Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daniel Gilrandy Tirasbudi
Abstrak :
Pemasaran politik jadi salah satu bidang kajian di ilmu komunikasi yang terus berkembang. Selain di dorong oleh golongan akademik, kajian ini makin relevan seiring dengan implementasi dari berbagai konsep dan permodelan pemasaran politik di arena politik selama beberapa dekade terakhir. Salah satu model yang sudah cukup mapan dalam kajian pemasaran politik adalah Comperhensive Political Marketing/CPM yang secara spesifik membahas bagaimana pemasaran politik dilakukan oleh partai. Memandang bahwa partai politik memiliki orientasi yang berbeda-beda dalam menciptakan produk politik dan memasarkannya dalam pemilihan umum, model CPM ini menyediakan perspektif yang khas dalam melihat bagaimana partai politik mengatur strategi dan berperilaku dalam pemilu. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana strategi komunikasi sebuah partai dengan melakukan studi kasus terhadap Partai NasDem di Pilpres 2024 dengan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai produk yang memiliki pasar baru/berbeda dengan pasar yang sebelumnya telah terbentuk. Hasil dari studi menunjukkan kesimpulan yang selaras dengan premis dari CPM, bahwa orientasi penjualan memiliki celah yang justru bisa membuat partai gagal dalam mendesain dan mengomunikasikan produk hingga akhirnya berujung pada kegagalan elektoral. ......Political marketing is a field of study in communication science that continues to grow. Apart from being driven by academic groups, this study is increasingly relevant along with the implementation of various concepts and models of political marketing in the political arena over the last few decades. One model that is quite well established in the study of political marketing is Comprehensive Political Marketing/CPM which specifically addresses how political marketing is carried out by parties. Considering that political parties have different orientations in creating political products and marketing them in general elections, this CPM model provides a unique perspective in seeing how political parties organize strategies and behave in elections. This research tries to see how a party's communication strategy is by conducting a case study of the NasDem Party in the 2024 Presidential Election by declaring Anies Baswedan as as a product that has a new market/different from the market that has been formed before. The results of the study show that the conclusions are in line with the premise of CPM, that sales orientation has loopholes that can actually make parties fail to design and communicate products that ultimately lead to election failure.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frisna Pricilla Cinthya Dewi
Abstrak :
Penelitian ini membahas strategi tim sukses dalam memenangkan pemilihan ketua umum BPP HIPMI periode 2011-2014. Narasumber yang dipilih peneliti antara lain adalah RSO, tim sukses, sekretaris BPP HIPMI dan juga Pria salah satu kandidat ketua umum BPP HIPMI 2011-2014.

Slogan "Bergerak bersama daerah" merupakan tools penentu yang membedakan RSO dengan ketiga calon yang ,ain. Slogan ini mempunyai makna bahwa RSO ingin merangkul seluruh daerah di setiap provinsi di seluruh Indonesia agar bersama-sama membangun perekonomian melalui HIPMI.

Dalam tesis ini peneliti mengulas strategi yang konsultan politik gunakan mulai dari push political marketing, pull political marketing, pass political marketing, door to door campaign, personal branding, dan pendekatan pada media. Tesis ini kental dengan teori komunikasi politik dan political marketing.
This study discusses the strategy of a successful team in winning the general election of chairman of the BPP HIPMI 2011-2014 period. Researchers selected interviewees include RSO, a successful team, secretary of the BPP HIPMI and one man also chairman of the BPP candidate HIPMI 2011-2014.

The slogan "Moving with the area," a critical tool to distinguish the three candidates with the RSO. This slogan to mean that the RSO wants to embrace the whole area in each province in Indonesia to jointly build the economy through HIPMI.

