Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Chalid
Abstrak :
Penelitian ini ditujukan untuk mengamati karakteristik kerosin secara eksitu setelah magnetisasi sistim dua kutub yang saling berlawanan (dipole) dan berhadapan satu dengan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik magnetisasi memberikan perubahan pada karakteristik kerosin. Kepolaran dan viskositas secara berturut-turut diamati dengan pengukuran indeks refraksi dan viskositas. Pemberian medan magnet sebesar 4330 Gauss dengan lama magnetisasi 60 menit memberikan peningkatan indeks refraksi dari 1,447 menjadi -1,449 serta menurunkan nilai viskositas dari 1,278 menjadi 1,256. Hal ini memperkuat kemungkinan terjadinya declustering serta peningkatan kepolaran pada molekul penyusun kerosin. Perubahan yang terjadi tidak sampai mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi dan struktur. Hal ini diindikasikan dengan hasil pengujian kromatografi gas dan spektroskopi infra merah.
Dipole Magnetization Effect to Kerosene Characteristics. Investigation of kerosene characteristics has been done by ex-situ dipole magnetization. The results show that magnetization technique can be able to influence kerosene characteristics. Polarity and viscosity of the kerosene are observed by measuring refractive index and viscosity. An hour of 4330 Gauss flux magnetic will increase refractive index from 1.447 to 1.449 and decrease the viscosity from 1.278 to 1.256. Those changing support de-clustering occurrence and polarity increment of kerosene molecule. Gas chromatography and infrared result show that those changing do not alter kerosene structure and composition.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Bintang R.
Abstrak :
Sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi, pemakaian komoditi lantanida terus meningkat. Aplikasinya yang semakin luas mendorong tersedianya unsur-unsur tersebut dengan harga relatif murah. Sumber komersial unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral seperti monasit dan basnasit. Untuk memperoleh unsur tersebut diperlukan teknik pemisahan yang sederhana. Dengan tersedianya berbagai jenis ligan makrosiklik yang mempunyai keselektifan yang tinggi terhadap berbagai logam di pasaran, perlu diteliti kemungkinan pemanfaatannya untuk memisahkan lantanida baik sebagai kelompok maupun sebagai individu. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum ekstraksi kedua ion logam Sm3+ dan Yb3+ dengan kriptan [2,2,1] dan [2,2,2] sebagai kompleks lantanida kriptat serta penentuan tetapan ekstraksi dan spesi yang terekstrak. Selanjutnya hasil yang diperoleh dapat dipergunakan untuk menentukan kelayakan metoda ekstraksi pelarut ini untuk pemisahan kedua ion tersebut. Penelitian dilakukan dengan mengamati pengaruh pH, jenis dan konsentrasi kriptan, pengaturan kepolaran pelarut terhadap person ekstraksi dan perbandingan distribusi (D) dengan mengukur konsentrasi ion-ion logam setelah ekstraksi dengan G.F. AAS. Beberapa sifat kompleks seperti stoikiometri logam-kriptan terhadap ekstraksi kompleks lantanida kriptat juga diamati dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis. Hasil percobaan dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan terbentuknya kompleks lantanida kriptat dalam kloroform dengan perbandingan stoikiometri logam : ligan = 1 : 1, yang diperkuat dengan molihat pengaruh konsentrasi kriptan terhadap %E. Selektivitas ekstraksi kriptan [2,2,1] pada pH 6 diperoleh %E untuk Sm(III) dan Yb(III) masingmasing adalah 76,02 dan 61,31; sedangkan dengan kriptan [2,2,2] pada pH 5 berturut-turut adalah 87,23 dan 36,31. Log K,, untuk Sm (III) dan Yb (I11) dengan kriptan [2,2,1] pada pH 6 masing-masing -1,003 dan -1,768 sedangkan dengan kriptan [2,2,2) pada pH 5 berturut-turut adalah 9,095 dan -2,552. Spesi yang ada di dalam ekstraksi diramalkan adalah MLH'C14 pada daerah pH 3 - 4, MLCI3 pada daerah pH 4 - 5 dan MLCI2OH pada daerah pH 6. Pada komposisi pelarut 6% n-heksan dalam kloroform didapat nilai %E untuk ekstraksi Sm(ltl) dan Yb(lit) dengan kriptan [2,2,1] pada pH 6 masing-masing 50,79 dan 18,70 sedangkan dengan kriptan [2,2,2] pada pH 5 berturut-urut adalah 89,40 dan 18,69. Pada ekstraksi campuran dengan menggunakan kriptan [2,2,1] pada pH 6 dan pelarut 6% n--heksanlCHCl3 diperoleh %E berturut-turut adalah 85 untuk Sm(UII) serta 16 untuk Yb(Il1), sedangkan dengan kriptan [2,2,2] pada pH 5 dan pelarut 0% nheksanikloroform diperoleh %E masing-masing 91 untuk Sm(III) dan 8,5 untuk Vb[lll). Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa kedua unsur lantanida tersebut dapat dipisahkan satu sama lain dengan kriptan [2,2,1] dan [2,2,2] dengan menggunakan ion Cl sebagai pasangan ion dan pengaturan kepolaran pelarut. ...... In line with the development of Science and Technology, the usage of lanthanide commodities keeps growing-up. Wide growing applications creates the availability of these elements with relatively cheap price. Commercial resources of these elements are minerals such as monazite and bastnaesite. Procuring these elements needs a simple separation method. The availability of various types of macrocyclic ligands which have high selectivity towards various metals, needs an observation of applications to select lanthanide either in group or individually. The research target is to get an optimum extraction of metal ions Sm(III) and Yb(III) with [2,2,1] and [2,2,2] cryptands as lanthanide cryptates and to determine extraction constants and the extracted species. Then the obtained result can be used to determine the validity of this solvent extraction method for the separation of the two ions. Research was done by learning the effect of pH, cryptand's type, varying concentrations of the cryptands and adjustment of solution's polarity. Percentage extraction and the distribution ratio (D) are known by measurement of metal ion after extraction with MS G.F. Complex behavior such as the stoichiometric of lanthanide cryptates was examined using W Vs spectrophotometer. UV-Vis spectrophotometer shows the formation of lanthanide cryptates in chloroform with the ratio of metal versus ligand = 1 : 1, which is strengthened by actualilization of the effect of cryptand's concentration versus % E. Extraction with cryptand [2,2,1 ] was selective at pH 6 and gave %E for Sm (III) and Yb (111) respectively are 76,02 and 61,31; while cryptand [2,2,2] at pH 5 are 87,23 and 36,31. Log K for Sm (Ill) and Yb (III) with cryptand [2,2,1 ] at pH 6 are -1,003 and -1,768; whereas cryptand [2,2,2] at pH 5 are 9,095 and -2,552. Species that expected at the extraction is MLH+CI4 in the pH range 3 - 4 and MLCI2OH at pH 6. At an 6% n-hexane in chloroform, obtained %E for extraction of Sm(III) and Yb(III) with [2,2,1] at pH 6 are 50,79 and 18,70 while using [2,2,2] at pH 5 are 89,40 and 18,69. At a mixed extraction using [2,2,1] at pH 6 and 6% n-hexane/CHCI3, %E are obtained to be 85 for Sm(lll) and 16 for Yb(lll), while using [2,2,2] at pH 5 and 0% n-hexanelchtoroform %E are obtained 91 for Sm (III) and 8,5 for Yb(III). From these experiments, it is concluded that the two lanthanide ions are able to be separated from each other with cryptand [2,2,1] and [2,2,2] using CI- as an ion pair and adjustment of solution's polarity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Untuk memberikan hasil yang memuaskan, bahan aktif yang tepat harus dihantarkan ke tempat yang tepat dengan konsentrasi yang tepat dan dalam periode waktu yang tepat pula. Dengan metode RPI, digunakan emolien primer guna meningkatkan kelarutan bahan aktif dan emolien sekunder guna meningkatkan tenaga pendorong dengan menurunkan kelarutan emolien primer. Evaluasi terhadap krim yang diperoleh dilakukan dengan pengamatan organoleptis, meliputi warna, bau, terjadinya pemisahan fase, pengamatan homogenitas krim, pengukuran pH, pemeriksaan konsistensi, serta pengamatan dengan mikroskop optik. Hasilnya, krim memenuhi kriteria krim yang baik. Pengujian difusi dengan alat Flow Through diffusion cell menunjukkan bahwa penggunaan isopropil isostearat dan trietilheksanoin sebagai emolien ganda mampu meningkatkan penetrasi vitamin E asetat ke dalam kulit lebih baik dibandingkan dengan formula Krim B yang merupakan formula sediaan krim yang tidak diperhitungkan kombinasi emoliennya. Hasil uji difusi Krim A adalah sebesar 22,17 ± 1,230 μg/cm2, sedangkan hasil uji difusi krim B adalah sebesar 7,97 ± 0,028 μg/cm2.
