Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusiu, Liem
Jakarta: Djambatan, 2000
305.895 1 YUS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Sulit dipungkiri bahwa prasangka gender terhadap perempuan sudah sering terdengar dimana-mana. Prasangka gender ini dapat mengarah pada kecenderungan sikap yang negatif terhadap objek sikap yang lebih khusus. Dalam pekerjaan, prasangka gender yang dimiliki oleh pegawai pria dan perempuan dapat berdampak pada sikap mereka terhadap manajer perempuannya. Sikap antarpegawai dalam pekerjaan merupakan suatu hal yang penting mengingat hubungan interpersonal yang ada dapat mempengaruhi kinerja pegawai tesebut. Kemungkinan hubungan interpersonal antara manajer perempuan dengan bawahannya dapat terganggu oleh sikap bawahan yang dipengaruhi oleh prsangka gender. Sejumlah tulisan memang sudah mencoba menjelaskan mengenai prasangka gender. Yang membedakannya, tulisan ini mencoba mengupasnya dengan fokus seberapa besar sumbangan prasangka gender kepada sikap bawahan terhadap manajer perempuan.
Jurnal Psikologi Sosial, Vol.12 (No.3) Mei 2006: 169-180, 2006
JPS-12-3-2006-169
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sarlito Wirawan Sarwono
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006
177.5 SAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ferena Debineva
Abstrak :
Kontak imajiner Tingginya kekerasan dan kebencian berdasarkan identitas (minoritas) tertentu semakin meningkat di Indonesia, terutama kepada kelompok transpuan. Karenanya perlu dilakukan intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan toleransi terhadap kelompok identitas gender minoritas. Intervensi untuk menginisiasi toleransi dapat dimulai dari kelompok orang muda di Indonesia agar dapat hidup berdampingan satu sama lain melalui pendekatan teori imagined contact hypothesis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan prasangka negatif terhadap transpuan secara signifikan sig (24) = 2.78, p < .01 (one-tailed) dimana sikap terhadap transpuan lebih positif pada kelompok setelah diberikan intervensi imagined contact (M = 55.32, SD = 17.18, n = 25) dibandingkan sebelum intervensi (M = 62.68, SD = 14.99, n = 25).
The high level of violence and hatred based on certain (minority) identities is increasing in Indonesia, especially to transwomen. Therefore, it is necessary to conduct interventions aimed at increasing tolerance for minority gender identity groups. Interventions to initiate tolerance can be started from groups of young people in Indonesia so that they can coexist with each other through the approach of the imagined contact hypothesis theory. The results showed a significant decrease in prejudice towards transwomen (24) = 2.78, p <.01 (one- tailed) where the attitude was more positive in the group after imagined contact intervention (M = 55.32, SD = 17.18, n = 25) rather than before the intervention (M = 62.68, SD = 14.99, n = 25).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Kusuma
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan melihat gambaran prasangka diantara siswa yang terlibat tawuran, pada dua sekolah yang dikelola oleh organisasi keagamaan yang berbeda. Menurut Baron & Byrne (1994), prasangka merupakan sikap negatif yang ditujukan pada anggota-anggota suatu kelompok tertentu, dikarenakan keanggotaannya pada kelompok tersebut. Hogg dan Abrams (1988) menyatakan bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk membagi dunia sosialnya menjadi dua kategori Us ^n Them, dan memandang orang-orang di sekitamya sebagai bagian dari kelompoknya {in-group) atau kelompok lain {out-group) dan inilah yang menjadi awal timbulnya sikap prasangka terhadap kelompok out-group. Selanjutnya menurut Myers (1988) prasangka memiliki tiga komponen yaitu kognitif, terdiri dari keyakinan stereotip tentang kelompok outgroup-^ afektif, dimana perasaan emosional negatif mengikuti reaksi kognitif; dan behaviour tendency, yaitu adanya kecenderungan untuk bertingkah laku negatif terhadap target prasangkanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif untuk memahami prasangka-prasangka yang ada secara lebih mendalam serta lebih terperinci sebagaimana subyek mengalaminya di dalam konteks mereka. Subyek penelitian ini adalah 17 orang siswa dari dua sekolah yang dikelola organisasi keagamaan yang berbeda, berlokasi berdekatan dan yang saling bermusuhan serta sering terlibat tawuran. Metode pengambilan data yang utama menggunakan wawancara mendalam, serta observasi sebagai metode penunjang. