Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
CANDRA SURYA NUSA CITRA
Abstrak :
ABSTRAK
Biodiesel dicampur dengan petroleum diesel untuk meningkatkan sifat fisikokimia yang berhubungan dengan CFP (cold flow properties). BXX memiliki permasalahan seperti meningkatnya presipitasi pada suhu rendah dan menyebabkan penyumbatan pada filter atau dispenser bahan bakar kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kandungan monostearin dan suhu penyimpanan terhadap laju pertumbuhan presipitat yang terbentuk. Dalam penelitian ini digunakan monostearin pada kondisi 15oC, 20oC, 25oC dan suhu ruangan dalam penyimpanan jangka panjang (3 minggu) terhadap laju pertumbuhan presipitat. Dari penelitian ini didapatkan hasil presipitat pada (B30/7 hari) suhu penyimpanan 15oC 0.184 gram sedangkan 20oC 0.163 gram. Hasil penelitian memperlihatkan setelah masa penyimpanan sampel lebih dari 7 (tujuh) hari, hasil presipitasi pada BXX sudah mulai stabil yaitu sebesar 0.172 gram pada hari ke-21 (dua puluh satu).
ABSTRACT
Biodiesel is mixed with petroleum diesel to improve physicochemical properties associated with CFP (cold flow properties). BXX has problems such as increasing precipitation at low temperatures and causing blockages in filters or fuel dispenser vehicles. This study aims to determine the effect of variations in monostearin content and storage temperature on the growth rate of precipitates formed. In this study monostearin was used in conditions of 15oC, 20oC, 25oC and room temperature in long-term (3 weeks) storage of precipitate growth rates. From this study the precipitates were obtained at (B30 / 7 days) storage temperature of 15oC 0.184 grams while 20oC was 0.163 grams. The results showed that after the sample retention period was more than 7 (seven) days, the precipitation results on BXX had begun to stabilize, amounting to 0.172 grams on the 21st day (twenty-one).
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Aufar Ghaizani
Abstrak :
ABSTRACT
Dalam proses produksi biodiesel terbentuk komponen pengotor seperti Saturated Monoglycerides SMG yang akan terpresipitasi apabila biodiesel beroperasi pada suhu rendah. Hal ini disebabkan oleh tingginya Final Melting Temperature FMT atau titik lebur dari SMG dan akan membentuk endapan padat diatas Cloud Point CP. Penggunaan biodiesel yang dicampurkan dengan petroleum diesel BXX dengan rasio B10 10, B20 20, dan B30 30 akan meningkatkan proses presipitasi pada suhu rendah dan menyebabkan penyumbatan pada filter atau dispenser bahan bakar kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi rasio pencampuran dan suhu terhadap laju perumbuhan presipitat. Hal diatas diteliti dengan menggunakan beaker test untuk mendapatkan jumlah presipitat yang terbentuk setiap harinya selama 2 minggu, dengan suhu penyimpanan 15oC, 20oC, 25oC, dan suhu ruang 30 - 33oC. Jumlah presipitat akan bertambah seiring dengan kenaikan persentase biodiesel dalam campuran. Semakin rendah suhu penyimpanan, presipitat yang terbentuk didalam campuran biodiesel dan petroleum diesel akan semakin meningkatDalam proses produksi biodiesel terbentuk komponen pengotor seperti Saturated Monoglycerides SMG yang akan terpresipitasi apabila biodiesel beroperasi pada suhu rendah. Hal ini disebabkan oleh tingginya Final Melting Temperature FMT atau titik lebur dari SMG dan akan membentuk endapan padat diatas Cloud Point CP. Penggunaan biodiesel yang dicampurkan dengan petroleum diesel BXX dengan rasio B10 10, B20 20, dan B30 30 akan meningkatkan proses presipitasi pada suhu rendah dan menyebabkan penyumbatan pada filter atau dispenser bahan bakar kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi rasio pencampuran dan suhu terhadap laju perumbuhan presipitat. Hal diatas diteliti dengan menggunakan beaker test untuk mendapatkan jumlah presipitat yang terbentuk setiap harinya selama 2 minggu, dengan suhu penyimpanan 15oC, 20oC, 25oC, dan suhu ruang 30 - 33oC. Jumlah presipitat akan bertambah seiring dengan kenaikan persentase biodiesel dalam campuran. Semakin rendah suhu penyimpanan, presipitat yang terbentuk didalam campuran biodiesel dan petroleum diesel akan semakin meningkat.