In this thesis the researcher to review the strategy from the use of political consultants, push political marketing, pull political marketing, pass political marketing, door to door campaign, personal branding, and approach to the media. This thesis is thick with theories of political communication and political marketing.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31055
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky M. Doorradi
Abstrak :
Salah satu indikator positif dari perkembangan demokrasi di Indonesia adalah berhasilnya Indonesia mengadakan rangkaian Pemilu yang demokratis, dimana di tahun 2004 lalu pertama kali melakukan pemilihan secara langsung presiden dan diikuti di tahun selanjutnya dengan pemilihan kepala daerah secara langsung pula. Ada perbedaan cara berkampanye dan cara para kontestan berupaya memikat pendukung dan pemilih dalam pemilihan-pemilihan tersebut. Dimana penggunaan teknik political marketing mulai diadopsi oleh banyak partai. Dilain sisi, fenomena konflik internal dan perseturuan ditubuh partai juga menggejala. Gejala ini melahirkan pertanyaan besar lentang kondisi demokrasi internal didalam partai politik itu sendiri. Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan kondisi penerapan political marketing serta hubungannya dengan kondisi demokrasi internal partai politik. Penelitian yang dilakukan di 3 provinsi dan melibatkan 15 kantor partai ditingkat provinsi dan 24 kantor partai ditingkat kabupaten ini dilakukan diawal tahun 2006. Penelitian ini mewawancarai pimpinan maupun pengurus senior partai politik guna mengukur dan meneliti hubungan diantara adopsi penerapan political marketing dengan tingkat demokrasi internal partai politik. Penelitian ini menunjukkan perbedaan tingkat penerapan political marketing diantara kantor partai demikian pula tingkat demokrasi internalnya. Penelitian berhasil rnembuktikan bahwa terdapat hubungan positif namun lemah antara kondisi demokrasi internal sebuah partai dengan tingkat penerapan political marketing yang telah dilakukan partai tersebut.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Safa Anggraeni
Abstrak :
Kemenangan perempuan atas seluruh kursi di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Tahun 2019 merupakan fenomena baru dalam sejarah masyarakat Sumsel. Ini merupakan anomali di tengah budaya patriarki yang masih melekat di Sumsel, perempuan bisa menguasai kursi DPD daerah Sumsel. Terlebih, mereka semua merupakan wajah baru dan tidak memiliki pengalaman politik sebelumnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui iklim politik perempuan di Sumsel, dengan mencari tahu faktor apa yang mendukung kemenangan keempat anggota perempuan DPD terpilih Sumsel tahun 2019. Penelitian ini menggunakan Teori Modal Politik dari Piere Bordeu (1986) untuk mengetahui modal yang dimiliki kandidat DPD RI terpilih daerah Sumsel. Selain itu, penelitian ini ingin mengungkap strategi pemasaran politik keempat kandidat tersebut dengan Teori Pemasaran Politik Lees-Marshment (2001). Penelitian ini menganalisa peningkatan peran gender dalam kehidupan sosial politik di Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan studi kasus untuk menjelaskan kemenangan perempuan di DPD RI daerah Sumsel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan meritrokasi atau keluarga dengan pejabat daerah dan partai politik masih menjadi modal terbesar perempuan bisa memenangkan suara legislatif. Dalam hal pemasaran politik, strategi Market Oriented Party (MOP) terbukti menghasilkan suara terbanyak dalam kandidasi ini. Isu kesejahteraan perempuan, rumah tangga, kesehatan dan anak menjadi narasi andalan yang mereka sampaikan saat berkampanye. Penelitian ini juga menemukan bahwa faktor yang mempengaruhi meningkatnya jumlah keterpilihan perempuan di kursi legislatif di Sumsel meliputi kebijakan kuota 30 persen untuk perempuan, meningkatnya jumlah tenaga kerja perempuan dan jumlah perempuan yang menempuh pendididikan tinggi, serta budaya yang semakin moderat. Sehingga, faktor yang berkontribusi atas kemenangan perempuan di kursi DPD Sumsel adalah modal politik yang kuat dengan pejabat daerah atau partai politik, menggunakan strategi pemasaran politik yang tepat, serta adanya peningkatan peran gender dalam kehidupan sosial politik dan berkembangnya budaya moderat.
