Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arsya Shafa Ananda
"Data pribadi milik pengguna akan terkumpul dan tersimpan ketika menggunakan situs dan aplikasi dalam sistem elektronik, baik itu berupa sosial media, penyimpanan awan, bank digital, dan lain-lain. Data pribadinya pun dilindungi kerahasiaan serta keamanannya oleh Pengendali Data Pribadi dari situs serta aplikasi tersebut selama para pengguna itu masih hidup. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa para pengguna internet akan meninggal dunia dan meninggalkan data pribadinya yang tersimpan di sistem elektonik tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka data pribadi milik pengguna tersebut dapat disalahgunakan dan dibocorkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian ini untuk mengkaji tentang pelindungan data pribadi setelah kematian yang tersimpan dalam sistem elektronik dengan melakukan perbandingan antara peraturan di Indonesia dengan negara di Eropa dan Asia serta meneliti bagaimana penerapan pelindungan data pribadi setelah kematian yang tersimpan dalam sistem elektronik. Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah yuridis-normatif. Hasil dari penelitian ini adalah Undang-Undang No. 27 Tahun 2022 Tentang Pelindungan Data Pribadi belum mengatur apakah data pribadi milik subjek data pribadi yang telah meninggal tetap dilindungi atau tidak. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat beberapa tantangan yang dapat menghambat pengimplementasian peraturan ini. Selain itu, berdasarkan analisis peraturan-peraturan dari negara lain, diperoleh beberapa kebijakan terkait pelindungan data pribadi setelah kematian yang dapat diimplementasikan di Indonesia di masa depan.

Personal data from users will be collected and stored when they use sites and applications in electronic systems, whether in the form of social media, cloud storage, digital banking, and others. Their data is also protected confidentially and securely by the Data Controller of the electronic system as long as the users are still alive. However, it is undeniable that internet users will die and leave their data stored in the electronic system. If this happens, irresponsible people can misuse and leak the user's data. Therefore, this research was conducted to examine the protection of post-mortem data stored in electronic systems by comparing regulations in Indonesia with member states of the European Union and countries in Asia and studying how to implement the protection of post-mortem data stored in electronic systems. The research method used in this research is juridical-normative. The result of this research is that the Law No. 27 of 2022 on Personal Data Protection has not regulated whether personal data belonging to deceased personal data subjects are still protected. This study also found that several challenges could hinder the implementation of this regulation. In addition, based on an analysis of regulations from other countries, several policies related to protecting personal data after death were obtained, which could be implemented in Indonesia in the future."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhalil Azmi
"ABSTRAK
Pembahasan dalam skripsi ini adalah analisis yuridis bedah mayat dalam Undang-undang kesehatan dan Hak Asasi Manusia tentang pendonoran mayat oleh anggota keluarganya. Selain itu juga membahas perbandingan pengaturan bedah mayat di Indonesia dan Singapura. Penulisan ini bertujuan menganalisis pelaksanaan bedah mayat anatomis di Indonesia sesuai dengan Undang-undang Hak Asasi Manusia dan Undang-undang Kesehatan. Penelitian ini juga bertujuan menganalisis perbandingan pengaturan bedah mayat antara Indonesia dan Singapura. Penelitian ini berbentuk yuridis normatif, tipe penelitiannya adalah deskriptif, jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa studi dokumen atau bahan pustaka dan wawancara. Analisis, data yang digunakan oleh penulis adalah dengan pendekatan kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keluarga tidak berhak untuk mendonorkan mayat anggota keluarganya untuk bedah mayat. Terdapat persamaan dan perbedaan antara pengaturan bedah mayat di Indonesia dan Singapura dan pengaturan bedah mayat anatomis di Singapura lebih lengkap daripada di Indonesia. Saran dari peneliti adalah Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Kesehatan Republik Indonesia harus membuat Peraturan Menteri Kesehatan tentang donor bedah mayat anatomi. Perlu dilakuakan sosialisasi bedah mayat di Indonesia.

