Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noverra Mardhatillah Nizardo
Abstrak :
Ukuran partikel merupakan salah satu faktor yang menentukan sifat polimer emulsi. Polimer emulsi memiliki ukuran partikel antara 10 sampai dengan 1500 nm. Untuk aplikasi coating, dibutuhkan polimer emulsi dengan ukuran partikel yang kecil agar diperoleh hasil coating yang halus, kekuatan adhesi dan ketahanan terhadap air yang baik, serta kestabilan yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh dari surfaktan natrium dodesil benzena sulfonat (SDBS) rantai lurus dan bercabang serta beberapa teknik polimerisasi emulsi terhadap ukuran partikel pada kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dengan menggunakan kombinasi surfaktan anionik dan nonionik (nonil fenol, EO10) dan inisiator ammonium persulfat. Hasil pengukuran DSC, solid content, IR, dan berat molekul relatif rata-rata menunjukkan bahwa terbentuk kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat). Surfaktan SDBS rantai bercabang menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil dibandingkan surfaktan SDBS rantai lurus tetapi grit yang terbentuk lebih banyak. Teknik batch dapat menghasilkan solid content tertinggi yaitu 38,73% saat menggunakan surfaktan SDBS rantai lurus dan 38,47% saat menggunakan surfaktan SDBS rantai bercabang. Teknik semi kontinyu secara umum menghasilkan viskositas yang tinggi yaitu 168,5 mPas saat menggunakan SDBS rantai lurus dan 128 mPas saat menggunakan SDBS rantai bercabang.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyanti Sarwono
Abstrak :
Pembuatan kopolimer (stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dilakukan dengan metode polimerisasi emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi inisiator dan teknik polimerisasi terhadap ukuran partikel pada kopolimerisasi emulsi stirena-butil akrilat-metil metakrilat. Inisiator yang digunakan adalah inisiator anorganik dan organik, yaitu ammonium persulfat (APS), hidrogen peroksida (H2O2), ters-butil hidroperoksida (TBHP), serta inisiator redoks (H2O2/asam askorbat). Teknik polimerisasi yang dilakukan adalah teknik batch dan semi kontinu. Kopolimer yang dihasilkan ditentukan kandungan padatan, viskositas, ukuran dan distribusi ukuran partikel, temperatur glass, IR dan berat molekulnya. Hasil kopolimerisasi emulsi bila menggunakan inisiator TBHP dan H2O2 kurang sempurna, oleh karena itu digunakan pasangan inisiator redoks H2O2/asam askorbat. Asam askorbat berfungsi sebagai pemicu dalam pembentukan radikal OH, sehingga polimer emulsi yang dihasilkan lebih sempurna. Semakin banyak inisiator yang ditambahkan, ukuran partikelnya pun akan semakin besar. Ukuran partikel yang dihasilkan akan mempengaruhi sifat-sifat polimer yang dihasilkan. Kata kunci : polimerisasi emulsi, inisiator, surfaktan, teknik polimerisasi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indragini
Abstrak :
ABSTRAK
Polimerisasi kationik adalah reaksi penyusunan polimer, dengan muatan positif pada ujung rantai polimer yang sedang berkembang. Pada penelitian ini, dilakukan polimerisasi kationik terhadap isoeugenol pada temperatur 5 - 70C selama 1 jam, menggunakan inisiator asam. perklorat dengan perbandingan monomer dan inisiator 1 : 0,24. Hasil polimerisasi merupakan padatan kuning kecoklatan dengan berat 4,70 gram atau 58,75% (w/w) dan termasuk dalam. jenis polimer termoplastik. Analisis poliisoeugenol yang dihasilkan, dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR, dan UV, spektrometer 'H-NMR dan 13C-NMR serta difraksi sinar-X, DTA, dan TGA. Dari spektrum FT-IR dan uv, dapat diketahui keberhasilan reaksi polimerisasi, sedangkan dari difraktogram sinar-X dapat diketahui, bahwa polimer vang dihasilkan merupakan polimer semikristalin dengan kristalinitas 13,587%. Termogram DTA dan TGA memberikan informasi, bahwa poliisoeugenol memiliki titik leleh 142 0C dan ketahanan termal sampai dengan 260'C untuk selanjutnya terdegradasi. Sedangkan dari spektrum NMR, baik 'H-NMR maupun 13C-NMR, dapat dilihat, bahwa poliisoeugenol yang dihasilkan memiliki lebih dari satu macam struktur.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Izzataddini
Abstrak :
Cr metal adalah logam yang berbahaya bagi lingkungan. Jika terpapar ke tubuh manusia, kromium dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS (US EPA), total kontaminan kromium dalam air adalah 0,1 mg / L. Oleh karena itu, logam kromium harus dipisahkan sebelum terpapar ke tubuh manusia. Metode yang biasa digunakan untuk memisahkan logam Cr (III) dalam air adalah tidak selektif seperti adsorpsi dan elektrokimia. Ion Imprinted Polymer adalah teknik untuk menciptakan selektivitas melalui ikatan rongga pada permukaan adsorben. Selektivitas adsorben polimer didasarkan pada geometri koordinasi, jumlah koordinasi ion, muatan dan ukuran polimer. Dalam penelitian ini, sintesis Ion Imprinted Polymer dilakukan dengan template ion krom (Cr3 +) dengan asam galat sebagai ligan dan metil metakrilat sebagai monomer fungsional. Polimer imprinted Cr-ion (Cr-IIP) berhasil disintesis dengan metode polimerisasi massal menggunakan Ethylenglycoldimetaacrylate (EGDMA) sebagai pengikat silang dan Azobisisobutironitril (AIBN) sebagai Pemrakarsa. Variasi perbandingan Asam Galat: Methyl Methacrylate dipelajari dan rasio mol optimum Asam Gallic: Methyl methacrylate dipelajari yaitu 1: 1. Hasil sintesis Cr-IIP dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscope Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM) -EDX) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Untuk mengetahui kemampuan adsorpsi, Cr-IIP diuji untuk pengaruh pH dan waktu kontak. Adsorpsi maksimum Cr-IIP dicapai pada pH 5 dan waktu kontak 120 menit. Adsorpsi polimer imprint-Cr-ion mengikuti model isoterm freundlich dengan kapasitas adsorpsi maksimum 131,37 mg / g. Uji selektivitas polimer imprinted Cr-ion untuk ion logam lain menunjukkan nilai relatif faktor selektivitas (αr) dari Cr (III) / Ag (I) dan Cr (III) / Fe (III) adalah 3.08 dan 3.93. Penggunaan Cr-IIP memiliki reproduksibilitas yang baik dengan CV Horwitz 1,28% dan% RSD 1,02%. Cr (III) -IIP juga menunjukkan nilai pemulihan 110,26%; 121,37% dan 110,87%.