Universitas Indonesia, 2005
S32497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Ananta
Abstrak :
Ekstraksi senyawa bioaktif menggunakan Deep Eutectic Solvent (DES) semakin masif digunakan karena memiliki toksisitas rendah, biodegradable, mudah disintesis, dapat diatur polaritas serta selektivitasnya sesuai kebutuhan, dan aman bagi lingkungan jika dibandingkan dengan pelarut organik. Sintesis DES dari pencampuran Hidrogen Bond Acceptor (HBA) dan Hidrogen Bond Donor (HBD) akan memberikan jenis yang beragam sehingga sulit untuk menentukan campuran DES yang akan memberikan hasil ekstraksi terbaik. Penelitian ini menggunakan mangostin sebagai representatif dari ribuan senyawa bioaktif dan difokuskan untuk mencari korelasi antara polaritas DES dengan hasil ekstraksi menggunakan Nile Red sebagai parameter kepolaran. Hipotesis dari korelasi tersebut akan diuji pada senyawa bioaktif lainnya yaitu (kuersetin, rutin, polifenol, fenolik), ekstraksi cair-cair (asam palmitat), dan ekstraksi cair-gas (CO2) Penelitian ini menggunakan data sekunder untuk mendapatkan data yang ekstensif terkait hasil ekstraksi senyawa bioaktif alfa-mangostin, kuersetin, rutin, polifenol, fenolik, asam palmitat, dan CO2 menggunakan DES dan data polar parameter Nile Red (Enr). Selanjutnya, akan dilakukan uji polaritas DES jika data polaritas yang tidak tersedia pada literatur. Hasil akhir menunjukkan adanya korelasi kuadratik yang ditunjukkan oleh kurva regresi maupun secara kuantitatif yang ditunjukkan dari nilai regresi kuadratik antara hasil esktraksi dengan polaritas DES. ......Extraction of bioactive compounds using Deep Eutectic Solvent (DES) has emerged as a highly promising category of green solvents due to the low toxicity, biodegradable, easy to synthesize, and considered safe for the environment compared to organic solvents. The synthesis of DES from mixing Hydrogen Bond Acceptor (HBA) and Hydrogen Bond Donor (HBD) has provided various types, making it difficult to determine the DES mixture that will give the best extraction yield. This study used mangosteen as a representative of thousands of bioactive compounds and focused on finding the correlation between the polarity of DES and the extraction using Nile Red as a polarity parameter. The hypothesis of the correlation will be tested on other bioactive compounds (quercetin, rutin, polyphenols, phenolics), liquid-liquid extraction (palmitic acid), and liquid-gas extraction (CO2). This study uses secondary data to obtain extensive data regarding the extraction results of the bioactive compounds alpha-mangosteen, quercetin, rutin, polyphenols, phenolics, palmitic acid, and CO2 using DES and data on polar parameters Nile red (Enr). Furthermore, the polarity value of DES (Enr) will be carried out through experimental research if the polarity data are not available in the literature. The final result qualitatively shows that there is a quadratic correlation based on the curve as well as quantitatively which is indicated by the value of the quadratic correlation between the extraction yield and the polarity of DES (Enr)
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dezaldi Adam
Abstrak :
Beberapa proses pemurnian minyak sawit mengakibatkan kandungan senyawa nutrisetikal tereduksi dari minyak sawit hasil pemurnian. NADES natural deep eutectic solvent merupakan alternatif pelarut untuk ekstraksi asam lemak bebas pada minyak sawit. Dengan mempengaruhi sifat dari NADES maka akan mempermudah difusi asam lemak bebas ke dalam NADES. NADES berbasis betain memiliki rentang kepolaran yang tidak jauh berbeda.Sifat polaritas berhubungan dengan ikatan hidrogen yang terjadi antara HBD dengan HBA, seiring dengan penambahan rasio molar dari NADES adanya kecenderungan mengurangi polaritas. Sedangkan, jika Viskositas yang tinggi mengindikasikan adanya ikatan hidrogen yang luas antara masing-masing komponen sehingga menghambat gerakan bebas komponen-komponen dalam NADES. Viskositas memiliki pengaruh terhadap koefisien difusi, jika viskositas pelarut rendah maka koefisien difusi akan meningkat, serta meningkatkan laju ekstraksi. Berdasarkan sifat tersebut, NADES dengan kapasitas