Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahajan, S.P.
Bombay: Tata McGraw-Hill, 1985
628.168 3 MAH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hanley, N. author
New Delhi: CBS Publishers & Distributors Pvt Ltd, 2016
628.5 HAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Hendarto
Abstrak :
Peternakan sapi perah, merupakan salah satu usaha peternakan dengan tujuan untuk memberikan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani peternak. Peternakan sapi perah, juga merupakan introduksi teknologi dari luar negeri, kegiatannya berpotensi menimbulkan pencemaran. Pencemaran pada usaha peternakan, menurut kegiatannya, dapat dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu pencemaran di sekitar tempat usaha peternakan dan pada hasil ternak berupa susu. Agar potensi timbulnya pencemaran dapat ditekan, diperlukan upaya pengendalian. Peternak sebagai pengelola usaha peternakan, dituntut untuk melakukan upaya pengendalian pencemaran, yang dalam bidang peternakan, dipengaruhi oleh latar belakang atau karakteristiknya yakni umur, mata pencaharian, tingkat pendidikan, lama beternak, jumlah ternak yang dipelihara, pendapatan, keterlibatan peternak dalam lembaga sosial dan tipe usaha peternakan. Penelitian dilakukan pada peternakan sapi perah rakyat di Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah yang mendapat bantuan ternak dari Proyek Pengembangan Sapi Perah Baturraden bantuan Pemerintah dengan sistem Sumba Kontrak. Tujuan penelitian untuk mengetahui peran serta peternak dalam upaya pengendalian pencemaran dan hubungan antara variabel karakteristik peternak dengan variabel upaya pengendalian pencemaran. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Penelitian bersifat diskriptif analisis. Teknik sampling yang digunakan adalah Multi Stage Purposive Random Sampling menurut petunjuk Sutrisno (1981), hingga didapat 15 desa sampel dan 133 responden (17,8 persen populasi peternak). Variabel bebas dalam penelitian adalah karakteristik peternak yang diasumsikan memberi pengaruh dalam upaya pengendalian pencemaran, sedangkan variabel terikatnya adalah upaya pengendalian pencemaran di sekitar tempat usaha peternakan dan hasil ternak berupa susu. Dalam usaha mengkuantitatifkan kondisi kualitatif, digunakan bentang 1-5 dari kondisi sangat kurang sampai sangat baik. Untuk mengetahui pengaruh antar variabel, digunakan rumus koefisien korelasi Pearson dan Uji t, sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh, digunakan Uji Koefisien Determinasi. Berdasarkan uji di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Upaya pengendalian pencemaran yang dilakukan peternak sapi perah di sekitar tempat usaha peternakan, terdapat pada tingkat cukup berperanserta, sedangkan upaya pengendalian pencemaran terhadap hasil ternak berupa susu, pada tingkat baik peransertanya. Hal tersebut ditunjukkan dengan usaha peternakan sapi perah yang sebagian besar (52,53 persen) terdapat di tengah-tengah permukiman penduduk dengan potensi menimbulkan pencemaran, walaupun kondisi tersebut masih dapat diterima oleh masyarakat. Untuk hasil ternak berupa susu, ditunjukkan dengan tingkat pemahaman yang telah baik dalam hal hasil susu dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, walaupun pada kondsisi termotivasi oleh persyaratan penerimaan kualitas susu. 2. Terdapat hubungan antara umur, tingkat pendidikan, jumlah ternak yang dipelihara, pendapatan peternak, keterlibatan peternak dalam lembaga sosial dan tipologi usaha peternakan dengan upaya pengendalian pencemaran di sekitar tempat usaha peternakan dan pengaruh terbesarnya adalah variabel tingkat pendidikan sebesar 12,25 persen. Hal tersebut ditunjukkan pada kenyataan bahwa mayoritas peternak berpendidikan rendah. 3. Terdapat hubungan antara mata pencaharian, tingkat pendidikan, lama beternak, jumlah ternak yang dipelihara, keterlibatan peternak dalam lembaga sosial dan tipologi usaha peternakan dengan upaya pengendalian pencemaran terhadap hasil ternak berupa susu, dan pengaruh terbesarnya adalah variabel jumlah ternak sebesar 34,81 persen. Hal tersebut ditunjukkan pada kenyataan bahwa mayoritas peternak jumlah pemilikan ternaknya, sedikit. Dattar Kepustakaan : 63 (1957-1995). Jumlah halaman permulaan xx, jumlah dalam isi 167, Tabel 22, Gambar 3, dan Lampiran 11
