Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aliy Arivin Anward
"Skripsi ini membahas tentang strategi mata pencaharian penambang Intan Cempaka. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan modal dalam kegiatan pendulangan intan dan untuk mengetahui strategi mata pencaharian yang digunakan oleh para penambang intan Cempaka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data primer. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi mata pencaharian dan teori tentang pekerja tidak tetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat (1) proses pendulangan intan yang terdiri dari modal dan tahapan pendulangan intan, dan (2) strategi mata pencaharian penambang intan Cempaka dalam menghadapi pendapatan yang tidak menentu. Beberapa strategi mata pencaharian yang dilakukan oleh para penambang berlian adalah Hoard (Menyimpan makanan dan aset), Deplete (Menjual Aset), Claims (Membuat hutang dan pinjaman, dan Diversify (Mencari sumber mata pencaharian baru).
This thesis discusses the livelihood strategy of the Intan Cempaka miner. This study aims to describe the capital in diamond panning activities and to find out the livelihood strategies used by the Cempaka diamond miners. This study uses a qualitative approach with primary data collection. The theory used in this research is the livelihood strategy and the theory about precarious workers. The results showed that there were (1) diamond panning processes consisting of capital and stages of diamond panning, and (2) Cempaka diamond miners' livelihood strategies in dealing with uncertain incomes. Some of the livelihood strategies undertaken by diamond miners are Hoard (Saving food and assets), Deplete (Selling Assets), Claims (Creating debt and loans, and Diversify (Seeking new sources of livelihood).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nurhaliza Lestari
"Makalah ini adalah refleksi pengalaman saya sebagai enumerator dalam program baseline Pemulihan Pembelajaran Melalui Buku Bacaan Bermutu yang dilakukan oleh Kemdikbudristek pada Januari 2024. Perekrutan yang dilakukan dengan cepat dan minim informasi tentang kontrak kerja, membuat saya berada dalam kondisi rentan dan tidak pasti. Sebagai enumerator tanpa kontrak yang jelas, saya menghadapi berbagai kerentanan meskipun Kemdikbudristek memberikan fasilitas seperti pembekalan, pendampingan, dan akomodasi. Pengalaman ini menunjukkan pentingnya transparansi dan profesionalisme dalam perekrutan tenaga kerja proyek serta bagaimana fasilitasi dapat mempengaruhi kinerja enumerator. Melalui makalah ini, saya memberikan refleksi untuk memperbaiki proses perekrutan dan fasilitasi, dengan tujuan meningkatkan keamanan dan perlindungan hak-hak pekerja yang direkrut by project. Refleksi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika kerja prekariat yang terlibat dalam proyek pemerintah dan dampaknya terhadap pengembangan karir profesional.

This paper is a reflection of my experience as an enumerator in the baseline program "Learning Recovery Through Quality Reading Books" conducted by the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology (Kemdikbudristek) in January 2024. The rapid recruitment process with minimal information about the work contract placed me in a vulnerable and uncertain position. As an enumerator without a clear contract, i faced various vulnerabilities despite Kemdikbudristek providing facilities such as training, mentoring, and accommodation. This experience highlights the importance of transparency and professionalism in project workforce recruitment and how facilitation can impact the performance of enumerators. Through this paper, I reflect on improving the recruitment and facilitation processes, aiming to enhance the security and protection of project-recruited workers' rights. This reflection is expected to provide better insights into the work dynamics of precarious workers involved in government projects and its impact on professional career development."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isyfina Ziyantifani
"Skripsi ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kondisi prekariat yang dialami oleh mitra pasok (supplier) anyam. Di samping itu, skripsi ini juga akan mendalami alasan mengapa mitra pasok (supplier) anyam memilih untuk bertahan pada profesinya meskipun dihadapkan dengan berbagai macam kesulitan. Secara teoretis, penelitian ini berangkat dari pandangan Guy Standing. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat pada bulan Februari – Maret 2024. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain participant observation dan wawancara mendalam (in depth interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa para mitra pasok (supplier) anyam termasuk ke dalam golongan dengan kondisi prekariat berupa tidak adanya jaminan kerja, ketidakpastian pendapatan, kurangnya akses terhadap perlindungan sosial seperti asuransi kesehatan dan jaminan pensiun. Penelitian ini juga mengungkap bahwa meskipun dihadapkan pada berbagai macam kesulitan, para supplier memilih untuk bertahan pada profesinya karena beberapa alasan. Beberapa di antaranya adalah mempertahankan warisan leluhur, hubungan baik dengan pihak pabrik, keterbatasan pilihan pekerjaan lain, serta kesulitan memulai usaha baru.

