Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Tandiono
Abstrak :
[ABSTRAK
Penting bagi perusahaan asuransi untuk memastikan kecukupan modalnya untuk menanggung risiko yang ada. Salah satu risiko yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah risiko munculnya kewajiban klaim dimasa yang akan datang. Peraturan yang saat ini berlaku untuk mengukur kecukupan modal perusahaan adalah Modal Minimum Berbasis Risiko yang diatur oleh OJK. Dalam ketentuan ini, diatur risiko investasi, risiko mata uang, risiko underwriting, dan beberapa risiko lainnya. Risiko underwriting diukur dalam Risiko Liabilitas Asuransi dengan mempertimbangkan premi dan klaim. Dalam ketentuan Solvency II, risiko pasar, risiko kredit, dan risiko underwriting juga diukur oleh perusahaan asuransi untuk memastikan kecukupan modal dengan mengukur tingkat kerugian maksimum pada tingkat kepercayaan tertentu. Faktor-faktor di dalam risiko underwriting yang perlu diperhitungkan adalah risiko premi, risiko cadangan, dan risiko katastropik. Formula standar sesuai solvency II dapat dijadikan patokan untuk mengukur risiko underwriting dan melihat kecukupan modal perusahaan.
ABSTRACT
It is vital for insurance companies to ensure the adequacy of its capital to cover potential risks. One of the risks that need to be considered by the company is the risk of claims liability in the future. Regulation currently in force for measuring capital adequacy of the company is the Risk-Based Capital Adequacy regulated by the Financial Services Authority (OJK). In this provision, it takes into consideration regulated investment risk, currency risk, underwriting risk, and other risks. While stated in Solvency II provisions, market risk, credit risk and underwriting risk is also need to be measured by the insurance company to ensure capital adequacy. This is done by calculating the maximum level of loss at certain level of confidence. Factors in the underwriting risk which need to be taken into account is premium risk, reserve risk and catastrophic risk. Appropriate standard formula solvency II can be used as a benchmark to measure its underwriting risk and ensure capital adequacy. , It is vital for insurance companies to ensure the adequacy of its capital to cover potential risks. One of the risks that need to be considered by the company is the risk of claims liability in the future. Regulation currently in force for measuring capital adequacy of the company is the Risk-Based Capital Adequacy regulated by the Financial Services Authority (OJK). In this provision, it takes into consideration regulated investment risk, currency risk, underwriting risk, and other risks. While stated in Solvency II provisions, market risk, credit risk and underwriting risk is also need to be measured by the insurance company to ensure capital adequacy. This is done by calculating the maximum level of loss at certain level of confidence. Factors in the underwriting risk which need to be taken into account is premium risk, reserve risk and catastrophic risk. Appropriate standard formula solvency II can be used as a benchmark to measure its underwriting risk and ensure capital adequacy. ]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Jilies
Abstrak :
Kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi umum semakin meningkat setiap tahunnya. Pada asuransi umum, nasabah membayarkan premi kepada perusahaan asuransi umum dengan imbalan berupa manfaat atau pertanggungan apabila terjadi kehilangan, kerusakan, kehilangan keuntungan, dan lain-lain atas barang atau aset yang diasuransikan. Akibat semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan asuransi umum, perusahaan harus bisa menenentukan besaran premi yang tepat. Perlu adanya metode perhitungan premi optimal yang dapat memberikan keuntungan maksimum bagi perusahaan. Salah satu cara untuk menentukan premi yang sesuai adalah dengan menggunakan teori permainan. Teori permainan adalah strategi untuk mencapai tujuan tertentu yang melibatkan lebih dari satu pembuat keputusan (pemain). Dalam hal penentuan premi pada asuransi umum, teori permainan merupakan strategi dalam menentukan premi dalam pasar asuransi dengan lebih dari satu perusahaan. Premi pada skripsi ini akan dicari dengan menggunakan Stackelberg equilibrium, dimana terdapat satu perusahaan yang disebut sebagai pemimpin, bertugas untuk menentukan nilai premi terlebih dahulu untuk produk yang mereka jual, lalu perusahaan lain akan menentukan harga premi setelah mengetahui harga yang ditetapkan oleh perusahaan pemimpin. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai konstruksi premi Stackelberg Equilibrium pada dua perusahaan asuransi umum dengan mempertimbangkan adanya diferensiasi produk berupa deductible. Pada Stackelberg equilibrium, dapat ditunjukkan pula bahwa kedua perusahaan akan memiliki jumlah nasabah yang sama. Selain itu, premi Stackelberg equilibrium memiliki hubungan yang searah dengan severitas klaim dan frekuensi klaim. ......Public awareness of the importance of general insurance is increasing every year. In general insurance, customers pay premiums to general insurance companies in exchange for benefits or coverage in the event of loss, damage, loss of profits, etc. for the insured goods or assets. Due to the tougher competition among general insurance companies, companies must be able to determine the right amount of premiums. It is necessary to have an optimal premium calculation method that can provide maximum profit for the company. One way to determine the appropriate premium is to use game theory. Game theory is a strategy to achieve a specific goal that involves more than one decision maker (player). In terms of determining premiums in general insurance, game theory is a strategy in determining premiums in the insurance market with more than one company. The premium on this thesis will be found using Stackelberg equilibrium, where there is one company called the leader, tasked with determining the premium value first for the products they sell, then other companies will determine the premium price after knowing the price set by the leader company. In this thesis, we will discuss the construction of Stackelberg Equilibrium premiums in two general insurance companies by considering the differentiation of products in the form of deductibles. The expected result is that both companies can find a Stackelberg Equilibrium premium that can maximize profits. In Stackelberg equilibrium, it can also be shown that both companies will have the same number of customers. In addition, the Stackelberg equilibrium premium has a unidirectional relationship with the severity of claims and the frequency of claims.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhtar Taufik