penyerapan terbaik dimiliki NADES 1,2 butanediol pada semua rasio yang dapat lebih banyak menyerap asam palmitat dibanding 1,2 propanediol; 1,3 propanediol; 1,2 butanediol; 1,3 butanediol; 1,4 butanediol; dan etilen glikol. Ekstraksi dengan NADES tersebut dapat menyerap sebanyak 60 dengan selektivitas yang tinggi. Karena itulah, ekstraksi NADES dengan HBD 1,2 butanediol dapat mengekstraksi asam palmitat dari minyak sawit terbesar. ......A number of palm oil refining processes results in reduced nutraceutical compounds from refined palm oil. NADES natural deep eutectic solvent is a solvent alternative for free fatty acid extraction on palm oil. By affecting the nature of NADES, it will facilitate the diffusion of free fatty acids into NADES. Beta based NADES has a slightly different polarity range. The polarity properties are related to the hydrogen bonds that occur between HBD and HBA, along with the addition of the molar ratio of NADES to the tendency of reducing polarity. Whereas, high viscosity indicates the presence of extensive hydrogen bonds between each component thus inhibiting the free movement of components in NADES. Viscosity has an effect on the diffusion coefficient ndash if the solvent viscosity is low, the diffusion coefficient and the rate of extraction will increase. Based on these properties, NADES with the best absorption capacity of NADES 1.2 butanediol in all ratios can absorb more palmitic acid than 1,2 propanediol 1.3 propanediol 1,2 butanediol 1.3 butanediol 1,4 butanediol and ethylene glycol. Extraction with NADES can absorb as much as 60 with high selectivity. Therefore, NADES extraction with HBD 1,2 butanediol can extract palmitic acid from the largest palm oil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Wicaksono
Abstrak :
Rotor magnet permanen adalah rotor dari mesin listrik, dalam hal ini mesin sinkron tanpa penguat eksternal karena penguatnya berasal dari magnet permanen itu sendiri. Pada Simulasi Optimasi Jarak Antar Rotor pada Generator Sinkron Magnet Permanen ini, pengaruh jarak antar kutub magnet permanen sangat berpengaruh terhadap distribusi fluks magnetnya sendiri. Selain berpengaruh terhadap distribusi fluks, jarak antar kutub magnet permanen juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap dimensi rotor dan dimensi mesin sinkron secara keseluruhan. ......Rotor permanent magnet is the rotor from electric machine, in term of synchronous machine without external exciter because the exciter come from it permanent magnet self. In Simualtion Optimization of Distance Between Rotor of Permanen Magnet Synchronous Generator, impact of distance between permanent magnet polarity was highly correlated to magnet flux distribution itself. In addition, distance between permanent magnet polarity also influencing indirectly into rotor dimension and dimension of sychronized machine thoroughly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Adhi Fitradhana
Abstrak :
Rotor magnet permanen adalah rotor dari mesin listrik, dalam hal ini mesin sinkron tanpa penguat eksternal karena penguatnya berasal dari magnet permanen itu sendiri. Pada Studi Desain Rotor Generator Sinkron Magnet Permanen Fluks Aksial Jenis Cakram, dalam hal ini pengaruh jarak antar kutub magnet permanen sangat berpengaruh terhadap distribusi fluks magnetnya sendiri. Selain berpengaruh terhadap distribusi fluks, jarak antar kutub magnet permanen juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap dimensi rotor dan dimensi mesin sinkron secara keseluruhan. ......Rotor permanent magnet is the rotor from electric machine, in term of synchronous machine without external exciter because the exciter come from it permanent magnet self. Design Study of Rotor on Axial Flux Permanent Magnet Synchronous Generator Disc Type, impact of distance between permanent magnet polarity was highly correlated to magnet flux distribution itself. In addition, distance between permanent magnet polarity also influencing indirectly into rotor dimension and dimension of sychronized machine thoroughly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1864
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library