Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
McCall Smith, Alexander, 1948-
"CRIME &​ MYSTERY. Well before Precious Ramotswe founded her Number One Ladies' Detective Agency, as an eight-year-old girl she was already solving mysteries. Here, in this delightful, new, enchanting tale for children, we see how the young Precious became the crafty and intuitive private investigator we all know and love! Find out as Alexander McCall Smith tells the story of in another adventure featuring Precious Ramotswe. Ages 8+"
Edinburgh: Polygon, 2012
823 MCC p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"We are living in what is called the attention economy. In order words, for more and more affluent consumers, in particular, the target audiences we want to reach, time has become more precious than money. People who have spare money do not have spare time...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Sulastri Al Amin
"Presious Slag Ball adalah limbah dari industry baja dan Abu Sekam Padi adalah hasil limbah pertanian. Kedua limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dilakukan usaha agar presious slag ball dan abu sekam padi dapat menjadi material yang memiliki nilai ekonomi pada mortar. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kuat tarik langsung, kuat tarik lentur dan susut pada mortar. Dalam hal ini mortar menggunakan 2 (dua) tipe semen PCC yang berasal dari industri semen yang berbeda, yang kemudian dicampura dengan abu sekam padi dan presious slag ball dengan perbandingan 30% PCC : 25% ASP : 45% PSB. Standar penelitian ini mengacu pada standar ASTM.
Dari penelitian ini dihasilkan nilai kuat tarik langsung mortar pada umur 28 hari berkisar antara 0.81-1.14 MPa untuk mortar dengan PCC type 1 dan 0.81-1.10 MPa untuk mortar dengan PCC tipe 2, kuat tarik lentur pada umur 28 hari berkisar antara 2.33-2.70 MPa untuk mortar dengan PCC tipe 1 dan 2.42-2.59 MPa untuk mortar dengan PCC tipe 2, dan nilai susut mortar PCC tipe 1 dan tipe 2 sebesar 0.0083 dan 0.0078. Pada penelitian ini, nilai kuat tarik langsung dan kuat tarik lentur yang menngunakan abu sekam padi yang lebih kecil serta nilai susut mortar yang lebih besar dibandingkan dengan mortar tanpa abu sekam padi.

Precious Slag Ball is a waste of metal industry and Rice Husk Ash is a waste of agricultural activity. Both of those wastes are currently not used optimally. Therefore, there is an effort to use precious slag ball and rice husk ash to be a valuable economic material on the mortar. This research concerning about tensile strength, flexural strength and length change of mortar. This mortar using portland composite cement (PCC) with 2 (two) type which produced by 2 industries mixing with rice husk ash (RHA) and precious slag ball (PSB) in proportion of 30% PCC: 25 % RHA : 45% PSB. This Research is based on the ASTM standard.
The results from this research give value of tensile strength when the mortar at 28 days is between 0.81-1.14 MPa for mortar with PCC type 1 and 0.81-1.10 MPa for mortar with PCC type 2, flexural strength of 28 days is between 2.33 -2.70 MPa for mortar with PCC type 1 and 2.42-2.59 MPa for mortar with PCC type 2, and Shrinkage for PCC type 1 and type 2 are 0.0083 and 0.0078. In this research, the tensile strength and flexural strength for mortar using RHA have smaller value and shrinkage have higher value than mortar without RHA.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S26
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Andiska
"Pengamatan sifat mekanik mortar semen yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuat tekan, absorpsi, density dan modulus elastisitas. Dalam penelitian ini digunakan dua tipe semen PCC yang dihasilkan dari dua buah industri yang berbeda. Semen PCC yang digunakan dalam campuran mortar akan ditambahkan dengan PSB dan ASP dengan proporsi campuran 30% PCC-15% ASP-55% PSB yang disebut sebagai mortar campuran E. Mortar E untuk PCC tipe 1 disebut sebagai mortar E1 dan mortar yang menggunakan PCC tipe 2 disebut sebagai mortar E2. Dari hasil penelitian didapatkan kuat tekan maksimum mortar campuran E1 dan E2 sebesar 20,97 MPa dan 18,29 MPa, absorpsi maksimum untuk campuran mortar E1 dan E2 sebesar 164 gram/100 cm2 dan 165,6 gram/100 cm2, density rata-rata mortar campuran E1 dan E2 sebesar 2327,9 kg/m3dan 2435,3 kg.m3 dan modulus elastisitas sebesar 15858,8 MPa dan 11440 MPa. Menurut SNI 03-6882-2002 mortar campuran E1 dan E2 digolongkan kedalam mortar tipe M.

