Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ernanda
Abstrak :
ABSTRAK
This paper examines the implications of language contact in a Malay sub-variety known as Pondok Tinggi, spoken in Sumatra. My focus is on the grammatical phenomenon of phrasal alternation. Phrasal alternation is characterized by the presence of two distinct forms for nearly all lexical items, whose final syllables differ in shape. These are termed absolute and oblique (Steinhauer and Usman 1978: 485). The intergenerational transmission of this uncommon feature offers a way to measure the degree of contact-induced language change in Pondok Tinggi. An experiment was conducted to elicit the usage of the absolute and the oblique forms in order to find out how the distribution of phrasal alternation has changed within the last two generations. I reveal a grammatical simplification caused by contact between Pondok Tinggi and Bahasa Indonesia, a related Malayic variety serving as Indonesia?s prestigious official language. This adds a dimension of loss of local linguistic diversity to more familiar tropes of the national success of Bahasa Indonesia.
Depok: University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2015
909 UI-WACANA 16:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Faisal Alamsyah
Abstrak :
ABSTRAK
Masjid agung Pondok Tinggi adalah salah satu masjid yang terletak di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Masjid ini belum pemah diteliti secara khusus. Pada tahun 1998 SPSP Jambi, Sumsel, Bengkulu melakukan pemerian dan studi konservasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk arsitektur dan ragam hias Masjid Agung Pondok Tinggi, Kerinci sebagai masjid kuno juga untuk mengungkapkan percampuran budaya akulturasi antara budaya Islam dengan budaya lokal ( Kerinci ) dan budaya Minangkabau di dalam pembangunan Masjid Agung Pondok Tinggi.

Untuk mecapai tujuan di atas maka diperlukan langkah - langkah penelitian secara bertahap yang dapat mengidentifikasikan :a. Bentuk arsitektur dan ragam hias Masjid Agung Pondok Tinggi secara menyeluruh sehingga dapat diketahui ciri khas yang dimiliki Masjid Agung Pondok Tinggi Sebagai masjid kuno. b.Ciri - ciri khas dari komponen - komponen bangunan masjid agar dapat diketahui ada tidaknya ciri - ciri yang asalnya bukan dari daerah Kerinci.

Dengan demikian tahap kerja yang harus dilakukan pada tingkat observasi adalah memerikan unsur - unsur bangunan masjid yang meliputi : Pondasi dan denah, ruang utama, mihrab, tiang, ruang tempat adzan, atap, ragam hias, bedug, dan mimbar. Pada tingkat deskripsi/ analisa akan dilakukan perbandingan. Perbandingan dilakukan antara komponen - komponen tertentu dari masjid dengan literatur maupun bangunan dari berbagai daerah untuk membuktikan yang mana komponen asli dari daerah Kennel dan yang mana yang bukan. Perbandingan dilakukan dengan memperbandingan langsung komponen masjid seperti atap masjid dengan atap-atap bangunan tradisional kerinci maupun minangkabau. Pemilihan unsur - unsur tersebut didasari atas pertimbangan bahwa komponen tersebut merupakan satu kesatuan arsitektur bangunan masjid. Digunakannya sumber dari Minangkabau disebabkan oleh latar sejarah yang menyebutkan bahwa proses lslamisasi yang terjadi di Kerinci berasal dari Minangkabau. Pada tahap akhir adalah melakukan penjelasan terhadap data yang telah dianalisa, baik penjelasan berupa tulisan maupun gambar.

Dengan masuknya agama Islam ke dalam masyarakat Islam, tidak berarti semua unsur dalam kebudayaan Kerinci berubah. Salah satunya adalah arsitektur. Berdasarkan hasil penelitian terhadap Masjid Agung Pondok Tinggi diketahui bahwa bentuk arsitektur dan ragam hiasnya sangat jelas memperlihatkan pengaruh arsitektur lokal yang kemudian menjadi ciri khas /keunikan dari masjid tersebut.
2001
S11835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library