Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Alma Apriani
"Dalam penerjemahan puisi, tidak hanya makna dan gaya, melainkan bentuk dan isi juga harus disepadankan. Penelitian ini membahas tentang analisis pergeseran bentuk penerjemahan dalam puisi bahasa Jerman, Sachliche Romanze black; karya Erich KÄ*stner yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
Romansa Realistis oleh Berthold DamhÄ*user. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka. Analisis teks dilakukan dengan menerjemahkan TSa secara harfiah dan menganalisis pergeseran bentuk dalam penerjemahan berdasarkan teori teknik penerjemahan dari Molina dan Hurtado Albir dan teori pergeseran bentuk penerjemahan dari Catford. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 33 pergeseran kategori dalam penerjemahan puisi ini. Bait pertama puisi yang terdiri dari empat baris terdapat 6 pergeseran, bait kedua puisi yang terdiri dari empat baris terdapat 11 pergeseran, bait ketiga puisi yang terdiri dari empat baris terdapat 6 pergeseran, dan bait keempat puisi yang terdiri dari lima baris terdapat 10 pergeseran.
In poem translation, a translator should pay attention not only to the meaning and style but also the form and the content. This research explains about the translation shifts a German poem
titled Sachliche Romanze by Erich KÄ*stner which was translated to Bahasa Indonesia by Berthold DamhÄ*user with a new title Romansa Realistis. This research uses a qualitative method, which is a divining manual study. This research is done by translating the source language literally and analyzing the shifts through the theory of translation tehcnique from Molina and Albir and Catford`s theory of translation shifts. The results show that there are thirty there shifts in the translation. The first stanza has six shifts in its four lines, the second stanza with its four lines has eleven shifts, the third stanza with its four lines has six shifts, and the fourth stanza with its five lines has 10 shifts."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Jaysen Ekajuve Thiadi
"Kebangkitan Kecerdasan Buatan (AI) telah mendorong banyak sektor pekerjaan untuk berkembang atau berisiko menjadi kuno. Industri penerjemahan tidak terkecuali. Artikel ini bertujuan untuk mempraktikkan penerjemahan pascahumanis dengan Gemini. Studi ini bertujuan untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari terjemahan yang dihasilkan oleh AI melalui penerjemahan puisi tradisional: yang diperoleh dan yang hilang dalam terjemahan, serta bagaimana prompt engineering dapat mempengaruhi hasil terjemahan dari beberapa Pantun Nasihat, Agama, dan Adat yang dipilih dari Pantun Melayu: Masa Silam dan Masa Kini (2008). Untuk tujuan ini, modifikasi analisis multi-fitur dan empat pendekatan dalam penerjemahan puisi yang dikemukakan oleh Holmes (1970) dalam Eesa (2008) akan diterapkan. Temuan menunjukkan bahwa kinerja Gemini dalam menerjemahkan masih tidak konsisten, tetapi adanya potensi untuk menjadi alat yang kuat jika mendapat bimbingan yang tepat. Bimbingan ini, dalam bentuk masukan yang diterima, yang harus dilakukan oleh penerjemah manusia yang akrab dengan genre teks dan konvensi teks yang ingin mereka terjemahkan.
The rise of Artificial Intelligence (AI) has incited many job sectors to evolve or risk obsolescence. The translation industry is no exception. The article aims to put posthumanist translation into practice with Gemini. The study aims to show the advantages and drawbacks of AI-generated translations through the translation of traditional poetry: what is gained and what is lost in translation, and how prompt engineering could affect the results of the translation of select pantuns of Wisdom (Nasihat), Religion (Agama), and Customs (Adat) extracted from Pantun Melayu: Masa Silam dan Masa Kini (2008). For this purpose, a modification of the multi-feature analysis and the four approaches in poetry translation as propounded by Holmes (1970) in Eesa (2008) will be applied. Findings indicate that Gemini’s performance in translating is still inconsistent, but it does have the potential to be a powerful tool if it received the right guidance. This guidance, in the form of the input it receives, must be done by a human translator who is familiar with the textual genre and conventions of the text they wish to translate."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library