Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hawaii, HI: University of Hawaii, 1983
618.24 MAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Triwandha Elan
Abstrak :
Untuk mewujudkan manusia yang berkualitas, perlu peningkatan kualitas manusia mulai sejak pembuahan. Peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak merupakan titik intervensi yang paling strategis dalam upaya tersebut. Kondisi kesehatan di Kabupaten Bogor masih memprihatinkan. Hal ini digambarkan dengan angka kematian bayi 67.67 per 1000 kelahiran hidup, dan angka kematian ibu 420 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu umumnya terjadi pada kelompok ibu hamil risiko tinggi. Disamping itu kematian bayi pada masa perinatal juga masih tinggi. Kematian ini seharusnya dapat dicegah, bila kelompok ibu hamil risiko tinggi terdeteksi sedini mungkin dan pelayanan pada masa perinatal ditingkatkan. Hal ini bisa dicapai dengan meningkatkan pelayanan kehamilan. Pada penelitian ini telah dianalisis pelaksanaan kegiatan pelayanan kehamilan, dengan menggunakan indikator cakupan K1, K4, Fel, Fe3, TT1, dan TT2. Dianalisis keterkaitan antara cakupan pelayanan kehamilan dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan neonatal, deteksi ibu hamil risiko dan akseptor aktif per pasangan usia subur. Secara tidak langsung dapat pula diidentifikasi proporsi pertolongan persalinan oleh dukun dan persalinan yang tidak termonitor. Analisis dilakukan pada tingkat kabupaten dan tingkat kewedanaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa dibandingkan dengan target, pada seluruh kewedanaan di Kabupaten Bogor. Pencapaian K1 cukup baik {76 % - 102 %), namun pencapaian K4 masih kurang (57 % - 84 %). Bila ditinjau kualitas pelayanan kehamilan dengan indikator ?5T'', terlihat bahwa masih cukup banyak pemeriksaan kehamilan yang tidak memenuhi standar "5T" tersebut. Pada penelitian ini terlihat bahwa pencapaian K1 dan K4 belum mampu " mengungkit " kegiatan kesehatan ibu dan anak yang lain, terutama terhadap cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Lebih lanjut lagi, bila cakupan K1 dibandingkan dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan dukun, terlihat adanya persalinan di masyarakat yang tidak termonitor (15 % - 49 %). Penelitian ini menunjukkan perlunya dilakukan analisis dan evaluasi lintas program yang berkesinambungan pada semua tingkat. Hasil analisis dan evaluasi lintas program tersebut perlu ditindaklanjuti untuk mempercepat peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak. Secara khusus perlu diperhatikan bahwa intervensi dan penentuan target tidak dapat disamakan untuk semua kecamatan. Kondisi dan potensi dari masing-masing wilayah perlu dipertimbangkan. Untuk mengkaji kualitas pelayanan kehamilan secara mendalam perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang mencakup aspek masukan, proses, dan keluaran. Daftar Pustaka : 17 ( 1976 - 1997 )
The improvement of mother and child health is the most strategic factor in this effort. The health status in Bogor Regency is still very low. It is represented by infant mortality rate (IMR) 67.67 per 1000 life birth and mother mortality rate (NfNR) 420 per 100.000 life birth. Mother mortality generally happens to the group of high risk pregnant mother. Besides infant mortality rate in the prenatal period is still high. This mortality actually could be prevented, if the group of high risk pregnant mother is detected as early as possible and the service in the prenatal period enhanced. This case can be achieved by improving antenatal care. In this research the performance of antenatal care activity has been analyzed by using indicator of Kl, K4, Fel, Fe3, TT1, dan TT2 coverage. Also being analyzed the relation between antenatal care coverage and birth coverage conducted by health worker, neonatal care, detection of high risk pregnant mother and active acceptor per fertile couple. Indirectly it also could be identified the proportion birth service by traditional medical practitioner. This analysis is conducted at regency and district level. Analysis result shows that the achievement of K1 in all districts in Bogor Regency is quite good (76 % - 102 %), nevertheless the achievement of K4 is still low (57 % - 84 %). If antenatal care quality observed by using "5T' indicator, it's