Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manuel Manahan Maleaki
"Penelitian ini hendak menguji Strategi Imunisasi dan melihat manfaatnya bagi investor dalam menghadapi dinamika pasar obligasi, khususnya terkait risiko perubahan tingkat bunga. Data yang digunakan adalah harga obligasi dan tingkat bunga deposito dimana akan dilakukan simulasi portofolio dengan penyesuaian durasi untuk melihat potensinya sebagai alternatif strategi pengelo]aan portofolio obligasi. Strategi Imunisasi portofolio berupaya 'mengunci' imbal basil investasi dalam periode tertentu.
Adalah Reddington (1952), tokoh awal yang berjasa mengembangkan teknik ini, yang berargumen bahwa untuk menciptakan imunisasi harus tercapai kondisi rerata durasi aset sesuai dengan rerata durasi kewajiban. Menurutnya dengan menyesuaikan durasi dari aset dan kewajiban maka portofolio dapat diimunisasi dari efek perubahan suku bunga. Dengan menyesuaikan durasi kedua sisi dari neraca, Reddington beranggapan bahwa aset dan kewajiban akan sama-sama sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga. Kemudian Fisher-Veil (1971) mendemonstrasikan untuk mencapai imunisasi maka rerata durasi portofolio obligasi harus disesuaikan dengan periode waktu investasi. Selain itu, nilai pasar dari aset hams lebih besar atau sama dengan nilai waktu sekarang dari kewajiban yang didiskontokan pada tingkat pengembalian internal portofolio.
Hasil penelitian menemukan bahwa strategi imunisasi dapat memberi kekebalan pada. portofolio obligasi dengan menstruktur durasi portofolio sama dengan periode investasi serta dengan melakukan penyesuaian portofolio secara periodik. Kekebalan dapat dicapai dengan pembobotan portofolio menggunakan metode Indeks, dimana Strategi Imunisasi terbukti secara signifikan mampu melindungi pencapaian required return dari investasi obligasi ditengah gejolak suku bunga. Imbal basil Portofolio Indeks bahkan membukukan basil lebih besar dari cost of fund atau liability cost sekitar 11 basis points atau senilai hampir Rp2,3miliar. Namun di seat menerapkan kaedah Markowitz, Strategi Imunisasi tidak berhasil menggapai target imbaI basil yang ditetapkan, Portofolio Markowitz bahkan defisit sebesar 9 basis points atau merugi senilai Rp2,1 miliar.
Setelah dilakukan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon ditemukan bahwa distribusi tingkat pengembalian bulanan Portofolio Indeks relatif identik dengan portofolio Markowitz, atau dengan kata lain seseorang dapat membentuk Portofolio Irnunisasi tanpa bantuan profesional investasi. Namun demikian perhitungan dilakukan dengan asumsi tidak ada reinvestasi kas dari kupon, obligasi yang jatuh tempo, sisa sisa kas.
Implikasi dari penelitian ini bahwa Strategi Imunisasi dapat dimanfaatkan investor yang membutuhkan altematif sarana lindung nilai bagi portofolio investasi obligasi, khususnya terkait dengan risiko volatilitas suku bunga.

This paper demonstrates immunization strategy and tests its efficacy for fixed-income investors in coping with the dynamics of Rupiah bond markets, especially related to changes of interest rates. Immunization strategy aims to lock-in investment yield in certain period of time. It is shown in this paper that the strategy could set a bond portfolio to become immune to interest rates changes by structuring portfolio duration equal to the investment horizon and by periodically adjusting the proportions of the portfolio. Immunization using indexing method works best and could significantly protect the portfolio to attain the required return in the midst of interest rate fluctuations. However, when using Markowitz method the strategy failed to accomplish the previously set target. Using Wilcoxon's signed-rank test we discovered that the distribution of monthly returns of indexed portfolio was relatively identical with Markowitz portfolio, meaning that one can establish an immunized portfolio without the help from investment professional. However, the calculation was assuming no reinvestment on coupons, matured bonds, as well as cash carry over. We conclude that investors could employ immunization strategy as hedging alternative."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siboro, Guntur S.