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak peraturan perpajakan Surat Edaran No 97/PJ/2011 terhadap tingkat solvabilitas, yang diukur melalui Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Risk Based Capital (RBC). Studi kasus dilakukan pada Perusahaan Asuransi Jiwa PT X selama kurun waktu 2010 sampai dengan 2016. Seluruh data yang digunakan bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit, dokumen internal terkait dengan perpajakan perusahaan, dan juga mengacu kepada peraturan-peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa koreksi fiskal atas biaya cadangan premi asuransi jiwa yang menyebabkan hutang pajak bertambah mempengaruhi solvabilitas perusahaan setiap tahunnya, yaitu menyebabkan rasio DAR dan DER meningkat dan rasio RBC mengalami penurunan. ......The purpose of this study is to analyze the effect of tax regulation Circular Letter No 97/PJ/2011 to solvency ratio which measured by Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Risk Based Capital (RBC). Case Study was conducted in Life Insurance Company X during 2010 to 2016. All data used were sourced from audited financial statement, internal document related to corporate taxation, and refer to regulation issued by Indonesia government. The result showed that fiskal correction related to premium reserve expense which caused increasing tax liabilities affect on corporate solvency ratio on each year. It will increase DAR and DER ratio, and decrease RBC ratio.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christie
Abstrak :
Jenis kontrak asuransi yang akan dibahas pada penelitian ini adalah kontrak lifelong health insurance, yaitu kontrak asuransi kesehatan dengan manfaat pertanggungan seumur hidup dimana premi dibayarkan dengan jumlah yang sama besar di setiap periodenya. Seiring berjalannya waktu, terdapat pemegang polis yang memberhentikan kontrak polisnya yang disebut dengan surrender atau lapse. Apabila pemegang polis melakukan surrender, perusahaan asuransi diperbolehkan untuk membayarkan nilai tertentu yaitu surrender value kepada pemegang polis. Jenis surrender value yang digunakan adalah reserve dependent surrender value dimana perhitungan surrender value didasarkan pada ageing provision atau cadangan yang dibangun oleh pemegang polis sampai akhir masa pertanggungan/surrender. Cadangan yang dibangun pemegang polis merupakan asset yang terbentuk dari surplus premi pada pembayaran premi di tahun awal. Pada kontrak asuransi kesehatan, inflasi kesehatan memengaruhi nilai dari manfaat yang menyebabkan besar cadangan dan surrender value juga berubah. Inflasi kesehatan menyebabkan jumlah pengeluaran meningkat tetapi besar pendapatan premi tetap sama di setiap periodenya (karakteristik lifelong health insurance). Dikarenakan inflasi kesehatan, keseimbangan dari perhitungan manfaat, cadangan, dan surrender value tidak tercapai pada setiap periode. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperbarui perumusan menjadi ekuivalen/seimbang dalam menghitung manfaat, cadangan, dan surrender value yang melibatkan inflasi kesehatan. Bentuk pembaruan dilakukan pada manfaat sehingga menyebabkan besar cadangan, surrender value, atau keduanya juga diperbarui selama masa kontrak polis aktif. Mekanisme pembaruan tersebut perlu dilakukan sehingga keseimbangan/ekuivalensi aktuaria tercapai antara manfaat kesehatan di masa depan dan surrender value dengan nilai polis yang sudah ada serta premi yang akan datang. Setelah itu, akan dilakukan simulasi perhitungan menggunakan perumusan yang telah diperbarui menggunakan data aktual. Diperoleh bahwa nilai manfaat kesehatan, cadangan, dan surrender value setiap tahunnya akan meningkat akibat pengaruh dari inflasi kesehatan. ......The type of insurance contract that will be discussed in this study is the lifelong health insurance contract which is the health insurance contract with whole life coverage where the premium is paid constantly in every period of time. As time goes by, there are policyholders who terminate their policy contracts which are called surrender or lapse. If the policy holder surrendered, the insurance company is allowed to pay a certain value, namely surrender value to the policyholder. The type of surrender value that been used is reserve dependent surrender value, where the surrender value calculation is based on the ageing provision or reserves built by the policy holder until the end of the insurance / surrender period. Reserves that are built by the policy holder are assets formed from premium surplus on premium payments in the initial year. In the health insurance contract, medical inflation affects the value of the benefits which causes the amount of the reserve and surrender value to change. Medical inflation causes total expenditure to increase but the amount of premium income remains the same in each period (characteristic of lifelong health insurance). Due to medical inflation, the balance of the health benefit, reserve, and surrender value calculation is not reached in every period. Therefore, this study aims to update the formulation to be equivalent / balanced in calculating benefits, reserves and surrender value involving medical inflation. The form of renewal is carried out on benefits, causing the amount of reserves, surrender value or both to be renewed while the policy contract period still active. This updating mechanism needs to be implemented so that an actuarial balance / equivalence is achieved between future health benefits and surrender value with the existing policy value and future premiums. After that, a calculation simulation will be performed by an updated formulation using actual data. It is found that the amount of health benefits, reserves and surrender value will increase each year due to the medical inflation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library