Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laksmi Adyawardhani
Abstrak :
Tren bisnis telekomunikasi yang terjadi belakangan ini adalah munculnya suatu bentuk model bisnis baru, yaitu Operator Jaringan Maya Bergerak yang biasa dikenal dengan Mobile Virtual Network Operator (MVNO). MVNO berkembang pesat di beberapa negara di dunia, menjual layanan selular dengan menyewa jaringan operator. Di sisi lain, pemilik jaringan mendapat tambahan pendapatan tanpa harus memelihara hubungan dengan pelanggan dan menambah jumlah pegawai. Di Indonesia, bentuk MVNO ini belum diimplementasikan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa implementasi MVNO menggunakan model Porter 5 Forces untuk mengidentifikasi potensi keuntungan kompetitifnya dalam industri telekomunikasi di Indonesia. Porter 5 forces, merupakan salah satu perangkat strategi bisnis yang paling sering digunakan, dan keampuhannya telah terbukti dalam berbagai macam kasus. Porter 5 forces lebih mengarah pada analisa industri dari luar perusahaan, mencoba melihat potensi kedalam. Analisa yang dilakukan meliputi intensity of rivalvy among existing player, threat of new entrant, bargaining power of supplier, bargaining power of buyer, dan threat of substitution. Analisa keuntungan kompetitif digunakan untuk merancang strategi lebih lanjut dalam menghadapi kompetisi yang ada di industri selular. Dengan menerapkan model Porter 5 forces untuk analisis implementasi MVNO di Indonesia diperoleh hasil bahwa bisnis MVNO memiliki keuntungan kompetitif yang rendah. Untuk pengembangan MVNO ditawarkan beberapa strategi untuk memperbaiki posisi dalam kompetisi di industri telekomunikasi. Apabila pemerintah Indonesia ingin mengembangkan MVNO, yang perlu dilakukan adalah menurunkan bargaining power MNO, dan juga pelanggan.
Telecommunication business trend in many countries is a new celuler business model, Mobile Virtual Network Operator (MVNO). MVNO own their costumer but use the telecom network and radio spectrum of a Mobile Network Operator(MNO). This wholesale agreement will gives extra revenue for the host without maintain the customer.It has not implemented in Indonesia. This thesis is to analyze MVNO implementation by using Porter 5 forces model, to identify the MVNO competitive profit potential in Indonesia's telecommunication structure. Porter 5 forces, is one of the most often used business strategy tools and has proven its usefullness on numerous ocassione. Porter 5 forces is an outside in industryanalysis.The analysis consist of intensity of rivalvy among existing player, threat of new entrant, bargaining power of supplier, bargaining power of buyer, dan threat of substitution. This analysis is needed in order to formulate strategy to face existing micro environment condition within the industry. By using Porter 5 forces to analyze MVNO implementation, resulting low competitive profit potential for MVNO in Indonsia. Several strategies are proposed in order to achieve better positioning. The goverment support for MVNO could be by decreasing bargaining power of MNO and subscribers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alqardio Fristly
Abstrak :
Pandemi virus covid-19 yang melanda seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kebijakan pemerintah terhadap physical distancing dan menjaga protokol kesahatan membuat keterbatasan ruang gerak masyarakat melakukan aktivitas fisik di luar. Sebagai salah satu pilihan hiburan dirumah atau disela-sela waktu istirahat kerja masyarakat cenderung menggunakan layanan video streaming yaitu Netflix. Netflix melakukan kolaborasi dengan beberapa stakeholder Telco Operator yang ada di Indonesia seperti Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredo. Telco Operator tersebut dalam menarik subscriber