"ABSTRAK
Situasi ekonomi global yang tidak menentu membuat perhatian korporasi menjadi lebih kritis terhadap efektifitas dan efisiensi dari kegiatan serta strategi pemasaran. Hal ini menyebabkan peran pemasaran di dalam perusahaan perlu terus disesuaikan dalam proses pemilihan, formulasi dan implementasi strategi pemasaran untuk menjawab tuntutan akuntabilitas dalam pencapaian kinerja pemasaran. Karena merek merupakan sumber daya strategis nirwujud yang sangat susah untuk ditiru maka pemilihan strategi merek, untuk mengelola sumber daya merek menjadi sumber daya yang unggul secara komparatif, menjadi sangat penting.Teori Resource Advantage teori RA dan teori Dynamic Capabilities DC yang menjadi dasar utama dari penelitian ini. Peneliti memperlihatkan kesesuaian antara strategi portofolio merek sebagai kapabilitas pemasaran dan budaya perusahaan sebagai sumber daya pemasaran merupakan kapabilitaspemasaran yang strategis dan spesifik sehingga sangat sulit untuk ditiru, digantikan dan dipindahkan sehingga menciptakan kepuasan pelanggan yang merupakan indikator keunggulan bersaing. Selanjutnya kepuasan pelanggan sebagai ukuran efektifitas pemasaran menghasilkan kinerja keuangan unggul melalui kinerja keuangan profitabiltas sebagai ukuran efisiensi pemasaran. Teori RA dan teori konfigurasi merupakan dasar untuk menjelaskan kesesuaian antara strategi portofolio merek dan budaya organisasi sebagai konfigurasi ideal untuk meningkatkan kemampuan perusahaan mengembangkan keunggulan komparatif sumber daya nirwujud tersebut.Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya karena menghubungkan strategi merek dengan konteks organisasi sebagai penentu kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan diukur dengan ukuran kinerja pemasaran berupa kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan profitabilitas dengan penggunaan data primer berupa kuesioner persepsi untuk menjawab 5 pertanyaan penelitian yaitu 1 apakah strategi portofolio merek mempengaruhi posisi pasar dan kinerja keuangan perusahaan, 2 apakah budaya organisasi mempengaruhi posisi pasar dan kinerja keuangan perusahaan, 3 apakah terdapat hubungan strategi portofolio merek dan budaya organisasi dalam menentukan kinerja perusahaan, 4 apakah kesesuaian strategi portofolio merek dan budaya organisasi menghasilkan keunggulan komparatif sehingga menyebabkan kinerja pemasaran dan kinerja keuangan unggul dan 5 seperti apa bentuk hubungan kesesuaian dimensi strategi portofolio merek dan dimensi budaya organisasi yang menghasilkan kinerja unggul.Pengujian model penelitian dilakukan pada industri jasa, yaitu industri telekomunikasi, karena sifat interaksi pelanggan dengan perusahaan dalam industri jasa menunjukkan hubungan yang erat antara merek dan budaya organisasi. Subyek penelitian terdiri dari 296 pegawai perusahaan yang bekerja pada 9 perusahaan telekomunikasi di Indonesia.Konstruk-konstruk yang diukur dari persepsi pegawai fungsi komersial perusahaan telekomunikasi berupa konstruk strategi portofolio merek, budaya organisasi, kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan profitabilitas. Selanjutnya teknik analisis faktor digunakan untuk memperoleh nilai konstruk-konstruk tersebut, yaitu Strategi Portofolio Merek, Budaya Organisasi, Kepuasan Pelanggan dan Kinerja Keuangan Profitabilitas.Teknik analisis statistik dari konsep ldquo;fit as covariation rdquo; kesesuaian sebagai pola kovariasi antara variabel yang secara teoritis berhubungan dan ldquo;fit as profile deviation rdquo; kesesuaian sebagai tingkat ketaatan terhadap profil ideal yaitu berupa analisis Structural Equation Modelling SEM dan analisis cluster dan regresi. Analisis SEM digunakan untuk menguji hipotesis utama penelitian terkait dampak kesesuaian antara strategi portofolio merek dan budaya organisasi terhadap kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan profitabilitas. Sementara analisis cluster dan regresi dipergunakan untuk melihat pemahaman lebih mendalam tentang kombinasi dimensi Strategi Portofolio Merek dan dimensi Budaya Organisasi yang menghasilkan profil ideal yang menghasilkan kinerja unggul.Hasil pengujian hipotesis melalui analisa SEM memperlihatkan bahwa data yang dikumpulkan mendukung diterimanya hipotesa utama yaitu kesesuaian antara strategi portofolio merek dan budaya organisasi akan meningkatkan kinerja perusahaan. Data yang dikumpulkan juga mendukung diterimanya hubungan positif antara strategi portofolio merek dengan kinerja serta budaya organisasi dengan kepuasan pelanggan walaupun hubungan budaya organisasi dengan kinerja keuangan profitanilitas tidak signifikan. Sementara analisa ldquo;fit as profile deviation rdquo; pada data yang dikumpulkan, selain mendukung hubungan negatif ketidaksesuaian strategi portofolio merek dan budaya organisasi terhadap kinerja juga memperlihatkan adanya profil ideal yang menghasilkan kinerja unggul. Hal ini berarti bahwa dalam industri jasa, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan profitabiltas perlu diperhatikan penciptaan keunggulan komparatif berupa kesesuaian strategi portofolio merek dan budaya organisasi.
