Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Biswas-Diener, Robert
Hoboken, New Jersey: Wiley, 2010
158.3 BIS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hidayat
Abstrak :
Penelitian ini didasari oleh suatu anggapan bahwa setiap individu melakukan suatu tindakan tertentu berdasarkan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Kebutuhan dan tujuan ini dapat menimbulkan suatu dorongan jika ada harapan bahwa seseorang akan mampu untuk memuaskan kebutuhan dan mencapai tujuannya. Ada tidaknya harapan ini dapat menunjang pelaksanaan tugas individu sehingga individu akan mendapatkan kepuasan kerja dan meningkatkan motivasi kerja. Setiap perusahaan, lembaga ataupun departemen baik swasta maupun pemerintah, profit maupun non profit perlu memelihara motivasi kerja, terutama dengan adanya persaingan pasar bebas dalam era globalisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara efektivitas komunikasi antarpribadi dengan motivasi kerja. Menurut Devito bahwa efektivitas komunikasi antarpribadi ada lima dimensi yaitu : Keterbukaan, Empati, Dukungan , Kepositifan, dan Kesamaan. Kelima faktor ini dapat dikategorikan pada dimensi pengharapan dalam teori motivasi Kinlaw. Lebih jauh penelitian ini ingin melihat dari kelima dimensi efektivitas komunikasi antarpribadi tersebut, dimensi mana yang mempunyai hubungan paling tinggi terhadap motivasi kerja. Dalam pengumpulan data, angket disebarkan kepada pegawai Pusat Pengembangan Penataran Guru Kejuruan (PPPGK) Jakarta dari golongan I, II, III, dan IV masing-masing 75 %. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik sampel acak distratifikasi (Stratified random sampling). Sedangkan teknik analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis deskriptif tentang persepsi pegawai terhadap kelima dimensi efektivitas komunikasi antarpribadi dan tingkat motivasi kerja pegawai menunjukkan pada tingkatan sedang. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan secara bersamaan kelima dimensi efektivitas komunikasi antarpribadi yang memiliki hubungan positif dan signifikan adalah keterbukaan dan kepositifan. Sedangkan dimensi empati, dukungan, dan kesamaan tidak berhubungan secara signifikan. Namun apabila dikontrol dengan golongan terdapat perbedaan terutama untuk golongan III dan IV dimana dimensi yang berkorelasi hanya dimensi kepositifan. Sedangkan bagi golongan I dan II sama yaitu keterbukaan dan kepositifan. Begitu pula jika dikontrol dengan jabatan dimana untuk jabatan widyaiswara hanya ada satu dimensi yang berkorelasi yaitu empati. Sedangkan bagi jabatan staf administrasi sama yaitu keterbukaan dan kepositifan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor komunikasi khususnya komunikasi antarpribadi berhubungan cukup tinggi terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai. Ini dapat dilihat dari Koefisien Determinasi ( R 2) sebesar 0,340 (34 %) terhadap motivasi kerja. Sedangkan sisanya kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain di luar faktor komunikasi. Sebagai akhir faktor-faktor di luar komunikasi perlu diteliti lebih lanjut.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niode, Nurdjanah Jane
Abstrak :
Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual, sehingga kelompok risiko tinggi seperti WPS rentan terhadap kemungkinan terinfeksi penyakit ini dan juga menularkannya kepada orang lain. Di Sulawesi Utara belum ada penelitian tentang prevalensi hepatitis 8 di kalangan risiko tinggi termasuk WPS.Jumlah WPS di Bitung, Sulawesi Utara cukup tinggi, sehingga perlu diketahui seberapa besar masalah hepatitis B dan hubungannya dengan -pengetahuan, sikap, Berta perilaku mereka terhadap penya kit tersebut. RUMUSAN MASALAH a. Berapakah prevalensi kepositivan serologik HBsAg pada WPS di Bitung ? b. Bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku WPS di Bitung terhadap hepatitis B? c. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap hepatitis B pada WPS di Bitung dengan kepositivan serologik HBsAg?