found many pregnant service which doesn't fulfill '5T' standard. In this research also found that the achievement of K1 and K4 is still unable to "increase" another mother and child activities, especially concerning birth coverage by health worker. So far, if the Kl coverage compared with birth coverage by health worker and traditional medical practitioner, found child birth among the people which is un monitored (15 % - 49 %). This research shows the importance of performing continuous program crossing analysis and evaluation for all levels. The result of crossing program analysis and evaluation should be followed up to accelerate the improvement of mother and child health quality. It is necessary to consider that intervention and target determination can't be similari2ed for all sub districts. Condition and potential of each sub districts is necessary to be considered. To observe the quality of antenatal care in detail it is necessary to conduct further investigation that cover all input, process, output aspects. Library list : 17 ( 1976 - 1997 )
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siane Nursianti Tanuwidjaja
Abstrak :
Pelayanan antenatal, merupakan salah satu komponen penting dalam program kesehatan ibu dan anak, pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu secara kualitas, dalam penelitian ini diukur dengan melihat jumlah kunjungan, umur kehamilan pada kunjungan pertama serta usia kehamilan saat penelitian dilakukan. Komponen predisposing, enabling, need dan reinforcing diduga merupakan faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal di Kabupaten Bogor, yang mempunyai kuantitas sudah cukup baik namun kualitasnya masih kurang. Metoda penelitian survey, dengan populasi penelitian ibu hamil dan petugas antenatal puskesmas, penarikan sampel dengan cara: Stratified Cluster Random Sampling. Hasil yang diperoleh, ternyata derajat .pemanfaatan antenatal baik di Kabupaten Bogor baru mencapai 28%, ibu hamil yang datang ke pelayanan antenatal. 19% masih ada dalam kelompok umur resiko tinggi (<20 atau >35 tahun), dengan pendidikan kurang dari enam tahun 61%, jumlah kehamilan lebih dari tiga kali masih ada 25%, pekerjaan suami terbanyak sebagai buruh, pengetahuan ibu tentang antenatal yang baik baru 41%. Dari segi pembiayaan ternyata 56% ibu hamil mengeluarkan biaya antenatal sekali periksa >=Rp 1000, kondisi ibu waktu datang ke antenatal 46% kondisi sakit dan dilayani 80% oleh puskesmas dengan praktek petugas antenal rata-rata baik. Sumber informasi kesehatan, yang sering diterima dan dipercayai oleh ibu hamil selain petugas adalah orang tua. Faktor yang besar hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan antenatal adalah biaya antenatal, dan pengetahuan ibu. Saran: pengembangan dana sehat untuk menanggulangi masalah biaya pelayanan, dan peringkatan pengetahuan ibu melalui penyuluhan dengan penajaman sasaran (pendidikan kurang dari enam tahun, jumlah kehamilan lebih dari tiga), oleh sumber yang efektif misalnya oleh orang tua.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Prihartiningsihastuti
Abstrak :
Tulisan ini merupakan hasil dari penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus, yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh kondisi lahan kering, sosial budaya dan kebijakan pemerintah daerah terhadap kesehatan reproduksi perempuan hamil dan bersalin. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap 11 subjek penelitian, yaitu perempuan yang sedang hamil atau memiliki anak berusia kurang dari 2 tahun serta berasal dari keluarga miskin (pxasejahtera). Penelitian berlokasi di kecamatan Playen dan Paliyan Kabupaten Gunungkidul, DIY. Hasil penelitian memberikan gambaran tentang keterkaitan antara 3 aspek yang meliputi kondisi fisik alam, budaya sosial serta kebijakan pemerintah yang saling berinteraksi dan berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Bentuk keterkaitan tersebut di atas adalah sebagai berikut : Sebagai daerah lahan kering memiliki ketersediaan air yang terbatas, yang menyebabkan rendahnya produktivitas lahan dan rendahnya tingkat pendapatan penduduk. Hal ini akan berdampak terhadap kemiskinan, selanjutnya berdampak terhadap rendahnya akses perempuan terhadap ketersediaan air bersih, berlanjut terhadap peningkatan beban kerja, yang diperburuk