Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Reza Zulkarnain
Abstrak :
Gelagar pelat berongga tipe Jepang adalah pelat yang memiliki rongga berbentuk pentagonal untuk mengurangi berat sendirinya. Kajian ini dilakukan untuk membandingkan lendutan dari hasil pengujian eksperimental dengan hasil simulasi numerik yang oleh partner peneliti Lestari A, 2013 . Kajian ini membahas pengujian 2 tipe gelagar Jepang dalam skala 1:10 dari sebenarnya dan menggunakan campuran kering jadi dry mix . Tipe pertama, gelagar pelat berongga dengan 3 variasi bentang yaitu 600mm, 800mm dan 1000mm dimana massa diberikan secara bertahap dari 0kg ndash; 100kg tepat di tengah bentang. Tipe kedua, gelagar pelat berongga dengan 3 variasi bentang yaitu 600mm, 800mm dan 1000mm dimana gelagar dibebani secara merata dan bertahap dengan massa dari 0kg ndash; 100kg di seperempat bentang. Pengujian pada masing ndash; masing variasi bentang pada 2 tipe gelagar ini dilakukan secara 5 tahap. Pertama, bekisting gelagar pelat berongga sebanyak 4 buah disusun sejajar. Rongga pada gelagar ini menggunakan kertas Arturo untuk kemudian dibentuk menjadi pentagonal segilima . Sebelum pengecoran dilakukan, sling kabel rem sepeda yang diasumsikan sebagai pre-tension sling arah memanjang dan post-tension sling arah melintang diletakkan pada tiap gelagar pelat berongga. Tiap sling kabel rem sepeda arah memanjang ditarik oleh beban 100kg. Kedua, pada daerah post tension dari gelagar pelat berongga dicor dengan mortar grouting. Pengecoran dilakukan secara perlahan dan dipadatkan untuk menghindari timbulnya rongga. Tes kuat tekan beton dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Ketiga, sling kabel rem sepeda arah memanjang diputus dengan tang pemotong pada umur beton 28 hari. Lalu, dilanjutkan penarikan sling kabel rem sepeda arah melintang sebesar 100kg. Sling kabel rem sepeda arah melintang diputus dengan tang pemotong setelah umur beton 35 hari. Keempat, pada lokasi post tension, kisi ndash; kisi antar pelat berongga diisi oleh mortar grouting. Terakhir, gelagar pelat berongga dibebani oleh pasir kuarsa, rel kayu dan dibebani secara bertahap dengan beban 100kg. Hasil pengujian lendutan pada kajian eksperimental pada percobaan pertama dan percobaan kedua adalah mendekati hasil numerik. Pada percobaan pertama, kesalahan relatif terhadap hasil numerik di bentang 600mm sebesar 10 , kesalahan relatif di bentang 800mm sebesar 9,615 dan kesalahan relatif di bentang 1000mm sebesar 8 . Pada percobaan kedua, kesalahan relatif di bentang 600mm sebesar 10,714 , kesalahan relatif di bentang 800mm sebesar 9,8 dan kesalahan relatif di bentang 1000mm sebesar 7,9 . ......Japan type voided slab girder is a slab which has pentagonal shaped cavity to reduce its self weight. The aim of this study is to compare deflections resulting from an experimental study with those from numerical study conducted by researcher partner Lestari A, 2013 . This study was conducted through two approaches, numerical and experimental. The first study, numerical analysis of voided slab girder was conducted on 3 span variations consisting of 600mm, 800mm and 1000mm which was loaded gradually from 0kg 100kg precisely at mid span of the girder. The second, numerical analysis of voided slab girder was conducted on 3 span variations consisting of 600mm, 800mm and 1000mm on which was loaded over an area enabling to spread evenly and gradually from 0kg 100kg on quarter span of the girder. In the laboratory each variation of girder spans were tested into five phases. First phase, formworks were arranged in parallel. Voided area of slab girder was made from Arturo rsquo s paper where the paper was formed to pentagonal shape. Before casting, a bicycle brake cable sling that was assumed as pre tension sling longitudinal way and post tension sling transversal transversal are put in voided slab girder. Each bicycle brake cable sling were tensioned by a load of 100 kg. Second phase, voided slab girder was casted by mortar grouting. Compressive strength test was conducted at the age of 3 days, 7 days, 14 days and 28 days. Third phase, each bicycle brake cable sling on longitudinal direction were cut at the age of concrete 28 days. Deflection of the girder from numerical simulation and experimental testing for the first and the second loading case are in general in good agreement. For the first loading case, relative error in numerical study to experimental study on span of 600mm is about 10 while on span of 800mm is 9,615 and on span of 1000mm amounts to 8 . For the second loading case, the relative error in numerical analysis to experimental study on span of 600mm is about 10,714 , while that of on span of 800mm amounts to 9.8 and on span of 1000mm is 7.9 .