Netflix dengan memberikan perhatian khusus seperti memberikan paket akses streaming Netflix yang bervariasi. Memasuki tahun 2021 kebijakan pembatasan sosial mulai melonggar dan aktivitas sudah banyak diluar rumah. Bagaimana langkah atau strategi mendapatkan dan menarik pelanggan Netflix terutama di Indonesia melalui Telco Operator seperti Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredo. Oleh karena itu, Penelitian ini menggunakan metode permodelan Porter 5 Forces dengan menganalisis Telco Operator dalam menarik subscriber layanan Netflix di Indonesia. Dengan pemetaan kompetisi persaingan yang sejenis, daya tawar pemasok dan peluang terhadap Telco Operator dalam menarik subscriber Netflix. Hasil dari analisis permodelan Porter 5 Forces Telco Operator dalam menarik subscriber Netflix dengan keunggulan kompetitif dari tekanan ancaman pendatang baru dan daya tawar pemasok, sebagai indikator strategi berupa pendekatan diferensiasi produk dan kebebasan Netflix dalam menentukan pemasok dan kolaborasi antara Netflix dengan Operator di Indonesia ......The coronavirus (COVID-19) pandemic began to infect several countries in the world, one of them Indonesia. The government of Indonesia implements on physical distancing to preventif coronavirus (COVID-19) and implementation health protocols. Refer to the policy has impact of activities outside such as prohibited gatherings and cause a crowd. Activities that are usually carried out outside are shifted to work form home. During work from home some people prefer to spend that time watching a Netflix streaming services, when their rest the time. During the coronavirus (COVID-19) pandemic, that Netflix streaming services is often used by the public so it becomes an opportunity to collaborate with Telco Operators in Indonesia such are PT. Telkomsel, PT. XL-Axiata and Indosat Ooredoo. Each of these operators trying to attracting subcsribers Netflix with special attention, such as providing various internet quota packages for Netflix streaming services. As time goes on in 2021, activities that are required work from home are slowly not being implemented and some activities are allowed to be carried out outside from home. What is the strategy in dealing with these conditions and how to attract Netflix Subscribers, especially in Indonesia, through Telco Operators such are PT. Telkomsel, PT. XL-Axiata, and Indosat Ooredoo. Therefore, this study uses the Porter’s 5 Forces method by analyzing Telco Operators in attracting Netflix subscribers in Indonesia. By mapping similar competition, suppliers bargaining power and opportunities for Telco Operators to attract Netflix subscribers. The results of this study use Porter’s 5 Forces Telco Operators to attracting Netflix subscribers with a competitive advantage from the pressure of threats of new entrants and similar competitors, as an indicator of the strategy in the form of a product differentiation approach, and as well as collaboration between Netflix and Telco Operators in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poltak Renold
Abstrak :
Tesis ini bertujuan memformulasikan strategi yang tepat dalam pemasaran produk mobile broadband SMART melalui analisis Porter 5 Forces dan SWOT. Potensi kompetitif SMART bersarkan Porter 5 Forces berada di level Medium. Hasil analisis SWOT menunjukkan posisi SMART pada Kuadran IV (Kekuatan - Ancaman) yang selanjutnya mengarahkan pada alternatif strategi stabilisasi dalam Grand Strategy. Dari sejumlah strategi berdasarkan Porter 5 Forces dan Grand Strategy, dilakukan pendekatan QSPM untuk menentukan suatu strategi unggulan dalam pemasaran produk mobile broadband SMART. Hasilnya adalah strategi tetap mempertahankan diferensiasi produk unlimited murni untuk memperkuat penetrasi pasar.