ketidakrnampuan untuk perempuan untuk mengakses gin yang memadahi menyebabkan beberapa ganguan kesehatan maternal seperti Kekurangan Energi Kronis (KEK), Lingkar Langan Atas (LILA), dan Anemia. Konstruksi gender melalui budaya patriarkhi, mitos, pemahaman ajaran agama, tradisi dan aturan seksualitas memberikan kontrol terhadap hak kesehatan reproduksi perempuan. Konstruksi gender memberi kekuasaan laki-laki melakukan pembagian kerja. Perempuan mendapat tugas menyelesaikan pekerjaan reproduksi. Kondisinya yang miskin akhirnya memaksa perempuan untuk memasuki pekerjaan produksi untuk dapat bertahan hidup. Keterpaksaan untuk menjalani pekerjaan rangkap produksi dan reproduksi, berakibat penambahan beban kerja dan berdampak terhadap beberapa ganngguan kesehatan yang khas pads perempuan hamil dan melahirkan. Cara pandang pembuat kebijakan di bidang kesehatan yang belum berpihak kepada kepentingan perempuan, berakibat pada kebijakan-kebijakan yang tidak mengakomodir kebutuhan kesehatan perempuan. Hal tersebut tercermin melalui besarnya alokasi anggaran, dan penyediaan layanan kesehatan yang, capaian program belum memenuhi kepentingan perempuan. Perempuan hamil dan melahirkan di kondisi lahan kering memaknai kesehatan reproduksinya adalah suatu kerelaan dan kepasrahan sebagai salah sate perwujudan dari makna ketidakberdayaan untuk melakukan perlawanan atas penderitaan yang dialami. Di sisi lain perempuan setempat menganut nilai-nilai feminin perempuan untuk bertahan hidup. Nilai-nilai tersebut, antara lain, saling bergantungan, komunitas, hubungan, pengorbanan, dan penganekaragaman. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa kondisi fisik daerah lahan kering, konstruksi gender serta kebijakan pemerintah daerah setempat berinteraksi dan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan reproduksi ibu hamil dan melahirkan. ...... This thesis is written based on a qualitative research methode with case study which is trying to look from the scientific analysis about the influence and connection of arable land, social and culture values of the society and also the Government policies to the reproductive health of pregnant women and those who in process of giving birth. The data from this case study method is compiling by observation and in depth interview with eleven research subjects. Those research subjects are pregnant women or mother who has children under 2 years old and also coming from poor family (pre-prosperous). Research location itself is taking place at Kecamatan Playen and Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, DIY. The research result is giving us the illustration about the connection from three different aspects including the nature physical condition, social and culture values of the society and also the Government policies which interacts and giving influence to the reproductive health of pregnant women and those who in process of giving birth. The illustrations of the connection from those three aspects are: Geographic conditions, climatology, also topography in Gunungkidul is well-known as arable land with limited source of water. It causes low productivity of land fields and leads thru the low rate of income, effects to poverty and the low access for women to provide themselves concerning their reproductive health such as clean water and their inability to fulfilled their needs for their own nutrition and also for their unborn baby. These conditions are the causes for more cases of maternal health disorder such as: KEK, LILA and also Anemia. The gender construction to the patriarchal culture thru myth, religion values, customs and rules of sexuality giving control to the women concerning their reproductive health, while it gives the authority to men to share the task in everyday job. Women are used to be in charge for the reproduction task in the family but the poverty force them to enter the production section to survive in life. The compulsion to handle the double task on reproduction and also production for the family has giving then more burdens; later on it leads to several specific health disorders to the pregnant women and those who in process of giving birth. The partial point of view of the decision makers in health issue which not support women has a deep impact to the one sided policy which not give women the best ways to fulfill their needs for better health. Those policies are reflected to the unfair budgeting and providing indecent of health service with is not access easier to women. Pregnant women and those who in process of giving birth in arable land understanding their reproductive health as the willingness as part of their powerless inability to gain their own way out of their life misery. On the other hand local women tend to support and lived by the feminine values for traditional women to survive in life such dependant, community, relation, sacrifice and diversity.