Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Forrester, Jay Wright
Cambridge, UK: Wright-Allen Press, 1973
304.66 FOR w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Pokea is an endimic bivalve in Sulawesi which is economically important for urban community in Kendari Southeast Sulawesi . However, the quality and quantity of pokea have been decreased due to sand mining and over exploitation...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985
309.2 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael Iskandar
"ABSTRACT
Compared to what exists for other countries publications on the demographic characteristics of the population of Indonesia are very scanty, based on out-dated material and not much knows to the outside world. Many studies were carried out based on the data provided by the 1930 Census, which gave however very vague information on the age distribution of the Indonesian population. The last census, held in 1961, which was programmed as a "modern" census and should show many improvement in presenting demographic data of the Indonesian population, stalled in the stage of tabulating and publishing the result, due to political and economic disturbances in the sixties which affected the normal continuation of the intended work.
The purpose of this study is to explore as for as possible the implications of the demographic characteristics of the Indonesia population for the labor force and the school-going population of the country in the years ahead, by using the hitherto published material of the last census and demographic survey. This implies that it will not cover all of the exceedingly complex aspects of the consequences of the population characteristic, but will try to explain the possible effects of population dynamics on the future development of certain limited sections of the Indonesia population only.
The study will be divided in the following parts:
1. Geography and census history of Indonesia in brief outline.
2. Some notes on the collection of demographic data in Indonesia.
3. A discussion of the age composition of the population in Indonesia.
4. Age at marriage in Indonesia.
5. Estimates of basic demographic parameters of the population in Indonesia as of about 1960.
6. Population projections for Indonesia and its regions, from 1961 to 2001.
7. The Labor force in Indonesia.
8. Estimating the composition of the future power of Indonesia.
9. Estimating the future school-going population in Indonesia.
10. Summary and conclusion remarks.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1970
D148
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Suftiati
"Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang Pengembangan Wilayah Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi (Jabotabek), rnenjadikan Kota Bekasi selain melayani kebutuhan penduduknya juga melayani kebutuhan penduduk Jakarta. Tingginya migrasi yang berasal dari orang-orang yang bekerja dan mencari pekerjaan serta penghuni perurnahan sebagai limpahan dari Jakarta, karena semakin terbatasnya tanah dan mahalnya harga tanah di Jakarta. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi dengan berbagai aktivitasnya telah memberikan tekanan pada tanah. Pesatnya pembangunan menyebabkan tingginya perubahan pola penggunaan tanah, yang dulunya rnerupakan tanah sawah maupun tanah kering banyak mengalami perubahan fungsi menjadi tanah terbangun. Kondisi ini mengakibatkan semakin sulitnya mendapatkan tanah dari segi keterjangkauan harga, semakin sulitnya mengalokasikan ruang terbuka hijau pertanian, semakin menurunnya kualitas air sungai di Kota Bekasi terutama Kali Bekasi sebagai sumber air baku air minum dan masih tingginya jumlah penderita penyakit yang berhubungan dengan kondisi lingkungan. Permasalahan pada penelitian ini adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi telah mengurangi tanah agraris maupun tanah alami sehingga mengakibatkan degradasi lingkungan hidup.
Secara ringkas masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
a. Menganalisis hubungan pertambahan jumlah penduduk dengan perubahan penggunaan tanah permukiman, industri, fasilitas umum, sawah, dan tamanljalur hijau.
b. Menganalisis pengaruh perubahan penggunaan tanah permukiman dan industri terhadap penurunan kualitas air Kali Bekasi untuk parameter-parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), dan Escherichia coli (E.coli).
c. Menganalisis hubungan perubahan penggunaan tanah permukiman dan industri dengan peningkatan jumlah penderita diare.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
a. Mendapatkan informasi mengenai hubungan pertambahan jumlah penduduk dengan perubahan penggunaan tanah permukiman, industri, fasilitas umum, sawah, tamanljalur hijau bagi penataan kembali tanah di wilayah Kota Bekasi.
b. Mendapatkan informasi mengenai pengaruh perubahan penggunaan tanah permukiman dan industri terhadap penurunan kualitas air Kali Bekasi (dilihat dari parameter BOD, COD, TSS, Ecoli) bagi penataan kembali kebijakan pembangunan Kota Bekasi.
c. Mendapatkan informasi mengenai hubungan perubahan penggunaan tanah permukiman dan industri dengan peningkatan jumlah penderita penyakit diare sebagai bahan pedoman untuk pemberdayaan masyarakat.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
a. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara pertambahan jumlah penduduk dengan perubahan penggunaan tanah permukiman, industri, fasilitas umum, sawah, clan tarnanljalur hijau.
b. Perubahan penggunaan tanah permukiman dan industri mempengaruhi penurunan kualitas air Kali Bekasi dilihat dari parameter BOD, COD, TSS, dan E.coli.
c. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara perubahan penggunaan tanah permukiman dan tanah industri dengan peningkatan jumlah penderita penyakit diare.
