Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bye, G.C
Oxford [Oxfordshire] ; New York : Pergamon Press, 1983
666.94 BYE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Djedjen Achmad
Abstrak :
ABSTRAK
Beton pada umumnya terbuat dari bahan perekat Semen Portland yang banyak beredar di pasaran. Pemakaian semen tersebut bukan hanya untuk struktural saja, tetapi kadang-kadang dipakai juga untuk non struktural. Hal ini disebabkan semen merupakan bahan perekat hidrolis yang paling baik dibandingkan bahan perekat yang sejenis.

Pemakaian semen untuk non struktural merupakan pemborosan bahan, karena harga dari semen tersebut lebih mahal, sehingga harga bangunan pun menjadi naik. Apalagi akhir-akhir ini dimana semen sering menghilang dari pasaran yang menyebabkan harganya meningkat beberapa kali lipat.

Dalam penelitian ini dicoba untuk mencampurkan semen dengan fly ash dibuat menjadi beton kemudian dilakukan perawatan dengan uap. Karena dari beberapa penelitian telah dicoba bahwa semen yang dicampur dengan fly ash kuat tekannya pada umur tua, lebih dari 28 hari, kuat tekannya lebih tinggi dibandingkan pada beton tanpa fly ash yang dirawat normal ( direndam dalam air ). Dalam penelitian ini dicoba untuk mengetahui kuat tekan pada betonnya. Apakah dengan dirawat dalam uap kuat tekannya dapat dimajukan kurang dari 28 hari minimum sama dengan beton tanpa fly ash pada umur kurang dari 28 hari.

Dari beberapa penelitian kuat tekan, ternyata beton yang dicampur dengan fly ash 10 % dan 20 % dan dirawat dalam uap. Pada setiap pengujian, umur 3, 7, 14 ,dan 28 hari menunjukkan kuat tekannya meningkat. Tetapi sampai umur 28 hari belum ada yang sama atau melebihi kuat tekan beton tanpa menggunakan fly ash.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Purnomo Ruslie
Abstrak :
Beton sebagai salah satu material utama dalam konstruksi dikenal sebagai material yang Betas (brittle) dan lemah terhadap tank dibandingkan dengan baja. Daktilitas beton yang rendah dicerminkan oleh kurva load tegangan-regangannya yang mempunyai penurunan kekuatan tekan yang cepat pada daerah pasta puncak sehingga menyebabkan keruntuhan terjadi relatif secara tiba-tiba pada elemen beton. Penambahan serat pada material berbahan dasar semen diketahui dapat memperbaiki daktilitasnya.Tujuan penelitian dalam tesis ini adalah untuk mempelajari otensi penggunaan serat polimerik dad jenis polypropylene pads beton normal (f~=35 MPa). Kadar serat polypropylene yang ditambahkan pada beton mutu sedang adalah 0.90 ; 1.35 ; 1.80 ; 2.25 dan 2.70 kg1m3 atau dalam volume fraksi adalah 0.10 ; 0.15 ; 0.20 ; 0.25 dan 0.30 %. Percobaan pembebanan yang dilakukan meliputi pembebanan tekan, tank belah, pembebanan lentur, kuat geser, modulus elastisitas, angka Poissons, impact resistant,toughness dan mengukur kapasitas peningkatan regangan elastis dan inelastis. Benda uji percobaan pembebanan tekan untuk kuat tekan,tarik belah,modulus elastisitas adalah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm serta tinggi 6.35 cm untuk uji impact test , untuk benda uji percobaan kuat geser adalah balok berukuran 20002E7.5 cm3, sedangkan benda uji percobaan pembebanan lentur adalah balok 10x10x35 cm3 yang bersatraan pengukuran toughness serta pengukuran kapasitas peningkatan regangan elastis dan inelastis. Dan hasil penelitian beton mutu sedang berumur 28 hari ,dapat disimpulkan dengan bertambahnya kadar serat, cenderung adanya penurunan slump bahkan mempunyai nilai yang rendah sekali .Hal tersebut menunjukkan workability yang rendah sekali. Pengujian tersebut dapat diatasi dengan VeBe-Test. Dengan kadar serat polypropylene 0.30 % terjadi peningkatan kuat tekan sebesar 23.06 %, peningkatan kuat tank belah sebesar 20.07 %, peningkatan kuat lentur sebesar 35.32 %, peningkatan modulus elastisitas sebesar 9.18%, peningkatan impact resistant untuk menimbulkan retak pertama dan mencapai failure sebesar kurang lebih 4 x dari baton tanpa serat. Pengukuran dilakukan terhadap lendutan titik tengah, regangan dengan memakai strain-gauge pads uji kuat lentur, hasil menunjukkan bahwa persentasi volume 0.30 % fiber meningkatkan regangan tank elastis dari 106 menjadi 162 microstrain (peningkatan 52.83 %) dan peningkatan daerah regangan tank inelastis 162 microstrain.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyaningsih Bungin Sura