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lienda Wati
Abstrak :
Di Indonesia, sebagian besar penyebab kematian dikarenakan penyakit infeksi. Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan imunisasi di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kelengkapan imunisasi sangat dipengaruhi oleh pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali karena memiliki nilai Odds Ratio tertinggi yaitu 3,61 (95%CI : 1,92-6,78) setelah dikontrol variabel propinsi, kontak dengan media, tempat persalinan dan penolong persalinan. Untuk meningkatkan kelengkapan imunisasi, saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan dapat melakukan temu wicara. Temu wicara yang diberikan meliputi nasehat kehamilan, melahirkan ditolong tenaga kesehatan, pemberian ASI dan imunisasi.
In Indonesian, most of people dead because of infection diseases. Immunization is one of prevention infection disease. This research was conducted in west java and central java to know the completeness of immunization there. This research uses cross sectional design. This research shows that the completeness of immunization is highly affected by variable of ANC ≥ 4 since it has the highest odds ratio which is 3.61 (95%CI: 1.92-6.78) after controlled by several variable which are variable of province, contact with media, birth place and kind of person who helps the birth process. To increase the completeness of immunization, a professional health can give some counseling to pregnant woman who is taking ANC activity. This counseling can be an advice during pregnant phase, a suggestion to use professional health on give birth process, as well as exclusive breastfeeding and immunization.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Intan Wahyuni
Abstrak :
ABSTRAK
Kota memiliki daya tarik tersendiri untuk ditempati, mulai dari kemajuan teknologi, kesempatan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap. Namun di lain pihak, akibat daya tarik tersebut kota menjadi suatu daerah yang padat dan timbul berbagai masalah kesehatan termasuk pada ibu hamil. Ny N merupakan ibu hamil yang tinggal di wilayah kota. Beberapa masalah pada ibu yang dihubungkan dengan akibat tinggal diperkotaan yakni riwayat aborsi, pada masa intranatal berdasarkan hasil pengkajian terdapat tiga masalah yakni kesiapan meningkatkan proses melahirkan, nyeri persalinan dan risiko jatuh. Pada postpartum, Ny N mengeluh nyeri payudara akibat breast engorgement, nyeri pinggang dan kesiapan menjadi orang tua. Intervensi keperawatan yang dibahas pada karya tulis ini adalah pemberian kompres hangat dan dingin untuk mengurangi breast engorgement yang berdasarkan hasil evaluasi, intervensi nonfarmakologi tersebut efektif untuk mengurangi nyeri akibat breast engorgement.
ABSTRACT
City has its magnetism as a better place to stay. Remarkable technologies, more employment opportunities and better health facilities are the attractiveness in urban area. However, because of those, a city has become crowded and brings up some health risk problems especially in pregnant women. Mrs N was a pregnant woman who lives in an urban area. Some health problems are related to living in urban areas, including abortion. Besides that, in the intranatal period, according to the assessment, there were three problems, including the readiness to enhance childbearing process, labor pain and risk for fall. Moreover, in postpartum period, Mrs N was complaining pain because of breast engorgement, waist pain and readiness for enhanced parenting. The nursing intervention discussed in this case study was warm and cold compress to reduce breast engorgement which was nonpharmacologically effective to reduce pain in breast engorgement.