Mechanichal properties tested in the labolatory were compressive strength, absorption, density and modulus of elasticity of mortar cement. The composition of mortar using cement PCC taken from 2 different industries with composition of mixture 30% PCC-15% ASP-55% PSB (mixture E1 and mixture E2). From the research test, the maximum compressive strength of mixture E1 and E2 are 20,97 MPa and 18,97 MPa, maximum absorption of mixtrure E1 and E2 are 164 gram/100 cm2 and 165,6 gram/100 cm2, average density of mixture E1 and E2 are 2327,9 kg/m3dan 2435,3 kg.m3 and modulus of elasticity of mixture E1 and E2 are 15858,8 MPa dan 11440 MPa. From SNI 03-6882-2002 mixture E1 an E2 can be used to mortar mixed in mortar type M."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S804
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rafael Setiawan
"Limbah elektronik merupakan salah satu jenis limbah yang terus mengalami pertumbuhan jumlah setiap tahunnya. Hal ini merupakan dampak dari perkembangan teknologi peralatan elektronik yang semakin cepat dan serta tingkat affordability-nya yang semakin tinggi. Menumpuknya limbah elektronik sendiri akhirnya menjadi masalah sehingga semakin banyak pihak yang mencanangkan daur ulang limbah elektronik. Proses ini juga menjadi suatu peluang yang menarik karena tingginya kandungan logam berharga pada limbah elektronik terutama pada bagian printed circuit board (PCB), bahkan lebih tinggi dari bijih mineral sebagai sumber daya primer. Proses daur ulang limbah elektronik kebanyakan masih dilakukan oleh pihak nonformal dengan teknologi yang seadanya. Proses daur ulang yang seadanya ini justru berbahaya bagi kesehatan manusia akibat paparan langsung dengan zat-zat beracun seperti logam berat dan hasil pembakaran polimer. Penggunaan metode pengolahan logam konvensional seperti pirometalurgi, hidrometalurgi, dan elektrometalurgipun masih memiliki banyak kekurangan dan berbahaya bagi lingkungan. Penelitian ini ditujukan untuk melihat feasibility dari suatu jenis pelarut alternatif yang ramah lingkungan dan tidak beracun yaitu deep eutectic solvent. Pelarut ini bersifat non-aqueous dan lebih dahulu dikenal dengan nama ionic liquid dan dipelajari dalam cabang ilmu ionometalurgi. Studi kelayakan pada penelitian ini melakukan perbandingan dari sudut pandang tekno-ekonomi bahan baku dan pelarut hidrometalurgi lain seperti asam sulfat, ammonium tiosulfat, dan tiourea, serta berbagai penelitian sebelumnya yang kebanyakan dilakukan dengan emas. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa feasibility paling tinggi untuk pengolahan logam berharga ialah melalui proses ionometalurgi dan dari limbah elektronik kategori 3 berdasarkan pembagian dari The European WEEE Directives.