The focus of this study is to formulate the best strategy of product marketing of SMART mobile broadband through Porter 5 Forces and SWOT analysis. Porter 5 shows the medium level of SMART competitive potential. SWOT results the Quadrant IV of SMART position (Strenght - Threats) that continuing into stabilization strategy in Grand Strategy. Using QSPM approach, available strategies from Porter 5 Forces and Grand Strategy are processed to perform a best strategy of product marketing of SMART mobile broadband which is to keep the product differentiation strategy of unlimited mobile broadband in strengthening the market penetration.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26767
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Wisnu Wardhani
Abstrak :
Teknologi telekomunikasi memungkinkan kita untuk selalu terkoneksi dimanapun dan kapanpun. Produk dan jasa dari penyedia layanan infrastruktur telekomunikasi terus memberikan layanan kepada penggunanya untuk dapat melakukan komunikasi lebih mudah, memiliki akses komunikasi cepat dan kapasitas pita yang lebar dengan harga yang terjangkau. Internet yang merupakan media (platform) yang melewatkan data menggunakan teknologi berbasis internet protokol (IP), jumlah penggunanya semakin meningkat dan keberadaannya mengubah arah dunia telekomunikasi kearah konvergensi. Konvergensi adalah bersatunya layanan telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran. Dimasa persaingan antar penyedia jasa layanan telekomunikasi saat ini, bisnis telekomunikasi berkembang tidak hanya menjual infrastruktur tetapi juga layanan tambahan (value added service). Salah satunya adalah layanan keamanan CA (Certificate Authority) untuk menjamin keamanan dan kebenaran identitas dan data bagi setiap entitas yang melakukan transaksi elektronik. Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) adalah Lembaga Pemerintahan Non Departemen yang memiliki ruang lingkup pengamanan (informasi) dalam pemerintahan. Dengan besarnya tingkat ancaman keamanan dalam transaksi elektronik, di era konvergensi ini kebutuhan keamanan publik sangat tinggi sehingga terdapat peluang untuk menyediakan layanan keamanan CA untuk memenuhi kebutuhan publik. Dari hasil analisa potensi kompetitif penyediaan layanan CA di era konvergensi dengan menggunakan model Porter 5 Forces didapatkan hasil potensi kompetitif bernilai Medium. Saat ini posisi Lemsaneg dilihat dari faktor internal eksternal, berada pada Kuadran 1 (pada analisa SWOT) dan Sel 5 (pada matriks IE) yang merupakan arah penerapan strategi tumbuh (growth). Dengan menggunakan Pendekatan Manajemen Strategis, sesuai kondisi industri dan posisi organisasi saat ini didapatkan strategi bagi Lemsaneg adalah melakukan strategi pengembangan dan penetrasi pasar, agar penyediaan layanan CA menjadi layanan yang bernilai strategis bagi organisasi. ......Telecommunication technology enable us to be correspondingly connected anywhere and anytime. Products and services of telecommunication provider always provide service to their customers for an easier life, fast communication access and wide bandwidth data at an affordable price. Internet, whose users increase, is passing data using Internet Protocol (IP) Based.It?s Presence turns telecommunication world into convergence. Convergence means the composite of telecommunication service, information technology and broadcasting. During competition among telecommunication provider, the telecommunication businesses expand in sale not only infrastructure but also additional services (Value Added Service). One of those service is Certificate Authority (CA) to ensure the security service in electronic data transaction in convergence. National Crypto Agency is the government institution which area of work is information pacification in the government area. Along with increase of threat safety in electronic transaction, the need of public safety is getting higher in this convergence era. So that it lent it self to provide CA security service to fulfill public needs. From the competitive potential analysis result, which uses Porter 5 Force model in the convergence era, the writer obtained Medium Competitive Potential value. At moment, from internal and eksternal factor analysis, Lemsaneg was in first quadrant (in SWOT Analysis) and fifth cell (in IE Matrix), which mean Lemsaneg have to possess growth strategy implementation. With strategic management approach, market development and penetration is the strategy to make CA services as a strategic value of Lemsaneg.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28335