The victory of women overall seats in the Regional Representative Council (DPD) of the Province of South Sumatra (Sumsel) 2019 is a new phenomenon in the history. This is an anomaly in the midst of the patriarchal culture that is still attached to South Sumatra, women can dominate the DPD seats in the South Sumatra region. Moreover, they were all new faces and had no previous political experience. The research aims to examine the political climate in Sumsel during the 2019 general elections, in particular the elected of the four female members of the DPD in Sumsel. This work uses the Political Capital Theory from Piere Bordeu to see the strengths of the elected DPD candidates in the Sumsel region. This study also reveals political marketing strategies that use Lees- Marshment's political marketing theory. This study examines the increasing gender roles in social and political life in Sumsel. This research uses a case study to explain the women's victory over the DPD in the South Sumatran area. The results of this study suggest that the relationship between meritrocracy or family with regional officials and political parties is the biggest force for women who can win legislative. In terms of political marketing, the Market Oriented Party (MOP) strategy proved to produce the highest number of voters in this candidacy. This research also determine factors that also affect the number of women elected to legislative seats in Sumsel are the 30 percent quota policy for women, the number of women workers and adult females who get high education, also an increasingly moderate culture. So, the factors that contributed to the victory of women in DPD seats in the South of Sumatra were political capital of political officials or political parties, using the correct political marketing strategy, increasing gender roles in socio-political life and growing moderation of culture
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Agustinus
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi political marketing Partai Perindo sebagai partai politik yang relatif baru dengan tujuan partai yang cukup fantastis yaitu memenangkan Pemilu 2019 dan mengajukan ketua umumnya maju sebagai calon presiden, serta bagaimana peran kepemilikan media oleh ketua umum dalam strategi partai tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan kerangka konsep political marketing Lees‐Marshment (2001), kemudian strategi kampanye partai politik Nursal (2004) serta penerapan 4Ps bauran marketing Firmanzah (2008). Kesimpulan utama dari penelitian adalah Partai Perindo lebih dekat dengan penerapan sales oriented party dan lebih banyak menggunakan pull political marketing dalam menyampaikan pesan-pesan politik partainya. Namun demikian dalam perkembangan politik di Indonesia, Partai Perindo ternyata tidak dominan dan signifikan pull political marketing, karena proses perekrutan dan pesan partainya juga mengedepankan push dan pass political marketing. Sehingga penelitian ini dapat melengkapi strategi political marketing Partai Perindo yang ada saat ini ......This study aims to determine political marketing strategy Perindo Party as a political party that is relatively new to the party just fantastic goal that won the 2019 general election and submitted its chairperson forward as a presidential candidate, as well as the role of media ownership by the general chairman of the party's strategy. This qualitative study using the framework of the concept of political marketing Lees-Marshment (2001), then the political party's campaign strategy Nursal (2004) and the implementation of 4Ps marketing mix Firmanzah (2008). The main conclusion of the study is Perindo Party closer to the implementation of a sales oriented party and more use political pull marketing to convey messages of political parties. However, in the political developments in Indonesia, Perindo Party was not dominant and significant political pull marketing, because the recruitment process and also promote the party's message using pass and push political marketing. So this study can complement the political marketing strategy Perindo Party that exists today.