Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nukman Helwi Moeloek
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Busman
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Penelitian kontrasepsi pria di Indonesia masih belum banyak dilakukan. Hal ini disebabkan sulitnya pengendalian proses spermatogenesis jika dibandingkan dengan proses ovulasi. Sampai saat ini bahan atau alat kontrasepsi pria masih sangat terbatas yaitu kondom dan vasektomi. Poliester (Polyethylene terephthalate) merupakan kain/ tekstil sintetis yang memiliki potensi sebagai kontrasepsi pria karena dapat menekan proses spermatogenesis melalui mekanisme kerjanya pada tubulus seminiferus testis. Beberapa peneliti melaporkan bahwa dengan pemakaian poliester sebagai alit pembungkus skrotum dapat menimbulkan medan elektrostatik dan gangguan termoregulator skrotum sehingga menekan proses spermatogenesis. Sebagai akibatnya terjadi penurunan jumlah spermatozoa, spermatozoa maul, bertambahnya bentuk abnormal spermatozoa dan menunjukkan pengaruh degeneratif terhadap sel-sel germinal. Pemakaian poliester pembungkus skrotum bersifat reversibel setelah poliester pembungkus skrotum dilepas. Penelitian ini dilakukan terhadap 14 orang pria fertil dengan memakai poliester pembungkus skrotum selama 24 minggu. Pemeriksaan semen dilakukan setiap 3 minggu., mulai dari minggu ke 3 hingga minggu ke 24 masa perlakuan. Pemeriksaan semen meliputi penilaian fungsi integritas membran spermatozoa dengan uji HOS (Hypoosmotic Swelling Test), spermatozoa yang bereaksi akrosom positif dan penetrasi spermatozoa ke dalam getah serviks. Hasil penelitian selama perlakuan dibandingkan dengan penilaian sebelum perlakuan.
Hasil dan Kesimpulan : Pemakaian poliester pembungkus skrotum manusia menurunkan fungsi integritas membran spermatozoa dengan sangat bermakna (P<0,01). Pengujian reaksi akrosom positif spermatozoa menurun dengan sangat bermakna (P<0,01). Begitu pula hasil uji penetrasi spermatozoa ke dalam getah serviks mengalami penurunan bermakna (P<0,05). Dengan demikian ke 3 hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima dan mampu menurunkan fungsional spermatozoa in vitro."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sjarif Effendi
"ABSTRAK
Pada penelitian ini dibuat 2 jenis komposit yang berbeda seratnya (filler-nya) yaitu komposit poliester - serat kenaf dan poliester - serat gelas.
Serat kenaf (Hibiscus cannabinus) adalah serat alam banyak ditanam di P.Jawa, harganya murah, biasa dipakai untuk membuat tali dan karung goni. Sebagai matrik dipakai resin poliester tidak jenuh (unsaturated polyester) jenis polimer termaseting, general purpose.
Kedua jenis filler disusun dalam bentuk lamina woven roving -ortotropik, selanjutnya komposit diuji kuat tarik dengan Bandar ASTM D 63B type I. Sudut orientasi letak filler bervariasi 0. 15, 30, 45, 60, 75, dan 90.
Hasil uji kedua komposit menunjukkan bahwa modulus elastis komposit paling besar pada sudut 6, makin besar sudutnya modulus makin menurun. Hal ini juga berlalu pada Poisson ratio.
Untuk uji modulus geser ternyata sudut 45 harganya paling tinggi untuk kedua komposit. Kecuali itu hasil percobaan tersebut bila dibandingkan dengan cara perhitungan kurvanya menunjukkan kecenderungan yang sama atau hasil perhitungan dapat dipakai untuk meramalkan sifat komposit ortotropik. Keunggulan komposit s. kenaf kecuali harganya lebih murah juga komposit ini tidak mengalami penyusutan (shrinkage), jadi bentuknya tetap stabil tidak melengkung. Sedang komposit s. gelas mempunyai sifat susut yang besar sehingga bentuknya tidak dapat stabil. "
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdi Widiputera
"Industri polyester adalah industri yang padat karya dan padat modal. Untuk masuk ke industri ini dibutuhkan modal yang tidak sedikit dan industri ini juga banyak menyerap tenaga kerja. Sampai dengan tahun 2004 jumlah pekerja di industri polyester mencapai rata-rata 12,000 orang.
