Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Salaki, Larissa Deviani
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini menyediakan analisis awal mengenai komunikasi vokal pada kelasi
(Presbytis rubicunda). Bagian pertama dari studi ini mengidentifikasi dan
mendeskripsikan repertoar vokal yang dimiliki oleh kelasi beserta konteks
penggunaan dan struktur akustiknya. Bagian kedua menganalisis fungsi dari salah
satu jenis vokalisasi pada kelasi, yaitu loud call, dengan mengidentifikasi variasi
akustik pada loud call antarkonteks dan antarindividu. Sebanyak 574 rekaman
vokal dari 3 kelompok kelasi di Laboratorium Alam Hutan Gambut, Sabangau,
Kalimantan Tengah digunakan dalam analisis. Analisis dilakukan secara akustik
dan secara statistik menggunakan statistik deskriptif dan fungsi diskriminan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa repertoar vokal kelasi terdiri dari setidaknya
10 jenis vokalisasi yang dapat dibedakan berdasarkan struktur akustiknya (p <
0,05). Kelasi betina dewasa memiliki jenis vokalisasi terbanyak (5 jenis), diikuti
oleh bayi (4 jenis), dan jantan dewasa (2 jenis). Kelasi menggunakan repertoar
vokal tersebut dalam berbagai macam konteks yang digunakan untuk
berkomunikasi ke luar kelompok (saat bertemu kelompok kelasi lain, melihat
predator atau manusia) atau dengan sesama anggota kelompok (berpindah, makan,
dan interaksi antara ibu dan bayi). Hasil analisis fungsi diskriminan juga
menunjukkan bahwa loud call kelasi memiliki variasi akustik yang signifikan (p <
0,05) antarindividu maupun antarkonteks yang memungkinkan pendengarnya
untuk mengetahui identitas kelasi pemanggil dan konteks dari panggilan tersebut.
ABSTRACT
This study provides a preliminary analysis on maroon langurs? (Presbytis
rubicunda) vocal communication. The first section of this study identified maroon
langurs? vocal repertoire as well as its associated contexts and acoustic structure.
This second section analyzed the function of maroon langurs? loud call by
identifying variations in its acoustic feature between contexts and individuals. A
total of 574 recordings from 3 maroon langur groups in Sabangau Natural
Laboratory of Peat Swamp Forest, Central Kalimantan were used in this study.
Analyses were performed acoustically and statistically using descriptive statistics
and discriminant function analysis. Our analyses showed that maroon langurs?
vocal repertoire consisted of at least 10 types of vocalization that can be
discriminated by its acoustic structure (p < 0.05). Adult females had the largest
repertoire (5 types), followed by infants (4 types), and adult males (2 types).
Maroon langurs used vocalizations in various contexts to facilitate extragroup
communication (such as group encounter, presence of predator or human) or
intragroup communication (traveling, feeding, and mother-infant interaction).
Discriminant function analysis also showed that maroon langurs? loud calls
possessed significant acoustic variation (p < 0.05) between individuals and
contexts, which may inform the receivers about the identity of the caller and the
context of the call.
2016
T47173
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Andrew Rizky Prabowo
Abstrak :
Presbytis rubicunda merupakan satwa endemik Kalimantan dengan status konservasi vulnerable (VU) pada tahun 2020, yang sebelumnya berada pada status konservasi least concerned (LC) pada tahun 2008. Perubahan status konservasi ini diakibatkan oleh adanya kerusakan habitat alaminya, yaitu hutan gambut. Upaya telah dilakukan untuk menanggulangi atau mencegah kerusakan hutan gambut. Katingan Mentaya Project (KMP) merupakan usaha restorasi dan konservasi ekosistem gambut yang berlokasi di Kalimantan Tengah. KMP berusaha untuk mewujudkan pemulihan fungsi ekologis lahan gambut sebagai habitat alami bagi satwa-satwa salah satunya Ordo Primata. Telah dilakukan penelitian mengenai deteksi keberadaan P. rubicunda di wilayah selatan kawasan restorasi gambut KMP untuk mengetahui lokasi titik-titik perjumpaan dan jumlah P. rubicunda di wilayah tersebut. Penelitian dilakukan dengan metode line transect yang dikombinasi dengan metode-metode lainnya, seperti penggunaan camera trap dan melakukan wawancara dengan beberapa responden. Hasil menunjukkan bahwa terdapat 8 titik dengan frekuensi jumlah individu mencapai 11 individu dengan total effort line transect sejumlah 72.800 m. Selain itu, terdapat hasil deteksi P. rubicunda menggunakan camera trap. Penggunaan camera trap dinilai kurang efektif karena mekanisme pemasangan dan pelepasan camera trap cukup sulit dilakukan dan memiliki banyak risiko kerusakan atau gagal, serta data yang didapatkan sedikit. Wawancara dengan beberapa staff KMP dilakukan untuk membandingkan effort dalam menjumpai P. rubicunda.