Dairy cattle production is one of animal production. It has purposes for increasing the income and enhancing the prosperity of farmers. Culturally, dairy cattle is merely introduced technology from Western countries. In fact, dairy cattle production has a potency to make pollution, caused by this activity itself. Pollution on dairy cattle, from their activity can be divided into two kinds i.e. pollution around the farm and pollution on the product of milk. In order to eliminate the potency of the pollution, then, the effort to control it is urgently needed. To control pollution in their farm. The success of the effort is influenced by their background or their characteristic i.e. age, mean of livelihood, level of education, the duration in conducting animal production activity, number of animal, income of farmers, participation of farmers on social institution and type of animal production. The research was conducted in Banyumas Regency, Central Java Province, and was on animal production held by the farmers who obtained the aid from the Development Dairy Cattle Paturraden Project from the Government, by Sumba Contract system. The aim of the research was to uncover participation farmers on pollution control and correlation between the farmers characteristics and the effort of pollution control. Survey method and descriptive analysis were used in this research. 133 respondents from 15 samples villages were collected by Multi Stage Purposive Random Sampling from Sutrisno (1501). The independent variables of this research was characteristic of the farmers with an assumption that it would have been influencing the effort of pollution control. Meanwhile, the dependent variable was the effort of pollution control around the farm and the product of milk. Coefficient of Correlation by Pearson and the t test were exploited to uncover the influence between the variables. In the meantime, the determination Coefficient Test was used to meansure the degree of the influences. Based on the analysis, it was found that : 1. In general, the participation of the farmers on the efforts to control pollution around the farm was in the level of "fair" (since the score was 3.15 from the maximum of 5). In the meantime, the effort to control pollution on the product of milk was in the level of "good" for the score was 4.3B. These results were sustained by the fact that the majority the farm (52.63 percent) were located in the middle of public settlement, which have a potency to create pollution. In the meantime the farmers understanding about the effects of milk on public health was in level "good". 2. There was a correlation between age, level of education, number of animal, income of farmers, participation of farmers in social institution, and type of animal production with effort of pollution control around the farm. The lighest effect was the level of education i.e. 12.25 percent. This result was supported by the fact that the majority of farmers had a law education level. 3. There was a correlation between mean of live hood, level of education, duration in conducting animal production activity, number of animal, participation of farmers in social institution, and type of animal production with effort of pollution control on product of milk. The highest effect was the number of animal i.e. 34,81 percent. This result was supported by the fact that the majority of farmers had raised only a little number of animals. Number of References s 63 (1957-1995). Number of pages m Number of initial pages xx, Number of Content pages 167, Tables 22, Figures 3, Enclosures 11.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halderman, James D.
New Jersey: Pearson/Prentice Hall, 2006
629.222 HAL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
One of the efforts foe water quality management is water pollution. The effort needs accurate water quality measurements which should be done by certified laboratories....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Sugiarto
Abstrak :
Setiap rumah sakit pasti menghasilkan berbagai macam limbah klinis yang terdiri dari limbah infeksius, toksik dan radioaktif, hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, sangat penting bagi rumah sakit untuk selalu menjaga lingkungan. Rumah sakit juga harus tahu bahwa banyak faktor yang mempengaruhi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan membuat model tentang lingkungan rumah sakit, sehingga rumah sakit dapat menjaga kinerja lingkungannya. Penelitian ini menggambarkan tentang faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan, dimana rumah sakit menghasilkan faktor tersebut. Hasilnya menunjukan bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap limbah cair rumah sakit adalah sumberdaya manusia, instalasi pengolah limbah, program pengelolaan limbah cair, pengelolaan limbah bahan berbahaya dan minimisasi maupun reuse. Faktor utama dalam pengendalian infeksi nosokomial adalah sumberdaya manusia dan organisasi, desinfeksi dan cuci tangan, kaliberasi alat sterilisasi, surveilans dan sanitasi rumah sakit. Semua faktor tersebut harus mengacu kepada peraturan yang ada dan tingkat kepatuhannya atau ketaatannya kepada peraturan digambarkan dengan peringkat hitam sampai keperingkat emas untuk yang paling patuh.
