Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1976
574.526 3 EFF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yessamah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S27709
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabitha Putriajeng Nuraisya
"Anemia merupakan masalah kesehatan global yang dapat menyerang semua kalangan. Prevalensi anemia secara global adalah sebesar 24,8%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kadar polutan dalam darah dengan kejadian anemia pada warga DAS Citarum, Jawa Barat. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari penelitian INDOHUN yang diambil pada tahun 2018. Hubungan polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr dengan anemia dianalisis menggunakan uji Chi-square dengan nilai kemaknaan α 0,05 dan interval kepercayaan 95%. Dari 162 subyek yang didapat, ditemukan 16,7% (n=27) menderita anemia dan 17,3% (n=28) terdeteksi logam berat (Hg/Pb/Cd/Cr) dalam tubuh. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan signifikan (P=1,000) antara polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr dengan anemia. Hingga saat ini, belum ada studi yang secara spesifik melihat hubungan antara polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr di air dengan risiko anemia.

Anemia is a global health problem that can affect all population. The global prevalence of anemia is 24,8%. Diagnosis of anemia is confirmed by the measurement of hemoglobin concentration. According to the WHO, the hemoglobin cutoff assigned for the diagnosis of anemia was <13 g/dL for men and <11.6 g/dL for women. This study aims to determine the relationship between levels of pollutants in the blood and the incidence of anemia in residents near the Citarum River, West Java. This is a cross sectional study that uses secondary data from INDOHUN’s main research taken in 2018. The relationship between pollutants and anemia is measured by doing chi-square test with α equal to 0,05 and 95% confidence interval. Out of 162 subjects obtained, 16,7% (n=27) was detected to have anemia and 17,3% (n=28) was detected to have heavy metal (Hg/Pb/Cd/Cr) in their body. The results of this study showed that there was no significant relationship (P=1,000) of the Hg, Pb, Cd, and Cr pollutants with anemia. To date, no study has specifically looked at the relationship between Hg, Pb, Cd, and Cr pollutants in water and the risk of anemia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Eviane
"Polusi udara yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan di bandara semakin menjadi perhatian masyarakat, dan menjadi subyek peraturan pemerintah yang semakin ketat. Operator Bandara diwajibkan untuk mengendalikan polusi yang timbul, serta bersikap terbuka terhadap kualitas udara yang mungkin dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membuat model bagi sebaran polutan udara dan memprakirakan konsentrasi polutan udara yang dihasilkan dari operasional landasan pacu dan apron di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi (Manado) sampai dengan tahun 2024 sesuai dengan program pemekaran bandara. Data dikumpulkan di area sekitar bandara pada tahun 2018, sedangkan data sekunder iklim dalam kurun waktu 10 tahun, dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2018,diperoleh dari Stasiun Klimatologi Sam Ratulangi. Permodelan dispersi gas polutan udaradisusun menggunakan persamaan Gaussian Plume. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak AERMOD dan visualisasi hasil menggunakan perangkat lunak GIS. AERMOD yang merupakan perangkat lunak yang direkomendasikan oleh US-EPA untuk memprediksi dampak polutan udara. Hasil permodelan kegiatan operasional landasan pacu pada tahun 2024 memprediksi konsentrasimaksimum NOx; HC; dan CO masing-masing adalah 250 μg.m-3 ; 6,4 µg.m-3 ; dan 87 µg.m-3 . Hasil permodelan juga memprediksi konsentrasi maksimumNOx ; CO; dan PM10 sebesar 260 μg.m-3 ; 892 μg.m-3 ; dan 2.5 μg.m-3 yang dihasilkan dari kegiatan apron pada tahun 2024. Hasil permodelan memprediksi bahwa di tahun 2024 polusi udara di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Indonesia No. 22 tahun 2020. Guna memitigasi peningkatan emisi udara akibat dari peningkatan kapasitas bandara, beberapa rekomendasi telah diajukan di beberapa bidang, seperti di bidang manajemen operasi, teknologi, kebijakan dan regulasi, serta penyediaan area hijau."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2021
