Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Bintang Abadi
Abstrak :
Keberhasilan penanganan pasien-pasien emergensi ke rumah sakit berkaitan erat dengan "waktu penanganan" yaitu waktu antara kedatangan pasien dengan waktu tindakan yang seharusnya dilakukan, dalam hal ini tindakan pembedahan. Makin lama waktu respon penanganan akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas yang akan dialami pasien tersebut di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (UGD RSCM) yang khusus menangani pasien-pasien gawat darurat/emergensi telah ditetapkan stiatu indikator kinerja sebagai acuan keberhasilan penanganan yaitu dengan dibedakannya kasus Sangat Gawat Darurat (SGD) dan kasus Gawat Darurat (GD). Kasus Sangat Gawat Darurat adalah kondisi pasien yang rnembutuhkan tindakan pembedahan secepatnya karena adanya ancaman kehilangan nyawa. Hal ini dihubungkan dengan adanya gangguan jalan nafas, kemampuan bernafas atau gangguan sirkulasi. Sedangkan kasus Gawat Darurat adalah kondisi pasien yang memerlukan tindakan pembedahan dalam waktu 8 jam pertama (misalnya : hernia strangulata, apendisitis, trauma pembuluh darah, trombosis pembuluh darah). Dalam hal keterlambatan penanganan akan meningkatkan morbiditas yang pada akhirnya akan meningkatkan mortalitas. Sejak saat kedatangan di UGD, pasien pada umumnya harus melewati beberapa pemeriksaan, diantaranya anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, tindakan-tindakan prabedah. Selain itu juga dilakukan konsultasi antar departemen jika diperlukan dan persetujuan pasien atau keluarganya atas tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Bila pasien yang datang disebabkan trauma akan dilakukan Primary Survey dengan segala penanganannya dan dilanjutkan dengan Secoudary survey. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lamanya waktu penanganan prabedah pada pasien-pasien kasus SGD dan GD UGD RSCM yang akan dilakukan pembedahan beserta faktor-faktor 1 alasan yang mempengaruhinya. Parameter yang digunakan adalah waktu yang dilalui pasien sejak kedatangan sampai dilakukan tindakan bedah dikaitkan dengan waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan-pemeriksaan dan tindakan-tindakan prabedah lainnya (persiapan prabedah).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Atalya
Abstrak :
Ansietas merupakan hal paling umum yang dapat dialami pada pasien dengan rencana operasi. Ansietas didefinisikan sebagai perasaan takut yang luar biasa, khawatir, dan cemas yang disertai dengan peningkatan aktivitas sistem saraf otonom. Prosedur operasi dapat menimbulkan ansietas pada anak, salah satunya pada anak usia sekolah. Apabila ansietas anak pada tahap pra-operasi dapat teratasi, maka akan mendukung pemulihan pasca operasi yang lebih cepat dan memberikan koping yang efektif pada anak. Biblioterapi adalah pemanfaatan buku sebagai media terapi untuk menurunkan ansietas. Biblioterapi dapat menurunkan tingkat ansietas pada pasien anak usia sekolah dengan ansietas pra-operasi. Ansietas diukur dengan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale. Hasil menunjukkan bahwa asuhan keperawatan menggunakan biblioterapi dapat menurunkan ansietas yang dirasakan oleh anak dengan skor 16 (ansietas ringan) turun menjadi 9 (tidak ansietas). Hasil ini merekomendasikan dilakukannya integrasi asuhan keperawatan psikososial dengan asuhan keperawatan fisik pada anak yang mengalami ansietas pra-operasi.