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini terkait salah satu Supplementary Cementing Materials SCMs yaitu metakaolin Al2Si2O2 . Metakaolin merupakan hasil kasinasi kaolin pada suhu 600-800oC dan memiliki kemurnian alumina dan silika yang tinggi. Salah aplikasi dari metakaolin adalah sebagai aditif dalam semen Portland. Penambahan metakaolin kedalam semen Portland dapat meningkatkan kekuatan semen melalui pengikatan dengan kalsium hidroksida Ca OH menghasilkan kalsium silikat hidrat CSH . Metakaolin yang digunakan dalam penelitian ini adalah metakaolin yang berasal dari Pulau Bangka, Indonesia yang dibandingkan dengan metakaolin komersial yaitu Metakaolin Metastar. Pasta semen Portland dibuat dengan komposisi penambahan metakaolin sebanyak 5 , 10 , 15 , dan 20 dengan rasio air/semen 0.35, 0.40, dan 0.50. Pasta semen kemudian dicuring selama 7, 14, dan 28 hari. Kekuatan mekanik dari pasta semen diuji dengan pengujian kekuatan tekan, sedangkan komposisi kimia dan mikrostruktur diuji dengan pengujian SEM-EDS dan XRD, dan laju hidrasi diuji dengan pengujian TAM. Hasilnya menunjukkan bahwa kekuatan tekan semen meningkat dengan penambahan metakaolin sebagai aditif, baik metakaolin metastar maupun metakaolin Bangka. Kekuatan tekan tertinggi diperoleh pada penambahan 20 pada metakaolin metastar dan penambahan 5 pada metakaolin Bangka. Laju hidrasi menunjukkan hasil bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermik.
ABSTRACT
This paper presents the results of the investigation on the use of Metakaolin Al2Si2O2 as a Supplementary Cementing Materials SCMs to improve the performance of cement. The Metakaolin was produced by thermal treatment calcination from Kaolin at 600 800 Celcius and has highest alumina and silicate purity. By added Metakaolin in Portland Cement type I OPC , the amount of Calcium Silicate Hydrate CSH will increase through binding with Calcium Hydroxide CaOH . There were two kinds of Metakaolin used in this investigation, commercial metakaolin named Metakaolin MetaStar compared with Metakaolin Bangka which derived from Indonesia local resources, Bangka Island. Four Metakaolin replacement levels were employed in this investigation 5 , 0 , 15 , and 20 with water per cement ratio 0.35, 0.40, and 0.50 both of Metakaolin MetaStar and Metakaolin Bangka. The cement pastes cured at room temperature for 7, 14, and 28 days. The mechanical strength examined by compressive strength test, the microstructure and the chemical composition of the main mineral composition were examined by SEM EDS and XRD. The results of the study revealed both Metakaolin Metastar and Metakaolin Bangka enhanced the compressive strength of OPC. The most appropriate strength was obtained for a replacement of 20 metakaolin metastar and 5 metakaolin Bangka. The hydration rate was examined by Thermal Analysis Monitor. The results indicated that the reaction of OPC and MK was exothermic reaction.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Aryasatiana Azzahra
Abstrak :
Geopolimer adalah bahan bangunan ramah lingkungan sebagai subtitusi semen portland. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimal dalam proses pembentukan geopolimer untuk mencapai nilai kuat tekan terbaik. Fokus penelitian ini adalah pada pengaruh suhu pelarutan aktivator, yaitu NaOH dan Na2SiO3, dengan variasi suhu pelarutan 30°C, 40°C, dan 50°C, serta penambahan semen portland sebesar 5%, 10%, dan 15% terhadap berat fly ash sebagai prekursor. Nilai kuat tekan terbaik, yaitu 20,12 MPa, dicapai pada sampel dengan suhu pelarutan aktivator alkali 40°C dan substitusi semen portland sebesar 15% terhadap fly ash. Nilai tersebut lebih tinggi daripada sampel kontrol semen portland yang memiliki kuat