620 JIA XIII:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Hanifa Irliana
"ABSTRACT
Aktivitas manusia menghasilkan air limbah domestik yang mengandung berbagai jenis polutan, termasuk organik, padatan, dan nutrien. Tingginya konsentrasi polutan yang dibuang ke badan air dapat menurunkan kualitas air yang akan memberikan dampak-dampak lainnya. Lahan basah buatan Constructed Wetlands CW banyak digunakan sebagai alternatif pengolahan air limbah dan dapat dibedakan menurut sistem alirannya, diantaranya aliran sub-permukaan vertikal Vertical Sub-Surface Flow VSSF dan horizontal Horizontal Sub-Surface Flow HSSF. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan efisiensi penyisihan polutan dengan memanfaatkan keunggulan dari masing-masing sistem aliran. Penelitian ini menggunakan 1 reaktor hybrid CW kombinasi VSSF CW dan HSSF CW dan 1 reaktor HSSF CW aliran tunggal untuk dibandingkan efisiensi pengolahannya. Kedua reaktor diberi perlakuan sama dalam hal jenis media, tanaman, volume reaktor, serta waktu tinggal. Jenis media yang digunakan adalah pasir dan kerikil. Spesies tanaman yang digunakan adalah Canna indica. Waktu tinggal ditetapkan selama 1 hari. Parameter yang diuji adalah COD, TSS, amonia, deterjen MBAS, serta minyak dan lemak. Air limbah dialirkan ke masing-masing reaktor secara batch selama 10 hari. Untuk membandingkan efisiensi pengolahan kedua reaktor, dilakukan uji t-independen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa HSSF CW menghasilkan efisiensi penyisihan COD sebesar 83,02, TSS sebesar 90,1, amonia sebesar 60,74, MBAS sebesar 89,14, dan minyak sebesar 32,21. Sementara itu, reaktor hybrid CW menghasilkan efisiensi penyisihan COD sebesar 84,91, TSS sebesar 91,24, amonia sebesar 84,8, MBAS sebesar 90,83 dan minyak sebesar 32,58. Parameter amonia, MBAS, dan minyak telah menunjukkan efluen yang memenuhi baku mutu lingkungan. Uji t-independen menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan hanya ditunjukkan pada penyisihan amonia, dimana hybrid CW lebih efisien daripada HSSF CW.

ABSTRACT
Human activities produce domestic wastewater containing various types of pollutants, including organic, solid, and nutrient. The high concentration of pollutants discharged into water bodies can degrade the quality of water that will lead to further impacts. Constructed Wetlands CW is widely used as an alternative to wastewater treatment and can be differentiated according to the flow system, such as Vertical Sub Surface Flow VSSF and Horizontal Sub Surface Flow HSSF. This research aimed to analyze the efficiency improvement of pollutant removal by utilizing the advantages of each flow system.This research used a hybrid CW reactor a combination of VSSF CW and HSSF CW and a single flow HSSF CW reactor to compare their removal efficiencies. Both reactors were treated equally in the type of media, the type and number of plants, the volume of the reactor, and the retention time. The types of media used are sand and gravel. The plant species used is Canna indica. Retention time is set for 1 day. The parameters tested were COD, TSS, ammonia, detergent MBAS, as well as oils and fats. Canteen wastewater was flowed in batch system for 10 days. To compare the removal efficiency of the two reactors, an independent t test was conducted. The results showed that HSSF CW resulted in COD removal efficiency of 83,02, TSS 90,1, ammonia 60,74, MBAS 89,14, and oil 32,21. Meanwhile, hybrid CW produced COD removal efficiency of 84,91, TSS 91,24 , ammonia 84,8, MBAS 90,83 and oil 32,58. The ammonia, MBAS, and oil parameters have shown that the effluent meets the environmental quality standard. The independent t test shows that significant differences are only shown in ammonia removal, where hybrid CW is more efficient than HSSF CW."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Surya Utami