This thesis aims to provide an overview of the precariat conditions experienced by woven supply partners (suppliers). Apart from that, this thesis will also explore the reasons why weaving supply partners (suppliers) choose to persist in their profession even though they are faced with various kinds of difficulties. Theoretically, this research departs from Guy Standing's views as written in his book entitled "The Precariat: The New Dangerous Class". This research was conducted in Cirebon Regency, West Java Province in February – March 2024. The method used in this research was a qualitative research method with an ethnographic approach. The data collection techniques carried out sequentially were participant observation and in-depth interviews. The research results show that woven supply partners (suppliers) are included in the precariat group. They are not bourgeois, but they are not proletarian either. They experience conditions of precarity in the form of no job security, income uncertainty, lack of access to social protection such as health insurance and pension guarantees. This research also reveals that even though they are faced with various kinds of difficulties, suppliers choose to stay in their profession for several reasons. Some of these include maintaining ancestral heritage, good relations with the factory, and limited other job options. There are also practical reasons such as the difficulty of starting a new business."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivaldo Triska Kusuma
"Penelitian ini membahas konstruksi sosial komunitas daring penggemar Feel Koplo. Riset kualitatif ini menggunakan studi kasus Meledax Jakarta selaku kelompok daring penggemar Feel Koplo, yaitu joki disket yang menggubah musik arus utama dengan aransemen musik dangdut koplo. Dalam penelitian ini, penulis menggali bentuk kolektivitas penggemar budaya remix yang muncul di ruang digital, serta identitas yang terbentuk melalui media yang digunakan untuk memahami konstruksi sosial yang terbangun melalui komunitas daring. Berdasarkan wawancara mendalam dengan tujuh narasumber, hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota Meledax Jakarta mengidentifikasi diri sebagai pekerja prekariat yang mengalami ketidakpastian yang tinggi karena kasualisasi ketenagakerjaan. Mereka berkumpul karena adanya relevansi kesukaan terhadap dangdut koplo gubahan dan rasa sepenanggungan. Ruang digital mempermudah kolektivitas antar anggota untuk berinteraksi satu sama lain. Sehingga identitas pekerja prekariat anggota Meledax Jakarta merupakan hasil dari konstruksi yang terbangun melalui kolektivitas di ruang digital.

This study discusses social construct of Feel Koplo online community. This qualitative research uses a case study of Meledax Jakarta as an online group of Feel Koplo fans, well known as a DJ who compose mainstream music with dangdut koplo arrangements. This study want to dig deeper the form of social construction built through online communities by explore their collectivity and their social identity. Based on in-depth interviews with seven informants, the results of the study showed that Meledax Jakarta members were among the precariate workers who experienced high uncertainty due to the casualization of labor. They gathered because they have relevance and feeling on the same boat. Digital space facilitates the collectivity of members to interact so that construction of precariate workers social identity is formed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan Noor Satwika
"Tulisan ini dilatarbelakangi oleh adanya kompetisi competitive gaming yang diadakan oleh RRQ MABAR sebagai wadah pengembang esports khusus murid SMA/SMK dan sederajat di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah etnografi dengan melakukan observasi partisipatif. Penelitian ini ingin melihat bagaimana dinamika student-athletes yang sedang dalam proses menjadi professional player Mobile Legends: Bang Bang dalam situasi prekariat. Dalam situasi prekaritas, seseorang dihadapkan dengan peluang resiko yang besar untuk menghabiskan waktu tanpa penghasilan, memiliki beban kerja di luar kewajiban, jam kerja yang bervariasi, namun mempunyai lebih sedikit keamanan kerja dan jenjang karir yang tidak pasti kedepannya. Ditambah lagi, esports yang masih belia menambah kerentanan dari segi kepastian eksistensi industri ini. Pada akhirnya, tulisan ini kemudian mengungkap proses bagaimana para student-athletes menggunakan kompetisi sebagai creative process yang merupakan upaya manifestasi dirinya sebagai professional player dalam situasi prekaritas.