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inco Hary Perdana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi political marketing Partai NasDem sebagai partai politik baru dengan tujuan memenangkan Pemilu Legislatif 2014, khususnya bagaimana peran kepemilikan media dalam strategi tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan kerangka konsep political marketing Lees‐Marshment (2001) dan strategi kampanye partai politik Nursal (2004). Kesimpulan utama, Partai NasDem merupakan sales oriented party dan banyak menggunakan pull political marketing dalam menyampaikan pesan politik mereka. Melihat dari fakta di Indonesia bahwa partai politik masih sangatlah lekat dengan figur ketokohan untuk dapat mengangkat elektabilitasnya, maka dibahas pula pembelajaran dari fenomena Partai Demokrat yang dapat memenangkan pemilu pada keikutsertaannya yang kedua kali karena kekuatan figur tokoh SBY. Sehingga penelitian ini dapat melengkapi strategi political marketing Partai NasDem yang ada saat ini. ......This study aims to determine how political marketing strategy NasDem Party as a new political party with the aim of winning the 2014 legislative elections, in particular how the role of media ownership in the strategy. This qualitative study uses the concept of political marketing framework Lees‐ Marshment (2001) and political partyʹs campaign strategy Nursal (2004). The main conclusion, NasDem Party is party oriented sales and using pull political marketing in their political message. View of the fact that political parties in Indonesia are still very closely with the figures to be able to lift the electability, then discussed the phenomenon of learning from the Democratic Party who can win elections on the participation of two times the force of character figures SBY. So this study can complement the strategy of political marketing NasDem Party that exists today.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30366
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mentari
Abstrak :
Adanya konvergensi peran selebriti dan politisi dalam membangun citra yang ditujukan sebagai alat memasarkan dirinya menjadi menarik untuk diteliti Penggunaan media baru di internet seperti weblog, yang menonjolkan aspek personalitas, merupakan trend baru di kalangan selebriti, politisi ataupun gabungan keduanya (politisi selebriti). Seperti, keberhasilan blog Angelina Sondakh yang mengemukakan hubungan pribadinya dengan Adjie Massaid dan mendapatkan respon luar biasa dari pengunjung biog. Keberhasilan blog ini dijadikan Angie untuk melakukan political marketing bagi pekerjaan pekerjaan politiknya selama menjadi anggota legislatif Untuk mendalami fenomena ini, dilakukan penelitian yang dilakukan bertujuan melihat pola konstruksi citra selebriti politisi menggunakan weblog terutama sebagai alat melakukan pemasaran politiknya. Adapun yang menjadi model yang diteliti seperti disebutkan di atas adalah weblog Angelina Sondakh yang dikenal sebagai selebriti yang berhasil menjadi politisi pada Pemilu tahun 2004 dari partai demokrat. Metodologi penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, dengan aplikasi studi kualitatif memakai analisis framing metode Gamson dan Mondigliani untuk menganalisis teks dan melihat pola teks pencitraan yang dilengkapi dengan sudut pandang dari proses produksi blog serta analisis citra dari sudut pandang political marketing. Adapun temuan penelitian dalam teks memperlihatkan bahwa ada upaya untuk menggeser citra yang diiakukan Angelina Sondakh melalui blognya dari seorang selebriti menjadi seorang politisi. Upaya ini diperlihatkan melalui topik-topik yang diambilnya serta alat bukti framing lainnya yang menunjukkan, Angie adalah politisi yang memiliki dedikasi, semangat, pengabdian dan memiliki akar budaya bangsa. Pencitraan yang demikian sangat berguna bagi