Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Nataya Paramesti
"Konsumsi air minum dengan kandungan ion fluorida yang tinggi (≥ 4 ppm) dapat meningkatkan risiko kelumpuhan akibat kerapuhan tulang. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian potensi adsorpsi kitosan-Pr dalam defluoridasi air minum secara batch. Penelitian ini mencangkup sintesis kitosan-Pr dengan metode impregnasi dan presipitasi, pengujian adsorpsi ion fluorida serta desorpsinya secara batch. Pengaruh waktu kontak, jumlah adsorben dan anion kompetitor diuji melalui variasinya dalam uji adsorpsi. Konsentrasi loading Pr3+ diuji untuk mencapai pemenuhan standar kandungan ion fluorida dalam air minum (1,5 ppm). Kadar ion fluorida diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 570 nm dengan metode SPADNS (sodium 2-(parasulfophenylazo)-1,8-dihydroxy-3,6-naphtalene disulfonate). Efisiensi adsorpsi terbaik (92,77%) yang diperoleh kitosan-Pr hasil presipitasi dengan konsentrasi loading Pr3+ 6,86%wt sebanyak 10 g pada waktu kontak 60 menit dan kapasitas adsorpsi sebesar 0,039 mg/g ini telah memenuhi standar Permenkes RI mengenai kadar fluorida dalam air minum dengan kadar fluorida akhir sebesar 1,446 ppm. Kitosan-Pr sesuai dengan model isoterm Langmuir dengan kinetika adsorpsi mengikuti pseudo orde kedua. Adsorben terbaik dikarakterisasi dengan FTIR, SEM-EDX dan XRD. Kondisi terbaik regenerasi kitosan-Pr diperoleh dengan menggunakan larutan NaOH (1:10) konsentrasi 0,1 M pada suhu agitasi 50°C.

Drinking water consumption with high flouride levels (≥ 4 ppm) could increased risk for bone fractures. In this study, adsorption potential of chitosan-Pr was investigated for defluoridation of drinking water in batch system. This study present synthesis of chitosan-Pr using impregnation and precipitation methods, fluoride ions adsorption experiments and its desorption using batch technique. Effects of contact time, adsorbent quantity and anion competitors were caried out by each variation in adsorption experimental study. Loading Pr3+ concentration was investigated to fulfill the standard of fluoride ions in drinking water (1,5 ppm). Fluoride ion concentration was investigated using spectrophotometer UV-Vis at 570 nm wavelength appropriate with SPADNS (sodium 2-(parasulfophenylazo)-1,8-dihydroxy-3,6-naphtalene disulfonate) method. The best adsorption efficiency (92,77%) of chitosan-Pr which obtained from precipitation method with loading Pr3+ concentration 6,86%wt, 10 g of weight at 60 minutes contact time and 0,039 mg/g of adsorption capacity was qualified with Permenkes RI standard of fluoride concentration in drinking water with 1,446 ppm as final fluoride concentration. Chitosan-Pr fit with Langmuir isoterm model and pseudo second order for its adsorption kinetics. The best adsorbent was characterized with FTIR, SEM-EDX and XRD, whereas its best regeneration operation was suggested by using 0,1 M NaOH (1:10) at agitation 50°C."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gefin Yesya
"Kelebihan kandungan ion fluorida dalam air berpotensi mencemari badan air terutama apabila badan air tersebut digunakan sebagai bahan baku air minum. Dengan mengkonsumsi air minum yang memiliki kandungan ion fluorida berlebih dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan seperti fluorosis gigi dan tulang. Pada penelitian ini, kitosan telah dimodifikasi dengan penambahan praseodimium (Pr3+) sebagai adsorben untuk menyerap ion fluorida dalam air minum. Penambahan praseodimium bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyerapan ion fluorida oleh kitosan.
