional work or rework. The additional time to resolve this problem could be one of the causes of project completion delays. One of the way to prevent project completion delays is to detect and control risks at the procurement stage.
The purpose of this study is to recommend the improvement procurement planning for the equipment and materials by implementing Equipment Critical Rating at the procurement stage as an alternative preventive and corrective action for the factors which cause equipment and material unconformity to project specifications.
The research method is quantitative descriptive method with a research strategy in the literature review, surveys, case studies and expert validation. The instrument of this research is interviewing experts and questionnaires to professionals who have worked in the EPC project for oil & gas facilities.
The results of this study are the improvement procurement planning process of equipment and materials by increasing inspection levels at fabrication or manufacturing stage able to reduce delivery of non-conform equipment and materials to specifications and so it supports improving project time performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51968
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ferra Ronsumbre
Abstrak :
Indonesia sebagai negara dengan kawasan hutan terluas di Asia Tenggara menjadikan sumber daya alam kehutanan yang dimiliki sangat berpotensi. Berbagai sumber daya alam dapat diperoleh dari hutan, salah satunya adalah kayu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pengadaan bahan baku kayu bulat dengan menggunakan kerangka Supply Chain Operations Reference (SCOR). Analisis dilakukan pada CV Prima Papua yang merupakan salah satu perusahaan pengolahan kayu. Analisis dilakukan dengan menggunakan matrik strategi Supply Chain Operations Reference (SCOR) level 1, level 2 dan level 3 dengan 5 indikator penilaian kinerja pengadaan bahan baku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja CV Prima Papua pada 5 indikator tersebut berada di bawah target yang ditetapkan akibatnya. Usulan perbaikan yang diberikan adalah perusahaan perlu menetapkan tingkat persediaan bahan baku kayu bulat.
......
Indonesia as a country with the largest forest area in Southeast Asia needs natural resources. Various natural resources can be obtained from forests, one of which is wood. This study analyzes the acquisition of round wood raw materials by using a Supply Chain Operations Reference (SCOR). The analysis was carried out on CV Prima Papua which is one of the wood processing companies in Indonesia. The diminishing forest area and the more wood processing companies the more competition, the tighter in obtaining raw materials. The analysis was carried out using level 1, level 2 and level 3 Supply Chain Operations (SCOR) Strategy matrix with 5 indicators of performance evaluation of raw material procurement. Currently, CV Prima Papua's performance on these 5 indicators is below the target set.
The results of this study indicate how the application of inappropriate levels is the main factor
causing companies not to need high level companies.Therefore, the company needs to set it's level of raw material invetory.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Reza Febriano
Abstrak :
Penetapan kriteria dan bobot penilaian yang tepat pada evaluasi penawaran merupakan faktor terpenting dalam seleksi pemilihan penyedia barang/jasa. Seringkali yang dijadikan kriteria utama dengan bobot terbesar pada evaluasi penawaran untuk pemilihan penyedia barang/jasa masih berdasarkan atas penawaran terendah (lowest bid). Saat ini kriteria utama yang digunakan di dalam evaluasi penawaran pekerjaan jasa pemborongan di PT Jasa Marga (Persero) hanya meliputi evaluasi harga penawaran (70 %) dan aspek teknis (30 %). Kriteria lainnya berdasarkan konsep best value evaluation seperti kemampuan teknis, kualifikasi personil, dan target waktu penyelesaian proyek tidak memiliki bobot penilaian yang cukup besar di dalam evaluasi penawaran. Sedangkan kriteria kemampuan manajerial dan kemampuan finansial belum dimasukkan ke dalam evaluasi dokumen penawaran. Tentunya kriteria dan besarnya bobot penilaian tersebut akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja (performance) peserta lelang ketika nantinya ditetapkan menjadi pemenang lelang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari bobot penilaian kriteria yang paling tepat untuk digunakan pada evaluasi penawaran pekerjaan jasa pemborongan di PT Jasa Marga (Persero) dengan menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Untuk itu dilakukan penelitian dengan pendekatan studi kasus dan objeknya adalah PT Jasa Marga (Persero). Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuisioner dan wawancara kepada responden yang pernah terlibat pada pekerjaan pengadaan jasa pemborongan di PT Jasa Marga (Persero).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh besarnya komposisi bobot penilaian pada evaluasi penawaran untuk kriteria kemampuan finansial sebesar 40 %, harga penawaran sebesar 27 %, kemampuan teknis sebesar 11 %, kemampuan manajerial sebesar 11 %, project performance milestone sebesar 6 %, dan kualifikasi personil sebesar 5 %. Diharapkan dengan adanya hasil penelitian tersebut dapat dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat besarnya bobot penilaian evaluasi penawaran dari sudut pandang kontraktor untuk memperoleh hasil yang lebih optimal.