Industri polyester di Indonesia juga didominasi oleh PMA yang diantaranya adalah perusahaan multinasional (multinational company), Banyaknya permintaan polyester didalam negeri tidak diikuti dengan jumlah produksi polyester di dalam negeri sehingga terjadi ketidakseimbangan. Sumber permintaan polyester tersebut lebih banyak berasal dari dalam negeri yang hampir 80 % produsen polyester tersebut merupakan perusahaan PMA dan sisanya 20% merupakan perusahaan PMDN. Dengan adanya ketidakseimbangan yang terjadi antara permintaan polyester di dalam negeri dan jumlah produksi polyester didalam negeri maka untuk menutupi kekurangannya, dilakukan impor polyester dari negara lain.
Tulisan ini ingin mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan polyester, seperti harga polyester, harga bahan baku MEG, harga barang substitusi dalam hal ini harga kapas, penambahan variabel makro, seperti : tingkat PDB Indonesia, dummy kebijakan bea masuk pemerintah.
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada saat ini lebih mengarah kepada sistim dan prosedur ekspor dan impor produkproduk tertentu sedangkan kebijakan yang lebih spesifik ditujukan terhadap industri polyester sampai saat ini belum ada, kebijakan yang ada hanya ditujukan secara umum kepada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sehingga diharapkan dengan tulisan ini akan ada semacam masukan bagi pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sangat dibutuhkan oleh industri TPT umumnya serta industri polyester pada khususnya. Data-data penunjang yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data-data time series dalam bentuk kuartal dimana periode waktu yang diambil adalah periode tahun 1983 sampai dengan 2003.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis regresi berganda, yaitu dengan menggunakan uji statistik dan uji ekonometrika dimana variabel endogennya adalah permintaan polyester. Hasil dari model kemudian diestimasi dan digunakan untuk menguji relevansi empiris dari teori yang digunakan. Latar belakang penggunaan metode regresi berganda ini adalah karena regresi berganda biasa digunakan untuk sistem peramalan hubungan antar variabel eksogen terhadap vanabel endogen pada data runtun waktu."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18280
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Retno Juniarti
"ABSTRAK
Adsorpsi zat warna Disperse red 50 pada kain poliester dilakukan dengan
dengan menggunakan surfaktan Lauril glukosida sebagai agen pendispersi untuk
mencegah aglomerasi serta meningkatkan kelarutan zat warna Disperse red 50
dalam air. Proses pewarnaan kain poliester menggunakan zat warna dispersi
terbagi menjadi dua yaitu dengan adanya carrier dan tanpa carrier (suhu tinggi).
Untuk menghindari penggunaan suhu tinggi maka pada penelitian ini dilakukan
studi adsorspi zat warna dispersi pada kain poliester dengan menggunakan
metode sonikasi dan akan dibandingkan dengan adsorpsi zat warna dispersi pada
kain poliester dengan adanya carrier yaitu vanillin. Hasil optimasi metode
sonikasi menunjukkan adsorpsi berlangsung optimum pada konsentrasi surfaktan
55 ppm, waktu sonikasi 10 menit, waktu kontak 100 menit, pH 4 dan suhu 90oC.
Hasil optimasi dengan adanya carrier menunjukkan adsorpsi berlangsung
optimum pada konsentrasi surfaktan 55 ppm, massa vanillin 0.125 g, waktu
kontak 50 menit, pH 4 dan suhu 90oC. Sementara itu hasil optimasi adsorpsi tanpa
sonikasi maupun carrier berlangsung optimum pada konsentrasi surfaktan 55
ppm, waktu kontak 60 menit, pH 4 dan suhu 90oC. Studi kinetika menunjukkan
laju adsorpsi zat warna dispersi pada kain poliester paling cepat dengan adanya
carrier yaitu 0,01212 g/mg menit dan laju adsorpsi dengan sonikasi 0,0195 g/mg
menit. Sementara itu laju adsorpsi zat warna dispersi pada kain poliester tanpa
sonikasi maupun penambahan carrier memiliki laju adsorpsi paling lambat yaitu
0,0142 g/mg menit. Proses adsorpsi Disperse red 50 pada kain poliester dengan
dan tanpa sonikasi mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir. Sedangkan
proses adsorpsi Disperse red 50 dengan penambahan carrier vanillin mengikuti
model isoterm adsorpsi Freundlich.