tekan sebesar 19,42 MPa. Sampel terbaik tersebut kemudian dikarakterisasi dengan beberapa uji, yang mengindikasikan pembentukan beberapa kristal baru seperti kuarsa, okenite, faujasite-Na, anortit, dan aluminocoquimbite yang memiliki tingkat kekerasan mineral cukup tinggi. Selain itu, terdeteksinya ikatan-ikatan seperti Si-O-Si dan Al-O-Si yang lebih kuat pada sampel dengan nilai kuat tekan tertinggi. ......Geopolymer is an environmentally friendly building material used as a substitute for Portland cement. This research aims to determine the optimal conditions in the geopolymer formation process to achieve the best compressive strength value. The focus of this research is on the influence of the dissolution temperature of activators, namely NaOH and Na2SiO3, with dissolution temperature variations of 30°C, 40°C, and 50°C, as well as the addition of Portland cement by 5%, 10%, and 15% by weight of fly ash as a precursor. The best compressive strength value, which is 20.12 MPa, was achieved in samples with an alkali activator dissolution temperature of 40°C and a substitution of 15% Portland cement for fly ash. This value is higher than the control sample of Portland cement, which has a compressive strength of 19.42 MPa. The best samples were then characterized with several tests, indicating the formation of several new crystals such as quartz, okenite, faujasiteNa, anorthite, and aluminocoquimbite, which have a relatively high mineral hardness level. In addition, the presence of stronger bonds such as Si-O-Si and AlO-Si was detected in samples with the highest compressive strength value.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Yoga Ramadhan
Abstrak :
Roller Compacted Concrete (RCC) adalah beton yang memiliki keunggulan dalam hal kecepatan pelaksanaan, biaya produksi yang lebih rendah, serta penggunaan semen yang lebih rendah dibandingkan beton konvensional. RCC umumnya dimanfaatkan pada struktur bendungan dan perkerasan jalan, tetapi belum banyak diaplikasikan di Indonesia. Pada kasus bendungan, RCC dapat dikombinasikan dengan penggunaan beton konvensional untuk memberikan keuntungan yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi hubungan antara hasil uji kuat tekan dan ultrasonic pulse velocity (UPV) pada sampel silinder beton konvensional dengan campuran Portland Slag Cement (PSC) dan Portland Composite Cement (PCC) dalam kasus konstruksi Bendungan Roller Compacted Concrete (RCC). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental laboratorium, yang melibatkan pengujian destruktif berupa uji kuat tekan dan pengujian non-destruktif berupa uji UPV. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji kuat tekan dan UPV memiliki korelasi yang positif dan bervariasi berdasarkan jenis campuran beton yang digunakan, yang dipengaruhi oleh faktor seperti komposisi material, rasio air-semen, kepadatan dan homogenitas campuran, serta metode pembuatan dan perawatan sampel beton. ......Roller Compacted Concrete (RCC) is concrete that has advantages in terms of speed of implementation, lower production costs, and lower cement usage compared to conventional concrete. RCC is generally used in dam structures and road pavements, but has not been widely applied in Indonesia. In the case of dams, RCC can be combined with the use of conventional concrete to provide better benefits. This research aims to examine the correlation between the results of compressive strength and ultrasonic pulse velocity (UPV) tests on conventional concrete cylinder samples mixed with Portland Slag Cement (PSC) and Portland Composite Cement (PCC) in the case of Roller Compacted Concrete (RCC) Dam construction. The research was carried out using laboratory experimental methods, which involved destructive testing in the form of compressive strength tests and non-destructive testing in the form of UPV tests. The results of this research show that the compressive strength and UPV test results have a positive correlation and vary based on the type of concrete mixture used, which is influenced by factors such as material composition, water-cement ratio, density and homogeneity of the mixture, as well as the method of making and caring for the concrete samples.