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anie Kurniawati
Abstrak :
Persaingan pasar telekomunikasi seluler semakin ketat ditandai dengan adanya perang tarif khususnya untuk layanan voice dan SMS, sehingga para operator seluler saling berlomba dalam penurunan tarif untuk layanan tersebut. Bagi Telkom Flexi penurunan tarif menyebabkan turunnya CAGR revenue layanan voice dan SMS serta menurunnya ARPU pelanggan. Untuk mengantisipasi kondisi ini, Telkom Flexi perlu mencari peluang baru sebagai revenue generator yaitu melalui penyediaan Value Added Service (VAS). Mengingat kontribusi revenue VAS Flexi pada tahun 2008 masih sebesar 4,19% terhadap total revenue Flexi, maka perlu dilakukan penyusunan strategi VAS Flexi untuk pengembangan dan optimalisasi layanan sehingga dapat menjadi new revenue generator Flexi serta mempertahankan market share Flexi tetap di atas 60% untuk pasar Fixed Wireless Access (FWA) sesuai dengan Visi Divisi Telkom Flexi (DTF). Dari hasil analisis kompetitif layanan VAS Flexi dengan menggunakan model Porter 5 Forces didapatkan bahwa Layanan VAS Flexi memiliki potensi kompetitif yang medium sehingga untuk meningkatkan daya ungkit potensi VAS Flexi diperlukan orientasi pada inovasi untuk pengembangan layanan VAS dan penciptaan diferensiasi produk yang diharapkan dapat menjadi new revenue generator bagi Telkom Flexi. Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan pada layanan VAS Flexi, didapatkan bahwa Layanan VAS ada kuadran 1 sehingga harus didukung dengan strategi yang berorientasi tumbuh dan agresif, untuk menutupi faktor kelemahan yaitu kurang optimalnya fitur VAS Flexi dan perlu pengaktifan struktur organisasi yang terintegrasi diikuti dengan pemenuhan formasi SDM untuk perencanaan dan operasional VAS Flexi. Pada analisis strategi manajemen untuk perencanaan dan operasional VAS Flexi dengan menggunakan Balanced ScoreCard didapatkan bahawa pemenuhan SDM, dari sisi jumlah maupun kompetensinya, akan membentuk iklim pembelajaran dan pertumbuhan organisasi Flexi, yang dapat digunakan untuk proses bisnis internal. Pemenuhan kedua perspektif tadi kemudian dapat digunakan untuk meningkatkan customer profitability dengan perbaikan performansi network dan inovasi pengembangan layanan VAS yang berperan untuk mengamankan target pendapatan Flexi.
Cellular telecommunication market competition is getting tense, marked by tariff wars among the cellular operator, especially for voice and SMS service, causing each cellular operator are competing to decrease their tariff. As for Telkom Flexi, decreasing tariff will impact to decreasing of voice service and SMS CAGR revenue as well as decreasing consumer ARPU. To anticipate this condition, Telkom Flexi needs to find opportunity by creating new revenue generator through Value Added Services (VAS). Consider to VAS Flexi revenue contribution in 2008 which is still 4.19% toward Flexi total revenue, then it is needed a strategy arrangement to improving and optimizing VAS Flexi to create new revenue generator and maintain Flexi market share more than 60% for Fixed Wireless Access (FWA) market appropriate with the vision of Telkom Flexi Division (DTF). From the competitive analysis result for VAS Flexi using Porter 5 Forces model, obtained that VAS Flexi has medium competitive potency, therefore in order to increase the potency of VAS Flexi it is needed an innovation oriented improvement for VAS and creating product differentiation that could become a new revenue generator for Telkom Flexi. From SWOT analysis, it is obtained that VAS Flexi is placed at quadrant 1, then it should be supported with aggresive and growth oriented strategy in order to covering its weakness