ABSTRAK
Adsorption disperse red 50 at polyester fabrics using Lauryl glucoside as
surfactant to prevent aglomeration of Disperse red 50, an azo disperse dyes and
increase their solubility in water. Main methods of dyeing polyester with disperse
dyes are using high temperature and the presence of accelerating agent or carrier
in low temperature. To avoid using High temperature in dyeing process, This
reserach using another method which is sonication to decrease dyes particle size.
Sonication is expected to make dyes adsorbed to polyester fabrics easily. This
reserach also compare sonication method to carrier method. Vanillin used as
carrier in this reserach. Optimum condition of adsorption with sonication occur at
concentration of surfactant 55 ppm, sonication time 10 minute, contact time 100
minute, pH 4, and temperature 90oC. Optimum condition of adsorption with the
presence of carrier occur at concentration of surfactant 55 ppm, vanillin 0.125g,
contact time 50 minute, pH 5, and temperature 90oC. Meanwhile, optimum
condition of adsorption without both of sonication and carrier occur at
concentration of surfactant 55 ppm, contact time 60 minute, pH 4, and
temperature 90oC. Kinetics studies for all of methods fitted well with pseudo
second order with adsorpstion rate for sonication method 0,0195 g/mg minute, for
carrier method 0,0212 g/mg minute and without both sonication and carrier
0,0142 g/mg minute. Adsorption of disperse red 50 at polyester fabrics with the
presence of carrier fitted well with Freundlich isotherm model. Meanwhile
without the presence of carrier, adsorption fitted well with Langmuir isotherm
model."
2016
S64242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Gusti Nugraha
"ABSTRAK
Berdasarkan permasalahan yang terjadi Pemerintah melalui Menteri Keuangan
telah menetapkan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas impor produk
Polyester Staple Fiber sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.011/2010
tentang Pengenaan Bea Masuk Anti Dumping Terhadap Impor Polyester Staple Fiber dari
Negara India, Republik Rakyat Tiongkok, dan Taiwan dan berlaku sampai dengan tanggal
22 November 2015. Kemudian dengan diberlakukan perpanjangan BMAD, banyak para
industri khususnya industri hilir menyatakan penolakan karena akan merugikan industri
benang atau spinners dan hilir tekstil dalam negeri.
Penelitian tesis penulis merupakan penelitian normative yang bersifat kualitatif
dengan menggunakan teori Keadilan (justice), penulis melakukan pembahasan terhadap
pokok-pokok permasalahan guna menghasilkan suatu kesimpulan dan saran-saran atas hasil
penelitian.

ABSTRACT
Based on the problems that occurred the Government through the Ministry of
Finance has set the imposition of Anti Dumping Import Duty (BMAD) on imports of
Polyester Staple Fiber according Minister of Finance Regulation No. 196 / PMK.011 / 2010
concerning Imposition of Anti-Dumping Duty on the Import of Polyester Staple Fiber from
India , Republic of China, and Taiwan and valid until November 22, 2015. Then with the
imposition of the extension of BMAD, many industries, especially downstream industries
declared rejection because it would harm the industry of yarn or spinners and downstream
of domestic textiles.
The author's thesis research is a qualitative normative research using the theory of
Justice, the authors do the study of the main issues to obtain a conclusion and suggestions
on the results of research."
2017
T47792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amar Bramantiyo
"Tingginya penggunaan material polimer dengan matriks komposit (PMC) dalam berbagai aplikasi akhir ? akhir ini menimbulkan permasalahan baru terkait dengan ketebatasan sumber daya dalam memenuhi kebutuhan yang terus berkembang dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Salah satu jalan keluarnya adalah mencoba mencari material PMC alternatif yang lebih ramah lingkungan serta memiliki kekuatan yang baik yaitu material komposit dengan matriks polimer berpenguat serat alam.