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizal Darmawan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permeabilitas, kuat lentur (fr), cepat rambat gelombang (v), serta perkembangan cepat rambat gelombang pada sampel roller compacted concrete (RCC), beton konvensional dengan portland slag cement (PSC), dan beton konvensional dengan portland composite cement (PCC). Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasi laboratorium meliputi pengujian permeabilitas untuk menentukan ketahanan beton terhadap penetrasi air, pengujian kuat lentur untuk menentukan ketahanan beton terhadap gaya lentur, serta pengujian cepat rambat gelombang dengan metode non-destruktif yaitu pengujian ultrasonic velocity pulse (UPV). Hasil penelitian didapatkan koefisien permeabilitas beton RCC sebesar 27.865×10-6 cm/s; koefisien permeabilitas beton konvensional PSC sebesar 1.037×10-6 cm/s; dan koefisien permeabilitas beton konvensional PCC sebesar 9.739×10-6 cm/s menunjukkan bahwa semakin rendah permeabilitas beton, maka semakin baik kemampuannya dalam menahan tekanan air. Hasil penelitian didapatkan kuat lentur beton RCC dengan target fc’ 15 MPa sebesar 0.70 MPa; kuat lentur beton konvensional PSC dengan target fc’ 30 MPa sebesar 4.17 MPa; dan kuat lentur beton konvensional PCC dengan target fc’ 30 MPa sebesar 4.02 MPa menunjukkan bahwa kuat lentur meningkat seiring dengan peningkatan mutu beton. Hasil penelitian beton umur 28 hari didapatkan cepat rambat gelombang beton RCC sebesar 3365.67 m/s; cepat rambat gelombang beton konvensional PSC sebesar 4627.48 m/s; dan cepat rambat gelombang beton konvensional PCC sebesar 4702.41 m/s menunjukkan bahwa semakin tinggi cepat rambat gelombangnya maka menyatakan bahwa beton semakin padat dan semakin sedikit porositas beton. Dalam penelitian ini ditemukan adanya korelasi antara kuat lentur dan kecepatan rambat gelombang dengan persamaan empiris pada beton RCC yaitu fr = 0.0002v; persamaan empiris pada beton konvensional dengan PSC yaitu fr = 0.0009v; dan persamaan empiris pada beton konvensional dengan PCC yaitu fr = 0.0009v. ......This research aims to analyse the permeability, flexural strength (fr), ultrasonic pulse velocity (v) and ultrasonic pulse velocity evolution of roller compacted concrete (RCC), conventional Portland Slag Cement (PSC) and onventional Portland Composite Cement (PCC) samples. This research was carried out using laboratory observation methods, including permeability testing to determine the resistance of concrete to water penetration, flexural strength testing to determine the resistance of concrete to bending forces, and ultrasonic pulse velocity testing using a non-destructive method, namely ultrasonic pulse velocity (UPV) testing. The results showed that the permeability coefficient of RCC concrete was 27.865×10-6 cm/s, the permeability coefficient of conventional PCC concrete was 1.037×10-6 cm/s, and the permeability coefficient of conventional PCC concrete was 9.739×10-6 cm/s, indicating that the lower the permeability of concrete, the better its ability to resist water pressure. The results obtained flexural strength of RCC concrete with target fc' 15 MPa of 0.70 MPa; flexural strength of PSC conventional concrete with target fc' 30 MPa of 4.17 MPa; and flexural strength of PCC conventional concrete with target fc' 30 MPa of 4.02 MPa show that flexural strength increases with increasing concrete quality. The results of 28-day-old concrete research obtained ultrasonic pulse velocity of RCC concrete of 3365.67 m/s; ultrasonic pulse velocity of PSC conventional concrete of 4627.48 m/s; and ultrasonic pulse velocity of PCC conventional concrete of 4702.41 m/s show that the higher the wave propagation speed, it states that the denser the concrete and the less porosity of concrete. In this study it was found that there is a correlation between flexural strength and ultrasonic pulse velocity with the empirical equation for RCC concrete, fr = 0.0002v; the empirical equation for conventional concrete with PSC, fr = 0.0009v; and the empirical equation for conventional concrete with PCC, fr = 0.0009v.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahlan