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Washington, DC: The American Psychological Association,
150 HPS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rostika Flora
Abstrak :
Ibu hamil yang berada di daerah endemis malaria sangat rentan terhadap infeksi malaria selama kehamilan. Gejala malaria pada kelompok ini sering asimptomatik atau bahkan tidak terdeteksi sama sekali karena adanya efek imunitas protektif melalui infeksi yang berulang. Adanya peningkatan kadar tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) dapat dijadikan indikator terjadinya infeksi malaria. TNF-α berperan penting dalam respons imun pada malaria akut yang menghambat terjadinya eritropoesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar TNF-α dengan kejadian anemia pada ibu hamil didaerah endemik malaria vivax. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 di lima wilayah kerja puskesmas Kota Bengkulu. Sampel penelitian adalah ibu hamil di daerah endemis malaria vivax yang diambil secara accidental sampling. Dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan mikroskopis malaria, kadar TNF-α dan kadar hemoglobin (Hb). Hasil penelitian menunjukkan seluruh ibu hamil memiliki riwayat pernah terinfeksi malaria vivax, walaupun hasil pemeriksaan slide negatif. Terjadi peningkatan kadar TNF- α dengan rerata 6,90 ± 2,48 pg/mL dan penurunan kadar Hb dengan rerata 9,75 ± 0,88 g%. Uji korelasi Spearman didapatkan korelasi negatif yang kuat (r = -0,734) dan bermakna (nilai p < 0,05) antara Kadar TNF-α dengan kadar Hb. Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar TNF-α dengan kejadian anemia.
Pregnant mothers living in malaria - endemic area are very susceptible to malaria infection during pregnancy. Malaria symptoms in this group are often asymptomatic or even not detected at all due to protective immunity effect through repeated infections. Any elevation of tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) level can be used as indicator of malaria infection. TNF-α takes an important role in immune response on acute malaria that hinders occurence eritropoesis process. This study aimed to find out relations between TNF-α level and anemia occurrence among pregnant women living in malaria vivax - endemic areas. The study used cross-sectional design conducted on January to February 2014 in five working areas in Bengkulu city. Sample of study was pregnant mothers in malaria vivax - endemic areas which was taken through accidental sampling. Blood was taken for malaria-microscopic examination, TNF-α and haemoglobine (Hb) level. The results showed that all of pregnant mothers have malaria vivax - infected record, although slide examination showed negative result. Any TNF-α level elevation with average 6.90 ± 2.48 pg/mL and decrease of Hb level with average 9.75 ± 0.88 g%. Spearman correlation test showed strong negative correlation (r = -0.734) and significant (p value < 0.05) between TNF-α level and Hb level. There was significant relation between TNF-α level and anemia occurrence.
Universitas Sriwijaya, Fakultas Kedokteran, Program Studi Magister Ilmu Biomedik, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Hasan
Abstrak :
Pembangunan Sumber Daya Manusia merupakan upaya yang bersifat menyeluruh, dimana salah satu komponen pentingnya adalah percepatan penurunan angka Kematian Ibu dan Kematian Bayi. Upaya kesehatan yang dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan bentuk atau pola Upaya Kesehatan Puskesmas, serta Upaya Rujukan Kesehatan. Pelayanan terhadap ibu hamil terutama ibu hamil risiko tinggi dipengaruhi oleh banyak faktor. Pelayanan ibu hamil risiko tinggi di Kabupaten Sukabumi masih sangat rendah, ini bisa dilihat dari target pelayanan ibu hamil risiko tinggi sebesar 12% dari seluruh ibu hamil, cakupannya tahun 1998 baru mencapai 4,53%. Dengan terjadinya krisis ekonomi yang sudah dimulai sejak akhir 1997 maka jumlah keluarga miskin jadi lebih meningkat diperkirakan kenaikan ini dari 20% menjadi 40%, diperkirakan pelayanan terhadap ibu hamil risiko tinggi akan menurun karena menurunnya kemampuan dari pada masyarakat terutama keluarga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk melihat bagaimana hubungan antara faktor yang berpengaruh terhadap cakupan ibu hamil risiko tinggi ini, terutama jarak ke pelayanan kesehatan/RS, ratio bidan per penduduk, ratio