Electronic waste (e-waste) is one type of waste that continues to grow in number each year. This is the impact of the rapid development of electronic equipment technology and its increasingly high level of affordability. The accumulation of electronic waste itself eventually becomes a problem so that more and more parties are starting the recycling of e-waste. This process also becomes an interesting opportunity in connection with the high content of precious metals in electronic waste, especially in the printed circuit board (PCB) part, even higher than mineral ores as primary resources. The process of recycling electronic waste is mostly done by non-formal parties with modest technology. This modest recycling process is actually dangerous to human health due to direct exposure to toxic substances such as heavy metals and the combustion product of polymers. The use of conventional metal processing methods such as pyometallurgy, hydrometallurgy, and electrometallurgy still have many shortcomings and are harmful to the environment. This study aims to see the feasibility of an alternative type of solvent that is environmentally friendly and non-toxic, namely deep eutectic solvent. This solvent is non-aqueous and was first known as ionic liquid and was studied in the branch of ionometallurgy. The feasibility study in this study made a comparison from a techno-economic point of view of raw materials and other hydrometallurgical solvents such as sulfuric acid, ammonium thiosulfate, and thiourea, as well as various previous studies which were mostly carried out with gold. The comparison results show that the highest feasibility for processing precious metals is through the ionometallurgical process and from category 3 electronic waste based on the distribution from The European WEEE Directives."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilastuti Sunarya
"Sejarah perkembangan drama di Australia menunjukkan bahwa sampai ,dengan paruh kedua abad 20 karya-karya dramawan Australia laki-laki berfokus pada tokoh bushman dan kemudian ocker yang diyakini merupakan tokoh yang khas Australia dan mencakup segenap ciri masyarakat Australia yang male-dominated. Tokoh perempuan tidak mendapat peranan dan sengaja ditampilkan hanya sebagai foil characterdan pendukung tokoh laki-laki. Menyimak hal ini, maka karya-karya Louis Nowra merupakan suatu pengecualian dan pembaruan karena keberaniannya untuk menentang arus dengan menciptakan tokoh-tokoh perempuan yang kuat dan berperan, yang tidak hanya kulit putih saja, tetapi juga berasal dari kelompok etnis non-kulit putih. Pembaruan dalam penciptaan tokoh perempuan ini juga membawa pembaruan dalam unsur tematik dan perspektif gender dibanding karya-karya dramawan pendahulunya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
D1822
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latief
"Pada penelitian ini dilakukan pengujian kuat tarik langsung, kuat tarik lentur, susut dan density dengan jumlah benda uji 250 buah.
Pada penelitian ini dipakai 2 tipe Portland Composite Cement (PCC), Precious Slag Ball (PSB) dan Abu Sekam Padi (ASP) dengan komposisi campuran : 30% PCC (Portland Composite Cement) ? 30% ASP (Abu Sekam Padi) ? 40% PSB (Precious Slag Ball).
Standar penelitian mengacu pada standar ASTM. Dari penelitian ini didapatkan kuat tarik langsung pada umur 28 hari sebesar 0.740 MPa untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 0.641 MPa untuk campuran PCC tipe 2. Kuat tarik lentur pada umur 28 hari sebesar 1.750 MPa untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 1.550 MPa untuk campuiran PCC tipe 2. Nilai susut sebesar 0.0092 untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 0.0088 untuk campuran PCC tipe 2. Density Sebesar 1.579 gr/cm2 untuk campuran PCC tipe 1 dan sebesar 1.602 gr/cm2 untuk campuran tipe 2.

This research observing the tensile strength, flexural strength, length change and density of mortar cement done to 250 specimens.
In this research two resources of Portland Composite Cement (PCC) produced by 2 industries were used in mortar mixing composed with Precious Slag Ball (PSB) and Rice Husk Ash (RHA) in proportion of 30% PCC; 30% RHA; 40% PSB. The terms used in this research relating to ASTM standards.
