Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Campion, H.
London: Oxford University Press, 1939
346.04 CAM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schlatter, Richard
London: George Allen & Uwin , 1951
346.04 SCH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dirjen Kebudayaan Kemdikbud, 2018
721.09 IND k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Rahmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan konsep pelestarian Cagar Budaya berupa rumah tinggal milik perorangan (private property) dengan menitikberatkan pada pemilik sebagai pemangku kepentingans penting. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap para pemilik rumah Cagar Budaya sebagai teknik mengambilan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemilik setuju dengan adanya pelestarian terhadap rumah Cagar Budaya yang mereka miliki, namun tidak setuju dengan status Cagar Budaya. Masalah dominan dalam pelestarian Cagar Budaya milik perorangan ini adalah adanya ketidakseimbangan hak dan kewajiban pemilik, belum adanya otoritas pemilik dalam proses pelestarian Cagar Budaya, serta komunikasi yang buruk antarpemangku kepentingan. Oleh karena itu konsep pelestarian yang disarankan dalam pelestarian rumah Cagar Budaya milik perorangan adalah konsep manajemen pemangku kepentingan yang menekankan pada komunikasi terbuka, keseimbangan hak dan kewajiban pemilik, serta memberikan otoritas kepada pemilik sebagai pemangku kepentingan penting dalam pelestarian. Temuan penting lainnya dalam penelitian ini adalah bahwa proses budaya memberikan pengaruh positif dalam pelestarian Cagar Budaya.
ABSTRACT
The aim of this research is to produce the concept of preservation of private home heritage with emphasis on the owner as important stakeholder. This study uses qualitative methods with in-depth interviews of the owners as a technique of data retrieval. The results of this study indicate that the owner agrees with the preservation of their private home, but does not agree with the Cultural Heritage status. The dominant problem in the preservation of the private home is the existence of an imbalance of the rights and obligations of the owner, the absence of the owner's authority in the process of preserving the Heritage, as well as poor communication amongst stakeholders. Therefore, the preservation concept suggested in the preservation of private home is managemant stakeholders that emphasizes on communication, balance of rights and obligations of the owner, and authority to the owner as an important stakeholder in preservation. Another important finding in this research is that cultural processes have a positive influence on preservation of Heritage.
2018
T50090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delicia Gemma Syah Marita
Abstrak :
Perkawinan menimbulkan akibat hukum bagi harta kekayaan yang diperoleh diantara mereka baik sebelum maupun selama perkawinan berlangsung. Permasalahan yang menjadi fokus kajian dalam tesis ini adalah: Bagaimanakah menggolongkan harta yang diperoleh setelah putusnya perkawinan, Bagaimana akibat hukum dari hata bersama yang belum dilakukan penyelesaian pembagian setelah putusnya perkawinan, dan Bagaimana pertimbangan hukum hakim di dalam Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 290/Pdt.G/2013/PN.Mdn. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitis dengan metode pendekatan yuridis normatif. Hasil penelitian diketahui bahwa: 1. Dalam menggolongkan harta yang diperoleh setelah putusnya perkawinan wajib memperhatikan ruang lingkup harta bersama, diantaranya yaitu harta yang dibeli selama perkawinan, harta yang dibeli dan dibangun sesudah perceraian yang dibiayai dari harta bersama, harta yang dapat dibuktikan diperoleh selama masa perkawinan, penghasilan harta bersama dan harta bawaan, segala penghasilan pribadi suami istri. 2 Akibat hukum dari harta bersama yang belum dilakukan penyelesaian pembagian setelah putusnya perkawinan adalah, apabila terdapat harta yang tidak dapat dibuktikan perolehannya maka akan tergolong menjadi harta bersama. 3. Dalam hal ini hakim telah mengadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Walaupun tanah sengketa dibeli oleh istri setelah suaminya meninggal, tetapi tanah tersebut dibeli dengan menggunakan hasil keuntungan yang didapat dari usaha bersama dengan suaminya. Maka dari itu harta tersebut otomatis tergolong sebagai harta bersama. Disarankan perlu adanya putusan yang memberikan kepastian hukum mengenai pemilikan harta perkawinan yang diperoleh setelah pasangan hidup meninggal dunia.
A marriage creates a legal implication to the property that is obtained between the two before and throughout the period of marriage. The problem that will be the research focus of this thesis is how to classify the property that is obtained after the end of a marriage What is the legal implication of a community property, which division has not been settled after the end of a marriage And what were the Judge rsquo s legal considerations in the Medan District Court verdict number 290 Pdt.G 2013 PN Mdn This research is a descriptive analytic research with an approach method of yuridis normative. The result of this research finds that: 1. In classifying property that is obtained after the end of a marriage, it is compulsory to pay attention to the scope of the community property, such as a property that is purchased throughout the marriage a property that is purchased and built after the end of a marriage that is sponsored by a community property a property that can be validated to be acquired throughout the period of marriage income from a community property and innate property all private property of husband and wife. 2 The legal implication of a community property, which division has not been settled after the end of a marriage, if consisted of a property of which acquisition cannot be validated, is to be classified as a community property. 3. In this case, judge has ruled according to the law. Even though the land of dispute was purchased by the wife after her husband was deceased, the land was purchased using the profit obtained by a business that was started together with the husband. Therefore, the property is consequently classified as a community property. It is advised that there should be a ruling, which gives a legal certainty of the ownership of the marital property after the decease of a spouse.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicko Ronny Gardono
Abstrak :
Tesis ini menelaah sebuah kebijakan publik yaitu Perpu 1/2004 yang berisikan tentang ijin kepada tiga belas perusahaan tambang untuk melakukan kegiatan pertambangan di hutan lindung. Alasan kegentingan memaksa karena krisis ekonomi patut yang melatar belakangi kebijakan publik ini patut dikritisi dengan melakukan kajian kebijakan dengan menggunakan analisa kronologis keluarnya Perpu 1/2004 dan dengan metode cost benefit analysis. Kajian kronologis keluarnya kebijakan menunjukan tidak ada transparansi dan akuntabilitas kepada publik dengan tidak diakomodasinya masyarakat sekitar hutan yang merupakan pihak yang akan terkena langsung dari kebijakan ini, secara materiil Perpu 1/2004 ini bertentangan dengan peraturan yang mempunyai kedudukan lebih tinggi seperti UUD' 45 pasal 28h dan pasal 33, UU No 10/2004, UU Na. 5/1990 pasal 19, UU 41/1999 pasal 24 dan pasal 38 serta UU 5/1994, secara formil perubahan bentang alam yang mempunyai fungsi khusus seperti hutan lindung sangatlah beresiko di tengah terjadinya deforestrasi di hutan Indonesia. Kajian menggunakan metode Cost & Benefit Analysis menunjukan bahwa secara jangka pendek kegiatan pertambangan memberikan keuntungan lebih tinggi daripada nilai intrinsik hutan lindung dan secara jangka panjang akan cenderung merugikan. Tampak perlu cara pandang baru dalam memandang sumber daya alam ini dengan lebih memperhitungkan nilai intrinsik alam yang selama ini diabaikan. Dengan cara itu akan timbul sikap humble economy, yang berarti tidak memandang kepentingan ekonomi sebagai satu-satunya alasan yang sah dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan maka rencana penambangan di hutan lindung tampaknya memerlukan kajian lebih mendalam dan dilihat secara kasus per kasus di setiap lokasi. Perhitungan alih fungsi lahan hutan menjadi areal pertambangan perlu ditelaah nilainya dalam kerangka analisis cost-benefit dalam jangka panjang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library