Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safitri Dian Sari
Abstrak :
Polikarbonat merupakan jenis plastik yang terkenal karena sifat transparan dan kekuatannya. Material ini diproduksi dalam bentuk lembar, film, dan profil. Polikarbonat berkembang pesat karena potensial untuk diterapkan pada berbagai aplikasi (botol minum, rumah lampu, lensa kaca mata dan sebagainya). Pada bidang arsitektur, polikarbonat diterapkan sebagai material pengkacaan dengan mengandalkan sifat transparannya. Bahkan material ini mulai digemari dibandingkan kaca dengan diterapkan sebagai penutup, jendela, atap, bahkan cladding atau curtain wall. Namun apakah penerapan polikarbonat akan berhenti setelah itu? Atau mungkinkah material ini diterapkan sebagai material struktural di kemudian hari? Karya tulis ini akan menjelaskan lebih jauh mengenai material polikarbonat (karakteristik, jenis, pengolahan, dan sebagainya) sehingga dapat diterapkan pada berbagai desain arsitektur dan menggali potensi material ini untuk dapat dikembangkan sebagai material struktural. ......Polycarbonate is plastic polymer which is famous because its transparency and strength. This material is produced in sheets, films, and profiles. Polycarbonate has been growing fast because it gains potencies to be used in a lot of appliance (bottles, lamp housings, glasses lenses, etc). In architecture, polycarbonate is used for glazing by count on its transparency. Infact, this material is started to be more desirable than glass in its appliance as coverings, windows, roofs, even claddings or curtain walls. But is that all? Or could it be used as structural material? This paper will explain deeper about polycarbonate (characteristics, types, blends, etc) until it?s usable in many architecture design and explores its potency to be developed as structural material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48450
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yaya Muhayar
Abstrak :
Splash zone merupakan salah satu zona paling korosif suatu struktur di lingkungan laut, dimana struktur di lingkungan splash zone mempunyai paparan radiasi ultraviolet yang lebih tinggi, mengalami pasang-surut, kelembapan tinggi dan lingkungan yang banyak mengandung klorida. Selain itu splash zone banyak mengalami abrasi dan keausan yang parah yang disebabkan oleh benturan pasir, air laut, limbah terapung dan kontaminasi lainnya sehingga proteksi korosi di lingkungan splash zone menjadi topik penting untuk dikembangkan. Salah satu proteksi korosi yang umum digunakan di area splash zone adalah penggunaan Epoksi glass flake yang mempunyai kemampuan penghalang (barrier) yang sangat efektif bagi penetrasi air. Glass flake juga dapat meningkatkan ketahan impak dan abrasi. Melalui penelitian ini, penulis tertarik untuk menganalisa penggunaan serbuk polikarbonat dari gallon bekas yang dicampurkan kedalam resin epoksi sebagai alternatif dari glass flake sehingga diharapkan mempunyai kemampuan penghalang (barrier) korosi saat diaplikasikan di struktur lingkungan splash zone. Sistem pelapisan ini diteliti dengan sampel yang mempunyai ketebalan 350 mikron dengan variabel komposisi serbuk polikarbonat masing masing 0 wt% (CT1), 5wt% (CT2), 15wt%(CT3) dan 33wt%(CT4). Berdasarkan variabel-variabel tersebut kemudian dilakukan uji proteksi korosi dengan pengujian sembur garam dan EIS (Impedansi Spektroskopi Impedansi) serta pengujian mekanis melalui pengujian daya lekat, pengujian impak. Hasil percobaan karakterisasi menggunakan EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy), uji semprot garam, serta uji mekanik. Komposisi optimal penggunaan serbuk polikarbonat pada lapisan epoksi adalah 5wt%(CT2) sehingga dapat digunakan untuk struktur baja pelindung korosi di lingkungan splash zone ...... Splash zone is the most corrosive structure in the marine environment, where structure in splash zone have higher exposure to UV radiation, high humidity, high chloride. in Addition, the splash zone has experienced severe abrasion and wear. One of corrosion protection in splash zone is glass flake epoxy which has barrier capability for water penetration, impact, and abrasion resistance. Authors interested in analysing the use of polycarbonate powder from gallon waste as reinforce to epoxy resin that is expected to have a corrosion barrier ability when applied to the splash zone. Coating system was investigated with dry thickness of 350 microns with variable composition of 5 wt.