The results from this research give value of tensile strength of 28 days type 1 and type 2 are 0.740 MPa and 0.641 MPa; Flexural strength of 28 days type 1 and type 2 are 1.750 MPa and 1.550 MPa; Shrinkage type 1 and type 2 are 0.0092 and 0.0088. Density type 1 and type 2 are 1.579 gr/cm2 and 1.602 gr/cm2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S1467
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Gracia Christie
"Bagi investor, obligasi pemerintah merupakan aset yang cenderung berisiko rendah, namun krisis hutang yang belum lama terjadi di Eropa membuktikan bahwa risiko tersebut sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, investor perlu mengetahui aset yang dijadikan sebagai hedge dan safe haven ketika terjadi penurunan pada perekonomian, khususnya pada pasar obligasi pemerintah Indonesia. Penelitian ini hendak menganalisis kemampuan logam mulia dan logam dasar sebagai instrumen hedging dan safe haven untuk pasar obligasi pemerintah, selama periode 2004-2013. Dengan menggunakan GARCH, penelitian ini menganalisis dua periode krisis, yaitu krisis keuangan dan krisis hutang Eropa, diperoleh bahwa logam mulia lainnya, khususnya perak mampu memberikan perlindungan bagi investor pada penurunan secara mendadak dalam perekonomian dibandingkan emas. Untuk logam dasar, tembaga, aluminium, dan nickel menunjukkan kemampuan yang lebih kuat sebagai safe haven dibandingkan logam mulia. Ditemukan bahwa memegang logam secara individu memberikan perlindungan yang lebih kuat dibandingkan dengan memegang portofolio logam. Terakhir, dengan menganalisis performa logam 20 hari setelah terjadi syok negatif pada harga obligasi, ditemukan bahwa perak merupakan logam yang memiliki performa terbaik.

Government bond is known to be low risk, but the recent debt crisis has proven that the risk is likely to happen. Therefore, investors have the necessary to know which asset could provide the protection from sudden decrease in the economy, specifically within the Indonesian government bond market. By analyzing 10 different metals during 2004-2013 this research aims to find potential hedging instruments and safe haven assets for the Indonesian government bond market. Using GARCH, this research analyzes two crisis periods, the financial crisis and European debt crisis, it was found that other precious metals, specifically silver, provide greater compensation for the bond market losses than gold. While industrial metals such as copper, aluminum, and nickel tend to outperform precious metals as hedge and safe haven at certain times. Also, holding the metals individually will offer a greater protection than in the form of portfolio and within analyzing the performance 20 days after an immediate negative bond price shock, it was shown that silver is the best performing metal within the period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S57809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nigoskatis Anagyagos
"Dalam penelitian ini penggunaan agregat halus untuk Campuran mortar semen digantikan dengan bahan limbah berupa abu sekam padi (ASP) dan Precious Slag Ball (PSB). Sifat mekanik yang diuji meliputi kuat tekan sebanyak 140 benda uji sesuai standar ASTM C 579-01, density sebanyak 20 benda uji sesuai standar ASTM C 905-01, absorpsi sebanyak 20 benda uji sesuai standar ASTM C 1403-00, modulus elastisitas sebanyak 20 benda uji sesuai standar ASTM C 580-02. Dengan menggunakan semen PCC dari 2 industri berbeda dan dengan komposisi Campuran 30% PCC 70% PSB (Campuran 1) dan 30% PCC 30% ASP 40% PSB (Campuran 2) diperoleh kuat tekan maksimum sebesar 79.074 MPa dan 79.960 MPa untuk Campuran 1, 14.367 MPa dan 12.701MPa untuk Campuran 2. Nilai density sebesar 2.811 gram/m3 dan 2.781 gram/m3 untuk Campuran 1, 1.579 gram/m3 dan 1.602 gram/m3 untuk Campuran 2. Nilai absorpsi sebesar 36 gram/100cm2 dan 47 gram/100cm2 untuk Campuran 1, 216 gram/100cm2 dan 204 gram/100cm2 untuk Campuran 2. Nilai modulus elastisitas sebesar 44357 MPa dan 40064 MPa untuk Campuran 1, 5041 MPa dan 5105 MPa untuk Campuran 2. Menurut ASTM C 270-03 Campuran 2 dapat digunakan untuk adukan tipe N dengan kuat tekan sedang, untuk Campuran pasangan terbuka.