The background of this writing is from the existence of a competitive gaming competition held by RRQ MABAR as a platform for esports developments, specifically for high school/vocational school students or equivalent in Indonesia. The method used in this research is ethnography by conducting participatory observation. This research wants to see how the dynamics of student-athletes who are in the process of becoming professional Mobile Legends: Bang Bang players in a liminal state. In a precarious situation, a person would be facing great risk such as: spending time without income, has an extra-duty workload, varies working hours, but has less job security and displays an uncertain career path ahead. In addition, esports can still add vulnerability in terms of the certainty of the existence of this industry. In the end, this paper then reveals the process of how student-athletes use competition as a creative process which is an effort to present themselves as professional players in practical situations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Yosshika
"Karakteristik yang terbentuk dalam hubungan kemitraan membuat pengemudi ojek online memiliki ciri khas sebagai bagian dari kelompok kelas pekerja rentan, atau biasa disebut dengan prekariat. Melalui studi etnografi dan pendekatan fenomenologi, penelitian ini menemukan bahwa sumber kerentanan utama dipicu oleh implementasi perjanjian kemitraan dan pemberlakuan sistem gamifikasi kerja. Belum lagi pandemi Covid-19 menjadi konteks yang memperburuk sisi kerentanan dalam sistem kerja ojek online. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung ke beberapa pangkalan dan tempat tinggal informan, serta wawancara mendalam baik secara tatap muka langsung maupun media online yang bertujuan untuk menggali interpretasi individu pengemudi dalam menghadapi situasi yang dialaminya. Terungkap bahwa pemaknaan individu pengemudi turut berpengaruh namun tidak terbatas pada tataran kognitif, tetapi sampai pada level praktik sosial dalam keseharian. Strategi adaptasi kemudian muncul sebagai respon pengemudi ojek online untuk bertahan hingga keluar dari kesulitan pada permainan gamifikasi yang diciptakan oleh perusahaan. Sekaligus sebagai langkah untuk menyesuaikan diri dan meminimalisasi dampak dari pandemi Covid-19 yang sedang terjadi. Strategi yang muncul dalam menghadapi kerentanan dalam hubungan kemitraan dan sistem gamifikasi kerja antara lain: penentuan area operasi, pemanfaatan sistem dalam aplikasi, dan penetapan target harian. Sementara strategi untuk beradaptasi pada konteks Pandemi Covid-19 yaitu: penyesuaian jam operasi, irit/penghematan, dan penerapan protokol kesehatan.

The characteristics that are formed in partnership relation make ojek online drivers have the characteristics of being part of a vulnerable working-class group, or commonly referred as precariat. Through ethnographic studies and phenomenological approaches, this research founds that the main source of vulnerability is triggered by the implementation of partnership agreement and the gamification of work systems. Moreover, the Covid-19 pandemic has become a context that aggravate the vulnerability side of the ojek online working system. Data collection was carried out by direct observation to several bases and informants' residences, then face-to-face in-depth interviews or through online media that aimed to explore the driver’s individual interpretations in dealing with the situations they must faced. It is revealed that the individual meaning of the driver also influences but is not limited to the cognitive level, but also reaches the level of social practice in daily life. The adaptation strategy then emerged as the response of ojek online drivers to survive or got out from the difficulties of the gamification game created by the company. As well as a step to adapt and minimize the impact of the Covid-19 pandemic. Strategies that appear in dealing with vulnerabilities of partnership relation and gamification of work systems include: determining the area of operation, utilizing the system in applications, and setting daily targets. Meanwhile, the strategies to adapt to the context of the Covid-19 pandemic are: adjusting operating time, saving money, and implementing health protocols."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Naufal Rizki
"Sebagai calon angkatan kerja, mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk berkompetisi di pasar kerja setelah lulus. Tetapi, di bawah neoliberalisme, mahasiswa harus menghadapi bayangan tentang pasar kerja yang fleksibel dan serba tidak pasti. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperoleh di kampus dianggap tidak cukup, sehingga mahasiswa kemudian mempersiapkan diri melalui magang. Tetapi, dalam kenyataannya, magang menjelma menjadi praktik kerja yang menimbulkan kondisi rentan bagi mahasiswa. Kendati demikian, mahasiswa tetap antusias untuk terlibat dan bertahan dalam kerja magang yang rentan. Dalam penelitian ini, saya berusaha melihat gambaran rinci mengenai bentuk-bentuk kerentanan yang dialami oleh mahasiswa saat magang dan penjelasan di balik keterlibatan sukarela mereka dalam kerentanan tersebut. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada lima orang informan mahasiswa yang pernah dan sedang terlibat dalam magang yang rentan. Penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam kerja magang yang rentan merupakan bentuk agency untuk mencapai tujuan-tujuan individual serta cara untuk mendapatkan rasa keberdayaan dan kendali atas hidup dalam iklim ketidakpastian yang dikondisikan oleh wacana dan kebijakan neoliberal.