Selecting the most suitable criteria in bidding evaluation method is the most important factor in selecting goods and services supplier. mostly low bid method become the most important criteria with the biggest weighting point on evaluating bid for choosing supplier for goods and services based on low bid methods. This time the major criteria used in evaluating bid procurement project in PT Jasa Marga (Persero) only contain of evaluating bid pricing (70%) and technical aspect (30%). Another criteria based with best value evaluation such as evaluation of technical excellence, personal qualifications, and completion date doesn?t have a large scale weighting point in bidding evaluation. While managerial capability and financial capability not yet included to this evaluation bidding document. This weighting point and all of those criteria will give a significant effect to the performance of all bidders when finally they announce becoming the winner of tender.
The purpose of this research is to find the most suitable weighting point criteria to use for evaluating bid construction project in PT Jasa Marga (Persero) by using Analytic Hierarchy Process (AHP). For that purpose we do some research with study case approach and the object is PT Jasa Marga (Persero). Data research result obtained by distributing questioners and interview to all responden who has involved previously in procurement project in PT Jasa Marga (Persero).
Based on research result we find out the weighting point composition in bidding evaluation for financial ability 40 %, bidding price 27 % , technical ability 11 %, project performance milestone 6 %, and personnel qualification 5 %. Hopefully with all this research result we can do the next research to find out the weighting point scale in bidding evaluation from contractors point of view to get the optimal result.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T24384
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dian Wijayanti
Abstrak :
Siklus dan proses pengadaan merupakan salah satu proses operasional yang sangat penting dalam pencapaian tujuan dan target perusahaan. Proses pengadaan yang efektif, efisien serta mempunyai acuan data master pemasok yang akurat akan meningkatkan performa perusahaan serta memaksimalkan pencapaian target perusahaan yang akan dicapai. Penelitian ini dilakukan karena permasalahan tidak akuratnya data master pemasok yang berakibat menjadi tidak efektifnya proses pengadaan dan berakibat menjadi timbulnya masalah dalam pemenuhan proyek kepada pelanggan serta mengakibatkan terjadi selisih yang cukup besar dalam konfirmasi audit atas hutang sehingga mengakibatkan terlambatnya finalisasi laporan audit perusahaan. Penelitian dengan menggunakan strategi studi kasus berikut ini membahas mengenai evaluasi kualitas data master pemasok didalam proses pengadaan dalam kaitannya dengan peningkatan performa perusahaan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Setelah dilakukan evaluasi, penelitian ini menyimpulkan bahwa proses reviu atas data master pemasok di bagian pengadaan PT X belum dilakukan secara efektif dan harus diperbaiki karena buruknya kualitas data master pemasok yang dimiliki perusahaan. Dari hasil penelitian dapat direkomendasikan berupa masukan aksi tindak lanjut dalam penerapan proses reviu data master pemasok sehingga tercipta perbaikan kinerja dalam proses pengadaan untuk efektivitas proses bisnis yang ada pada PT X
......The procurement cycle and process is one of the most important operational processes in achieving the company's goals and targets. An effective, efficient procurement process and having an accurate supplier master data reference will improve company performance and maximize the action of company in order to achieve target. This research was conducted due to the problem of inaccurate supplier master data from ineffective procurement process and resulted in problems in fulfilling projects to customers and resulted in difference in audit confirmation of debts, resulting in late finalization of the company's audit report.
The following research using the case study strategy discusses the evaluation of supplier master data quality in procurement process that affecting the achievement of purpose in the company. This research provide conclusions on the results of the evaluation of the effectiveness of review supplier master data in procurement process at PT X and give recommendations of action plan for performance improvement in achieve purpose in PT X.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library