In this study the use of fine aggregate for cement mortar was replaced with waste material called rice husk ash (RHA) and Precious Slag Ball (PSB). Mechanical properties tested in the laboratory were compressive strength using 140 samples according to ASTM C 579-01, density using 20 samples according to ASTM C 905-01, absorption using 20 samples according to ASTM C 1403-00, modulus of elasticity using 20 samples according to ASTM C 580-02. The composition of mortar using cement PCC taken from 2 different industries with composition of mixture 30% PCC 70% PSB (Mixture 1) and 30% PCC 30% ASP 40% PSB (Mixture 2). The maximum compressive strength of mixtue 1 and mixture 2 are 79,074 MPa and 79,960 MPa, 14 367 MPa and 12.701Mpa; Density of mixture 1 and mixture 2 are 2811 gram/m3 and 2781 gram/m3, 1579 gram/m3 and 1602 gram/m3; Absorption of mixture 1 and mixture 2 are 36 gram/100cm2 and 47 gram/100cm2, 216 gram/100cm2 and 204 gram/100cm2; Modulus of elasticity of mixture 1 and mixture 2 are 44,357 MPa and 40,064 MPa, 5041 MPa and 5105 Mpa, respectively According to ASTM C 270-03 mixture 2 can be used to mortar mixed type N with medium compressive strength."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S951
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rijal Hasan
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini penggunaan agregat halus untuk Campuran mortar semen digantikan dengan bahan limbah berupa abu sekam padi (ASP) dan Precious Slag Ball (PSB). kuat tarik langsung sebanyak 40 benda uji sesuai standar ASTM C 307-03, kuat tarik lentur sebanyak 70 benda uji sesuai standar ASTM C 580-02, susut sebanyak 10 benda uji sesuai standar ASTM C-490-04, density sebanyak 20 benda uji sesuai standar ASTM C 905-01. Dengan menggunakan semen PCC dari 2 industri berbeda dan dengan komposisi Campuran 30% PCC 70% PSB (Campuran 1) dan 30% PCC 15% ASP 55% PSB (Campuran 2) diperoleh kuat tarik langsung pada umur 28 hari sebesar 3.103 MPa dan 2.867 MPa untuk Campuran 1; serta 0,935 MPa dan 0.875 MPa untuk Campuran 2. Kuat tarik lentur umur 28 hari sebesar 12.87 MPa dan 13.99 MPa untuk Campuran1 serta 3.136 MPa dan 3.131 MPa untuk Campuran 2. Regangan susut untuk Campuran 1 sebesar 0,00607, 0,00607 dan Campuran 2 sebesar 0,00713, 0,00667. Nilai density Campuran 1 sebesar 2,652 gram/m3 dan 2,65793 gram/m3 serta untuk Campuran 2 sebesar, 1,67044 gram/m3 dan 1,69017 gram/m. Campuran mortar dapat digunakam sebagai plesteran dengan syarat shrinkage < 0.1% ( ASTM C-531); tarik langsung > 0.5 MPa (BS 4551:1980)

ABSTRACT
In this study the use of fine aggregate for cement mortar was replaced with waste material called rice husk ash (RHA) and Precious Slag Ball (PSB). Mechanical properties tested in the laboratory were tensile strength using 40 samples according to ASTM C 307-03, flexural strength using 70 samples acording to ASTM C 580-02, shrinkage using 10 samples acording to ASTM C 490-04, density using 20 samples according to ASTM C 905-01. The composition of mortar using cement PCC taken from 2 different industries with composition of mixture 30% PCC 70% PSB (Mixture 1) and 30% PCC 15% ASP 55% PSB (Mixture 2). The tensile strength of 28 days mixture 1 and mixture 2 are 3.103 MPa and 2.867 MPa, 0,935 MPa and 0.875 MPa; The flexural strength of 28 days mixture 1 and mixture 2 are 12.87 MPa and 13.99 MPa, 3.136 MPa and 3.131 MPa; The shrinkage mixture 1 and mixture 2 are 0,00607 and 0,00607, 0,00713 and 0,00667; Density of mixture 1 and mixture 2 are 2,652 gram/m3 and 2,65793 gram/m3, 1,67044 gram/m3 and 1,69017 3 gram/m. In my research, this mortar mixture can be used for plaster with the condition of shrinkage is below than 0.1% ( ASTM C-531); and tensile strangth above than 0.5 MPa (BS 4551:1980) "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S953
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library