Model Hospital Performance Rating In Environment Pollution ControlAny hospital produces many medical wastes that contain infectious, tout or radioactive substances which are very dangerous for public health and environment. Therefore it is very important that all hospitals take serious care of their environment. They must know there are many factors that influence the hospital environment. This research is aimed at learning and making a model of environment of hospital that can prevent pollution. This research describes factors creating various kinds of hospital pollution and identifies the major kinds of pollution that hospitals generally produce. The results indicate that there are three kinds of pollution. They are liquid wastes, nosokomial infection and solid wastes. The factors that hospitals must consider in managing liquid wastes are human resources, liquid waste installation, and program for liquid wastes processing according to the Minister Environment decree, No. 58 / 1995 and processing of dangerous waste water, program in managing liquid wastes, minimization and reuse. The main factor of Nosokomial infection are human resources and organization, disinfectant and hand washing, calibration for sterilization instruments, program for sterilization, structure of building, hospital sanitation and surveillance. The main factors of solid waste are human resources, incinerator, and solid waste place, recycle, repurchase, minimization and mouse and insect control. The hospital management waste must adhere to the rules, so the ranks depend on adherence from black rating until gold rating.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T7791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ersyam Kelana Natsir
Abstrak :
Tingkat pencemaran air limbah domestik terus naik secara signifikan melihat banyaknya daerah aliran sungai yang tercemar. Pencemaran air limbah domestik mayoritas dipengaruhi oleh aktivitas domestik masyarakat dan rumah tangga. Saat ini telah terdapat upaya penegakan hukum mengenai pengendalian pencemaran dan juga pengelolaan yang ideal, akan tetapi pelaksanaan upaya tersebut belum dapat mengimbangi kerusakan dan pelanggaran yang sudah terjadi. Instrumen hukum juga berkontribusi dalam lemahanya penegakan hukum karena belum cukup dalam mengakomodir kebutuhan hukum. Penelitian ini berfokus untuk menjelaskan dan menganalisis alasan-alasan upaya pengendalian pencemaran dan pengelolaan air limbah domestik masih tergolong lemah dari perspektif instrumen dan penegakan hukumnya. Penelitian ini akan meninjau kondisi yang saat ini tejadi kemudian dihubungkan dengan metode penerapan instrumen dan penegakan hukum yang dapat dipergunakan dalam menciptakan pengendalian pencemaran dan pengelolaan air limbah domestik secara lebih baik lagi. Penelitian ini juga akan menunjukkan bagaimana penegakan hukum akan berjalan lebih baik dengan adanya instrumen yang sifatnya komprehensif ...... The level of domestic wastewater pollution continues to increase significantly considering the number of polluted river basin. Domestic wastewater pollution is majorly influenced by domestic activities of the community and households. Currently there have been law enforcement efforts regarding pollution control as well as ideal management, but the implementation has not been able to compensate for the damage and violations that have occurred. Legal instruments also contribute to the feeble law enforcement because they are not sufficient to accommodate legal needs. This study focuses on explaining and analyzing the reasons that efforts to control pollution and manage domestic wastewater are still feeble whence the perspective of instruments and law enforcement. This study will examine the current conditions which are then linked to the method of implementing instruments and law enforcement that can be used in creating better pollution control and domestic wastewater management. This research will also show how law enforcement will work better with a comprehensive instrument.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sapur Muhammad Nasir
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai pengurangan emisi CO yang dihasilkan dari pembakaran pada kompor briket batubara. Metode yang digunakan adalah dengan penggunaan hood. Jenis hood yang digunakan adalah hood 6 cm dan hood 8 cm, dimana hood ini dapat membentuk resirkulasi di dalam ruang chimney kompor briket batubara. Resirkulasi ini dapat membuat waktu tinggal gas hasil pembakaran di dalam kompor akan semakin lama, sehingga dapat memaksimalkan konversi CO menjadi CO2. Hasil penelitian menjelaskan bahwa emisi CO yang dihasilkan oleh hood 6 cm nilainya lebih rendah dibandingkan dengan nilai emisi CO yang dihasilkan oleh hood 8 cm. Penggunaan hood 6 cm, tinggi chimney 15 cm dan kecepatan forced draft 0,5 m/s menghasilkan emisi CO rata-rata terendah yaitu 10,11 ppm.
The focus of this research is to minimize the CO emission in a coal briquette stove, by creating a recirculation zone in the chimney region of coal briquette stove. This can be constituted by installing a hood on the top of the coal briquette stove. Two sizes of hood have been used i.e 6 and 8 cm hole diameter of hood. The recilculation allows the flue gas to have longer residence time in the chimney region thus enabling CO to convert into CO2. The result shows that hood of 6 cm hole diameter has lower CO emission compared to that produced by hood of 8 cm. The lowest CO emission was achieved by having a hood with hole diameter of 6 cm, chimney height of 15 cm and forced draft velocity 0,5 m/s. The minimum average CO emission was 10,11 ppm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52263
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>