Anxiety is one of the commonest events that can happen to patients waiting for surgical operations. Anxiety is defined as an overwhelming experience of fear, worry, nervousness, and inreased activity of the autonomic nervous system. School-age children may develop an anxiety before they have surgical procedure. If their anxiety in the pre-surgery can be resolved, it will support they recovery after surgery and provide their effective coping. Bibliotherapy is using book as a therapy for anxiety. Bibliotherapy can decrease anxiety levels in school-age patients with pre-operative anxiety. The data was collected using Hamilton Anxiety Rating Scale. The result showed that biblioteraphy can decrease anxiety felt by the client from score 16 (mild anxiety) to 9 (not anxiety). This analysis recommended the integration of psychosocial nursing care combined with physical nursing care for pediatric with an anxiety pre-surgery.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Trisno Wijanto
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian: Penderita kanker kolorektal sering mengalami malnutrisi. Untuk memperkecil komplikasi paska bedah, diperlukan tunjangan nutrisi bagi penderita pra bedah kanker kolorektal dengan malnutrisi. Sebagai tunjangan nutrisi, susu lazim digunakan di rumah sakit. Tetapi pemberian susu pada orang dewasa dan keadaan malnutrisi sering menimbulkan intoleransi, sehingga diperlukan bahan makanan lain sebagai penggantl susu. Tempe merupakan sumber gizi tradisional yang memiliki banyak kelebihan karakteristik, diharapkan dapat sebagal pengganti susu. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pengaruh suplementasi formula tempe dan susu terhadap .perubahan kadar transperin serum penderita kanker kolorektal dengan malnutrisi. Penelitian dilakukan di RSUPNCM, Jakarta. Penderita pra bedah kanker kolorektal yang memenuhi kriteria penerimaan di bagi dua kelompok secara acak. Pada kelompok tempe mendapat suplementasi formula tempe 100 g/hari dan kelompok susu diberikan suplementasi susu full cream 75 g/hari, selama 7hari. Pada awal dan akhir penelitian diperiksa kadar transferin serum sebagai parameter status protein. Hasil: Terjadi peningkatan kadar transferin serum yaitu dari (200,36 ± 29,10) mg/dL menjadi (250,36 ± 91,00) mg/dL pada kelompok tempe dan dari {195,33 ± 29,70) mg/dL., menjadi (276,13 ± 134,15) mg/dL pada kelompok susu. Peningkatan ini secara statistik bermakna (p < 0,05). Bila dibandingkan kedua kelompok tersebut, kadar transferin serum sesudah suplementasi secara statistik tidak berbeda bermakna (p > 0,05). Kesimpulan: Suplementasi formula tempe atau susu pada penderita pra bedah kanker kolorektal dengan malnutrisi, dapat meningkatkan kadar transferin serum yang setara. Formula tempe merupakan sumber protein nabati dapat digunakan sebagai pilihan alternatif pengganti susu. ...... Comparison Study Of The Influence Of Tempe Formula And Milk Supplementation Towards The Transferrin Serum Content Of Pre Surgery Colorectal Cancer Patient With Malnutrition.Scope and Method of Study. A colorectal cancer victim often suffers of malnutrition. To reduce complications a colorectal cancer patient with malnutrition requires nutritional support before surgery. Generally in hospitals milk is used as nutritional support. However milk otten causes intolerance to adults and cases of malnutrition, therefore other foodstuff is required to substitute for milk. Tempe represents a traditional source of nutrition with many characteristic advantages and expected useable as a substitute for milk. The aim of this study is to compare the influence of tempe formula and milk supplementation towards the change of transferrin serum content in colorectal cancer patients with malnutrition. The study is conducted at the RSUPNCM in Jakarta. Pre surgery colorectal cancer patients fulfilling the criteria are divided at random into two groups. The tempe group receives a supplementation of 100 grams per day tempe formula, while the milk group is given supplementation of full cream milk powder of 75 grams per day for 7 days. At the beginning and conclusion of the study the transferrin serum content is examined as a paramenter of the protein status. Result: An increase of the transferrin serum content has 1 occured, i.e. from (100,36 ± 29,10) mg/dL to (250,36 ± 91,00) 1 mg/dL in the tempe group and from (195,33 ± 20,70) mg/dL to (276,13 ± 134,15) mg/dL in the milk group. Statistically the increase is significant (p < 0,05). When comparing the two groups the transferrin serum content supplementation does not differ significantly statistic-wise (p > 0,05). Conclusions: The supplementation of either tempe formula or milk to pre surgery colorectal cancer patients with malnutrition equally increases the transferrin serum content. The tempe formula represents a vegetative source of protein and can be used as an alternative option of milk.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library