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam permusuhan ini para siswa dari masing-masing sekolah memiliki prasangka terhadap kelompok siswa dari sekolah musuhnya yang berkembang melalui proses kategoii sosial berdasarkan agama yaitu kelompok siswa dan sekolah-sekolah beragama Islam dan beragama Kristen/Katolik, serta accentuation effect dan in-groupfavouritism seperti misainya pembedaan antara kelompoknya yang berkeinginan imtuk damai sedan^an kelompok musuh tidak ingin berdamai dan kelompoknya tidak pemah membawa senjata tajam sedangkan pihak musuh selalu membawa senjata tajam. Prasangka-prasangka siswa SMU X adalah bahwa: siswa musuh membenci dan melakukan penghinaan terhadap agama Islam, siswa musuh mayoritas bersuku Ambon, sekolah musuh memaksakan agamanya terhadap siswa non-Kristen, siswa musuh menggunakan julukan Israel karena menyamakan keberadaannya dengan negara Israel, membawa senjata tajam dalam tawuran, menggunakan susuk agar kebal jika dilukai, berperilaku sadis terhadap lawan tawurannya, dibantu pihak lain dalam tawuran (alumni, siswa beberapa sekolah musuh, anak asrama di depan SMK Y.'orang kampung' beberapa daerah, siswa SMP Y), didukung pihak polisi dan media koran, serta siswa musuh tidak berkeinginan berdamai. Prasangka-prasangka siswa SMK Y adalah bahwa: siswa musuh membenci agama Kristen/Katolik dan suku Ambon, melakukan penghinaan terhadap agama Kristen/Katolik, menggunakan julukan Doski berkaitan dengan agamanya, mempunyai reputasi buruk di perusahaan tempatnya praktek kerja lapangan atau bekeija, melakukan tekanan terhadap siswa baru yang berasal dari SMP Y, menuduh SMK Y membakar A1 Quran, sengaja mencari musuh untuk lawan tawurannya, hanya berani memulai tawuran jika bequmlah banyak, membawa senjata tajam dalam tawuran, berperilaku sadis (sampai membunuh) terhapda lawan tawurannya, guru di sekolah musuh menjadi provokator dalam tawuran, siswa musuh dibantu pihak lain dalam tawuran ('orang kampung' beberapa daerah, siswa SMP musuh, siswa beberapa sekolah musuh), didukung pihak polisi, serta siswa musuh tidak berkeinginan untuk berdamai.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S2840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Nuclea Ivana
Abstrak :
Tawuran pelajar merupakan fenomena yang telah berlangsung lama dan belum juga terselesaikan. Berbagai macam cara dan pendekatan telah dilakukan guna menangani masalah ini. Menurut Mansoer (1998) tawuran sebagai tingkah laku konflik dapat dijelaskan oleh Social Identity Theory (SIT). Menurut SIT keanggotaan seseorang dalam suatu kelompok tertentu akan berpengaruh terhadap identitas sosialnya, yang kemudian akan mempengaruhi sikap dan prilakunya kepada sesama anggota kelompok (ingroup) ataupun kepada anggota kelompok lain (outgroup) (Abram & Hogg, 1988). Identitas sosial yang positif dapat dipertahankan melalui perbandingan positif dengan kelompok lain, dimana kepada ingroup akan dilekatkan atribut yang positif, sementara pada outgroup akan dilekatkan atribut-atribut yang kurang menyenangkan dan negatif. (Brewer, 1979; Rosenbaum & Holtz, 1985). Pada saat pandangan negatif terhadap suatu kelompok tertentu menjadi sangat kuat, maka hal itu dapat mengarah pada prasangka terhadap kelompok tersebut. (Abram & Hogg, 1988). Penelitian tentang hubungan identitas sosial dan prasangka antar kelompok memberikan hasil yang berbeda-beda. Secara implisit, SIT menyatakan adanya hubungan antara identitas sosial dan sikap yang positif terhadap