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas: jumlah penduduk dan luas penggunaan tanah (permukiman, industri, fasilitas umum, sawah, dan tamanljalur hijau).
b. Variabel terikat: kualitas air (konsentrasi BOD, COD, TSS, E.coli) dan jumlah penderita penyakit diare.
Data sekunder yang terkumpul selama periode tahun 1997 - 2001 berupa data time series jumlah penduduk Kota Bekasi, luas penggunaan tanah di witayah Kota Bekasi, nilai konsentrasi BOD, COD, TSS, dan Escherichia cols air Kali Bekasi, clan jumlah penderita penyakit diare di Kota Bekasi, serta data pendukung lainnya.
Analisis statistik menggunakan Analisis Korelasi product-moment Pearson untuk melihat korelasi antar variabel dan Analisis Regresi Linier Sederhana untuk memprediksi nilai konsentrasi BOD, COD, TSS, E.coli akibat penggunaan tanah permukiman dan industri. Sedang analisis deskriptif untuk melihat hubungan pertambahan penduduk dengan perubahan penggunaan tanah permukiman, industri, fasilitas umum, sawah, dan tamanljalur hijau, hubungan perubahan penggunaan tanah permukiman dan industri dengan perubahan konsentrasi BOD, COD, TSS, E.coli air Kali Bekasi, hubungan perubahan penggunaan tanah permukiman dan industri dengan peningkatan jumlah penderita penyakit diare, serta evaluasi terhadap kebijakan pembangunan dan pelaksanaan RTRW Kota Bekasi.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara:
a. Pertambahan jumlah penduduk dengan perubahan penggunaan tanah permukiman (r = 0,959), industri (r = 0,974), fasilitas umum (r = ,906) , sawah (r = - 0,986), dan tamanljalur hijau (r = 0,929).
b. Perubahan penggunaan tanah permukiman dan industri dengan perubahan konsentrasi BOD (r = 0,976 dan r = 0,947), COD (r = 0,941 dan r = 0,994), TSS (r = 0,667 dan r = 0,836), E.coli (r = 0,894 dan r = 0,734).
c. Perubahan penggunaan tanah permukiman dan industri dengan peningkatan jumlah penderita penyakit diare (r = 0,961 dan r = 0,959).
Indeks Kualitas air Kali Bekasi turun dari kategori sedang sampai baik (3,027) pada tahun 1997 menjadi kategori agak buruk sampai sedang (2,282) pada tahun 2001. Sedang persamaan regresinya sebagai berikut:
a. tanah permukiman dan industri terhadap konsentrasi BODY = 0,037X - 338,401 dan Y = 0,052X - 9,221.
b. tanah permukiman dan industri terhadap konsentrasi COD adalah:
Y = 0,152x- 1382,601 dan Y = 0,232X -48,799
d. tanah permukiman dan industri terhadap konsentrasi TSS adalah:
Y = 0,103X -- 886,507 dan Y = 0,186X + 3,779
e. tanah permukiman dan industri terhadap konsentrasi E.coli adalah:
Y = 532,882X - 4.867.886 dan Y = 631,359X - 102.537.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara pertambahan jumlah penduduk dengan perubahan penggunaan tanah permukiman, industri, fasilitas umum, sawah, dan tamanljalur hijau. Luas tanah permukiman mengalami peningkatan terbesar akibat pesatnya pernbangunan perumahan, sedang luas tanah sawah mengalami penurunan terbesar akibat pengalihan fungsi tanah.
b. Perubahan penggunaan tanah permukiman dan industri mempengaruhi penurunan kualitas air Kali Bekasi dilihat dari parameter-parameter BOD, COD, TSS, E.coli.
c. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara perubahan penggunaan tanah permukiman dan industri dengan peningkatan jumlah penderita penyakit diare.