"Nox terbentuk dari kombinasi N2 dan O2 paa temperatur dan tekanan tinggi yang terjadi pada proses pembakaran bahan bakar. Sumber NOx diantarannya adalah NO, NO2 dan N2O mempunyai peranan penting dalam perubahan kimia dari lapisan ozon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
UI-JURTEK 23:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Simon Steven
"Isolator polimer epoxy resin memiliki kelebihan diantaranya beban lebih ringan, sifat rugi dielektrik yang lebih kecil, serta resistivitas volume yang lebih tinggi. Kelebihan lain adalah proses produksi yang relatif lebih cepat dan biaya produksi yang lebih murah. Selain kelebihan tersebut isolator jenis epoxy resin juga memiliki kekurangan, yaitu menurun nya kinerja isolator apabila digunakan pada daerah berpolutan tinggi. Skripsi ini dilakukan percobaan terhadap isolator epoxy resin dengan memberikan polutan buatan. Isolator pada transmisi tegangan tinggi yang terkontaminasi akan memiliki konduktansi yang berbeda-beda. Semakin besar konduktansi dari lapisan pengotor maka arus bocor yang terjadi akan semakin besar.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana isolator epoxy resin dipengaruhi oleh polutan-polutan yang ada.Pengujian dilakukan terhadap bahan-bahan seperti garam-garaman (NaCl),debu(CaCO3), dan Carbon sebagai polutan asap kendaraan bermotor. Dari penelitian yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan antara lain, berkurangnya tahanan pada permukaan konduktor selain dipengaruhi oleh konsentrasi endapan garam juga dipengaruhi oleh daya higroskopis dan daya rekat polutan pada permukaan isolator, semakin jauh jarak antar elektroda yang diambil untuk mengukur tahanan permukaan, maka tahanan akan bertambah, pada kadar 100 gram dan 300 gram, CaCO3 memiliki tahanan permukaan yang paling rendah, sedangkan pada kadar 500 gram, Carbon merupakan polutan yang menyebabkan kadar permukaan terendah.

Polimer epoxy resin Isolator have many advantage, one of them it is more lite, smaller dielektrik loses, and higher resistivity volume. other advantage is a rather fast production process and a cheap cost. other than those advantage epoxy resin isolator also have disadvantage that is, the decrease of isolator function if it is used in a high pollutan area. in this research an experiment to epoxy resin isolator have been done with giving synthetic pollutn. the high voltage transimission isolator which were contaminated will have different conductance. the bigger the conductance from the polluted layer, the bigger the leaking stream will become.
This research is done to know how far epoxy resin isolator is influenced from pollutans. the testing is done to ingridients such as salts (NaCl), dust (CaCO3), and carbon as motor vehicle pollutan. from the research that is done, a conclusion were made that, the decrease of resistivity on the conductor surface other than influenced by endapan salt also influenced by higroscopic power and the pollutan daya rekat to the isolator surface, the more distance between electrode that is taken to measure the surface resistivity, the larger the resistivity will be, in 100 gram and 300 gram dosage, CaCO3 have the lowest surface resistivity, while the meantime pada kadar 500 gram, Carbon were the lowest surface resistivity pollutan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51026
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Nasikin
"Persoalan pencemaran udara di kota-kota besar Indonesia. khususnya di wilayah DKI Jakarta, secara objektif telah banyak diungkapkan. Berbagai penelitian telah dilakukan dengan hasil yang saling mendukung polusi udara di Jakarta sudah sangat parah. Berdasarkan penelitian United Nation for Enviroment Program (UNEP), Oktober 1995, tingkat pencemaran udara di Jakarta sudah melebihi baku mutu lingkungan, dan menempatkan Jakarta sebagai kota terburuk ketiga, dalam hal polusi udara, setelah Meksiko dan Bangkok.