pemasaran dirinya sebagai politisi untuk menjaga citranya di depan publik. Dalam tulisan mengenai diri serta aktifitasnya, is melakukan konstruksi citra melalui proses eksternalisasi dalam konstruksi sosial seperti yang dikemukakan Luckman & Berger dalam The Construction of Social Reality. is menawarkan agar realitas subjektif dirinya menjadi realitas objektif yang dipahami khalayak. Penggunaan blog dalam political marketing citra Angelina Sondakh menghasilkan temuan bahwa blog efektif untuk membangun citra Angie sebagai selebriti terutama bagi kalangan media, namun masih kurang efektif untuk membangun citra politisi seperti yang diharapkannya. Dari segi proses produksi media untuk melakukan konstruksi citra, teori pada level meso produksi media seperti yang dikemukakan Shoemaker dan Reese (1996) tidak berlaku semua. Blog telah mengeliminasi banyak alder untuk melakukan konstruksi citra. Dalam hal ini hanya penulis blog, spin doctor (jika ada) serta pembuat fitur teknologi yang mempengaruhi media dalam melakukan konstruksi realitas. Karena penelitian ini panting untuk mengembalikan demokrasi pada substansinya dan mengeliminasi pencitraan yang akan merugikan khalayaklpemilih oleh para politisi, maka rekomendasi penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mans peran partai dalam menyusupi citra partai melalui konstruksi citra salah satu anggotanya yakni Angelina Sondakh. Serta telaah, peran konstruksi citra kandidat yang lebih luas bagi pembangunan demokrasi dan budaya politik di Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ujang Komarudin
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mencari jawaban mengenai faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kemenangan Partai Keadilan Sejahtera pada Pemilu legislatif 2004 di Provinsi DKI Jakarta dan bagaimana strategi yang digunakan Partai Keadilan Sejahtera untuk memenangkan pemilu tersebut. Sebagai pijakan teoritis, penelitian ini menggunakan teori partai politik, kampanye politik, dan teori elit. Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif, sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggabungkan berbagai sumber, baik data primer maupun sekunder dan melalui wawancara. Sumber data utama, diambil dari wawancara mendalam dengan elit PKS yang menjabat sebagai pengurus DPP, DPW, dan DPD sebanyak 5 orang, ditambah wawancara dengan 1 orang akademisi sebagai pembanding. Dari pertanyaan penelitian di atas, ditemukan beberapa faktor penyebab kemenangan PKS di Provinsi DKI Jakarta yaitu: faktor citra partai meliputi citra partai yang bersih dan peduli, responsif, dan anti KKN. Faktor fungsi partai yang berjalan dengan baik, meliputi fungsi komunikasi politik, sosialisasi politik, rekrutmen politik, dan pengatur konflik. Terakhir yaitu strategi partai yang meliputi konsolidasi, marketing, pengelolaan pemilih, dan optimalisasi leader di lapangan. Penemuan hasil penelitian di lapangan adalah bahwa faktor citra partai yang positif di masyarakat menjadi faktor yang dominan bagi kemenangan PKS pada Pemilu legislatif 2004 di Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan faktor fungsi partai dan strategi partai menjadi faktor pendwcung penyebab kemenangan PKS pada Pemilu legislatif 2004 di Provinsi DKI Jakarta. Implikasi teori menunjukan bahwa proses pencitraan PKS dilakukan melalui kampanye politik. Seperti dikemukakan Riswandha Imawan, bahwa ada tiga dimensi kegiatan kampanye politik, yaitu dimensi dagang, komunikasi politik, dan mobilisasi. Sebagai dimensi dagang, elit PKS hares pandai mengkemas tema kampanye secantik mungkin, sehingga dapat menarik perhatian pemilih. Kampanye politik digunakan PKS untuk memasarkan citra partai yang bersih dan peduli, politik pencitraan yang dilakukan PKS menghasilkan suara yang signifikan pada Pemilu legislatif 2004. Kesimpulannya, teori yang dikemukakan oleh Riswandha Imawan tentang kegiatan kampanye politik yang berdimensi dagang, sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh PKS di lapangan.