partus dukun per penduduk dan ratio dana JPSBK, dilakukan penelitian survey dengan pengambilan data sekunder dari laporan bulanan KIA Puskesmas sekabupaten dan data rujukan ibu hamil risiko tinggi ke Rumah Sakit - Rumah Sakit di Sukabumi periode sebelum JPSBK (November 1997 - Oktober 1998) dan periode sesudah JPSBK (November 1998 - Oktober 1999). Analisa data dilakukan dengan uji korelasi Pearson untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel dependent dan variabel independent. Hasil analisa data dengan uji korelasi menunjukan, sebelum JPSBK, ratio bidan per penduduk secara bermakna berhubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama cakupan ibu hamil partus lama (pl,00), dan cakupan ibu hamil risiko total (p=0,005), sedangkan jarak ke rumah sakit secara agak bermakna mempengaruhi cakupan ibu hamil terutama ibu hamil risiko tinggi lain-lain (p=,105), sedangkan ratio jumlah partus dukun tidak mempengaruhi cakupan ibu hamil risiko tinggi. Sesudah JPSBK hasil analisa data menunjukan ratio bidan per penduduk secara bermakna mempunyai hubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan (p=,O60), dan ibu hamil partus lama (p=1,094). Ratio dana JPSBK secara bermakna berhubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan (p4=1,005). Sedangkan jarak ke RS dan ratio partus dukun tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa makin tinggi ratio bidan perpenduduk makin tinggi cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan dan partus lama. Makin tinggi dana JPSBK makin tinggi cakupan ibu hamil terutama ibu hamil perdarahan. Jarak ke RS tidak mempengaruhi cakupan, jadi walaupun jarak ke RS jauh tapi rujukan ibu hamil risiko tinggi tetap dilaksanakan. Ratio partus dukun tidak pempengaruhi cakupan ibu hamil risiko tinggi. ......Factors Related to High Risk Pregnant Women Coverage Before and after JPS-BK at Puskesmas in Sukabumi District, at 1997-1998.Development of Human Resources as a whole effort, is an important component to accelerate the reduction of Maternal Mortality and Infant Mortality in Indonesia. Health services for pregnant women, especially high risk pregnant women, are influenced by many factors. Health services for pregnant women in Sukabumi District is still far from the desired level. This level can be showed by coverage of high risk pregnant women services , that is about 4,53%, while the target is 12% of whole pregnant women. During the economic crisis that has happened since the end of 1997, the number of poor families increased. from 20% to 40%, of total the families. The ability to reach health services among poor families become declined. To prevent this from happening, the Ministry of Health launched a social safety net program. This study examined association between coverage of high risk pregnant women and several factors such as distance to hospital, midwives-population ratio, traditional birth to population ratio, and ]PS-BK fund-population ratio. The data collected from KIA monthly report made by every Puskesmas from 1997 to October 1999 before and after RS-8K fund distribution. The "Correlation of Pearson" is used to find the significance of association between dependent and independent variables. The result showed that, before JPS-BK midwives-population. ratio have significant association with coverage of high risk pregnant women especially for neglected labor (p~,000), and total high risk labor (pt,005). The distance to hospital have significant association with the others high risk labor at p=0,105. After JPS-BK the study showed that midwives-population ratio had significant association with coverage pregnant with bleeding (p=0,060) and neglected labor (p~,094}. JPS-BK fund-population ratio had significant association with coverage of high risk pregnant with bleeding (p=0,005). The distances to hospital and traditional birth to population ratio had no significant association with coverage of high risk pregnant women. The conclusions of this research are 1. the more midwives-population ratio the more coverage of high risk pregnant women especially for bleeding and neglected labor. 2. the more fund is available the more coverage for high risk pregnant especially for pregnant with bleeding. The distance to hospital did not relate to coverage of high risk pregnant women.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>