ingroup dengan sikap yang negatif terhadap outgroup. (Brewer, 1979; Brown, 1995; Tajfel & Tumer, 1979; Vivian & Berkowitz, 1993; Wilder & Saphiro, 1991). Sementara beberapa penelitian lain menemukan bahwa identitas sosial dan sikap yang positif terhadap ingroup tidak selalu berhubungan dengan sikap yang negatif terhadap outgroup. (Brewer, 1979; Hinkle & Brown, 1990; Kosterman & Feshbach, 1989; Tajfel, Billig, Bundy & Flament, 1971). Pada kasus tawuran antar sekolah, terdapat pandangan bahwa lokasi sekolah yang berdekatan menyebabkan kemungkinan yang lebih besar untuk munculnya konflik. (Mansoer, 1988). Maka, berdasarkan hal tersebut di atas, dilakukan penelitian untuk melihat hubungan identitas sosial dengan prasangka terhadap sekolah musuh dan bukan sekolah musuh pada sekolah tawuran dalam konteks sekolah yang berdekatan. Penelitian ini dilakukan dengan sampel penelitian siswa dari sekolah yang terlibat tawuran. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner identitas sosial, prasangka terhadap sekolah musuh dan prasangka terhadap bukan sekolah musuh. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara identitas sosial dengan prasangka terhadap sekolah musuh, dan tidak adanya hubungan yang signifikan antara identitas sosial dengan prasangka terhadap bukan sekolah musuh. Adapun saran berkaitan dengan masalah tawuran adalah untuk menurunkan ancaman antar sekolah yang bermusuhan, intervensi pada Basis, menurunkan prasangka antar sekolah dengan melakukan pertemuan damai yang berkesinambungan, serta melakukan penelitian sehubungan dengan intergroup threat guna mengetahui secara empiris pengaruh ancaman tersebut dalam hubungan antar kelompok. Untuk penelitian mengenai identitas sosial dan prasangka selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian serupa dengan mengambil sampel yang lebih besar, dan lebih bervariasi, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih baik. Hendaknya penyusunan alat ukur dilakukan dengan lebih hati-hati, dan hendaknya penelitian juga dilakukan secara kualitatif guna mendapatkan data yang lebih kaya dan lebih mendalam.
2001
S3039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Kurnia Defri
Abstrak :
Prasangka terhadap etnis Tionghoa sudah sering terjadi di Indonesia. Menariknya salah satu penyanyi tersukses di Indonesia adalah Chrisye, yang berasal dari etnis Tionghoa. Riset sebelumnya menunjukkan bahwa interaksi parasosial dengan persona media dan emosi positif terhadap kelompok berhubungan dengan prasangka. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran mediasi emosi positif terhadap kelompok etnis Tionghoa terhadap hubungan interaksi parasosial dengan Chrisye dan prasangka terhadap etnis Tionghoa. Penelitian ini dilakukan kepada 171 partisipan secara daring dengan karakteristik partisipan berusia 17-60 tahun, pernah mendengarkan lagu Chrisye, dan bukan berasal dari Etnis Tionghoa. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan Skala Prasangka terhadap Etnis Tionghoa (Kiranti, 2017; α = .856), Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (Bocarnea & Brown, 2007; dalam Saraswati, 2014; α = .844), dan Skala Emosi terhadap Kelompok (Miller, Smith, & Mackie, 2004; α = 848). Penelitian ini menemukan bahwa hubungan interaksi parasosial dan prasangka dimediasi secara penuh oleh emosi terhadap kelompok (γ = -.096, CI[-.182,-.031]. Temuan penelitian ini dapat diaplikasikan sebagai sarana penurunan prasangka. ......Prejudice against Chinese-Indonesians has often occurred in Indonesia. Interestingly, one of the most successful singers in Indonesia, Chrisye, was a Chinese-Indonesian. Previous research has shown that parasocial interaction with media personas and positive emotions toward group are associated with prejudice. This study aims to examine the mediating role of positive emotions towards Chinese-Indonesians ethnic groups on the relationship between parasocial interaction with Chrisye and prejudice against Chinese-Indonesians. This research was conducted