ABSTRACT
The discussion in this thesis is a juridical analysis about post mortem surgery in Health and Human Rights Act about donating corpses by members of his family. It also discusses the comparison of post mortem surgery in Indonesia and Singapore. This paper aims to analyze the implementation of anatomical post mortem surgery in Indonesia in accordance with the Human Rights Act and Health Act. This study also aims to analyze the comparison of post mortem surgery between Indonesia and Singapore. This study is in the form of normative juridical, the type of research is descriptive, the type of data used is secondary data. Data collection tools used in the form of document studies or library materials and interviews. Data analysis used by writer is with qualitative approach. The conclusion of this study is that families are not entitled to donate the corpses of family members for post mortem surgery. There are similarities and differences between medical and post mortem arrangements in Singapore and Indonesia, for anatomic post mortem surgert in Singapore is more complete than in Indonesia. advice from researchers is Indonesian Goverment, in particular the Ministry of Health of the Republic of Indonesia need to make a Regulation concerning anatomical post mortem surgery. There is a need of socialization concerning post mortem surgery in Indonesia. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Natasya Roselind
"Mikrobiologi Forensik merupakan suatu disiplin ilmu yang relatif baru yang didedikasikan untuk menganalisis bukti kejahatan mikrobiologi untuk tujuan atribusi. Mikrobiologi forensik merupakan alat yang ideal untuk investigasi forensik dikarenakan sifat mikrobiologi sendiri tergolong unik dan dapat diisolasi dari lingkungan spesifiknya. Mikrobiologi forensik ditemukan dapat menjadi bukti untuk kasus kriminal, penyebab kematian, identifikasi manusia dan estimasi interval waktu post mortem serta pencemaran produk makanan atau minuman. Pada tubuh manusia sendiri ditemukan mikroba yang sangat banyak dan bervariasi dimana rongga mulut menempati posisi kedua dengan mikroba paling bervariasi. Pergerakan setelah kematian merupakan faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam investigasi kematian yang tidak dapat dijelaskan serta menentukan waktu kematian. Setelah kematian, terjadi proses dekomposisi yang membuat adanya perubahan dimulai secara seluler dan berlanjut secara makroskopis. Perubahan ini dapat menimbulkan perubahan mikrobiota rongga mulut setelah post mortem. Post mortem interval sangat bergantung pada proses dan kondisi post mortemnya. Metode PMI terkadang masih sulit ditentukan karena PMI rentan terhadap faktor eksternal, semakin lama waktu kematian, semakin sulit juga ditentukan post mortem interval. Pada penelitian ini digunakan mikroorganisme sebagai estimasi post mortem interval terkhususnya pada bakteri Proteus mirabilis. Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa bakteri Proteus mirabilis merupakan bakteri yang dominan selama post mortem interval terutama pada PMI akhir. Setelah dilakukannya analisis dengan real time PCR terhadap bakteri sampel, ditemukan bahwa bakteri Proteus mirabilis terdeteksi pada post mortem interval 12 jam, 24 jam, 48 jam serta 72 jam dimana menunjukkan ketahanannya untuk bertahan hidup pada post mortem interval awal hingga akhir. Namun, penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan, dibutuhkan penelitian lebih lanjut agar dapat digunakan pada kepentingan bidang forensik.  

Forensic Microbiology is a relatively new discipline dedicated to analyzing evidence of microbiological crimes for attribution purposes. Forensic microbiology is an ideal tool for forensic investigations because microbiology itself is unique and can be isolated from its specific environment. Forensic microbiology was found to be evidence for criminal cases, cause of death, human identification and estimation of post mortem time intervals as well as contamination of food or beverage products. In the human body are found very many and various microbes where the oral cavity occupies the second position with the most varied microbes. Movement after death is an important factor to consider in investigating unexplained deaths and determining the time of death. After death, there is a decomposition process that shows changes from cellular to macroscopically. These changes can lead to changes in the oral microbiota after post mortem. The post mortem interval is highly dependent on the post mortem process and conditions. The PMI method is sometimes still difficult to determine because PMI is susceptible to external factors, the longer the time of death, the more difficult to determine the post mortem interval. In this study, microorganisms were used as an estimation of the post mortem interval, especially for the bacterium Proteus mirabilis. In previous studies, it was known that Proteus mirabilis was the dominant bacterium during the post mortem interval, especially at the end of PMI. After analysis with real time PCR on sample bacteria, it was found that Proteus mirabilis bacteria were detected at post mortem intervals of 12 hours, 24 hours, 48 ​​hours and 72 hours which showed its resistance to survive at post mortem intervals from beginning to end. However, this research still has many shortcomings and limitations, further research is needed so that it can be used in the interest of the forensic field."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilyassa Ardhi
"This study analyzes the implementation of the Village Fund Program and
the cause of the delay in absorption of the fund in 2015 in Pacitan District.
The Village Fund Program as a central government program was
implemented at the first time in 2015. The Civil Society and Village
Empowerment Board (BPMPD) was investigated with regard to a sample
of seven villages in Pacitan District. The research method is descriptive
qualitative analysis, with data collected by conducting interviews and
collecting documentation. The results reveal that the delay in absorption
was caused by deficient regulations, which were subsequently revised in
April 2015 to improve the implementation of the Village Fund Program.