Abstrak :
Telah dilakukan pengamatan pada distribusi pasir, permeabilitas, kekuatan tekan, kekuatan tarik, kekuatan geser dan ketahanan terhadap temperatur tinggi (sintering) dari pasir hitam. Yang mana sifat-sifat ini merupakan persyataan pemakaian suatu pasir cetak. Hasil pengamatan yang sudah dilakukan tersebut diatas kemudian dianalisa untuk dibandingkan dengan studi literatur dan pengalaman praktis di industri pengecoran logam (foundry). Dari hasil analisa pada sifat fisis (distribusi butiran pasir, permeabilitas, mampu panas), sifat mekanis (kekuatan tekan, geser dan tarik) dan sifat kimis ternyata pasir hitam-semen Portland sesuai dengan persyaratan pemakaian untuk bahan cetakan logam tuang. Dari analisa tersebut dapat dilihat bahwa dari studi literatur dan pengalaman praktis, permeabilitas untuk suatu cetakan yang disyaratkan sekitar 50 Cm³/mnt sedangkan permeabilitas pasir hitam-semen hasil pengamatan sebesar 115 - 141 Cm³/mnt. Dan pada kekuatan tekan disyaratkan > 1200 Gram/Cm² (klafikasi pasir yang baik sekali), sedangkan hasil pengamatan 4500?22000 Gram/Cm², serta untuk kekuatan geser yang disyaratkan > 350 Gram/Cm dari hasil pengamatan 1500-7500 Gram/Cm². Demikian pula kekuatan tekan setelah proses sinter masih menuniukkan angka kekuatan 600 Gram/Cm² yang berarti masih diatas ambang klasifikasi kekuatan sedang.
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurvita Asyiah E.
Abstrak :
Salah satu faktor penting dalam suatu perencanaan konstruksi adalah kemungkinan adanya penurunan yang disebabkan oleh pembebanan. Sedangkan tanah gambut memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan tanah lempung. Tanah gambut memiliki karakteristik unik, dimana pada perilaku konsolidasinya tanah gambut memiliki kompresibilitas volumetrik yang tinggi. Maka di dalam laboratorium perilaku penurunan tanah ini dapat diukur dengan melakukan uji konsolidasi. Tentunya kesetimbangan yang sebenarnya tercapai secara normal di laboratorium, tetapi untuk pertimbangan praktis sebuah prosedur telah diterima secara meluas, yaitu melalui penambahan beban sebanyak dua kali pembebanan awal. Analisis yang digunakan adalah mempelajari nilai Cc (Compression Index) pada hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium. Metode yang digunakan adalah tanah gambut yang distabilisasi dengan menggunakan semen Portland tipe V yang mempunyai kelebihan untuk menyerap air lebih banyak dan tahan terhadap kandungan asam yang tinggi pada tanah gambut. Tanah gambut yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah gambut yang berasal dari desa Bereng Bengkel, Kalimantan. Pengolahan data dilakukan dengan hasil berupa kurva hubungan angka pori (e) dengan tegangan (?). Diharapkan dengan hasil analisis nilai Cc dari kemiringan kurva hubungan angka pori (e) dan tegangan (?) akan dapat dikembangkan suatu perencanaan konstruksi pada lahan bertanah gambut. ......One of the important factors in a construction planning is the calculation of the possibility of soil descending caused by weight. While peat soil has different feature and characteristic from clay. Peat soil has unique characteristic, where at its consolidation behavior, it has a high volumetric compressibility. Therefore, in the laboratory this possibility of soil descending behavior can be measured by doing consolidation test. Of course the real weighing is normally attained at the laboratory. But for the practical comparison, a procedure has been accepted worldwide, which is through the addition of the weight twice as much as the initial weight. Analysis that is used is to study Cc value (Compression Index) on the experiment's result that is done at the laboratory. Method used is the peat soil is stabilized by using Portland Cement type V which has the ability to absorb water more and endure the high acid contained in the peat soil. The peat soil used in this experiment is taken from Bereng Bengkel village, Kalimantan. Processing data is made with the result of connection curve between void ratio (e) and pressure (?). It is hoped that with this analysis result of Cc value from slanting curve, the relation of void ratio (e) and pressure (?), it will be possible to develop a construction planning on peat soil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafif Bagoes Zikri
