Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinar Setiawidiani
Abstrak :
Mekanisme inhibisi korosi pada ekstrak biji saga Abrus precatorius pada baja API 5L Grade B dalam larutan 1M HCl telah dipelajari menggunakan metode polarisasi potensiodinamik dan Electrochemical Impedance EIS pada variasi konsentrasi 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, dan 10 ml. Kandungan flavonoid diidentifikasi terdapat pada ekstrak biji saga melalui pengujian FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan laju korosi menurun seiring dengan penambahan ekstrak biji saga. Ekstrak biji saga dapat berperan sebagai inhibitor korosi dengan efisiensi maksimum 86 pada pengujian polarisasi potensiodinamik dan 66 pada pengujian EIS. Ekstrak biji saga tergolong ke dalam inhibitor campuran dengan dominan inhibitor katodik. Adsorpsi dari ekstrak biji saga pada permukaan logam sesuai isoterm adsorpsi Langmuir dengan mekanisme adsorpsi fisika.
Mechanism of corrosion inhibition on saga Abrus precatorius seed extract on API 5L Grade B in 1M HCl solution has been studied using potentiodynamic polarization and electrochemical impedance spectroscopy EIS with variation concentration of 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, and 10 ml. Flavonoid content in saga seed was identified by FTIR. The results showed corrosion rate increased with a decrease inhibitor concentration of saga seed extract. Saga seed extract acts as a corrosion inhibitor with maximum efficiency 86 using potentiodynamic polarization and 66 using EIS. Saga seed extract acts as mixed type inhibitor with cathodic inhibitor dominant. Adsorption of saga seed extract on metal surface obeyed Langmuir adsorption isotherm by physical adsorption mechanism.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tio Angger Pertama
Abstrak :

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari mekanisme ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) dan ekstrak ubi ungu (Ipomoea Batatas) sebagai inhibitor korosi ramah lingkungan untuk API 5L pada lingkungan 0,2 M HCl. Karakterisasi kedua inhibitor dilakukan dengan pengujian FTIR dan menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada kedua inhibitor tersebut adalah senyawa flavonoid. Pengujian polarisasi potensiodinamik dan EIS dengan variasi penambahan inhibitor serta campuran antara kedua inhibitor dilakukan untuk mempelajari sifat inhibisi, dari penelitian ini dapat diketahui bahwa masing- masing kedua inhibitor dapat digunakan sebagai inhibitor ramah lingkungan sedangkan campuran antara kedua inhibitor tersebut tidak dapat melindungi logam API 5L pada lingkungan 0,2 M HCl. Dari pengujian polarisasi potensiodinamik menunjukkan bahwa dengan penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak daun kelor maka laju korosi akan semakin menurun dan nilai efisiensi inhibisi semakin naik dengan nilai tertinggi adalah 73,08%, sedangkan dengan penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak ubi ungu laju korosi semakin turun dengan nilai efisiensi inhibisi maksimal sebesar 65,31%. Namun hasil pengujian polarisasi potensiodinamik untuk kombinasi kedua inhibitor menunjukkan nilai laju korosi yang semakin meningkat. Hasil pengujian EIS menunjukkan bahwa kedua inhibitor ini dapat melindungi logam dengan membentuk sebuah lapisan film yang melapisi permukaan logam. Mekanisme adsorpsi inhibitor menunjukkan sebagai mekanisme adsorpsi secara fisik serta sesuai dengan model dari Langmuir untuk inhibitor ekstrak daun kelor dan Temkin untuk ekstrak ubi ungu.