As a result, the Program implementation timeline is shifting from the
initial plan. On the other hand, the BPMPD of Pacitan District faced
difficulties in interpreting the regulations regarding the implementation
of the Program from three line ministries.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Program Dana
Desa dan mencari penyebab terjadinya keterlambatan penyerapan
dana desa pada tahun 2015. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Pacitan. Penelitian dilakukan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintahan Desa (BPMPD) dan mengambil tujuh desa sebagai
sampel. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif, yang sumber datanya diperoleh dengan melaksanakan
wawancara dan dari sumber dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keterlambatan penyerapan Dana Desa disebabkan
oleh ketidaksempurnaan peraturan yang mendasari pelaksanaan
Program Dana Desa. Akibatnya, pada bulan April 2015 dilakukan
perubahan peraturan pelaksanaan Program Dana Desa yang
berdampak pada bergesernya timeline pelaksanaan program tersebut.
Di samping itu, BPMPD Kabupaten Pacitan menghadapi kendala dalam
penginterpretasian peraturan terkait pelaksanaan Program Dana Desa
dari tiga kementerian terkait."
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pembendaharaan, 2016
336 ITR 1:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Salsabila Kirana
"Tren terbaru estimasi PMI melalui data gigi adalah dengan mengamati perubahan yang terjadi pada material kedokteran gigi. Perubahan material yang ada di dalam rongga mulut dipengaruhi oleh durasi korban terpapar lingkungan tempat tubuh mereka ditinggalkan. Salah satu lingkungan adalah jika korban terkubur di dalam tanah. Analisis perubahan fisik material pasca penguburan yang dapat diamati antara lain perubahan warna dan perubahan mekanis seperti microhardness. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah perubahan material tumpatan resin komposit yang terkubur dapat digunakan untuk mengestimasi PMI pada kasus jasad terkubur. Tiga puluh lima spesimen gigi premolar manusia dipreparasi dan direstorasi dengan material resin komposit nanohibrida (warna A3.5, Filtek Z250 XT, 3M, USA). Spesimen dibagi menjadi 1 kelompok kontrol dan 6 kelompok perlakuan yang akan dikubur selama 3 bulan di Gadog (Jawa Barat, Indonesia). Penggalian spesimen dari dalam tanah dilakukan dalam interval 2 minggu, lalu dilakukan foto klinis, uji stabilitas warna (CIE*Lab) dengan alat colorimeter, dan Knoop microhardness. Data diolah menggunakan software Microsoft Excel dan SPSS dengan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan warna yang tidak signifikan (p>0,05) untul nilai ΔE, ΔL, Δa, dan Δb. Terdapat perubahan microhardness yang signifikan (p<0,05) untuk semua kelompok kecuali minggu ke-12. Namun, pola perubahan yang terjadi seiring waktu masih kurang jelas untuk semua hasil pengujian. Meskipun terlihat adanya perubahan pada material resin komposit pasca penguburan, tampaknya analisis perubahan warna dan microhardness masih belum menjanjikan untuk dijadikan dasar estimasi PMI yang akurat dan spesifik.

A recent trend in PMI estimation through dental data is to observe the changes that occur in dental materials. This is because the changes in the material should be related to the time in which the material inside the victim's oral cavity is exposed to the surrounding environment where the body is left out. One of the scenarios is a buried victim in soil. Some of the ways to analyze the physical changes that occured after burial are changes in color and mechanical properties such as microhardness. The purpose of this research is to analyze the changes that can occur to a buried resin composite filling material, and then determine what changes can be used to estimate PMI. 35 human premolar tooth specimens were prepared and restored with nanohybrid resin composite material (A3.5 color, Filtek Z250 XT, 3M, USA). They are divided into 1 control group and 6 groups that will be buried for 3 months in Gadog (West Java, Indonesia). Specimens are excavated in 2 weeks interval, and then examined for clinical photos, color stability (CIE*Lab) with a colorimeter, and Knoop microhardness. Data is processed using Microsoft Excel and SPSS software with ANOVA test. There were changes, albeit statistically insignificant, in color changes (p>0,05) for values ΔE, ΔL, Δa, and Δb. On the other hand, there was a significant change in microhardness number (p<0,05) for all groups except the 12th week. However, the pattern in relation to change over time is still not clear for all results. Although changes are seen in post-burial composite resin material, it seems that changes in color stability and microhardness is still far from being used as the basis of an accurate and specific PMI estimation"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library