Dari hasil karakterisasi FTIR diketahui keberadaan praseodimium yang berikatan dengan gugus aktif pada kitosan dan hasil SEM-EDX juga membuktikan adanya praseodimium yang terikat pada permukaan kitosan. Proses adsorpsi dilakukan dengan menggunakan larutan ion fluorida 20 mg/L pada pH 7. Kondisi optimum untuk loading praseodimium dalam kitosan diperoleh pada konsentrasi praseodimium sebesar 1 g/L dengan efisiensi adsorpsi ion fluorida sebesar 72% dan kapasitas adsorpsi 7,2 mg/g. Pada uji adsorpsi diperoleh waktu kontak optimum antara adsorbat dengan adsorben berlangsung selama 60 menit dengan jumlah adsorben yang ditambahkan sebesar 0,1 g. Adanya anion kompetitor seperti Cl-, NO3 -,CO3 2- dan SO4 2- menyebabkan menurunnya efisiensi penyerapan ion fluorida menjadi 68,65%, 64,75%, 33,50% dan 58,70%. Model isoterm adsorpsi yang sesuai adalah isoterm Langmuir dan kinetika adsorpsi mengikuti pseudo orde kedua.

Excess content of fluoride ion in water potentially polluted the water bodies especially if water bodies are used as raw material for drinking water. Consuming drinking water that contains excess fluoride ion can cause a wide range of health problems such as dental fluorosis and bone. In this study, chitosan has been modified by the addition of praseodymium (Pr3+) as an adsorbent to absorb fluoride ions in drinking water. The addition of praseodymium aims to improve the performance of fluoride ion uptake by chitosan.
The result from FTIR characterization, note the presence of praseodymium binds to the active group on chitosan and SEM-EDX results also prove the existence of praseodymium on the surface of chitosan. Adsorption process is done using fluoride ion solution 20 mg/L at pH 7. The optimum conditions for loading of praseodymium on chitosan obtained at concentrations of praseodymium 1 g/L for efficiency adsorption of fluoride ion by 72% and the adsorption capacity of 7.2 mg/g. In the adsorption test obtained the optimum contact time between adsorbate with adsorbent lasted for 60 minutes with the amount of adsorbent was added at 0.1 g. Presence of competitor anions such as Cl-, NO3 -,CO3 2- dan SO4 2- were caused decrease in the efficiency adsorption of fluoride ion to be 68.65%, 64.75%, 33.50% and 58.70%. The bestfit adsorption model adsorption isotherms are Langmuir isotherm and the adsorption kinetics followed pseudo second order.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43423
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vino Hasyim
"Dalam penelitian ini telah dilakukan fabrikasi nanopartikel kompleks praseodimium(III)-EDTA (etilenadiaminatetraasetat) dengan metode represipitasi dan penguapan. Kristal besar dan nanopartikel kompleks Pr(III)-EDTA sebanyak 2% (b/b) digunakan sebagai komponen minor aktif pada preparasi katalis Pr(III)-EDTA/Zeolit dengan metode impregnasi pada suhu 60�C. Zeolit yang digunakan adalah zeolit alam aktif klinoptilolit. Pr(III)-EDTA/Zeolit digunakan sebagai katalis untuk meningkatkan bilangan oktana pada gasoline. Nanopartikel Pr(III)-EDTA hasil fabrikasi dikarakterisasi dengan Transmission Electron Microscopic (TEM). Data TEM menunjukkan nanopartikel yang diperoleh memiliki diameter antara 5,8 hingga 28,6 nm dan panjang 149,8 nm. Luas permukaan pada zeolit sebelum dimodifikasi adalah 30,9 m2/g. Setelah dimodifikasi dengan kristal besar Pr(III)-EDTA terjadi penurunan luas permukaan menjadi 24,1 m2/g sedangkan pada penambahan nanopartikel Pr(III)-EDTA menjadi 9,9 m2/g. Hal ini menunjukkan sebagian besar pori-pori zeolit banyak terisi oleh nanopartikel Pr(III)-EDTA dibanding dengan kristal besar Pr(III)-EDTA. Analisis XRF menunjukkan bahwa di dalam katalis dengan komponen aktif kristal besar Pr(III)-EDTA dan komponen aktif nanopartikel Pr(III)-EDTA terdapat Pr(III) masing-masing sebanyak 0,4175 % dan 0,5236 %.