This research was conducted to study the mechanism of Moringa Oleifera leaf extract and purple sweet potato extract (Ipomoea Batatas) as green corrosion inhibitors for API 5L in the environment of 0.2 M HCl. The characterization of the two inhibitors was carried out by FTIR testing and showed that the compounds contained in the two inhibitors were flavonoids. Testing of potentiodynamic polarization and EIS with variations in inhibitor addition and mixtures between the two inhibitors was carried out to study the inhibitory properties, from this study it can be seen that each of the two inhibitors can be used as green corrosion inhibitors while the mixture between the two inhibitors cannot protect the API 5L environment of 0.2 M HCl. From the potentiodynamic polarization test showed that by increasing the concentration of Moringa leaf extract inhibitors, the corrosion rate will decrease and the inhibition efficiency value increases with the highest value is 73.08%, whereas with the addition of the purple yam extract inhibitor concentration the corrosion rate decreases with the inhibition efficiency value maximum of 65.31%. However, the results of the potentiodynamic polarization test for the combination of the two inhibitors showed an increasing corrosion rate. The EIS test results show that these two inhibitors can protect the metal by forming a layer of film that lines the metal surface. The adsorption inhibitor mechanism shows as a mechanism of physical adsorption and in accordance with the model from Langmuir for Moringa leaf extract inhibitors and Temkin for purple sweet potato extract.

2019
T52525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalisha Rizqi Olga Pramono
Abstrak :
Pengaruh kombinasi ekstrak daun Physalis angulata daun ciplukan dan daun Cassia angustifolia daun jati cina sebagai inhibitor ramah lingkungan dengan perbandingan 50:50 pada baja karbon API 5L diinvestigasi. Pengujian dilakukan dalam lingkungan HCl 1M. Pengujian yang dilakukan meliputi polarisasi potensiodinamik, kehilangan berat, dan EIS. Senyawa antioksidan diinvestigasi melalui pengujian FTIR. Sesuai dengan pengujian FTIR, senyawa antioksidan yang terkandung pada kombinasi ekstrak ini adalah flavonoid. Variabel yang digunakan adalah konsentrasi inhibitor, yaitu 10 ml, 30 ml, dan 50 ml. Diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, maka semakin tinggi kemampuan inhibitor dalam menginhibisi permukaan baja dimana efisiensi inhibitor paling tinggi didapatkan dengan konsentrasi 50 ml. Kombinasi ekstrak daun ciplukan dan daun jati merupakan inhibitor jenis campuran yang lebih dominan ke katodik. Metode adsorpsi inhibitor ini mengikuti adsorpsi isotherm Langmuir dengan tipe adsorpsi fisika atau physisorption. ......The effect of combination of Physalis angulata leaf and Cassia angustifolia leaf extract as green inhibitor with a 50:50 ratio for API 5L steel was investigated. This experiment was carried in 1M HCl solution by using different concentrations as variables which is 10 ml, 30 ml, and 50 ml inhibitor extracts. This experiment was evaluated using potentiodynamic polarization, EIS, and weight loss. The antioxidant compound was investigated using FTIR and was found to be flavonoid. It was found that the capability of the inhibitor to inhibit the steel surface from the environment increases with increasing concentration, which 50 ml concentration is found to have the best efficiency of all concentrations. Combination of physalis angulata leaf and cassia angustifolia leaf extract is found to be a mixed type inhibitor with predominant cathodic effectiveness. The adsorption of this inhibitor on the steel surface was predominantly through physisorption and obeyed Langmuir adsorption isotherm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Widianto