online on 171 participants with the characteristics of participants aged 17-60 years, had heard the Chrisye‘s song, and was not a Chinese-Indonesian. Measurements in this study used Skala Prasangka terhadap Etnis Tionghoa (Kiranti, 2017; α = .856), Celebrity-Persona Parasocial Interaction Scale (CPPI; Bocarnea & Brown, 2007; in Saraswati, 2014; α = .844), and Skala Emosi terhadap Kelompok (Miller, Smith, & Mackie, 2004; α = 848). This study found that the relationship between parasocial interaction and prejudice is fully mediated by emotions towards the group (γ = -.096, CI[-.182,-.031]. The findings of this study can be applied as a prejudice reduction media.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Tiara Salsabilla
Abstrak :
ABSTRAK
Film animasi kontemporer Prancis banyak mengangkat tema yang berkaitan dengan masalah keberagaman. Tulisan ini membahas mengenai identitas liyan dalam film animasi Prancis Ernest et Célestine. Tujuan penelitian ini adalah memperlihatkan pembentukan identitas liyan melalui wacana prasangka tentang perbedaan antara dunia beruang dan dunia tikus. Wacana prasangka dan perbedaan menegaskan Ernest, seekor beruang dan Célestine, seekor tikus, sebagai liyan yang tidak hanya berasal dari golongan yang berbeda, tetapi juga identitas liyan mereka di tengah kelompoknya sendiri. Menggunakan metode kajian sinema yang diperkuat dengan konsep liyan menurut Jean-François Staszak, penelitian ini mengungkap bahwa film Ernest et Célestine menawarkan wacana mulikultural yang realistis, sejalan dengan sulitnya mengubah wacana prasangka terhadap liyan dan sulitnya menerima perbedaan yang sudah menjadi bagian dari tradisi sebuah kelompok. ABSTRACT
Many contemporary French animated films raise themes related to the issue of diversity. This paper discusses the identities of other in the French animated film Ernest et Célestine. The purpose of this study is to show the formation of other identity through prejudice discourse about the differences between the world of bears and the world of rats. The discourse of prejudice and difference affirms Ernest, a bear and Célestine, a mouse, as others who not only come from different group, but also their other identities in the middle of their own group. Using the method of studying cinema that is reinforced by the concept of otherness according to Jean-François Staszak, this study reveals that the film Ernest et Célestine offers realistic multicultural discourse, in line with the difficulty of changing prejudice discourse against others and the difficulty of accepting differences that have become part of a group's tradition.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azmil Muftakhor
Abstrak :
Film Capciptop adalah produksi Ravacana Films yang bekerja sama dengan produk sambal ABC. Film ini secara garis besar bercerita tentang kehidupan di masyarakat, salah satunya mengenai prasangka buruk. Di dalam penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan atau membuktikan sikap prasangka buruk disertai kritik sosial berdasarkan dialog antartokoh yaitu Bu Tri, Bu Tejo, dan Bu Karman yang dapat menimbulkan pikiran negatif pada dirinya sendiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori semiotika dari Roland Barthes sebagai acuannya. Data yang didapat berupa adegan dan dialog yang ada di film Capciptop melalui Youtube. Hasil penelitian ini ditemukan data dari sikap prasangka buruk yang meliputi iri hati, kedengkian, kecemasan dan timbul permusuhan. Selain itu juga, ditemukan data dari kritik sosial adanya fenomena yang sering menjadi perbincangan umum yaitu rumor penggunaan penglaris. Berdasarkan teori tersebut terdapat tahapan penelitian yang mencakup makna denotasi dan konotasi yang ingin disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, teori yang disajikan dalam penelitian ini berupaya untuk menemukan makna implisit dan eksplisit dalam film Capciptop. ......The Capciptop film is a production by Ravacana Films in collaboration with ABC chili