......Presbytis rubicunda is a Kalimantan endemic animal with a vulnerable conservation status (VU) in 2020, which was previously in the least concerned conservation status (LC) in 2008. This change in conservation status was caused by damage to its natural habitat, namely peat forests. Efforts have been made to mitigate or prevent damage to peat forests. The Katingan Mentaya Project (KMP) is an effort to restore and conserve peat ecosystems located in Central Kalimantan. KMP is trying to realize the restoration of the ecological function of peatlands as a natural habitat for animals, one of them is Order of Primate. Research has been carried out on the detection of P. rubicunda in the southern region of the KMP peat restoration area to determine the location of the encounter points and the number of P. rubicunda in the area. The research was conducted using the line transect method in combination with other methods, such as using camera traps and conducting interviews with several respondents. The results show that there are 8 points with a frequency of up to 11 individuals with a total effort line transect of 72,800 m. In addition, there are results of P. rubicunda detection using camera traps. The use of camera traps is considered ineffective because the mechanism for attaching and removing camera traps is quite difficult to do and has a lot of risk of damage or failure, and less data is obtained. Interviews with several KMP staff were conducted to compare efforts in finding P. rubicunda.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Salaki, Larissa Deviani
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini menyediakan analisis awal mengenai komunikasi vokal pada kelasi
(Presbytis rubicunda). Bagian pertama dari studi ini mengidentifikasi dan
mendeskripsikan repertoar vokal yang dimiliki oleh kelasi beserta konteks
penggunaan dan struktur akustiknya. Bagian kedua menganalisis fungsi dari salah
satu jenis vokalisasi pada kelasi, yaitu loud call, dengan mengidentifikasi variasi
akustik pada loud call antarkonteks dan antarindividu. Sebanyak 574 rekaman
vokal dari 3 kelompok kelasi di Laboratorium Alam Hutan Gambut, Sabangau,
Kalimantan Tengah digunakan dalam analisis. Analisis dilakukan secara akustik
dan secara statistik menggunakan statistik deskriptif dan fungsi diskriminan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa repertoar vokal kelasi terdiri dari setidaknya
10 jenis vokalisasi yang dapat dibedakan berdasarkan struktur akustiknya (p <
0,05). Kelasi betina dewasa memiliki jenis vokalisasi terbanyak (5 jenis), diikuti
oleh bayi (4 jenis), dan jantan dewasa (2 jenis). Kelasi menggunakan repertoar
vokal tersebut dalam berbagai macam konteks yang digunakan untuk
berkomunikasi ke luar kelompok (saat bertemu kelompok kelasi lain, melihat
predator atau manusia) atau dengan sesama anggota kelompok (berpindah, makan,
dan interaksi antara ibu dan bayi). Hasil analisis fungsi diskriminan juga
menunjukkan bahwa loud call kelasi memiliki variasi akustik yang signifikan (p <
0,05) antarindividu maupun antarkonteks yang memungkinkan pendengarnya
untuk mengetahui identitas kelasi pemanggil dan konteks dari panggilan tersebut
ABSTRACT
This study provides a preliminary analysis on maroon langurs? (Presbytis
rubicunda) vocal communication. The first section of this study identified maroon
langurs? vocal repertoire as well as its associated contexts and acoustic structure.
This second section analyzed the function of maroon langurs? loud call by
identifying variations in its acoustic feature between contexts and individuals. A
total of 574 recordings from 3 maroon langur groups in Sabangau Natural
Laboratory of Peat Swamp Forest, Central Kalimantan were used in this study.
Analyses were performed acoustically and statistically using descriptive statistics
and discriminant function analysis. Our analyses showed that maroon langurs?
vocal repertoire consisted of at least 10 types of vocalization that can be
discriminated by its acoustic structure (p < 0.05). Adult females had the largest
repertoire (5 types), followed by infants (4 types), and adult males (2 types).
Maroon langurs used vocalizations in various contexts to facilitate extragroup
communication (such as group encounter, presence of predator or human) or
intragroup communication (traveling, feeding, and mother-infant interaction).
Discriminant function analysis also showed that maroon langurs? loud calls
possessed significant acoustic variation (p < 0.05) between individuals and
contexts, which may inform the receivers about the identity of the caller and the
context of the call.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library