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari mekanisme ekstrak kunyit putih Curcuma Zedoaria dan ekstrak ubi jalar ungu Ipomoea Batatas sebagai inhibitor korosi ramah lingkungan untuk API 5L pada lingkungan 3,5 NaCl. Karakterisasi kedua inhibitor dilakukan dengan pengujian FTIR dan menunjukkan bahwa senyawa yang terdapat pada kedua inhibitor tersebut adalah senyawa flavonoid. Pengujian polarisasi potensiodinamik dan EIS dengan variasi penambahan inhibitor serta campuran antara kedua inhibitor dilakukan untuk mempelajari sifat inhibisi, dari penelitian ini dapat diketahui bahwa masing ndash; masing kedua inhibitor dapat digunakan sebagai inhibitor ramah lingkungan untuk logam API 5L pada lingkungan 3,5 NaCl sedangkan campuran antara kedua inhibitor tersebut tidak dapat melindungi logam API 5L pada lingkungan 3,5 NaCl. Dari pengujian polarisasi potensiodinamik menunjukkan bahwa dengan penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak kunyit putih maka laju korosi akan semakin menurun dan nilai efisiensi inhibisi semakin naik dengan nilai tertinggi adalah 70,5 , sedangkan dengan penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak ubi jalar ungu laju korosi semakin turun dengan nilai efisiensi inhibisi maksimal sebesar 15,09. Namun hasil pengujian polarisasi potensiodinamik untuk inhibitor ekstrak kunyit putih 400 ppm yang ditambah dengan ekstrak ubi jalr ungu menunjukkan nilai laju korosi yang semakin meningkat. Hasil pengujian EIS menunjukkan bahwa kedua inhibitor ini dapat melindungi logam dengan membentuk sebuah lapisan film yang melapisi permukaan logam. Mekanisme adsorpsi inhibitor menunjukkan sebagai mekanisme adsorpsi secara fisik dan kimia serta sesuai dengan model dari Langmuir. ......This study was conducted to study the mechanism of white turmeric extract Curcuma Zedoaria and purple sweet potato extract Ipomoea Batatas as a green corrosion inhibitor for API 5L in a 3.5 NaCl environment. The characterization of both inhibitors was done by FTIR testing and showed that the compounds present in both inhibitors were flavonoids. Potentiodynamic polarization and EIS polarization with variation of inhibitor addition and mixture of both inhibitors were performed to study the inhibitory properties, from this study it can be seen that each of the two inhibitors can be used as a green corrosion inhibitor for API 5L metal in a 3.5 NaCl environment whereas the mixture between the two inhibitors can not protect the 5L API in the 3.5 NaCl environment. From potentiodynamic polarization testing showed that with the addition of white turmeric extract inhibitor concentration, the corrosion rate will decrease and the value of inhibition efficiency increases with the highest value is 70,5 , whereas with the addition of purple sweet potato extract inhibitor concentration decreasing with efficiency value maximum inhibition of 15.09. However, potentiodinamic polarization test results for a 400 ppm white turmeric extract inhibitor added with purple java extract showed an increasing rate of corrosion rate. The results of the EIS test show that these two inhibitors can protect the metal by forming a film coating that coats the metal surface. The mechanism of adsorption inhibitor shows as a physical and chemical adsorption mechanism and is in accordance with the model of Langmuir.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Prasetyo
Abstrak :
Sebagai biomaterial implan, salah satu sifat penting yang harus dimiliki paduan kobalt adalah ketahanan korosi dan biokompatibilitas yang sangat baik terhadap lingkungan biologis seperti Artificial Blood Plasma (ABP) Dalam penelitian ini digunakan spesimen paduan kobalt ASTM F 75 hasil metalurgi serbuk dalam bentuk kepingan (tablet) dengan variasi kandungan Si 0 - 1%. Untuk mengetahui kinetika korosi, dilakukan pengujian polarisasi potensiodinamik dan exposure (immersion) pada pH 7,4 dan temperatur 37 ºC dalam lingkungan Artificial Blood Plasma (ABP) dengan beberapa kondisi yang dipertahankan konstan. Pengujian dilakukan dengan mengikuti standar ASTM. Kenaikan potensial pengujian 3 mV/detik dengan rentang pemindaian mulai dari -0,25 Volt hingga 0,25 Volt. Elektroda bantu yang digunakan karbon dan elektroda acuan dipilih Kalomel jenuh (SCE). Untuk mengamati produk korosi, jenis korosi dan biokompatibilitas spesimen uji, dilakukan serangkaian penelitian lanjutan menggunakan SEM/EDX, foto penampang melintang dan AAS (Atomic Absorb Spectrometry). Hasil yang diperoleh dari