Salah satu matriks untuk material PMC yang sering digunakan dan mudah dalam proses fabrikasinya adalah resin poliester tidak jenuh, matriks ini kemudian ditambahkan serat rami yang merupakan salah satu serat alam dengan kapasitas produksi dunia mencapai 100,000 ton pertahun.
Pada penelitian ini ingin diketahui pengaruh fraksi volum serat rami terhadap kekuatan impak, kekuatan tekuk dan kekuatan tekan material komposit. Fraksi volum rami yang digunakan antara 15% - 35% dengan interval 5%. Proses fabrikasi dilakukan dengan menggunakan metode hand lay up, yang dikombinasikan dengan penambahan tekanan selama proses curing. Hal ini dikarenakan metode hand lay up merupakan metode paling sederhana dalam proses pembuatan komposit walaupun memiliki beberapa catatan tekait kualitas material komposit yang dihasilkan berupa ketidak-merataan matriks dan ketidaklurusan serat.
Penambahan konsentrasi serat rami terhadap material komposit rami ?poliester secara umum memberikan pengaruh berupa peningkatan ketahanan impak dan kekuatan tekuk. Sedangkan untuk kekuatan tekan walaupun dari grafik hasil pengujian terlihat adanya peningkatan, namun kekuatan tekan material komposit rami ? poliester masih sangat rendah jika dibandingkan dengan material lain bahkan dibawah kekuatan material poliester murni. Hal ini dikarenakan rendahnya kualitas material komposit hasil fabrikasi dengan metode hand lay up.
Nilai optimum konsentrasi serat pada penelitian ini terdapat pada konsentrasi serat rami 35 % Vf. Yaitu dengan kekuatan impak rata ? rata sebesar 82.38 KJ/m2, kekuatan tekuk rata ? rata sebesar 125 MPa dan kekuatan tekan rata?rata sebesar 80.22 MPa.

The highly use of polymer matrix composite (PMC) in various application this days has caused another issues like environment and limited natural resources. One of the way out is to find alternative PMC materials which have good properties and also environment friendly like natural fiber reinforced composite (NFRC)
Polyester is one of PMC matrix which has widely use in composite with various fiber and jute as fiber is natural fiber which production scale in the whole country extend one hundred million tons in one year.
The purpose of this research is to know effect of jute fiber concentration on mechanical properties of jute polyester composite such as impact resistance, flexural strength and compressive strength. For fabrication, hand lay up process combining compressive load during curing time is used. This is because the hand lay up is the most simply method in accordance to making PMC. Although this method has some notes related to quality product such as fiber misalignment and matrix distributed.
The addition of jute concentration in jute ? polyester composite has increased the value of impact resistance and flexural strength. While for compressive test decreased because of fabrication product by hand lay up method has low quality surface performance, compressive strength of jute polyester composite is very low compare to another materials even pure unsaturated polyester resin has higher compressive strength than jute ? polyester composite.
The optimum volume fraction in this research is held by 35 % Vf of jute fiber concentration with impact resistance 82.38 KJ/m2, Flexural strength rate 125 MPa and compressive strength of material 80.22 MPa."
2008
S41674
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Yusuf
"ABSTRAK
Flap mukoperiosteal dan penutupannya sering dilakukan dalam praktek bedah mulut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengaruh 2(dua) jenis bahan jahitan yaitu "synthetic absorbable polyester suture" dan "non absorbable suture" terhadap penyembuhan luka flap mukoperiosteal sesudah tindakan odontektomi molar ketiga rahang bawah impaksi kelas I posisi B mesioangular. Penilaian tingkat penyembuhan dari kedua kelompok, yang masing-masing terdiri dari 15(lima belas) dan 16(enam belas) sampel, didasarkan atas pengamatan klinis. Dengan menggunakan test Chi-square sebagai uji statistik, terungkap bahwa tidak ada perbedaan bermakna mengenai lama penyembuhan luka flap mukoperiosteal yang dijahit dengan benang "synthetic absorbable polyester" dan "non absorbable".