Kekotoran akan zat pencemar (polutan) tersebut sebagian besar merupakan sumbangan dari gas buang kendaraan bermotor. Bapedal telah mengidentifikasikan sumber-sumber utama polusi udara, dimana disebutkan bahwa 70% dari pencemaran udara Jakarta adalah emisi gas buang kendaraan bermotor dan 30% dari sumber lain. Dari 70% ini, lebih rinci lagi diidentifikasikan: 63% gas buang sepeda motor, 34% mobil pribadi dan sisanya kendaraan umum dan taksi. Data dari Bapedal juga menyebutkan bahwa sumbangan polusi udara di Jakarta: 73% NDx, 89% hidrokarbon, 100% timah hitam, dan 44% SPM berasal dan sektor transportasi.
Pemda DKI juga telah melakukan uji emisi terhadap kendaraan bermotor. Dari data Biro Lingkungan Hidup DKI menunjukkan kecenderungan yang semakin parah. Pada tahun I994/1995 tercatat bahwa 58% kendaraan yang diuji tidak memenuhi syarat BME. Angka ini kemudian naik menjadi 67% pada tahun 1995/1996, meskipun agak menurun pada tahun 1996/1997 menjadi 63%.
Berdasarkan penelitian lainnya didapatkan bahwa tingkat pencemaran udara di Bandung, Jakarta dan Surabaya, telah jauh melebihi ambang batas yang diperbolehkan Undang-Undang Lingkungan Hidup, masing-masing 2 kali, 10 kali dan 2 kali. Salah satu jenis polutan tersebut adalah NOx dengan kadar 0,5 ppm, sedangkan batas mutu yang diperbolehkan hanya sebesar 0,05 ppm. Zat pencemar lain seperti CO (dengan baku mutu 20 ppm). SO, dan hidrokarbon lain menunjukkan kecenderungan yang sama.
Akibat polusi udara, tingkat penderita asma di Jakarta jauh lebih tinggi dibanding kota lain yang kurang tercemar. Lebih dari 16% anak-anak di Jakarta terkena asma. Secara umum, dampak yang ditimbulkan akibat polusi udara antara lain adalah:
1. Peningkatan morbiditas.
Beberapa bahan pencemar dapat melemahkan sistem days tahan tubuh, sehingga memudahkan timbulnya berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit infeksi.
2. Penyakit tersembunyi, tidak jelas, tidak spesifik, antara sakit dan tidak sakit, sehingga mengganggu pertumbuhan, perkembangan, serta umur.
3. Mengganggu fungsi fisiologis organ tubuh: paru-paru, syaraf, transpor oksigen ke seluruh jaringan serta kemampuan sensorik.
4. Kemunduran penampilan, aktivitas atlet, kemampuan motorik, aktivitas belajar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai studi mengenai kebakaran hutan sudah dilakukan dan belum banyak
kemajuan yang dicapai untuk mengatasi masalah ini di Indonesia. Alasan-alasannya
antara lain adalah kerancuan kebijakan, keterbatasan pemahaman tentang
dampaknya terhadap ekosistem dan kekaburan tentang berbagai penyebab kebakaran
hutan sebagai akibat ketidakpastian tanggapan secara ekonomi dan kelembagaan
terhadap kebakaran hutan. Masalah kebijakan yang terkait dengan kebakaran
hutan/lahan adalah pencemaran kabut asap, degradasi hutan dan deforestasi beserta
hasil hutan dan jasanya yang juga hilang, dan dampak negatifnya bagi sektor pedesaan
akibat emisi polutan yang ditimbulkan dari kebakaran hutan tersebut. Oleh sebab itu
sangat perlu adanya pengawasan ketat dari pemerintah daerah di Indonesia dalam
upaya mengurangi dan menanggulangi kebakaran hutan termasuk pengembangan
kerjasama antar instansi terkait."
620 DIR 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Glass bracelets from Samudera Pasai is made using simple technology with low temperature combustion level. It,s possible that glass bracelets are the goods in a mass production to be accessible by the public. during that period , glassmaking technique with better quality has been known much earlier in other parts of Nusantara. Glass bracelets are also known by the name of chettiar."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>