Abstrak :
Latar Belakang: Pemajanan terhadap PM2,5 di lingkungan telah diketahui berperan terhadap efek kesehatan manusia, terutama menyebabkan penurunan fungsi paru. Tujuan: Mengetahui hubungan antara konsentrasi PM2,5 terhadap penurunan fungsi paru pada karyawan Pabrik Bogor PT. X, tahun 2017. Metode: Studi cross-sectional dilaksanakan di area produksi Plant 1 dan Plant 2, area tambang, dan area kantor pada Pabrik Bogor PT. X. 76 karyawan tetap terpilih secara purposive sebagai sampel dalam penelitian ini. Pengukuran PM2,5 dan faktor-faktor lingkungan dilakukan secara indoor dan outdoor disesuaikan dengan area tersebut. Dilakukan pengukuran fungsi paru secara spirometri, dan pengukuran konsentrasi PM2,5 menggunakan Haz-Dust dan MiniVol Air Sampler. Data lainnya diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner. Analisis secara bivariat dengan metode chi-square, dan analisis multivariat dengan metode regresi logistik ganda. Hasil: Secara bivariat dengan penurunan fungsi paru, hanya ditemukan hubungan signifikan antara penggunaan APD dan penurunan fungsi paru p=0,030; OR: 4,688; CI: 1,174-18,721. PM2,5 meningkatkan risiko sebesar 3,3 kali CI: 0,657-16,902. Faktor lainnya yang meningkatkan risiko antara lain usia OR: 1,8; CI: 0,207-15,687, status gizi OR: 5,143; CI: 0,614-43,103, derajat berat merokok OR: 1,64; CI: 0,431-6,236, dan kebiasaan berolahraga OR: 4,2; CI: 0,499-35,340. Ditemukan fenomena Healthy Worker Effect pada penelitian ini, dengan adanya risiko pada kelompok masa kerja 35 g/m3 memiliki risiko sebesar 2,094 lebih tinggi untuk mengalami penurunan fungsi paru setelah dikontrol oleh variabel-variabel confouding yaitu penggunaan APD, masa kerja, usia, dan status gizi. Saran: Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan untuk melihat estimasi risiko berdasarkan asupan. ...... Background: It has been known that the exposure of PM2,5 has various health effects, including an impaired lung function. Objective: To examine the relationship between PM2,5 exposure with lung function impairment on workers of PT. X's Bogor Plant, 2017. Methods: A cross sectional study in the production area, quarry area, and office of PT. X's Bogor Plant. 76 employees purposively included as research samples. PM2,5 and environmental factors measured in indoor and outdoor, adjusted by the area's characteristics. The condition of lung function acquired by spirometry test, and the concentration of PM2,5 obtained by using Haz Dust and MiniVol Air Sampler. Results: Bivariate analysis only shows the usage of PPE as the variable that significantly related with lung function impairment p 0,030 OR 4,688 CI 1,174 18,721. PM2,5 concentration increase the risk 3,3 times CI 0,657 16,902. Covariate factors which increases the risk are age OR 1,8 CI 0,207 15,687, Body Mass Index BMI OR 5,143 CI 0,614 43,103 smoking habit as in Brinkman Index BI OR 1,64 CI 0,431 6,236, and exercise habits OR 4,2 CI 0,499 35,340. The Healthy Worker Effect phenomenon is found on this research, marked by there is a higher risk on workers categorized has been working 35 g m3 have 2,094 times higher to experience lung function impairment, after being controlled by confounding variables the usage of PPE, years of work, age, and BMI. Suggestion: In the future, it is strongly recommended to do further research with Environmental Health Risk Analysis approach to estimate the risk.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>