ABSTRACT
In the biodiesel production process, impurities such as Saturated Monoglycerides SMG that precipitate at low temperature are commonly formed. This is caused by high Final Melting Temperature FMT of SMG. Formation of solid deposits when it reach temperature above Cloud Point CP is then unavoidable under these conditions. The use of biodiesel petroleum blends BXX with biodiesel blend ratio of 10 B10, 20 B20 and 30 B30 accelerates precipation process which renders clogging on fuel filters. These works examined the effect of blend ratio and temperature on the precipitation rate. Investigation is carried out using beaker test to obtain the amount of precipitation formed everyday for 2 weeks storage time. BXX stored at 15oC, 20oC, 25oC, and room temperature 30 33oC in cooling chambers. The results indicates that as the biodiesel ratio in BXX become higher and the storage temperature become lower, the amount of precipitates formed will increase.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nibras Azza Adhikara
Abstrak :
Penelitian ini merupakan investigasi proses pembuangan besi yang merupakan bagian dari hilir proses endapan hidroksida campuran (MHP) nikel dan kobalt dengan menggunakan larutan pelindian atmosferik nikel lateritik. Dengan penggunaan kalsium karbonat sebagai reagen, pengaruh pH (1, 2, 3) dan konsentrasi reagen (20% dan 25%) diamati dan diteliti dalam penelitian ini. Proses karakterisasi XRD dan SEM EDS dilakukan untuk data semi kuantitatif dan kualitatif endapan dengan penambahan ICP-OES sebagai data kuantitatif teruntuk filtratnya. Unsur-unsur seperti Ni, Fe, Al, Cr dan Co diamati sebagai ruang lingkup utama penelitian. Unsur penetral asam tambahan, seperti Ca dan S juga menjadi elemen penting untuk diamati. Analisis berdasarkan endapan menunjukkan bahwa proses netralisasi asam berlangsung dengan jumlah besi yang cukup pada endapan dengan jumlah nikel paling sedikit. Selain itu, semua pH dan konsentrasi endapan secara kualitatif menggambarkan proses netralisasi yang sama yang melibatkan kalsium dan sulfur. Menelisik hasil filtrat yang dianalisa menggunakan ICP, pH 1 untuk konsentrasi 20% and 25% kalsium karbonat memeliki jumlah besi yang sedikit di filtrat sehingga besi mengendap di bawah filtrat. Dengan demikian, parameter yang paling efisien dalam studi ini adalah 25% kalsium karbonat menggunakan pH 1 dengan temperatur 90oC dan dalam waktu 2 jam. ......This study was an investigation of iron removal process part of mixed hydroxide precipitate of nickel and cobalt downstream by using pregnant leach solution of nickel laterite atmospheric leaching. By the usage of calcium carbonate (CaCO3) as the reagent, the effect of pH (1, 2, 3) and reagent concentration (20% and 25%) was observed and investigated in this research. Characterization processes of XRD and SEM EDS were done for semi-quantitative and qualitative data of precipitates with addition of ICP-OES as quantitative data for the filtrate. Elements, such as Ni, Fe, Al, Cr and Co were observed as the main scope of the research. Additional acid neutralization elements, such as Ca and S are observed as well. Analysis based on precipitates demonstrate that the acid neutralization process took place with sufficient amount of iron in the precipitates with the least amount of nickel. In addition, all pH and concentration of precipitates qualitatively illustrate the same neutralization process involving calcium and sulfur. From the results of filtrate through ICP testing, pH 1 for both 20% and 25% concentration provide the smallest recovery rate alongside the smallest ppm compare to pH 2 and 3; thus, the iron precipitates in the formation of iron sulfide and/or iron sulfate. Overall, the optimum parameter in this study is 25% of calcium carbonate, pH 1, 90oC for 2 hours of agitation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Meilina
Abstrak :
ABSTRAK
Tekstur kristalografi dari lembaran paduan alumunium AA 3xxx telah diteliti menggunakan hamburan neutron. Pengaruh kandungan titanium pada tekstur kristalografi setelah proses manufaktur telah ditentukan. Dari data-data yang ada menunjukkan bahwa kandungan titanium memiliki pengaruh terhadap tekstur kristalografi yang terjadi. Paduan alumunium base alloy AA 3xxx dengan titanium 0,0111 wt% memiliki pola tekstur yang paling baik. Selain itu, distribusi dan bentuk presipitat juga akan mempengaruhi tekstur kristalografi yang terjadi.