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Dewanto
"Perkembangan industri yang pesat dan persaingan yang semakin sengit dan berubah dengan sangat cepat mcnyebabkan, banyak perusahaan ntanufaktur berkerja keras untuk tetap berusaha dalam meningkatkan produksi yang lebih efektif dan efisien. Keadaan ini akan menimbulkan usaha-usaha untuk menekan biaya produksi yang harus dikeluarkan namun tetap dapat menghasilkan suatu produk yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan dan harapan pelanggan. Salah satu cara untuk menekan biaya produksi tersebut adalah usaha untuk mengurangi produk cacat atau produk yang keluar dari spesifikasi pelanggan. Dengan kata lain, kualitas yang baik menjadi suatu kunci sukses untuk tetap bertahan dalam persaingan bisnis. Demikian juga bagi PT Branta Mulia Teijin Indonesia sebagai produsen dan pemasok benang poliester atauu bahan baku pembuatan ban membutuhkan suatu strategi operasi dalam peningkatan kualitas agar tetap dapat bertahan di persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif.
Permasalahannya sekarang adalah PT Branta Mulia Teijin Indonesia masih menernukan terjadinya abnormalitas pada produk yang dihasilkan yaitu benang cacat secara fisik dan kualitas benang yang keluar dari spesifikasinya. Berlatar belakang permasalahan tersebut maka Penulis ingin menyampaikan suatu paparan penelitian tentang pengendalian kualitas dengan Metodologi Six Sigma untuk dapat diterapkan di PT Branta Mulia Teijin Indonesia sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
Six Sigma adalah salah satu strategi operasi yang menitikberatkan pada fokus kegiatan atau proses usaha pada penciptaan produk yang mendekati sempurna. Penekanan utama dalam implementasi Six Sigma adalah mutlaknya pengukuran karena tanpa adanya pengukuran terhadap kualitas maka program Six Sigma akan menjadi sia-sia dan akan tenggelam menjadi sebuah slogan manajemen biasa.
Penelitian yang dilakukan di dalam Karya Akhir ini adalah mencoba menerapkan Metodologi Six Sigma melalui pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improvement, Control). Pendekatan tersebut sangat berguna dilakukan bagi perusahaan karena secara runtun dan sistematis diuraikan mengenai pendefinisian masalah, pengukuran kualitas yang sudah dicapai, mcnganalisa pennasalahan dan memperbaiki masalah kemudian melakukan kontrol terhadap hasil yang sudah dicapai. Dari analisa yang dilakukan didapat suatu informasi yang sangat berguna bagi perusahaan mengenai pemecahan masalah abnormalitas benang poliester yang sedang terjadi melalui pendekatan DMAIC. Pada fase pendefinisian ditemukan masalah benang cacat pada kualitas properti benang dan fisik benang. Dari hasil identifikasi ditemukan bahwa masalah kualitas properti benang yang menjadi vital few adalah kualitas tenacity, oil pick up dan shrinkage dengan faktor penyebab yaitu kondisi proses yang tidak sesuai dengan target kualitas yang diharapkan dan abnormalitas pada mesin. Identifikasi juga dilakukan terhadap masalah kualitas fisik benang dan yang menjadi vital few adalah spreaded yarn (benang penah), clipped (benang terjepit) dan sloughed (benang kusut). Adapaun faktor penyebab masalah tersebut adalah high yarn tension dan kondisi mesin winder yang kurang baik. Dengan demikian diperlukan perbaikan terhadap masalah tersebut yaitu perbaikan langsung terhadap mesin dan parameter kondisi operasi. Dengan kondisi sekarang ini, level sigma kualitas benang poliester yang dicapai masih berkisar 3 sigma artinya masih terdapat kurang lebih 66.807 kesalahan per satu juta kesempatan dan pengukuran terhadap indek Cpk juga masih dirasa kurang baik karena ada beberapa kualitas properti benang poliester yang masih mempunyai nilai indek Cpk dibawah 1,33. Dan hasil pengukuran kualitas yang dicapai pada kondisi sekarang ini maka sudah saatnya perusahaan berusaha meningkatkan kualitas yang lebih baik lagi dengan mencoba menerapkan Metodologi Six Sigma seperti yang diusulkan Penulis pada Karya akhir ini.