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Chandradewi Puspaningrum
Abstrak :
Tayangan media massa seringkali menunjukkan standar kecantikan dengan kulit putih, tubuh tinggi dan langsing, serta rambut panjang, lurus, dan hitam. Hal tersebut pun ditunjukkan melalui produk-produk perawatan tubuh dan rambut yang beredar di pasaran luas, yang mayoritas hanya memenuhi kebutuhan khalayak yang 'sesuai' dengan standar kecantikan. Padahal, terdapat khalayak yang kebutuhannya belum terpenuhi dengan produk-produk tersebut. Produk-produk yang beredar di pasaran luas pun seringkali menghasilkan tingkat limbah yang tinggi, yang disebabkan oleh pemilihan bahan baku hingga kemasan yang tidak ramah lingkungan. Madremia sebagai brand perawatan rambut dan tubuh yang ramah terhadap keragaman jenis rambur dan lingkungan, hadir di tengah-tengah kondisi tersebut. Akan tetapi, kesadaran khalayak akan keberadaan Madremia sebagai brand perawatan rambut dan tubuh yang peduli pada keberagaman jenis rambut dan lingkungan masih rendah. Madremia pun belum memiliki rancangan kegiatan pemasaran yang komprehensif dan terencana yang dapat dievaluasi. Maka dari itu, dibutuhkan suatu rancangan program komunikasi yang dapat meningkatkan brand awareness Madremia. Rancangan program komunikasi ini bertajuk “Embrace Your Well Being and Nature with Madremia”, yang akan dilaksanakan selama 5 bulan dengan total anggaran sebesar Rp.3.810.000. Khalayak program ini akan menargetkan khalayak yang berdomisili di Jabodetabek dan kota-kota besar di pulau Jawa, berusia 18-30 tahun dengan SES A-B, familiar dengan teknologi digital, aktif menggunakan media sosial, memiliki ketertarikan dengan isu beauty inclusivity dan lingkungan, serta sering melakukan riset sederhana sebelum membeli suatu barang. Progam ini akan dieksekusi melalui beberapa kegiatan, yaitu aktivasi media sosial, brand ambassador, partnership dengan komunitas, serta media relations. ......Mass media often show the standard of beauty with white skin, tall and slender bodies, and long, straight, and black hair. This is also shown through the body and hair care products circulating in the wide market, the majority of which only meet the needs of audiences that are 'fit' to the beauty standards. In fact, there are audiences whose needs have not been met with these products. Products circulating in the wide market often produce high levels of waste, which is caused by the selection of raw materials to packaging that is not environmentally friendly. Madremia as a hair and body care brand that is friendly to various types of hair and the environment exists in the midst of these conditions. However, public awareness of the existence of Madremia as a hair and body care brand that cares about the diversity of hair types and the environment is still low. Madremia does not yet have a comprehensive and planned marketing activity plan that can be evaluated. Therefore, a communication program is needed that can increase Madremia's brand awareness. This communication program is entitled "Embrace Your Well Being and Nature with Madremia", which will be implemented for 5 months with a total budget of Rp3,810,000. The audience for this program will target audiences who live in Greater Jakarta and its surroundings (Jabodetabek area) and big cities on the island of Java, aged 18-30 years with SES A-B, are familiar with digital technology, actively use social media, have an interest in beauty inclusivity and environmental issues, and often do simple research before buying an item. This program will be executed through several activities, namely social media activation, brand ambassadors, partnerships with the community, and media relations.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Layla Pradipta
Abstrak :