As the future workforce, students must prepare to compete in the labor market after graduation. However, under the shadow of neoliberalism, students have to face the imageof a flexible and uncertain labor market. The knowledge, experience, and skills gained on campus are considered insufficient, so they prepare themselves through internships. However, internships have turned into precarious work for students. Nevertheless, students remain enthusiastic about engaging and staying in precarious internships. In this study, I tried to see a detailed picture of the forms of precarious work experienced by students during internships and the explanation behind their involvement in this precariousness. This research was conducted using a qualitative approach by conducting interviews with five students involved in precarious internships. This study finds that the involvement of vulnerable students in internships is a form of agency to achieve individual goals and a way to gain a sense of empowerment and control over living in the uncertainty conditioned by neoliberal discourses and policies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risza Nurseptiyandari
"Pekerja prekariat cenderung memiliki tingkat kondisi kerja yang rendah. Studi-studi sebelumnya menunjukkan bahwa pekerja prekariat memiliki permasalahan terkait upah, keamanan kerja, waktu kerja, kontrak kerja, kekerasan simbolik, reproduksi keterampilan (skill), dan deskilling. Studi ini melihat permasalahan terkait reproduksi keterampilan (skill) pada pengemudi sepeda motor transportasi daring. Sementara itu, studi-studi lain juga menunjukkan bahwa reproduksi keterampilan (skill) erat kaitannya dengan kemampuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan mobilitas okupasional. Studi ini melihat bahwa proses reproduksi keterampilan (skill) tidak sepenuhnya menghilang dari kelompok pekerja prekariat dengan adanya berbagai usaha yang dilakukan oleh pekerja untuk mengembangkan keterampilan mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam, studi dokumen, dan observasi. Adapun unit analisis penelitian ini adalah pengemudi transportasi daring roda dua di Kota Depok.

Precariat workers tend to have low working conditions. Previous studies have shown that precariat workers have problems related to wages, job security, working time, work contracts, symbolic violence, reproduction of skills, and deskilling. This study looks at problems associated with the skill reproduction in online transportation motorbike drivers. Meanwhile, other studies also show that the reproduction of skills is closely related to improving life quality and occupational mobility. This study sees that the process of skill reproduction has not entirely disappeared from the precariat worker group with the various efforts made by workers to develop their skills. This study uses a qualitative approach with data collection methods through in-depth interviews, documents study, and observation. The unit of analysis for this research is the two-wheeled online transportation driver in Depok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Nurhayati
"Penelitian ini membahas dinamika kehidupan sosial-ekonomi tenaga kerja PAUD pada PAUD Calistung waralaba sebelum dan saat pandemi COVID-19 berlangsung. Para pengajar PAUD waralaba terikat pada situasi kerja yang fleksibel dan tidak aman, sehingga mereka menghadapi pilihan untuk bertahan setiap harinya. Di tengah kesadaran akan kondisi prekariat (prekaritas) dan kondisi ekonomi yang diambang cukup, pengajar memilih untuk bertahan dengan mengembangkan strategi kreatif melalui tindakan sehari-hari, kerahasiaan, negosiasi, dan pembatasan sosial. Pada kasus pengajar PAUD waralaba, penelitian ini menyelaraskan konsep prekariat dan resistensi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pengajar PAUD waralaba mampu bertahan dalam kondisi prekaritas yang dialami sebelum dan saat pandemi COVID-19 dengan melakukan tindakan menentang peraturan yang bertujuan melangsungkan kehidupan. Kajian ini dilakukan dengan metode etnografi meliputi observasi dan wawancara mendalam. Penelitian ini melibatkan enam informan, yakni; satu orang Kepala Unit (KU) PAUD, satu orang asisten KU sekaligus pengajar PAUD, dan empat pengajar PAUD Calistung Cawang. Bentuk pengoperasian waralaba PAUD menciptakan lingkungan kerja yang penuh akan ketidakamanan dan ketidakpastian. Tindakan perlawanan dalam bentuk strategi bertahan bukannya untuk mengubah suatu keadaan tertentu, melainkan untuk menciptakan ‘keamanan’ versi kelompok pengajar PAUD dan melanggengkan sistem sosial yang sudah ada.