ABSTRACT
The crystallographic texture of aluminum alloy AA 3xxx sheet was investigated by Neutron Scattering. The influence of titanium on the crystallographic texture after manufacturing was determined. The results show that the influence of titanium on aluminum alloy AA 3xxx sheets effect the texture after manufacturing. Aluminum base alloy AA 3xxx with 0.0111 wt% Ti has the best texture. The distribution and form of precipitates in aluminum alloy AA 3xxx also hardly effects the crystallographic texture.
2007
T23784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Bayu Adi Prasetya
Abstrak :
Sambungan pengelasan baru setelah perbaikan pada pipa boiler Finishing Superheater pada komponen pembangkit listrik dilakukan studi untuk memprediksi sisa umur pakai. Studi difokuskan pada proses pengelasan dengan perlakuan panas (preheat dan PWHT) dan tanpa perlakuan panas. Studi ini dilakukan untuk menentukan periode pemeliharaan pipa boiler jika dilakukan pengelasan tanpa perlakuan panas berdasarkan data pengujian sisa umur pakai. Pengujian untuk memprediksi sisa umur pakai pipa boiler dilakukan dengan pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik, pengukuran kekerasan mikro, dan pengujian stress rupture untuk mendapatkan kurva perbandingan Parameter Larson Miller (LMP) terhadap tegangan. Hasil pengamatan struktur mikro pada lasan tanpa preheat menunjukan fasa martensit dengan bilah-bilah yang kasar, perbesaran butir pada HAZ dengan beberapa presipitat. Pada pengelasan dengan perlakuan panas butiran struktur mikro pada bagian lasan dan HAZ dapat diperhalus dan menyeragamkan nilai kekerasan rata-rata. Berdasarkan pengujian stress rupture, sisa umur pakai pada lasan tanpa preheat diharapkan mampu beroprasi hingga 11,5 tahun pada temperatur maksimum metal 591°C. Setelah dilakukan PWHT ketahanan mulur pada sambungan las meningkat dibuktikan dengan prediksi umur pakai pada sambungan lasnya. ......Remaining life time prediction of welded joint finishing superheater boiler tube have evaluated on each type of welding procedure (as welded and after PWHT). The aim of this study to determine maintenance period of as welded joint compared with weld joint after PWHT based on remaining life assessment data. Examination of remaining life time conducted by microstructure evaluation using optical-microscope, microhardness indentation, stress rupture test to obtain correlation between Larson Miller Parameter (LMP) vs hoop stress. As welded joint microstructural observation showed heterogenous microstructure that consist of coarse martensite lath exist on the weld metal, grain coarsening on the HAZ and some coarse precipitate. Grain refining and decrease of hardness have found on sample after PWHT. Based on stress rupture examination, remaining lifetime on as weld joint expected to reach 11.5 years of operating hour at 591°C maximum metal temperature. Welded joint after PWHT increase its remaining life time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52381
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indy Prasetya Girry
Abstrak :
ABSTRACT
Kebutuhan bahan bakar bersih semakin meningkat seiring dengan kebutuhan energi dunia yang meningkat. Biodiesel menjadi salah satu energi masa depan, namun biodiesel memiliki kelemahan, paling utama pada stabilitas, CFP cold flow properties yang kurang baik, viskositas yang lebih tinggi yang hampir semuanya berhubungan dengan jenis dan kandungan asam lemak-nya. Dalam percobaan ini dijelaskan pengaruh kualitas biodiesel terutama monogliserida monopalmitat pada kondisi 15oC, 20oC dan suhu ruangan, 30-32?, dalam jangka panjang 2 minggu terhadap laju pertumbuhan. Hasil menunjukan terjadinya fenomena naik dan turun pada laju pertumbuhan presipitat, dikarenakan adanya sifat polimorfik kristal yang berubah dari fase-? yang kurang stabil menjadi fase-? yang lebih stabil. Hasil menunjukan biodiesel mencapai titik puncak awal pada hari ke 4-7 kemudian terjadi penurunan.