Cr metal is a metal which is dangerous for the environment. If exposed to the human body, chromium can cause several health problems. According to The US Environmental Protection Agency (US EPA), total chromium contaminants in water are 0.1 mg / L. Therefore, chromium metal must be separated before exposure to the human body. The commonly used method of separating Cr (III) metals in water is non-selective such as adsorption and electrochemistry. Ion Imprinted Polymer is a technique for creating selectivity through binding cavities on the surface of the adsorbent. The polymer adsorbent selectivity is based on the coordination geometry, the ion coordination number, the charge and the size of the polymer. In this research, synthesis of Ion Imprinted Polymer was carried out with a chromium ion (Cr3 +) template with gallic acid as a ligand and methyl methacrylate as a functional monomer. Cr-ion imprinted polymer (Cr-IIP) was successfully synthesized by the bulk polymerization method using Ethylenglycoldimetaacrylate (EGDMA) as a crosslinker and Azobisisobutironitril (AIBN) as an Initiator. Variation of Gallic Acid comparison: Methyl Methacrylate was studied and the optimum mole ratio of Gallic Acid: Methyl methacrylate was studied which was 1: 1. The results of Cr-IIP synthesis were characterized using Scanning Electron Microscope Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDX) and Fourier Transform Infra Red (FTIR). To find out the adsorption capability, Cr-IIP was tested for the influence of pH and contact time. Maximum adsorption of Cr-IIP is achieved at pH 5 and contact time 120 minutes. The adsorption of Cr-ion imprinted polymer follows the freundlich isotherm model with a maximum adsorption capacity of 131.37 mg / g. The Cr-ion imprinted polymer selectivity test for other metal ions shows the relative value of the selectivity factor (αr) of Cr (III) / Ag (I) and Cr (III) / Fe (III) is 3.08 and 3.93. The use of Cr-IIP has good reproducibility with a CV Horwitz of 1.28% and% RSD of 1.02%. Cr (III) -IIP also showed a recovery value of 110.26%; 121.37% and 110.87%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richards, E.G.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1980
547.84 RIC i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Billmeyer, Fred W.
New York: Intercine, 1962
668.9 Bil t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Billmeyer, Fred W.
New York: Intercine, 1970
668.9 BIL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cowie, J.M.G.
Alylesbury: Intertext Books, 1973
547.84 COW p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Purwito
Abstrak :
Pembuatan kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dilakukan dengan metode polimerisasi emulsi. Ukuran dan distribusi partikel sangat menentukan sifat polimer emulsi seperti sifat aliran dan kestabilan polimer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh jenis dan konsentrasi surfaktan, konsentrasi inisiator, dan teknik polimerisasi emulsi terhadap ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat). Surfaktan yang digunakan adalah sodium dodecyl benzene sulphonate (SOBS) dan sodium Iaury/ sulphate (SLS), inisiator yang digunakan yaitu ammonium persulfat (APS), dan teknik polimerisasi yang dilakukan yaitu tek!fik semikontinyu, seeding 10%, dan batch. Kopolimer yang dihasilkan ditentukan solid content, viskositas, temperatur glass, spektrum IR, ukuran dan distribusi ukuran partikel. Penggunaan surfaktan SOBS memberikan hasil polimerisasi yang kurang sempurna. Pada pengunaan surfaktan SLS, dengan meningkatnya konsentrasi SLS yang ditambahkan memberikan hasil solid content yang meningkat, viskositas larutan yang meningkat, dan ukuran partikel yang mengecil. Hasil polimerisasi terbaik diperoleh pada penggunaan surfaktan SLS dengan konsentrasi 20 kali nilai critical micelle concentration (CMC), inisiator APS sebesar 1 %, dan teknik polimerisasi semikontinyu, dimana pada kondisi ini - dihasilkan solid content sebesar 39,6% (mendekati nilai solid content teoritis sebesar 40%), viskositas sebesar 15 mPas, diameter partikel sebesar 47,21 nm, dan distribusi ukuran partikel yang monodispers
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Amroni
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30698
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>