Berdasarkan basil penelitian, disarankan kepada Pemerintah Kota Bekasi untuk:
a. Menata ulang penggunaan tanah agar masyarakat dapat memperoleh tanah secara legal dengan harga yang terjangkau.
b. Menata kembali kebijakan mengendalikan penurunan kualitas air Kali Bekasi, antara lain memberikan sanksi kepada industri yang belum mengolah limbahnya sampai mencapai baku mutu limbah yang disyaratkan sebelum dibuang ke badan air penerima.
c. Memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi penyebarluasan penyakit serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
d. Menyediakan dan memelihara sarana sanitasi dan persampahan serta saluran pembuangan limbah cair.
e. Mengendalikan pertumbuhan penduduk alami melalui program Keluarga Berencana.

The Relation Between Population Growth And Environmental Degradation (A Case Study of Bekasi Municipality Area)Presidential Decree no. 13/1976 regarding The Development of Jakarta-Bogor-Bekasi (Jabotabek) Area has affected Bekasi becomes a city that does not only serve its inhabitants but also its neighbour, the city of Jakarta. The increasing migration of those who work in Jakarta but live in Bekasi is caused by the scarcity of land as well as the increasing price of land in Jakarta. The increasing population in Bekasi along with their activities has significant impact to the land. The high development growth causes the changing pattern of land use. The agricultural land and dry land have changed into developed land. As a result, some problems have occured such as very hard to find land with affordable price, difficult to allocate green open space for agriculture, decreasing water quality of especially Bekasi river that serves as drinking water supply, and increasing disease caused by environmental problem. The problem addressed in this research is that high population growth causes decreasing availability of agricultural and natural land which, in turn, causes environmental degradation.
In brief, the scope of this research is to analyse:
a. The relation between the increasing number of population and the land use conversion for housing, industry, public facilities, agriculture, and park or green belt.
b. The impact of land use conversion for housing and industry to the decreasing water quality of Bekasi river using Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS) and Escherichia tali (E.coli) parameters.
c. The relation between the land use conversion for housing and industry and the increasing number of diarrhea patients.
The purposes of this research are to collect information on:
a. The relation between the increasing number of population and the land use conversion for housing, industry, public facilities, agriculture, and park or green belt aimed for rearranging the land use by evaluating Spatial Plan of Bekasi Municipality.
b. The impact of land use conversion for housing and industry to the decreasing water quality of Bekasi river using BOD, COD, TSS and Ecoli parameters aimed for rearranging the development policy of Bekasi Municipality.
c. The relation between the land use conversion for housing and industry and the increasing number of diarrhea patients aimed for developing the guide lines of public empowerment program.
The hypothesis of this research are:
a. There is a significant relation between the increasing number of population and the land use conversion for housing, industry, public facilities, agriculture, and park or green belt,
b. The land use conversion for housing and industry affects the decreasing water quality of Bekasi river as indicated by the concentration of BOD, COD, TSS and E.coli parameters,
c. There is a significant relation between the land use conversion for housing and industry and the increasing number of diarrhea patients.
The variables used in this research are:
a. Independent variable: the number of population and the land use area for housing, industry, public facilities, agriculture, and park or green belt,
b. Dependent variable: water quality as indicated by the concentrations of BOD, COD, TSS, E.Coli, and the number of diarrhea patients.
The secondary data collected from Bekasi Municipality during 1997 to 2001 period are time series data of: the number population of Bekasi Municipality, the land use area in Bekasi, the concentration of BOD, COD, TSS and E.Coli found in Bekasi river, the number of diarrhea patients, and other relevant supporting data.
For the statistical analysis, this research uses Product-moment Pearson Correlation Analysis to observe the correlation of inter variable and Simple Linear Regression Analysis to predict concentration value of BOD, COD, TSS, E.coli as a result of land use for housing and industrial. The descriptive analysis is used to observe the correlation between: the increasing number of population and the land use conversion for housing, industry, public facilities, agriculture, and park or green belt; the land use conversion for housing and industry and the changing concentration of BOD, COD, TSS, and E.Coli found in Bekasi river; and the land use conversion for housing and industry and the increasing number of diarrhea patients. The descriptive analysis is also used to evaluate the development policy and the implementation of Bekasi Spatial Planning.
The result of the research shows very strong relation among tested variables, they are:
a. The increasing number of population and the land use conversion for housing (r = 0,959), industry (r 0,974), public facilities (r = 0,906), agriculture (r = 0,986), and park or green belt (r = 0,929).The land use conversion for housing and industry and the concentration changed of BOD (r = 0.976 and r = 0,941), COD (r = 0.947 and r = 0,994), TSS (r = 0.667 and r = 0,836), E.coli (r = 0.894 and r = 0,734).
b. The land use conversion for housing and industry and the increasing number of diarrhea patients (r = 0.961 and r = 0,959).