%, 10 wt.% and 33 wt.% polycarbonate powder. The experimental result were characterized using EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy), salt spray test, as well as mechanical testing.The optimum composition polycarbonate reinforcement in the epoxy coating is 5wt%, It can be used for corrosion protection steel structures in the marine splash zone environment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rithwik Chandur Nathani
Abstrak :
Ada banyak metode yang telah dikembangkan untuk menghasilkan mikrokapsul untuk keperluan enkapsulasi sel punca. Namun, emulsi mikrofluida ditemukan memuaskan karena memungkinkan kita untuk menghasilkan tetesan berukuran rata yang dapat dikontrol secara efisien, di mana bahkan memungkinkan untuk melakukan enkapsulasi sel tunggal di setiap tetesan. Namun proses ini bukan tanpa masalah, terlihat bahwa kapsul mikro mudah larut dalam larutan buffer salin Ca2+/Mg2+. Masalah menunjukkan bahwa kapsul memiliki kekuatan mekanik yang buruk dan tidak stabil. Oleh karena itu, enkapsulasi ganda diperlukan, yang memungkinkan untuk menambahkan lapisan lain ke kapsul yang akan memungkinkan stabilitas lebih baik dan meningkatkan kekuatan mekanik. Di sini, studi awal enkapsulasi lapisan ganda dilakukan dengan menggunakan teknologi Lab-On-Chip dan minyak serta air sebagai bahan pengujian. Studi ini mengeksplorasi penggunaan Chip Polycarbonate (PC) dan Polydimethylsiloxane (PDMS) untuk enkapsulasi lapisan ganda. Simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) awalnya dilakukan untuk memastikan bahwa laju aliran sesuai untuk pengujian chip dan kemudian chip diuji secara individual dan dikarakterisasi, di mana parameter yang sesuai untuk enkapsulasi lapisan ganda diperoleh dan digunakan untuk menghasilkan sistem enkapsulasi ganda. Hasilnya menunjukkan karakteristik generasi tetesan dari chip individu dan desain sistem dua chip yang sukses yang dapat menghasilkan enkapsulasi lapisan ganda dengan ukuran sekitar 1300 -1700μm. Studi banding juga mengkonfirmasi fenomena yang diamati. Tulisan ini dapat digunakan untuk riset lebih lanjut pada enkapsulasi dua lapis terkendali mengunakan Lab-on-Chip. ...... There had been many methods developed to generate microcapsules for stem cell encapsulation purposes. However, microfluidic emulsion is found to be satisfactory as it allows us to generate a controllable even sized droplets efficiently, where it is even possible to encapsulate single cell in each droplet. However, this process does not come without a problem, it was noticed that the micro capsules were easily dissolved in a saline buffer solution Ca2+/Mg2+. The issue shows that the capsules had poor mechanical strength and were unstable. Therefore, double encapsulation was introduced, which allows us to add another layer to the capsule with would allow more stability and increase mechanical strength. Here, an initial study of double layer encapsulation is conducted with Lab-On-Chip technology using oil and water as testing materials. This study explores the use of Polycarbonate (PC) and Polydimethylsiloxane (PDMS) Chip for double layer encapsulation. A Computational Fluid Dynamics (CFD) simulation was initially conducted to ensure that flowrates were suitable for chip testing and then the chips are tested individually and characterized, where suitable parameters for double layer encapsulation were obtained and used to generate a double encapsulation system. The result shows the droplet generation characteristics of individual chips and a successful two chip system design that could generate double layer encapsulations with sizes of approximately 1300 -1700μm. Comparative studies also confirmed observed phenomenon. This paper can be used for further studies in controllable double-layer encapsulation using Lab-on-Chip.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library