factors, Which are less feature optimalization and the need of integrated organization structure activation followed by completing Human Resources formation for VAS Flexi operation and planning In the strategic analysis for planning and operation VAS Flexi using Balanced ScoreCard, it is obtained that the completion of Human Resource, from the amount as well as the competencies will generates Flexi organization learning and developing climate that could be use for internal business process. Completion of those two perspectives could be use to increasing customer profitability accompanying with network performance improvement and VAS innovation to secure Flexi income target.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40931
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Wahyu Pribadi
Abstrak :
Persaingan pasar televisi berlangganan semakin ketat ditandai dengan jumlah operator televisi berlangganan sebanyak 13 lembaga penyiaran. Jumlah itu akan bertambah seiring dengan makin banyaknya pemohon yang mengajukan izin penyiaran. PT. Mediatama Anugrah Citra sebagai penyedia layanan baru televisi berlangganan yang menyelenggarakan layanannya dengan menggunakan teknologi Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) dengan merek produknya Nexmedia yang selama ini masih beroperasi diwilayah Jabodetabek haruslah merumuskan strategi perusahaan yang tepat untuk dapat bersaing didalam industri televisi berlangganan. Berdasarkan metode QSPM, strategi bersaing yang paling menarik bagi Nexmedia adalah pengembangan produk yaitu melakukan kerjasama dengan Screenplay Productions yang merupakan sebuah rumah produksi sinetron di Indonesia, menjalin kerjasama dengan SCTV sebagai pemegang hak siar liga champion musim 2013-2015 dan melakukan peningkatan performansi teknologi yaitu dengan menggunakan teknologi DVB-T2. ......The competition in pay TV market is getting tight, marked by number of pay TV operator with total 13 operators. That number will be increased with so many applicants submit broadcast license. PT. Mediatama Anugrah Citra is a new pay TV operator using Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) technology (product name is Nexmedia). The coverage area is in Jabodetabek which should have a company strategy for facing competition in pay TV industry. Based QSPM method, the most attractive competitive strategy for Nexmedia is Product Development. It includes conducting cooperation with Screenplay Production, cooperation with SCTV as the winner license broadcast of Liga Champion for 2013-2015, and improving the performance technology with using DVB-T2 technology
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30358
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anie Kurniawati
Abstrak :
Persaingan pasar telekomunikasi seluler semakin ketat ditandai dengan adanya perang tarif khususnya untuk layanan voice dan SMS, sehingga para operator seluler saling berlomba dalam penurunan tarif untuk layanan tersebut. Bagi Telkom Flexi penurunan tarif menyebabkan turunnya CAGR revenue layanan voice dan SMS serta menurunnya ARPU pelanggan. Untuk mengantisipasi kondisi ini, Telkom Flexi perlu mencari peluang baru sebagai revenue generator yaitu melalui penyediaan Value Added Service (yhS>). Mengingat kontribusi revenue VAS Flexi pada tahun 2008 masih sebesar 4,19% terhadap total revenue Flexi, maka perlu dilakukan penyusunan strategi VAS Flexi untuk pengembangan dan optimalisasi layanan sehingga dapat menjadi new revenue generator Flexi serta mempertahankan market share Flexi tetap di atas 60% untuk pasar Fixed Wireless Access (FWA) sesuai dengan Visi Divisi Telkom Flexi (DTF). Dari hasil analisis kompetitif layanan VAS Flexi dengan menggunakan model Porter 5 Forces didapatkan bahwa Layanan VAS Flexi memiliki potensi kompetitif yang medium sehingga untuk meningkatkan daya ungkit potensi VAS FIexi diperlukan orientasi pada inovasi untuk pengembangan layanan VAS dan penciptaan diferensiasi produk yang diharapkan dapat menjadi new revenue generator bagi Telkom Flexi, Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan pada layanan VAS Flexi, didapatkan bahwa Layanan