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S70100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Restiana
Abstrak :
Salah satu masalah yang sampai sekarang cukup menarik perhatian para peneliti adalah getaran. Salah satu jenis lain dari getaran adalah getaran respons singkat akibat beban tumbukan ( impact ) yang bekerja pada struktur. Beban ini umumnya menghasilkan respon yang cukup besar, karena tidak semua material cukup mampu untuk menanggung beban yang diakibatkannya. Dalam skripsi ini akan dibahas respons dari struktur balok yang ditumpu pada perletakan sendi-rol akibat beban tumbukan. Benda uji yang digunakan adalah balok beton dengan komposisi balok beton tanpa serat, balok beton dengan kadar serat metal 1% dari volume, balok beton prategang tanpa serat, balok beton prategang dengan kadar serat metal 1% dari volume. Beton yang digunakan adalah beton ready mix dari PT. Jaya Mix dengan mutu beton K-300. Dari parameter yang ada, akan diteliti untuk mendapatkan kondisi yang paling optimum terhadap beban tumbukan dengan menggunakan parameter frekuensi. Keempat jenis beton ditumpu pada perletakan sendi - rol, yang kemudian diuji terhadap beban tumbukan dengan tinggi jatuh dimulai dari 3 cm dan kemudian naik secara bertahap setelah 100 tumbukan sebesar 1 cm hingga benda uji mencapai keretakan. Sinyal percepatan yang dihasilkan dari struktur tercatat pada osiloskp dan terekam oleh komputer. Sinyal inilah yang merupakan bahan mentah yang nantinya akan diolah dengan menggunakan program - program yang telah ada untuk mendapatkan parameter - parameter frekuensi. Dari keempat jenis benda uji didapatkan urutan benda uji dari yang paling kuat menahan beban tumbukan adalah balok beton prategang dengan kadar serat metal 1% dari volume, balok beton prategang tanpa serat, balok beton dengan kadar serat metal % dan balok beton tanpa serat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Lestari
Abstrak :
Gelagar pelat berongga tipe Jepang adalah pelat yang memiliki rongga berbentuk pentagonal untuk mengurangi berat sendirinya. Kajian ini bertujuan untuk membandingkan lendutan dari simulasi numerik SAP2000v14.2 dengan pengujian laboratorium yang dilakukan oleh rekan peneliti Zulkarnain, M. Reza 2013 . Kajian ini membahas pengujian 2 tipe gelagar Jepang dalam skala 1:10 dari sebenarnya dan menggunakan campuran kering jadi dry mix . Kajian ini dilakukan dalam 2 pendekatan, numerikal dan eksperimental. Tipe pertama, gelagar pelat berongga dengan 3 variasi bentang yaitu 600mm, 800mm dan 1000mm dimana massa diberikan secara bertahap dari 0kg ndash; 100kg tepat di tengah bentang . Tipe kedua, gelagar pelat berongga dengan 3 variasi bentang yaitu 600mm, 800mm dan 1000mm dimana gelagar dibebani secara merata dan bertahap dengan massa dari 0kg ndash; 100kg di seperempat bentang. Dua tipe gelagar ini menggunakan struktur sistem pratarik yang ditarik dari arah memanjang girder dan sistem paska tarik kabel ditarik dari arah melintang girder. Kuat tekan yang dijadikan acuan untuk mensimulasikan perhitungan di SAP2000v14.2 didapat dari hasil pengujian yang dilakukan oleh rekan peneliti Zulkarnain, M. Reza 2013 . Simulasi pada kajian ini menggunakan modelisasi grid. Hasil perhitungan lendutan pada kajian numerik dengan hasil lendutan pada kajian eksperimental pada percobaan pertama dan percobaan kedua adalah mendekati. Pada percobaan pertama, kesalahan relatif terhadap eksperimental di bentang 600mm sebesar 10 , kesalahan relatif di bentang 800mm sebesar 9,615 dan kesalahan relatif di bentang 1000mm sebesar 8 . Pada percobaan kedua, kesalahan relatif di bentang 600mm sebesar 10,714 , kesalahan relatif di bentang 800mm sebesar 9,8 dan kesalahan relatif di bentang 1000mm sebesar 7,9 . ......Japan type voided slab girder is a slab which has pentagonal shaped cavity to reduce its self weight. The aim of this study is compare deflection among on experimental study with numerical study conducted by researcher partner Lestari, A 2013 . This study describes the testing of two types of Japan rsquo s girder in a scale ratio of 1 10 from actual condition and also using dry mixture dry mix . This study was conducted through two approaches, numerical and experimental. The first numerical analysis of voided slab girder was conducted on 3 span variations consisting of 600mm, 800mm and 1000mm which mass was loaded gradually from 0kg 100kg precisely at mid span of the girder. The second numerical analysis of voided slab girder was conducted on 3 span variations consisting of 600mm, 800mm and 1000mm on which was loaded over an area enabling to spread evenly and gradually from 0kg 100kg on quarter span of the girder. The two types of voided slab girder uses Pre tension system in the longitudinal direction of the girder, while a post tensioned cable is placed in the middle of the girder in the transversal direction of the girder . The concrete compressive strength which is taken as reference for simulation on SAP2000v14.2 calculation was obtained from laboratory testing conducted by partner researcher associate Zulkarnain, M. Reza 2013 . Numerical simulation was conducted using grid model. Deflection of the girder from numerical simulation and experimental testing for the first and the second loading case are in general in good agreement. For the first loading case, relative error in numerical study to experimental study on span of 600mm is about 10 while on span of 800mm is 9,615 and on span of 1000mm amounts to 8 . For the second loading case, the relative error in numerical analysis to experimental study on span of 600mm is about 10,714 , while that of on span of 800mm amounts to 9.8 and on span of 1000mm is 7.9 .
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S70095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library