ABSTRACT
The need for cleaner fuel increases alongside the necessity of reducing green house gas emissions. One of fast developing renewable energy to solve this problem biodiesel. In several countries biodiesel have been obligatory components for diesel blend up to 20 B20. The main disadvantages of biodiesel are the stability, lesser CFP cold flow properties, and higher viscosity, almost all of which have something to do with its fatty acid type and content. In this research biodiesel containing monopalmitic was store in controlled temperature 15 C, 20 C, and room temperature. Results shown that during the 4th 7th day precipitaton rate reach its limit before going down. This due of polimorf criztalization that changed, less stable phase, to more stable phase.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Gunanto
Abstrak :
Anoda korban paduan Al-5Zn-0,5Cu-0,3Y merupakan salah satu pengembangan anoda korban dengan tegangan yang rendah yang dapat mencegah terjadinya adanya proteksi berlebih yang dapat menimbulkan potensi terjadinya stress corrosion cracking. Namun pada pengaplikasiannya dibutuhkan anoda korban yang memiliki efisiensi yang tinggi untuk memaksimalkan kerja anoda korban. Salah satu peningkatan efisiensi anoda korban yaitu dengan penambahan perlakuan panas. Perlakuan panas yang dilakukan pada penilitan ini yaitu age hardening. Dilakukan proses quenching dari suhu 400°C kemudian dilakukan penuaan pada suhu 220°C dengan variasi waktu penahanan 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. Pengujian efisiensi dilakukan dengan menggunakan standar DNV RP-B401 yang dilakukan selama 96 jam. Didapatkan efisiensi dari anoda korban Al-5Zn-0.5Cu-0,3Y as-cast, aging 1 jam, 3 jam, dan 5 jam berturut – turut adalah 67%, 66%, 64%, dan 61%. Perlakuan panas menyebabkan meningkatnya laju korosi dari anoda korban paduan karena adanya pembentukan presipitat yang tumbuh pada batas butir sehingga korosi lebih mudah menyerang. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin lama penahanan waktu perlakuan panas maka akan semakin mengurangi efisiensi dari anoda korban paduan Al-5Zn-0.5Cu-0.3Y. ...... Al-5Zn-0,5Cu-0.3Y alloy sacrificial anode is one of the developments of a low-voltage sacrificial anode that can prevent overprotection which that makes stress corrosion cracking. However, its application requires a sacrificial anode that has high efficiency is needed to maximize the function of the sacrificial anode. One way to increase the efficiency of the sacrificial anode is by adding heat treatment. The heat treatment that carried out in this research is age hardening. The quenching process uses 400°C for a temperature and then aging at a temperature of 220°C with variations in holding times of 1 hour, 3 hours, and 5 hours. Efficiency testing was carried out using the DNV RP-B401 standard which was carried out for 96 hours. The efficiency of the sacrificial anode Al-5Zn0.5Cu-0.3Y without heat treatment, or with aging holding time of 1 hour, 3 hours, and 5 hours, respectively, was 67%, 66%, 64%, and 61%. Heat treatment causes an increase in the corrosion rate of the alloy sa crificial anode due to the formation of precipitates that grow at the grain boundaries so that corrosion is easier to attack. This shows that the long holding time will further reduce the efficiency of the Al-5Zn-0.5Cu-0.3Y alloy sacrificial anode.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jati Kusumawardani
Abstrak :
Cylinder head, sebagai ruang pembakar mesin pada kendaraan sepeda motor terbuat dari Al-9Si-2Cu yang sifatnya ringan, kuat, dan tahan korosi. Adapun, beberapa masalah yang ditemui dalam produksi cylinder head adalah porositas dan penyusutan yang menyebabkan kebocoran. Penelitian ini mempelajari penambahan penghalus butir titanium sebagai alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi proses pembekuan. Selain itu, dilakukan proses perlakuan panas penuaan dengan tujuan untuk menganalisa peningkatan kekerasan saat penuaan. Pada penelitian ini dilakukan penambahan 0,027 wt. % Ti dengan memberikan penghalus butir AlTi yang berbentuk serbuk pada temperatur 760 °C ke dalam Al-9Si-2Cu pada kondisi lebur. Sampel aluminium cair tersebut diinjeksikan menggunakan metode Low Pressure Die Casting (LPDC). Kemudian, pada sampel dilakukan solution treatment pada temperatur 525 °C selama satu jam, pencelupan ke dalam air, dan dilanjutkan dengan penuaan alami (T4) pada temperatur ruang selama 400 jam, serta penuaan buatan (T6) pada temperatur 200 °C selama 100 jam. Pada selang waktu tertentu dilakukan pengujian kekerasan dan observasi mikrostruktur terhadap sampel untuk mengamati kecenderungan perubahan kekerasan dan perubahan yang terjadi pada mikrostruktur. Setelah itu, pada kedua sampel dilakukan x-ray mapping untuk mengetahui distribusi unsure yang terlarut di dalam paduan. Penambahan penghalus butir pada Al-9Si-2Cu meningkatkan kekerasan sebesar 6,67 % pada kondisi as cast. Setelah dikenakan perlakuan panas, kekerasan maksimal pada paduan tanpa penambahan titanium mencapai 113,7 dan 113,5 BHN pada penuaan alami (T4) selama 400 jam dan penuaan buatan selama 6 jam. Sedangkan, pada paduan dengan penambahan 0,027 wt. % Ti, kekerasan maksimal mencapai 117,9 dan 122,1 BHN pada penuaan alami (T4) selama 400 jam dan penuaan buatan selama 6 jam. Kenaikan nilai kekerasan ini dikonfirmasikan dengan hasil X-ray mapping dimana unsur Ti tersebar lebih banyak pada sampel dengan penambahan penghalus butir. Unsur lain seperti Al, Si, Fe, Mn terkandung pada fasa intermetalik (Al3 (Fe,Mn)Si2 dan Al12(MnCuFe)3Si2). Mg dan Cu terdispersi sebagai fasa presipitat. Berdasarkan mikrostruktur, terlihat bahwa penambahan 0,027 wt. % Ti dapat mengubah kristal AlSi yang berbentuk serpihan menjadi jarum.