This study will discuss about the dynamics of the socio-economic life of PAUD workers at franchised PAUD Calistung at the time before and during COVID-19 pandemic. Franchise early childhood educators are tied with flexible and insecure work situations, so every day they faced choices to survive. In conscious of precariat conditions (precarity), an adequately economic condition, which teacher choose to survive by developing creative strategies through daily actions, secrecy, negotiation, and social restrictions. In the case of franchised PAUD teachers, this study harmonizes the concepts of precariat and resistance. The results of this study reveals that franchised PAUD teachers are able to survive in the precarious conditions before and during pandemic COVID-19 by taking actions against regulations to living life. This research was conducted using ethnographic methods including observation and in-depth interviews. This study involved six informants involving one PAUD owners called The Head of Unit (KU), One KU assistant who is also a teacher, and four regular PAUD teachers. The form of operation of the franchise PAUD creates a insecurity and flexibility work environment. The action of resistance in the form of a survival strategy is supposed not to change a certain circumstance, but to create a version of ‘security’ for the groups of PAUD teachers and to perpetuate the social system."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Indira Padmadewi
"ABSTRACT
Studi ini membahas tentang strategi pelaku usaha sektor informal, seperti pekerja ojek konvensional, sebagai representasi kelas prekariat dalam menghadapi ketidakamanan dan kerentanan pekerjaan mereka. Ketidakamanan dan kerentanan kerja menjadikan para pekerja sektor informal masuk ke dalam golongan prekariat. Studi-studi sebelumnya hanya melihat pentingnya intervensi keterlibatan pihak eksternal, seperti melalui program pemberdayaan dan regulasi pemerintah dalam mempertahankan keberlangsungan kerja para pelaku usaha sektor informal. Studi-studi tersebut mengabaikan bahwa pelaku sektor informal memiliki kapasitas untuk bernegosiasi dan menciptakan strategi internal mereka sendiri untuk mempertahakan keberlangsungan kerja mereka. Dalam hal ini, penulis berargumen bahwa pemanfaatan jaringan sosial dan model penguasaan ruang menjadi alternatif strategi bertahan yang dapat dilakukan oleh kelompok usaha sektor informal dalam mempertahankan keberlangsungan pekerjaan mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif. Peneliti mendeskripsikan strategi bertahan melalui pemanfaatan klaim atas ruang dan relasi jaringan sosial yang dilakukan oleh pelaku sektor informal, seperti pelaku usaha ojek konvensional dalam mempertahankan keberlangsungan usaha mereka. Subjek penelitian ini adalah kelompok ojek konvensional Lubang Buaya.

ABSTRACT
This study deals with informal sector business actors, such as conventional motorcycle taxi drivers, as a representation of the precariat group in dealing with the insecurity and vulnerability of their work. Both of these, Insecurity and work vulnerability, are two of the reasons why informal sector workers belong to the precarious group. Previous studies have only seen the importance of external stakeholder engagement interventions, through empowerment programs, government regulation in maintaining the sustainability of informal sector workers, and etc. But neglecting that informal sector actors have the capacity to negotiate and create their own internal strategies to sustain their work. In this study, the authors argue that the use of social networks and the model of mastery of space is an alternative survival strategy that can be used by informal sector business groups to sustain the sustainability of their wor. This research uses a qualitative approach with this type of research included into descriptive research. Researchers describe defensive strategies through the utilization of claims to space and social network relations conducted by informal sector actors, such as conventional motorcycle taxi drivers in maintaining their business continuity.Keywords precariat, social network, space control, defensive strategy, informal sector business group, conventional motorcycle taxi "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library