The water quality index of Bekasi river degrades from medium-to-good category (3,027) in 1997 to bad-to-medium category (2,282) in 2001. The regression equations are as follows:
a. Land for housing and industry to BOD concentrate is: Y = 0,037X - 338,441 and Y = 0,052X - 9,221
b. Land for housing and industry to COD concentrate is: Y = 0,152X - 1382,601 and Y = 0,232X -- 48,799
c. Land for housing and industry to TSS concentrate is: Y = 0,103X - 886,507 and Y = 0,186X + 3,779
d. Land for housing and industry to E.coli concentrate is: Y = 532,882X - 4.867.886 and Y = 631,359X - 102.537.
Based on the research and discussion, it can be concluded that:
a. There is a significant relation between the increasing number of population and the land use conversion for housing, industry, public facilities, agriculture, and park or green belt.
b. The land use conversion for housing contributes the biggest impact as a result of rapid growth of housing development. The land use conversion for housing and industry have caused the quality degradation of Bekasi river as it can be observed from BOD, COD, TSS, E.coli parameters.
c. There is a significant relation between the land use conversion for housing and industry and the increasing number of diarrhea patients.
Based on the research, it can be suggested that Bekasi Municipality should:
a. Rearrange the land use so that the public could obtain the land legally and with affordable price.
b. Review its policy in managing the water quality degradation of Bekasi river, by, among others, enforce legal sanction to the industries that have not processed their industrial waste water before discharging them to the water shed.
c. Conduct public empowerment program to enhance their capacity in preventing and mitigating the disease as well as to have clean and healthy behavior.
d. Provide and maintain sanitation, waste and sewarage infrastructures.
e. Manage population growth by motivating the community to join the family planning program.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11899
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasim
"Pertumbuhan penduduk perkotaan, seperti Jakarta dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, merupakan realita yang penting untuk dicermati. Pentingnya permasalahan tersebut, bukan hanya karena berhubungan dengan mekanisme pembagian dan pemanfaatan sumber daya yang ada. Namun, juga menyangkut persoalan penyediaan lapangan pekerjaan yang produktif bagi mereka. Kecenderungan selama ini, menunjukkan bahwa perkembangan lapangan pekerjaan pada sektor formal kurang mampu mengimbangi laju pertumbuhan angkatan kerja. Tanpa disadari kondisi tersebut berdampak terhadap tumbuhnya secara cepat kegiatan/usaha perekonomian sektor informal di perkotaan.
Sektor Informal sebagai istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas perekonomian berskala kecil, mempunyai keterkaitan yang erat dengan masalah kemiskinan di perkotaan. lronisnya justru seiring dengan maraknya program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir ini, kegiatan/usaha ekonomi sektor informal sebagai sumber penghidupan mayoritas masyarakat miskin di perkotaan tidak terakomodasikan secara memadai. Sehingga hampir keseluruhan program pemberdayaan masyarakat dalam kerangka pengentasan kemiskinan bersifat bias terhadap eksistensi kegiatan/usaha perekonomian dimaksud.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Jadi dalam pelaksanaannya tidak menguji suatu teori atau pun hipotesis tertentu. Melainkan hanya mempelajari hubungan antara kategori yang menjadi fokus kegiatan penelitian ini. Dalam rangka mencapai maksud tersebut, dipergunakan pendekatan fenomenologis.
Adapun sasaran penelitian ini yaitu masyarakat miskin di perkotaan yang beraktivitas/usaha ekonomi sektor informal, khususnya para penerima manfaat program pemberdayaan dalam konteks pengentasan kemiskinan, dengan satuan kajian keluarga. Sedangkan proses pengumpulan informasi/ data ditempuh melalui studi dokumentasi, pengamatan, dan wawancara.
Hasil penelitian mununjukkan bahwa latar belakang sosial sebagian besar mereka yang terlibat kegiatan/ usaha perekonomian sektor informal di perkotaan merupakan masyarakat urban. Karenanya memiliki tingkat mobilitas sosial yang tinggi, meskipun baru terbatas pada mobilitas sosial secara horizontal. Sebab pada kenyataannya, hanya sebagian kecil diantara mereka yang mengalami peningkatan status sosialnya.