Penerapan Metodologi Six Sigma ini akan lebih baik lagi jika didukung sepenuhnya oleh pimpinan puncak perusahaan karena menyadari penlingnya pelaksanaan slrategi Six Sigma yang berdampak positif bagi kelangsungan hidup perusahaan dan karyawan. Di samping itu pula diperlukan komitmen dari pimpinan puncak karena implementasi Six Sigma pada lase awalnya lebih berat secara aspek perilaku dari pada operasionalnya sendiri. Kebanyakan perusahaan tidak terbiasa mengukur defect atau kesalahan misalnya pelanggan yang kecewa terhadap bentuk kemasan dan masih banyak hal lain yang kelihatannya sepele tetapi mempunyai dampak yang besar bagi kepuasan pelanggan.

Rapid industrial progress and increasingly keen competition, along with extremely fast changes in the business environment, have caused many manufacturing companies to work hard in maintaining a more effective and efficient production. This condition will cause more efforts to decrease production costs but it still can produce a good quality product and fulfills the customer's desires and expectations. In other words, good quality is the key to success iii business competitions.
PT Branta Mulia Teijin Indonesia as a producer and supplier of polyester threads, which are one of raw material for making tires, still finds abnormalities in its products, i.e. physically defective threads and threads which deviate from their specifications. Based on those facts, the Author would like to present the research about quality control with the Six Sigma Methodology, to be implemented at PT Branta Mulia Teijin Indonesia as a viable solution to the problem at hand.
Six Sigma is one of the operation strategy which emphasizes a focus on activities or processes to create a near-perfect product. The main emphasis on Six Sigma implementation is the exactness of measurement, because without the measurement of quality the Six Sigma program will be of no use and will degenerate into an empty management slogan.
The research that was done in this Final Thesis pertains to attempt the Six Sigma Methodology implementation through the DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improvement, Control) Approach. This approach is very useful for the company because it sequentially and systematically explains the definition of the problem, measures the quality that has been achieved, analyzes and rectifies the problems, and then controls the results achieved. The analysis will yield information that will be very useful to the company, in terms of finding a solution to the problem of polyester thread abnormality through the DMAIC approach. The result of define phase are problems of physically defective threads and threads which deviate from their specification. From the define phase found the vital few of the problem such as the quality of tenacity, oil pick up and shrinkage. The cause factors of those problems are unsuitable process conditions that are not match with the expected target and also machines abnormalities. Identification phase had also been done on physical yarn quality resulting the vital few of the problems such as spreaded yarn, clipped and sloughed. The cause factors of those problems are high yarn tension and worst winder machines conditions. Thus are needed the improvements to solve the problem such as direct improvements to solve machines problems and parameter conditions in the field. Another improvement is using FMEA implementation to solve the problem. The result of FMEA analysis are the equipments such as godet roller, traverse cam, Mo nozzles and gear pump polymer need to be improved and controlled more frequently.
The current conditions of EMTI's sigma level of the polyester thread's quality is still at approximately 3 sigma, which means that there is a probability of 66.807 defects per million opportunities, and the measurement of the Cpk index is also deemed inadequate due to the fact that there are several qualities of the polyester thread which still have Cpk index scores below 1.33. The result of the measurement of quality during present conditions shows that the company has reached a point at which it should endeavor to improve the quality of its products, by attempting to implement the Six Sigma Methodology as suggested by the Author in this Final Thesis.
The Six Sigma Methodology will be better implemented if it is fully supported by the top management of the company, due to the management's realization of the importance of implementing the Six Sigma strategy that will have a positive impact on the survival of both the company and its employees. Furthermore, a commitment from top management is needed because at initial stages the Six Sigma implementation is more difficult in its behavioral aspects than in its operational ones. Most companies are simply not accustomed to measuring defects or errors such as the customer's dissatisfaction at the shape of the product's packaging, ,ind other seemingly trivial details that may have a tremendous impact on the customer's satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>