Cylinder head, a part of combustion engine of a motorcycle is usually made of Al-9Si-2Cu alloys. These alloys are popular due to its low weight, strength, and corrosion resistance. Cylinder head is produced through Low Pressure Die Casting (LPDC) process which is prone to porosity and shrinkage, resulted in leakage. This research aimed to reduce the defects by adding grain refiner of titanium further heat treatment processes also conducted to increase hardness of the alloys. An amount of 0.027 wt. % Ti in the form of Al-Ti flux was added to Al-9Si-2Cu alloy at 760 ºC. Afterwards, samples were solution treated at 525 ºC for 1 h, water quenched, and then naturally aged (T4) at room temperature for 400 h and artificially aged (T6) at 200 °C for 100 h. Hardness testing and microstructure observation were performed to study age hardening response and evolution of microstructure. X-ray mapping was conducted to reveal distribution of solute elements in the alloys during ageing. Grain refinement of Al-9Si-2Cu alloy increased the hardness of ~ 6.67 % at ascast condition. Upon ageing, the alloys with no titanium reached maximum hardness of 113.7 BHN after 400 h for T4 and 113.5 BHN after 6 h for T6. Otherwise, the alloys added with 0.027 wt. % Ti, reached maximum hardness of 117.9 BHN after 400 h for T4 and 122.1 BHN after 6 h for T6. The increment of hardness was also confirmed by x-ray mapping result that showed more uniform distribution of Ti in the alloys with grain refiner than those without grain refiner. Other element such as Al, Si, Fe, Mn, were detected inside intermetallic phases of Al3 (Fe,Mn)Si2 and Al12(MnCuFe)3Si2. Mg and Cu were dispersed as precipitate phases. Addition of titanium also changed the morphology of AlSi crystal from cuboidal to needle-like shape.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41759
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Prihantono
Abstrak :
Saat ini banyak dikembangkan material baja dengan menambahkan unsur paduan ringan ( sekitar 0,15%). Unsur tersebut dipadukan ke baja dengan salah satu metodenya melalui penguatan presipitat dan penghalusan butir. Dalam penelitian ini material yang digunakan yaitu baja HSLA 0,056% Nb, yang di reheating pada temperatur sekitar 1200_C. Dengan memodifikasi kecepatan pendinginan yang tentunya akan menghasilkan besar butir akhir yang berbeda. Data ukuran butir ini digunakan untuk memodifikasi persamaan kinetika butir sellars. Dengan menambahkan variabel kecepatan pendinginan dan penyesuaian konstanta, Konstanta untuk persamaan sellars pada baja HSLA 0,056% Nb adalah 1x1013 dan kecepatan pendinginannya adalah 12,7.
At this time, there are many development of steel with added alloying material less than 0,15 % Wt. One of kind method for alloyed this material with precipitation and grain refinement strengthening. In this research we use HSLA 0,056% Nb steel, which is reheat until 1200 _C, with modification of cooling rate variation which is final grain is different. Grain size used for modification of sellars kinetics grain equation. With adding cooling rate and constant value. The result of this research is 1x1013 constant value and 12,7 for cooling rate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51648
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library