Hasil ini membuktikan bahwa komponen aktif nano partikel lebih banyak masuk kedalam pori-pori zeolit klinoptilolit. Pengukuran bilangan oktana dengan octane meter SHATOX SX-200 menunjukkan peningkatan bilangan oktana pada gasoline untuk katalis kristal besar Pr(III)-EDTA/Zeolit dan katalis nanopartikel Pr(III)-EDTA/Zeolit masingmasing dari 88, 2 menjadi 89,2 dan 89,6 atau terjadi kenaikan 1 dan 1,4. Sedangkan penambahan katalis zeolit tanpa modifikasi meningkatkan bilangan oktana dari 88, 2 menjadi 88,8 terjadi kenaikan 0,6. Peningkatan bilangan oktana ini disebabkan adanya kenaikkan % peak area isooktana dan penurunan % peak area n-oktana di dalam gasoline yang ditunjukkan melalui analisis menggunakan GC-MS. Kemungkinan besar hal inilah yang meningkatnya bilangan oktana pada gasoline.Dari penelitian ini bisa disimpulkan bahwa katalis Pr(III)-EDTA dapat digunakan untuk meningkatkan bilangan oktana gasoline dengan keaktifan berturut-turut adalah katalis nanopartikel Pr(III)-EDTA/Zeolit, katalis kristal besar Pr(III)-EDTA/zeolit dan katalis zeolit.

In this research Pr(III)-EDTA (ethylene diamine tetra acetate) complex has been fabricated using reprecipitation and vaporization method. Bulk crystal Pr(III)-EDTA complex and nanoparticle 2 % (wt/wt) used as the active minor component for Pr(III)-EDTA/Zeolite catalyst preaparation through impregnation method at 60�C. Zeolite that used in this research is the natural active clinoptilolite zeolite. Pr(III)-EDTA/Zeolite use as catalyst for increasing the octane number of gasoline. The fabrication nanoparticle Pr(III)-EDTA result, characterized by Transmission Electron Microscopic (TEM). TEM result indicate that the obtained nanoparticle have 5.8-28.6 nm in diameter and 149.8 in length. Initial surface area of zeolite is 30.9 m2/g and after modification with bulk crystal Pr(III)-EDTA the surface area is decreasing to 24.1 m2/g addition meanwhile with nanoparticle Pr(III)-EDTA has decrease the surface area to 9.9 m2/g, where this indicate that most of zeolite pores filled more by nanoparticle Pr(III)-EDTA than bulk crystal Pr(III)-EDTA. XRF analysis shows that in catalyst with the active component nanoparticle Pr(III)-EDTA and bulk crystal Pr(III)-EDTA contain Pr(III) 0.4175% and 0.5236 % respectively.
The result proved that clinoptilolite zeolite pores has filled more by nanoparticle active component. The octane number measurement using octane meter SHATOX SX-200 give result the gasoline octane number increasing for bulk crystal Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst and nanoparticle Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst from 88.2 to 89.2 and 89.6 respectively or in the word it rise as much as 1 and 1.4. in another hand zeolite catalyst addition without modification increase octane number from 88.2 to 88.8 and rise as much as 0.6. This octane number increasing cause of the raising percentage of isooctane peak area and the reduction percentage of n-octane peak area in gasoline analyzed by GC-MS. It is likely being the causation of octane number increasing in gasoline. In conclusion, Pr(III)-EDTA catalyst can be used to increase octane number in gasoline with the activity in series nanoparticle Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst, bulk crystal Pr(III)-EDTA/zeolite catalyst and zeolite catalyst.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library