Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Fritz Edward
"The Constitutional Court of Indonesia plays significant role in securing democracy in Indonesia. In exercising their authorities, including the election result dispute and judicial review, the Court continues to affirm institutional judicial legitimacy and pursue their role to guard 1945 Constitution. The first Chief Justice Jimly Asshiddiqie showed how within five years of the Court?s establishment, he could strategically maximize its momentum and build the Court as a respectful institution. The Chief Justice Mahfud M D was then elected to reduce the judicial activism started by Jimly?s bench. However, against promises and expectations, Mahfud M D brought the Court to a level far beyond the imagination of the Constitution drafters. Parliament and President tried to limit the Court?s authority, not ones, and the Court was able to overcome those constrain. Current various available studies observed only how the Court issued their decisions and solely focus to the impact of the decisions. Scholars slightly ignore other constitutional actors in studying about the Court. In fact, political environment where the Court operated is one of the most important aspects which strengthen the Court?s institutional legitimacy. This paper attempts to discover the rise of the Court from political environment view outside the court. Political parties? maturity and political constraint are the key factors that support the development of the Court?s institutional power.

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (Mahkamah) memerankan peran yang signifikan dalam mengawal demokrasi di Indonesia. Dalam menjalankan kewenangannya, termasuk di dalamnya penyelesaian sengketa tentang hasil pemilihan umum dan pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Mahkamah terus membangun legitimasi institutisinya dalam menjalankan peran sebagai pengawal Konstitusi 1945. Ketua Mahkamah yang pertama, Jimly Asshiddiqie, menunjukkan bagaimana dalam jangka waktu lima tahun dari pendirian Mahkamah, beliau dapat secara strategis memaksimalkan momentum pendirian ini dan membangun Mahkamah sebagai institusi yang dihormati. Kemudian Mahfud M D dipilih sebagai Ketua Mahkamah, dengan maksud untuk mengurangi kegiatan yudisial yang dimulai oleh Jimly dan jajarannya. Namun demikian, berlawanan dengan janji-janji dan harapan-harapan, Mahfud M D justu membawa Mahkamah ke tingkat yang jauh lebih tinggi dari yang semula dibayangkan oleh para pencetus pendirian Mahkamah. Perwakilan Rakyat dan Presiden kemudian mencoba untuk membatasi kewenangan Mahkamah, namun Mahkamah berhasil mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Berbagai studi atas Mahkamah saat ini hanya meneliti bagaimana Mahkamah mengeluarkan putusan-putusan dan hanya berfokus pada dampak putusan-putusan tersebut serta acap kali mengesampingkan aktor-aktor konstitusional lainnya. Faktanya, situasi politik di mana Mahkamah berada saat itu merupakan salah satu hal yang terpenting yang dapat memperkuat legitimasi insitusional Mahkamah. Artikel ini mencoba untuk menemukan kebangkitan Mahkamah dari sudut pandang situasi politik di luar Mahkamah. Kedewasaan partai-partai politik dan kendala politis merupakan kunci yang mendukung perkembangan kewenangan institusional Mahkamah."
Depok: Faculty of Law University of Indonesia, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Maulana
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan Islamic Social Responsibility ISR Bank Islam. Dengan menggunakan indeks ISR berdasarkan Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution AAOIFI yang terdiri dari 72 item pengungkapan, kemudian dilakukan konten analisis terhadap 52 Bank Islam dari 13 negara selama periode 2014 sampai 2016. Penelitian ini menggunakan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh dari tiga aspek utama yang diuji yaitu internasionalisasi, Islamic corporate governance, dan konteks sosial politik. Dari hasil analisis 148 laporan tahunan Bank Islam, ditemukan bahwa tingkat pengungkapan ISR antar negara sangat bervariasi. Meskipun secara keseluruhan, rata-rata pengungkapan ISR dari sampel yang dianalisis menunjukan tingkat pengungkapan yang rendah 44 . Dari aspek internasionalisasi, penelitian ini mengkonfirmasi bahwa proporsi dari kepemilikan saham asing dan status Bank Islam mutlinasional secara signifikan mempengaruhi tingkat pengungkapan ISR, namun penelitian ini tidak mendapat bukti yang cukup bahwa pengalaman luar negeri CEO berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Secara keseluruhan hasil analisis regresi menunjukan kondisi sosial politik negara asal dari Bank Islam dan mekanisme Islamic corporate governance mempengaruhi secara signifikan tingkat pengungkapan ISR Bank Islam

ABSTRACT
This paper examines the determinants of Islamic Social Responsibility ISR disclosure in Islamic Bank. Using a comprehensive ISR index based on Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution AAOIFI , comprising 72 item disclosure, we content analyze the annual report of 52 Islamic banks from 13 countries spanning 2014 2016. Ordinary Least Square Regression analysis was used to test the impact of three main aspect which is Internationality, Islamic Corporate Governance, and Socio Political context as a driver of ISR disclosure. The paper find that the level of ISR disclosure across the country varies significantly.However, ISR disclosure by Islamic Bank is still very low 44 . From the internationality aspect, we found that the proportion of foreign ownership and the status of the multinational Islamic banks influenced the level of ISR disclosure, but we did not finds that the CEO 39 s overseas experience affected the level of disclosure. Overall, we find that the aspect of Islamic Corporate Governance and Socio Political context are the main determinant of ISR disclosure by Islamic Bank."
2018
T49391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library