Media sering kali menggambarkan perempuan secara ideal dan sempurna. Hal ini berkontribusi pada body shaming pada perempuan yang dianggap tidak memenuhi gambaran ideal tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, gerakan body positivity atau pandangan positif mengenai tubuh semakin berkembang. Salah satu media yang menggunakan konsep body positivity adalah Germany's Next Topmodel (GNTM). Pada tahun 2022 program ini menggunakan tema keberagaman dan menampilkan kontestan dari beragam kelompok usia, bentuk tubuh, dan ras. Penelitian ini menganalisis secara semiotik keberagaman yang ditampilkan dalam GNTM 2022 dan menemukan bahwa keberagaman tersebut menjadi bentuk perlawanan terhadap standar kecantikan yang ada di Jerman, khususnya dalam dunia mode. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun GNTM 2022 mempromosikan ide keberagaman dan menunjukkan perlawanan terhadap penggambaran ideal perempuan, tetapi standar kecantikan yang seragam masih sangat melekat dalam industri mode di Jerman. ......The media often portrays women as idealized and perfect. This contributes to body shaming of women who are perceived as not living up to that idealized image. However, over time, the body positivity movement has grown. One of the media that uses the concept of body positivity is Germany's Next Topmodel (GNTM). In 2022 this program used diversity and featured contestants from various age groups, body shapes, and races. This research semiotically analyzes the diversity displayed in GNTM 2022 and finds that diversity is a form of resistance to existing beauty standards in Germany, especially in the fashion world. The results of the analysis show that although GNTM 2022 promotes the idea of diversity and shows resistance to the ideal depiction of women, uniform beauty standards are still very much embedded in the fashion industry in Germany.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Audrey Clarissa Andarini
Abstrak :
In March 2020, an Indonesian actress or celebrity influencer, Tara Basro, posted a viral Instagram post on body positivity. Despite garnering public support for her view on body positivity, she also received criticism from the Indonesian Ministry of Communication and Information due to her photo being considered as inappropriate content. This controversy highlighted the role of Tara Basro in bringing up the subject of accepting body positivity within the Indonesian public. A contet analysis of primary sources through media outlets shows the effectiveness of Tara Basro as a Key Opinion Leader (KOL) to raise awareness through Instagram in Indonesian context. This analysis adopts the concept of Stimulus Organism Response (SOR) Theory, Rhetorical Tradition of Persuasive Communication and Information-Based Communication Model. The main findings indicates the spreadability of content in Instagram as a social media is strongly associated with the contribution of influencers, which act as the KOL that exemplifies value to their followers. The awareness being raised is not only from one-way communication, but also creating audience engagement, which indicates two-way communication process. Therefore, the expansion of body positivity awareness has increased, and more people have been exposed to this. ......Pada Maret 2020, aktris atau influencer selebriti Indonesia, Tara Basro, memposting konten Instagram yang beredar luas mengenai body positivity. Meskipun mendapat dukungan publik atas pandangannya tentang body positivity, ia juga mendapat kritik dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia. Kontroversi ini menyoroti peran Tara Basro dalam mengangkat isu body positivity diantara masyarakat Indonesia karena fotonya dianggap sebagai konten yang tidak sesuai. Konten analisis terhadap sumber primer melalui media, menunjukkan efektivitas Tara Basro sebagai Key Opinion Leader (KOL) dalam