This research aims to find the answer of factors that stimulate the triumphant of Prosperous Justice Party (PKS) in the legislative election in 2004 in Jakarta and the strategy used by the party to win the election. As a theoretical framework, this research applies theory of political party, political campaign, and elite. This research also uses qualitative method, meanwhile the technique of data analysis is descriptive analytics. To collect data needed in the research, several sources, primary and secondary data, are combined and done through interview. Primary data sources are in-depth interview with five elites as the functionaries of the party from DPP, DPW and DPD. An interview with a scholar is added to compare the analysis. From the research questions, it is found that there are several factors as reasons for the triumphant of the party in Jakarta, which are image of the party as clean and responsive party, and against any form of corruptions; good implementation of the function of political party, such as political communication, political socialization, and political recruitment; and the strategy of the party such as consolidation, marketing, constituent management, and party cadre in the society. The finding or the research in the field is that positive image of the party is the dominant factor for the triumphant. Meanwhile, the function and the strategy of the party are the secondary factors. Theoretical implication of the research is that imagination process of the party is set through political campaign. As stated by Riswandha Imawan, there are three dimensions of political campaign, which are market dimension, political communication, and mobilization. According to the market dimension. Elite of the party must be good to cover up the campaign to attract the voters. The party developed its campaign as clean and responsive party; the politic of imagination of the party has obtained significant voters in the election of 2004. To conclude, theory stated by Riswandha Irnawan on market dimension is suitable with what PKS did in the election.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeremia Michael Basauli
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai strategi marketing politik studi tentang promosi dalam peningkatan suara anggota legislatif (DPR-RI) Partai Gerindra di Jawa Barat pada pemilu legislatif 2014. Kasus ini di analisis menggunakan teori marketing politik. Pada teori ini, penulis menekankan terhadap komponen promosi. Promosi yang dilakukan oleh Partai Gerindra dapat dilihat dalam 6 kelompok saluran komunikasi politik, yaitu saluran komunikasi politik lini atas, saluran komunikasi politik lini bawah, saluran komunikasi dengan special event, saluran komunikasi politik dengan media baru, saluran komunikasi politik dengan komunikasi antar pribadi, dan saluran komunikasi politik dengan media tradisional. Studi ini menemukan bahwa Partai Gerindra memaksimalkan berbagai media yang tersedia dan struktur jaringan partai yang ada dalam mempromosikan partai. Strategi promosi yang dilakukan oleh Partai Gerindra memberikan hasil perolehan suara sebesar 2.378.762 dan 10 kursi dalam pemilihan legislatif 2014 di Jawa Barat. ......This undergraduate-thesis analyzes about political marketing strategy study about promotion in increasing the votes member of parliaments (House of Representative of Indonesia Republic) Gerindras Party in West Java in legislative election 2014. This case using the political marketing theory. On this theory, writer focus on component of promotion. Promotion carried out by the Gerindras Party can be seen from 6 groups of political communication channels, consisting of political communication channel above the line, political communication channel below the line, political communication channel with special events, political communication channel with new media, political communication channel with interpersonal communication, political communication channel with traditional media. The study finds that Gerindras Party maximize the various available media and the network structure of the parties that are in promoting the party. Promotion strategy carried out by Gerindras Party give the result of the vote amounting 2.378.762 and 10 seats in legislative election 2015 in West Java.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolla Zalisna
Abstrak :
Skripsi ini mengelaborasi strategi political marketing yang menekankan branding personal dari Betti Shadiq Pasadigoe dalam pemenangannya pada pileg 2014. Betti melakukan branding personal sebagai bagian dari dinasti politik Pasadigoe dan putri asli daerah Tanah Datar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan data primer dan data sekunder. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa terpilihnya Betti disebabkan oleh faktor jaringan keluarganya. Betti melakukan branding personal dengan memanfaatkan nama keluarganya yang identik dengan dinasti politik dari Bupati Tanah Datar selama dua periode, yaitu Muhammad Shadiq Pasadigoe. Selain itu, Betti berhasil melakukan branding personal bahwa ia menjadi satu-satunya perwakilan yang asli daerah Tanah Datar. Dua hal tersebut dimaksimalkan Betti untuk mengantarkannya menjadi anggota DPR RI pada pemilu tahun 2014. ......This thesis elaborates political marketing strategy that emphasizes personal branding from Betti Shadiq Pasadigoe in her victory in the 2014 legislative election. Betti did personal branding as part of the political dynasty of Pasadigoe and Putri Daerah of Tanah Datar. This study uses qualitative research methods based on primary and secondary data. The research findings show that Bettis electability was caused by her family networks. Bettis personal branding was carried out by utilizing her familys name which was identical with political dynasty from the two period figure in Regent of Tanah Datar, Muhammad Shadiq Pasadigoe. In addition, Betti succeeded in carrying out her personal branding that she only representative from Tanah Datar area. These two things were maximized by Betti do deliver herself to become a member of the House of Representatives of Republic of Indonesia in 2014 elections.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>