VAS ada kuadran 1 sehingga harus didukung dengan strategi yang berorientasi tumbuh dan agresif, untuk menutupi faktor kelemahan yaitu kurang optimalnya fitur VAS Flexi dan perlu pengaktifan struktur organisasi yang terintegrasi diikuti dengan pemenuhan formasi SDM untuk perencanaan dan operasional VAS Flexi. Pada analisis strategi manajemen untuk perencanaan dan operasional VAS Flexi dengan menggunakan Balanced ScoreCard didapatkan bahawa pemenuhan SDM, dari sisi jumlah maupun kompetensinya, akan membentuk iklim pembelajaran dan pertumbuhan organisasi Flexi, yang dapat digunakan untuk proses bisnis internal. Pemenuhan kedua perspektif tadi kemudian dapat digunakan untuk meningkatkan cuslomer profitability dengan perbaikan performansi network dan inovasi pengembangan layanan VAS yang berperan untuk mengamankan target pendapatan Flexi. ......Cellular telecommunication market competition is getting tense, marked by tariff wars among the cellular operator, especially for voice and SMS Service, causing each cellular operator are competing to decrease their tariff. As for Telkom Flexi, decreasing tariff will impact to decreasing of voice Service and SMS CAGR revenue as well as decreasing consumer ARPU. To anticipate this condition, Telkom Flexi needs to find opportunity by creating new revenue generator through Value Added Services (VAS). Consider to VAS Flexi revenue contribution in 2008 which is still 4.19% toward Flexi total revenue, then it is needed a strategy arrangement to improving and optimizing VAS Flexi to create new revenue generator and maintain FIexi market share more than 60% for Fixed Wireless Access (FWA) market appropriate with the vision of Telkom Flexi Division (DTF) From the competitive analysis result for VAS Flexi using Porter 5 Forces model, obtained that VAS Flexi has medium competitive potency, therefore in order to increase the potency of VAS Flexi it is needed an innovation oriented improvement for VAS and creating product differentiation that could become a new revenue generator for Telkom Flexi. From SWOT analysis, it is obtained that VAS Flexi is placed at quadrant 1, then it should be supported with aggresive and growth oriented strategy in order to covering its weakness factors, Which are less feature optimalization and the need of integrated organization structure activation followed by completing Human Resources formation for VAS Flexi operation and planning In the strategic analysis for planning and operation VAS Flexi using Balanced ScoreCard, it is obtained that the completion of Human Resource, from the amount as well as the competencies will generates Flexi organization leaming and developing climate that could be use for internal business process. Completion of those two perspectives could be use to increasing customer profitability accompanying with network performance improvement and VAS innovation to secure Flexi income target.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26188
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indrajaya Pitra Perdana
Abstrak :
Tingkat persaingan yang tinggi di bidang penyedia jasa internet diikuti dengan tren penurunan harga akses internet, menjadi faktor-faktor penyebab penurunan pendapatan PT. Indointernet. Oleh karena itu, untuk dapat bersaing, PT. Indointernet memerlukan layanan tambahan yang dapat memberikan kontribusi pada pendapatannya. Salah satu layanan tambahan tersebut adalah SecureNET yang menyediakan layanan keamanan akses internet ke pelanggan. Penelitian ini membahas tentang perencanaan strategi bisnis layanan SecureNET. SecureNET diimplementasikan sebagai value added service layanan akses internet dibidang keamanan internet. Layanan tersebut ditujukan untuk meminimalisir ancaman-ancaman dari internet yang semakin meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsep Porter?s 5 Forces untuk analisa tingkat kompetitif dan perencanaan strategi Balanced Scorecard (BSC), yang diawali dengan identifikasi SWOT pada masing-masing perspektif BSC. Hasil identifikasi tersebut diharapkan dapat menjadi dasar dalam analisa penentuan arah strategi untuk mencapai tujuan dan target layanan.