meningkatkan pemahaman publik terhadap isu body positivity melalui Instagram dalam konteks masyarakat Indonesia. Analisis ini menggunakan konsep Stimulus Orgaism Response (SOR), Tradisi Retorika Komunikasi Persuasif dan Model Komunikasi Berbasis Informasi. Temuan utama menunjukkan bahwa penyebaran konten di Instagram sebagai media sosial dikaitkan dengan kontribusi influencer, yang bertindak sebagai KOL memproyeksikan nilai yang mereka anut kepada para pengikutnya di media sosial. Kesadaran yang dimunculkan tidak hanya dari komunikasi satu arah, tetapi juga menciptakan audience engagement yang menandakan adanya proses komunikasi dua arah. Oleh karena itu, perluasan kesadaran body positivity telah meningkat, dan lebih banyak orang telah terpapar oleh isu tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ernest Dion
Abstrak :
Seiring dengan berkembangnya pergerakan memperjuangkan positivitas seks, dampak pada budaya populer dan produk kebudayaannya tidaklah terhindarkan. Salah satu dari produk kebudayaan tersebut adalah lagu ―WAP‖ dari Cardi B dan Megan Thee Stallion, yang dirilis pada awal Agustus 2020 dan sejak saat itu menerima banyak pujian dan kritikan karena tema lagu tersebut yang eksplisit. Makalah ini berupaya mengungkap unsur positivitas seks dalam syair lagu tersebut dan dengan menggunakan Analisis Wacana Kritis oleh Van Dijk (2008) menemukan bahwa lagu tersebut bercerita tentang relasi seksual secara gamblang, menegaskan kepercayaan diri dan dominasi figur perempuan lewat penggunaan ungkapan-ungkapan yang berkaitan dengan seks dan kemewahan melalui sudut pandang perempuan dalam ranah musik pop dan budaya populer, menonjolkan aspek yang berpusat pada perempuan dan dinamika kuasa melalui syairnya. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut atas topik serupa untuk mengamati dinamika kebudayaan dan pergerakan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Penelitian kelak mungkin dapat pula membantu pergerakan tersebut ......As the movement promoting sex positivity increases in prominence, it is bound to make an impact on popular culture and its products. One of such cultural products is the song ―WAP‖ by Cardi B and Megan Thee Stallion, a song released in early August 2020 that has since garnered both acclaim and criticism for its explicit theme. This research attempts to discover sex positivity within the lyrics of the song and, by using Critical Discourse Analysis by Van Dijk (2008), found that the song talks about sexual relationships in an unapologetic manner, clearly asserting the confidence and dominance of the female by using figures of speech pertaining to sex and luxury to de-taboo the theme of sex from the female perspective in the realm of popular music and popular culture. The song is deemed to be sex positive, highlighting aspects of female-centeredness and dynamics of power through its lyrics. Further research on similar topics are necessary to help observe the future dynamic of culture and its efforts toward gender equality, equity, and justice, or maybe even contribute to it.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alifa
Abstrak :
ABSTRAK<>br> Makalah non-seminar ini membahas sejauh mana penggunaan konsep citra tubuh positif pada MPR sebuah brand pakaian dalam perempuan berdampak pada tingkat penjualannya. Penulis menggunakan metodologi studi literatur dan pengamatan konten media sosial baik objek dan subjek penelitian. Hasil dari pengamatan ini adalah bagaimana brand pakaian dalam perempuan yang menerapkan konsep MPR dan citra tubuh positif mengalami kenaikan penjualan dibandingkan dengan yang tidak menerapkannya. Hal ini terjadi karena penggunaan model dengan tubuh yang lebih realistis dinilai lebih relatable dengan konsumen dan akan mendorong niat beli dari calon konsumen yang terpapar produk pemasaran tersebut.