Pesatnya perkembangan kegiatan/ usaha perekonomian sektor informal pada masa kini, merupakan manifestasi dari situasi pertumbuhan kesempatan kerja di perkotaan. Terutama bagi tenaga kerja yang berpendidikan rendah serta mempunyai kualifikasi kemampuan dan keterampilan terbatas. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja pada sektor dimaksud yang cenderung mengarah ke sistem sosial-ekonomi tradisional. Perkembangan sektor informal juga mempunyai dampak sosial yang cukup berarti terhadap sistem kehidupan perkotaan secara menyeluruh. Bukan hanya perubahan yang menyangkut aspek sosial-ekonomi, tetapi termasuk politik dan budaya.
Sejauh ini, peran kelembagaan terhadap kegiatan/ usaha perekonomian sektor informal masih sangat bias. Ketidak jelasan itu ada hubungannya dengan persepsi masyarakat terhadap pemahaman dan penggunaan istilah "sektor informa.? Meskipun demikian, apabila dicermati secara teliti, kebijakan yang diterapkan oleh berbagai lembaga, baik pemerintah kota setempat, instansi teknis terkait, swasta maupun NGO, dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori. Pada satu pihak bersifat promotif, serta di pihak lain sifatnya represif. Dalam banyak kasus, munculnya kebijakan yang kontradiktif itu membingungkan masyarakat. Akibatnya justru memperburuk kondisi kesejahteraan sosial masyarakat secara lebih luas.
Kondisi di lapangan memperlihatkan bahwa pola-pola yang ditempuh oleh lembaga pemberdaya untuk mengembangkan kegiatan/ usaha ekonomi sektor informal belum mampu menembus kebijakan pembangunan perkotaan yang cenderung deskriminatif terhadap aktivitas dimaksud. Bentuk pekerjaan/ usaha sebagai hasil program pemberdayaan yang diupayakan juga masih menampakkan wujud kegiatan ekonomi yang bersifat subsistensi. Demikian pula langkah-langkah yang dijalankan belum sepenuhnya mengarah pada pentingnya kelembagaan sebagai "kendaraan pengangkut" yang akan mewadahi berbagai hal dalam proses transformasi. Disamping pola sikap dan prilaku masyarakat pendukungnya juga belum menampakkan tanda-tanda perubahan yang mengarah pada melemahnya proses sosialisasi budaya kemiskinan (culture of poverty) di kalangan mereka. Dalam keadaan seperti itu, masyarakat akan tetap mengalami keterbatasan untuk dapat mengakses sumber daya, sehingga dapat dibilang bahwa strategi yang ditempuh itu, masih jauh dari harapan untuk dapat mengatasi permasalahan kemiskinan di perkotaan secara tuntas.
Berdasarkan hasil penelitian tadi, dipandang penting bagi semua pihak untuk dapat menyamakan persepsi terhadap eksistensi kegiatan/ usaha ekonomi sektor informal. Dengan begitu, bisa diharapkan tercipta komunikasi, kerjasama dan koordinasi yang, produktif dalam rangka ,pembinaannya, dengan tetapi memperhatikan dimensi pemberdayaan, guna menunjang upaya pengentasan kemiskinan di perkotaan secara kontinue dan terintegrasi. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T2514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this presentation is to share the theoretical framework of our collaborative research entitled "Migrant Networks as a Survival Strategy for Minorities in the Global Transborder Migration of Minorities in Mainland Southeast Asia".
Our multidisciplinary research group aims to determine how globalization affects the life course of minorities by focusing on the extension of their transborder migration networks. This three-year project comment in June 2012 and is scheduled to end in January 2015. The research group consists of five researches: Prof. Masami Fujimaki (Japan), Dr. Nisakorn Klanarong (Thailand), Dr. Suttiporn Bunmak (Thailand), Dr. Mala Rajo Sathian (Malaysia), and Kayoko Ishii (Japan), who is the group's organizer."
Kyoto: Institute of Humanities, Human and Social Sciences, Ritsumeikan University,
300 JRSSH
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Thee preliminary results of :lie i998 Malawi Population and
Housing Census (MPHC) indicate that the population of Malawi is 9.8
million. This _,figure is less than estimates prepared by most national and
international institutions including renowned population specialists
working an :lie population of Malawi. Nearly all-available population
projections estimated :liar ill!! population of Malawi in i993 would be
around I l million. The aforementioned discrepancy has .tome serious
consequences. Firs! :lie Gross Domestic Product (GDP) per capita may be
distorted in such a way as to suggest a general improvement in rite quality
of life contrary to the situation. Second, the results of the census may be
interpreted to indicate the success of me national population program
especially rite :rational family planning program. As a result of these
consequences there is need to evaluate me census results to verify whether
the reported figure is indeed correct or to provide a plausible explanation
for flue anomaly. Though not prescriptive, the paper offers plausible
explanation for :lie observed differences. In particular, me paper argues
that rite population figure obtained front the 1998 census, like most other
censuses in developing countries, were underreported.