products. In general, this film tells about life in society, one of them is about negative prejudice. The aim of this research is to show or prove attitudes of negative prejudice accompanied by social criticism based on dialogue between characters, namely Mrs. Tri, Mrs. Tejo, and Mrs. Karman which can cause negative thoughts in themselves. This study uses a qualitative descriptive method and semiotic theory from Roland Barthes as a reference. The data obtained is in the form of scenes and dialogues in the Capciptop film via Youtube. The results of this study found data from attitudes of negative prejudice which include envy, jealousy, anxiety and hostility. Apart from that, data from social criticism also found that there is a phenomenon that is often discussed in general, namely rumors of the use of sellers. Based on this theory, there are stages of research that include denotation and connotation meanings to be conveyed directly or indirectly. In addition, the theory presented in this study seeks to find implicit and explicit meanings in the Capciptop film.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Nur Syahputri
Abstrak :
Salah satu periode sinema yang mengutamakan isu sosial di Prancis adalah sinema Prancis kontemporer. Dalam periode ini, segala aspek yang mendukung perfilman di negara tersebut sudah berkembang ke arah yang lebih modern dan menarik perhatian banyak masyarakat. Salah satu filmnya adalah Entre Les Murs, sebuah film karya Laurent Cantet yang menceritakan kehidupan sehari-hari sebuah sekolah di banlieue Prancis. Dalam film ini, diperlihatkan bahwa muridnya terdiri dari berbagai macam ras yang memiliki permasalahannya masing-masing. Melalui permasalahan antarras di sekolah banlieue, film ini menunjukkan konflik sosial yang terjadi di Prancis. Penelitian ini membahas tentang kehadiran citra dan prasangka tokoh Souleymane yang memunculkan stereotip rasnya, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan bagaimana citra dan prasangka terhadap suatu individu atau kelompok dapat melahirkan sebuah konflik pada praktiknya. Penelitian ini menggunakan dua teori, yakni teori sinema (2008) oleh Dennis W. Petrie dan Joseph M. Boggs dan teori prasangka (2018) oleh Alo Liliweri untuk membantu analisis strategi naratif film Entre Les Murs dan pembentukan stereotip ras kulit hitam melalui citra dan prasangka terhadap tokoh Souleymane. Hasil dari penelitian ini adalah sikap dan citra negatif tokoh Souleymane memunculkan berbagai perspektif dan prasangka yang berujung pada pembentukan stereotip terhadap kelompok rasnya. ......One of the periods of cinema that prioritized social issues in France is contemporary French cinema. In this period, all aspects that support film in this country have developed in a more modern way and attracted the attention of many people. One of the films is Entre Les Murs, a film by Laurent Cantet that tells about the daily life of a school in banlieue France. In this film, it is shown that the students consist of various races who have their own problems. Through interracial problems at the banlieue school, this film shows the social conflicts that occur in France. This study discusses the presence of images and prejudices of the Souleymane character which give rise to his racial stereotypes, so the purpose of this research is to show how images and prejudices against an individual or group can create a conflict in practice. This study uses two theories, namely the theory of cinema (2008) by Dennis W. Petrie and Joseph M. Boggs and the theory of prejudice (2018) by Alo Liliweri to help analyze the narrative strategy of the film Entre Les Murs and the formation of stereotypes of the black race through imagery and prejudice against the character of Souleymane. The result of this study is that a character of Souleymane’s negative attitude and image can create various prejudices and lead to the formation of stereotypes against his racial group.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>