Recent uncertain global economic stiatuation has forced corporation to scrutiny and become more critical on the effectiveness and efficiency of marketing activities and marketing strategies. This is to make role of marketing in the corporation to continually adapt in selection process, formulation and implementation of marketing strategies to response to accountability demand in achieving the required marketing performance. Since brand is one of the intangible strategic resources which is difficult to be imitated, therefore selection of brand strategies, to manage brand to become comparative advantage resource, is very important. Resource Advantage theory RA theory and Dynamic Capabilities theory are the primary theoretical basis of this research. Researcher is indicating that coalignment fit of brand portfolio strategy and organization culture is strategic and specific intangible resource, which is difficult to imitate, non substitutional and immobile, is creating customer satisfaction which is an indicator of competitive advantage. Customer satisfaction as marketing effectiveness measurement will in turn resulting superior financial performance in terms of profitability as measurement for marketing efficiency. RA theory and configuration theory is the basis for explaining of coalignment of brand strategy and organizational culture as ideal configuration untuk enhance corporate ability to develop comparative advantage in intangible resources.This research is different from previous researches since this research is relating brand strategy with its organizational context as the determinant of corporate performance. Corporate performance is measured in terms of marketing performance of customer satisfaction and in terms of profitability, using primary data from perceptual questionnaires to answer 5 research questions 1 is brand portfolio strategy influencing market position and financial performance of the company, 2 is organizational culture influencing market position and financial performance of the company, 3 is there any relation between brand portfolio strategy and organizational culture in determining corporate performance, 4 is coalignment of brand portfolio strategy and organizational culture creating superior marketing and financial performance of the company, and 5 in what forms of fit relationship between brand portfolio strategy and organizational culture dimensions creates superior performance.Research model testing is done in service industry, in this case in Indonesian cellular telecommunications industry, because interaction nature between customers and the company in the service industry indicating close relationship between brand and organizational culture. Subject of the research is 296 employees in commercial functions from 9 Indonesian telecommunications companies.Constructs which are measured from employees rsquo perception are brand portfolio strategy, organizational culture, customer satisfaction and profitability from primary data. Factor analysis is then used to calculate measurement for brand portfolio strategy, organizational culture, customer satisfaction and perceptual profitability latent variables.Statistical analytic techniques from ldquo fit as covariation rdquo concept fit as a pattern of covariation or internal consistency among a set of underlying theoretically related variables and ldquo fit as profile deviation rdquo concept fit as the degree of adherence to an externally specified profile are used, ie Structural Equation Modelling SEM analysis, and cluster and regression analysis. SEM analytic is to test the main hypothesis of the impact of strategic fit between brand portfolio strategy and organizational culture to customer satisfaction and profitability perfomance. While cluster and regression analysis is used to see greater insight on combinations of brand portfolio strategy and organizational culture dimensions that will produce ideal profiles.The result of hypotheses testing of the data gathered supports the main hyphotesis of strategic fit between brand portfolio strategy and organizational culture to enhance customer satisfaction and profotability, to be accepted. While ldquo fit as profile deviation rdquo analysis supports the existence of ideal profiles. Therefore in service industries, it is important to create comparative advantage by coaligning brand portfolio strategy and organizational culture to improve customer satisfaction and profitability performance."
2015
D2265
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library