"
Journal of Population, 6 (1-2) 2000 : 125-145, 2000
JOPO-6-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Van den Berg, Hendrik, 1949-
Singapore: NJ World Scientific, 2011
338.9 VAN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Sakhnan
"Upaya pemerintah dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program KB telah memperlihatkan hasil yang cukup baik, dengan cakupan program KB sebesar 73,6% (BKKBN,1998). Namun kalau dilihat pada wilayah-wilayah terpencil dan tertinggal ternyata pencapaian cakupan program KB masih rendah, seperti halnya pada suku Talang Mamak di desa Seberida Propinsi Riau, baru mencapai 21%. Sehubungan dengan hal tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya pencapaian cakupan program KB serta belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan ibu PUS suku Talang Mamak dalam program KB.
Subyek dari penelitian ini dipilih suku Talang Mamak tinggal di desa Seberida yang terdapat di Propinsi Riau. Yang dijadikan responden adalah semua ibu PUS berusia 15 - 49 tahun. Sedangkan yang menjadi kajian penelitian mengenai keikutsertaan ibu PUS dalam program KB, yaitu faktor-faktor: umur, jumlah anak, nilai anak, jarak lokasi, pengetahuan, sikap dan perilaku petugas. Rancangan yang digunakan adalah melalui pendekatan Cross-sectional. Data dianalisis melalui bantuan univariat dan bivariat untuk melihat hubungnan faktor-faktor, selanjutnya melihat faktor yang dominan melalui analisa multivariat.
Berdasarkan hasil analisa univariat dan bivariat diperoleh faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan ibu PUS dalam program KB pada suku Talang Mamak yaitu faktor: nilai anak, pengetahuan, sikap, perilaku petugas. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan keikutsertaan Ibu PUS dalam program KB yaitu faktor: umur, jumlah anak, jarak lokasi.
Hasil analisis multivariat mendapatkan faktor yang signifikan adalah nilai anak, pengetahuan, perilaku petugas. Sedangkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan keikutsertaan ibu PUS dalam program KB adalah nilai anak.
Pengupayaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan program KB di masa yang akan datang, berdasarkan hasil penelitian ini perlu dilakukan pendekatan secara sosial budaya, yaitu antara lain melalui pemberdayaan masyarakat. Tujuannya agar faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan dalam program KB yang erat kaitan dengan sosial budaya seperti nilai anak.

Factors Related to Participation of Fertile Couples in Family Planning Program in Sub-Ethnic of Talang Mamak in Seberida Village of Riau Province, year 2001Government efforts in controlling the population growth rate through family planning have shown fairly good results, with family planning program coverage 73.6% (BKKBN, 1998). However, in remote and backward areas the family planning coverage is still low, such as in sub-ethnic of Talang Mamak in Seberida Village, Riau Province, it only achieved 21%. Therefore, the problem in this research is the low coverage of family planning program and unknown factors related to participation of fertile couple of Sub-Ethnic of Talang Mamak in family planning program.
The selected subject of this research in Sub-Ethnic of Talang Mamak that live in Seberida Village in Riau Province. The respondents are all mothers in their fertile age between 15-49 years. While the topic of this research is regarding participation of fertile mothers in family planning program, factors such as: age, number of children, value of children, distance of location, knowledge, attitude and behavior of personnel. The design used in this research is Cross-sectional approach. The data is analyzed by using univariate and bivariate methods to identify the relationship of the factors, and then find oui the dominant factor through multivariate analysis.
Based on the Univariate and Bivariate analysis the factors related to the participation of fertile mothers in the family planning program in Sub-Ethnic of Talang Mamak are the factors such as: the value of children, knowledge, and behavior of the personnel. While the, factors not related to the participation of fertile mothers in the family planning program are: age, number of children and distance of location.
The result of Multivariate analysis found out the significant factors such as value of children, knowledge, and behavior of personnel. While the most dominant factor related to the participation of fertile mother in the family planning program is the value of children.
The efforts that can be done to increase coverage of the family planning program in the future based on results of this research is that such efforts are done with social and cultural approach through empowerment of the people, so the hindrance related to the participation in the family planning program closely related to the social cultural matters can be reduced.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>