High level of competition in internet service provider followed by decreasing trends of internet access cost, have become factors that caused PT. Indointernet revenue decrease. In order to stay competitive, PT. Indointernet require additional services that can contributes to its revenue. One of those value added services is SecureNET that provides internet security service to customers. This research discussed SecureNET business strategic planning. SecureNET implemented as a value added service for internet access service in the field of internet security. Purpose of this service is to minimize the increasing internet threats. This research conducted using Porter?s 5 Forces and Balance Scorecard (BSC) strategic planning concept, that began with SWOT identification in each BSC perspectives. The result of this phase will become the foundation in strategy direction analysis to fulfill the service?s goals and targets.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27650
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indrajaya Pitra Perdana
Abstrak :
Tingkat persaingan yang tinggi di bidang penyedia jasa internet diikuti dengan tren penurunan harga akses internet, menjadi faktor-faktor penyebab penurunan pendapatan PT. Indointernet. Oleh karena itu, untuk dapat bersaing, PT. Indointernet memerlukan layanan tambahan yang dapat memberikan kontribusi pada pendapatannya. Salah satu layanan tambahan tersebut adalah SecureNET yang menyediakan layanan keamanan akses internet ke pelanggan. Penelitian ini membahas tentang perencanaan strategi bisnis layanan SecureNET. SecureNET diimplementasikan sebagai value added service layanan akses internet dibidang keamanan internet. Layanan tersebut ditujukan untuk meminimalisir ancaman-ancaman dari internet yang semakin meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsep Porter?s 5 Forces untuk analisa tingkat kompetitif dan perencanaan strategi Balanced Scorecard (BSC), yang diawali dengan identifikasi SWOT pada masing-masing perspektif BSC. Hasil identifikasi tersebut diharapkan dapat menjadi dasar dalam analisa penentuan arah strategi untuk mencapai tujuan dan target layanan. ......High level of competition in internet service provider followed by decreasing trends of internet access cost, have become factors that caused PT. Indointernet revenue decrease. In order to stay competitive, PT. Indointernet require additional services that can contributes to its revenue. One of those value added services is SecureNET that provides internet security service to customers. This research discussed SecureNET business strategic planning. SecureNET implemented as a value added service for internet access service in the field of internet security. Purpose of this service is to minimize the increasing internet threats. This research conducted using Porter?s 5 Forces and Balance Scorecard (BSC) strategic planning concept, that began with SWOT identification in each BSC perspectives. The result of this phase will become the foundation in strategy direction analysis to fulfill the service?s goals and targets.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T40961
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Charles
Abstrak :
Layanan TELKOM Metro merupakan produk komunikasi data yang dihasilkan dari infrastruktur jaringan metro ethernet dengan Ethernet over MPLS sebagai teknologi akses dan transport-nya. Layanan ini menjadi kekuatan baru bagi TELKOM untuk memberikan layanan komunikasi data berkecepatan tinggi yang menawarkan fleksibilitas dan skalabilitas layanan yang tinggi. Keberadaan layanan ini sebagai respon TELKOM melalui program "New Wave - Imagine Living in The World of Tomorrow Now", untuk menghadapi tekanan persaingan khususnya persaingan di pasar komunikasi data High End Market (HEM) yang merupakan pasar pelanggan korporasi yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan bagi TELKOM sebagai operator layanan komunikasi data. Pada tesis ini akan dianalisis potensi kompetitif yang dimiliki oleh layanan TELKOM Metro dengan pemodelan Porter 5 Forces serta sekaligus akan dibahas SWOT terhadap kekuatan dan kelemahan internal dengan demikian dapat digunakan dalam penyusunan strategi bersaing dan optimalisasi layanan, sehingga TELKOM Metro akan memiliki keunggulan positioning dibandingkan pesaingnya di industri metro carrier ethernet services.
TELKOM Metro service is part of TELKOM?s New Wave - Imagine Living in The World of Tomorrow Now program. This service can deliver high speed data communication with high service flexibility and scalability. This capability came from Metro Ethernet Network which chooses as service`s supporting infrastructure with Ethernet over MPLS as access and transport technology. TELKOM launch this service as response to facing competitive force especially in Corporate data communication need in High End Market that has high contribution for Telkom`s revenue. This thesis will analyze the competitive potential of TELKOM Metro with Porter 5 Forces Model and also SWOT analysis with purpose to identify the internal strength and weakness. The result could be used by TELKOM to arrange competitive and optimize strategies to get advantage positioning for TELKOM Metro in metro carrier ethernet services industry.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24651
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>