ABSTRACT<>br> This study examines how far body positivity on a women rsquo s lingerie MPR effects the sales rate. This study conducted by document research and observing social media content of both subject and object of this study. The result has shown that lingerie brand which implemented MPR and combined it with body positivity issue has better sales than brands that don rsquo t implement these marketing tactics. This happens because displaying models with more realistic body is more appreciated and will encourage better purchase intention from potential customers who are exposed by the marketing products that have models with realistic body.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Alfitriah Arifin
Abstrak :
Mitos kecantikan dalam masyarakat patriarki telah melahirkan standar kecantikan yang sebenarnya dibangun dari sistem sex/gender yang wajib dipatuhi setiap perempuan. Standar kecantikan patriarki tidak hanya dikonstruksi berdasarkan male gaze dan mengekslusikan pengalaman perempuan, tetapi juga menyengsarakan perempuan. Penilaian moral yang tertulis dalam gambar tubuh perempuan yang tidak sesuai dengan standar kecantikan patriarki menciptakan respon yang menindas tidak hanya dari cara perempuan memperlakukan dirinya melalui diet, operasi plastik, hair removal, dan penggunaan make up atau pakaian tertentu, tetapi juga dari orang lain. Dengan menggunakan kasus unggahan story Instagram Michelle Halim pada 10 Juli 2021, penulisan ini bertujuan untuk melihat respon yang menindas dari orang lain sebagai serangan yang ditunjukkan kepada perempuan yang menantang cara dominan dalam memandang tubuh sesuai dengan cita-cita kecantikan yang dibentuk oleh masyarakat patriarki. Berdasarkan hasil analisis penulis menggunakan teori feminis radikal, unggahan story Instagram Michelle Halim dan pendukungnya merupakan contoh serangan yang menindas berupa gendered and sexist online hate speech terhadap perempuan pendukung gerakan body positivity. Gendered and sexist online hate speech ini dapat terjadi sebagai akibat dari internalisasi standar kecantikan perempuan dalam masyarakat patriarki yang dilanggengkan oleh media sebagai alat untuk mempertahankan sistem penindasan (opresi) terhadap perempuan. ......Beauty myths in a patriarchal society have produced beauty standards built from the sex/gender system that every woman must obey. Not only constructed based on the male gaze and exempt women’s experiences, the patriarchal beauty standards also make women miserable. Moral judgments that cling to non-conforming female body images found in patriarchal beauty standards create an oppressive response not only from how women treat themselves through diet, plastic surgery, hair removal, and the use of make-up or certain clothes; but also from other people. By using the case of Michelle Halim’s Instagram story uploaded on July 10, 2021, this paper aims to see the oppressive response from others as an attack shown to women who challenge the dominant way of viewing the body under the ideals of beauty formed by patriarchal society. From the results of the author’s analysis using a radical feminist theory, the aforementioned Michelle Halim’s and her supporters' Instagram stories upload is an example of an oppressive attack in the form of gendered and sexist online hate speech against women who support body positivity movement. Gendered and sexist online hate speech can occur as a result of the internalization of women’s beauty standards in a patriarchal society perpetuated by the media as a tool to maintain a system of oppression against women.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nabiela Tenriummu Ramly
Abstrak :
“Standar ganda seksual” merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan adanya penilaian negatif oleh masyarakat patriarki kepada perempuan yang tidak tunduk dengan ekspektasi peran gender. Bentuk penerimaan diri para perempuan pendukung gerakan body positivity dilihat secara seksual dan dinilai negatif, khususnya di media sosial TikTok. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus untuk menjelaskan fenomena serangan “standar ganda seksual” terhadap perempuan content creator yang mendukung gerakan body positivity pada media sosial TikTok sebagai bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan di ruang siber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa serangan “standar ganda seksual” hadir dan melanggengkan sistem patriarki yang memaksa perempuan untuk bungkam dan patuh dengan standar yang tidak realistis yang dikonstruksikan oleh ekspektasi masyarakat patriarki. Teori feminis radikal juga menjelaskan bagaimana serangan balik kepada perempuan pendukung gerakan body positivity dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan yang menimbulkan beberapa dampak dan juga berusaha untuk membungkam para perempuan yang melakukan perlawanan atas tuntutan sistem patriarki. ......“Sexual double standards” is a concept that explain the negative assessment by patriarchal society of women who do not obey the expectations of the gender roles. Messages voiced by women through the content of the body positivity movement are viewed sexually and viewed negatively, especially on TikTok. This qualitative research will use case study method to explain the phenomenon of "sexual double standards" as a backlash against female content creators who promote the body positivity movement on TikTok as a form of sexual violence against women in cyberspace. The results of this study show that the "sexual double standards" attack exists and perpetuates a patriarchal system that forces women to remain silent and comply with unrealistic standards constructed by the expectations of a patriarchal society. Radical feminist theory also explains how the backlash against women who support the body positivity movement to be a form of sexual violence against women which has several impacts and also tries to silence women who fight against the demands of the patriarchal system.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library