pengujian polarisasi potensiodinamik dan exposure mengindikasikan ketahanan korosi yang berada pada level paling baik dengan laju korosi < 1 mpy dan memenuhi standar aplikasi medis untuk Eropa, yaitu dibawah 0,457 mpy. Laju korosi yang baik diperoleh melalui hadirnya lapisan pasif dalam lingkungan Artificial Blood Plasma (ABP). Spesimen yang memenuhi standar pengujian tersebut adalah spesimen uji nomor 6 berupa paduan kobalt ASTM F 75 hasil metalurgi serbuk dengan kandungan 1% Si. Untuk aspek biokompatibilitas, material ini masih memiliki kelemahan jika digunakan sebagai implan permanen. Pengujian dengan teknik exposure selama 1 minggu mengindikasikan jumlah ion Co dan Ni terlarut yang mendekati ambang batas maksimum, mengacu kepada standar aplikasi medis bahwa ambang batas maksimum ion Co adalah < 3,50 ppm sedangkan ion Ni adalah < 1,10 ppm. Peningkatan kandungan Si hingga 1% dalam spesimen paduan kobalt ASTM F 75 hasil metalurgi serbuk dapat memperbaiki ketahanan korosi dan biokompatibilitasnya.
As a biomaterial implant, one of important properties that must be possessed by cobalt alloys is an outstanding corrosion resistant and good value of biocompatibility in biological environment such as Artificial Blood Plasma (ABP). The specimen used on this experiment was powder metallurgy cobalt alloy ASTM F 75 tablet shape with silicon content variation 0 ? 1%. To observe the corrosion kinetics of powder metallurgy cobalt alloy ASTM F 75, this experiment were carried out in Artificial Blood Plasma (ABP) by potentiodynamic polarization and exposure (immersion) test at pH 7,4 and 37 ºC under several constant conditions maintained. The experiment data processing was accorded to ASTM standard. Potential scan rate was 3mV/sec with range -0,25 Volt to 0,25 Volt. The counter electrode was carbon, while reference electrode was Saturated Calomel (SCE). Product corrosion, form corrosion and biocompatibility follow observed by SEM/EDX, cross sectional area and AAS (Atomic Absorb Spectrometry). The observation data achieved from potentiodynamic polarization and exposure test indicated an outstanding corrosion resistance by less than 1 mpy and less than 0,457 refer to Europe medical application standard. Outstanding corrosion resistance from the material have correlated by present of passive film in Artificial Blood Plasma . The specimen have passed standard requirements was specimen number 6 (1% silicon content). On biocompatibility aspect, this material still had weaknesses for permanent medical uses. Exposure test on 1 week period indicated that dissolved Co and Ni close to maximum limit. These referred to medical application standard that the maximum limit of dissolved Co and Ni were < 3,50 and < 1.10 ppm. Increasing silicon content till 1% on powder metallurgy cobalt alloy ASTM F 75 enhanced corrosion resistance and biocompatibility of material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27965
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erliza Erbaryanti
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh air formasi berinhibitor terhadap perilaku korosi dan laju korosi baja API 5L Grade B. Metode yang digunakan yaitu Weight loss dan Polarisasi Potensiodinamik. Uji celup dilakukan dengan variasi waktu 8, 11, dan 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi baja API 5L dalam larutan air formasi berinhibitor mengalami pemasifan dan laju korosi semakin menurun seiring pertambahan waktu. Hasil pengujian XRD menunjukkan bahwa produk korosi yang dihasilkan adalah Fe3O4. ......A research has been conducted to know the influences formation water with presence of inhibitor to the corrosion behaviour and corrosion rate API 5L Grade B steel. Weight loss and Potentiodynamic Polarization methodology has been carried out. An immersion test with various time 8,11, and 14 days has been done. This research has show that passivity happened and the corrosion rate has decreased as the increased of time. The corrosion product of Fe3O4 has been known as the result of XRD test.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1548
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library