Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hildebrand Hanoch Victor
Abstrak :
Latar Belakang. Pneumonia nosokomial adalah infeksi paru yang terjadi setelah pasien dirawat di rumah sakit setelah lebih dari 48 jam, tanpa adanya tanda dari infeksi paru pada saat perawatan. Jika dibandingkan dengan individu usia muda, pada individu usia lanjut lebih sering didapatkan adanya penyakit infeksi yang bersumber dari komunitas dan nosokomial dengan hasil akhir yang lebih buruk. Penilaian domain Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G) diharapkan dapat menjelaskan faktor yang berperan terhadap pneumonia nosokomial pada pasien usia lanjut. Tujuan. Mengetahui proporsi pasien usia lanjut yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan mengalami pneumonia nosokomial dan apakah domain P3G merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian pneumonia nosokomial. Metode. Kohort retrospektif dengan melihat rekam medis pasien usia ≥ 60 tahun yang menjalani rawat inap dalam rentang waktu Januari-September 2019 di ruang rawat medis Ilmu Penyakit Dalam Geriatri RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan mengambil data sekunder dari penelitian divisi geriatri. Sampel yang diambil adalah pasien yang dirawat inap dengan usia ≥ 60 tahun yang mengalami pneumonia nosokomial. Pengolahan data menggunakan aplikasi Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.0.  Hasil. Dari 228 subjek, proporsi pneumonia nosokomial pada pasien usia lanjut yang menjalani rawat inap adalah 31,14%. Rerata usia adalah 69 tahun dengan rentang usia subjek antara 60-89 tahun. Status nutrisi (RO 2,226, IK95% 1,027-4,827) dan status fungsional (RO 3,578, IK95% 1,398-9,161) merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian pneumonia nosokomial pada pasien usia lanjut yang menjalani rawat inap di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Simpulan. Proporsi pasien usia lanjut yang mengalami pneumonia nosokomial adalah 31,14%. Status nutrisi dan status fungsional merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian pneumonia nosokomial pada pasien usia lanjut yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. ......Background. Nosocomial pneumonia is a lung infection that occurs after the patient is hospitalized for more than 48 hours, without any signs of pulmonary infection at the time of treatment. When compared with young individuals, elderly individuals are more likely to have community-sourced and nosocomial infections with worse outcomes. Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) domains are expected to explain the factors that contribute to nosocomial pneumonia in elderly patients. Objective. To determine the proportion of elderly treated at Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital and experienced nosocomial pneumonia and whether the CGA domains influence nosocomial pneumonia. Methods. A retrospective cohort by looking at the medical records of patients aged 60 years or older who were hospitalized in the medical ward of Geriatric Internal Medicine at Dr. Cipto Mangunkusomo National Central General Hospital in January-September 2019 and taking secondary data from the geriatric division research. The samples were taken from hospitalized patients aged 60 years or older who had nosocomial pneumonia. Data processing using the application of Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16. Result. From 228 subjects, the proportion of nosocomial pneumonia in elderly patients who were hospitalized was 31,14%. The mean age was 69 years with the subject's age range between 60-89 years. Nutritional status (OR 2.226, CI 95% 1.027-4.827) and functional status (OR 3.578, 95% CI 1.398-9.161) are factors that influence the incidence of nosocomial pneumonia in elderly patients who are hospitalized at Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital. Conclusion. The proportion of elderly patients with nosocomial pneumonia was 31.14%. Nutritional status and functional status are factors that influence the incidence of nosocomial pneumonia in elderly patients who are hospitalized at Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marcia
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan Infeksi pneumonia nosokomial (PN) merupakan masalah utama di negara berkembang terutama pada pasien yang menjalani bedah jantung dan mendapat perawatan di intensive care unit (ICU). Aspirasi mikroorganisme dari kolonisasi rongga mulut merupakan salah satu faktor risiko PN yang perlu diperhatikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dapat tidaknya kondisi rongga mulut menjadi prediktor terjadinya PN. Metode Penelitian ini adalah penelitian kohort prospektif. Subjek penelitian merupakan pasien bedah jantung elektif. Kondisi rongga mulut diwakili oleh oral hygiene index - simplified (OHI-S), decay missing filled - teeth (DMF-T) serta laju aliran saliva tanpa stimulasi (LASTS) diukur pada prabedah dan pascabedah. Terjadinya PN dinilai melalui dua parameter diagnosis yaitu clinical pulmonary infection score (CPIS) dan PN yang didiagnosis berdasarkan pengkajian klinis dokter (diagnosis klinis PN). Hasil Pada penelitian ini didapatkan 35 subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi selama Desember 2012 hingga Maret 2013. Hasil analisis statistik tidak menunjukkan kemaknaan hubungan antara OHI-S, DMF-T, LASTS dengan CPIS(p=0,420; p=0,268; p=0,949). Demikian pula dengan OHI-S, DMF-T tidak terbukti mempunyai hubungan dengan diagnosis klinis PN (p=0,484; p=0,656). Namun, LASTS mempunyai hubungan signifikan dengan diagnosis klinis PN (p=0,017). Rerata LASTS pascabedah mengalami penurunan bermakna dibandingkan dengan prabedah (p=0,000). Kesimpulan Dalam penelitian ini, kondisi rongga mulut belum dapat terbukti sebagai prediktor terjadinya PN walaupun terdapat hubungan antara LASTS dengan PN yang didiagnosis melalui pengkajian klinis dokter.
ABSTRACT
Introduction Nosocomial pneumonia (NP) is a major problem in developing countries, particularly in patients undergoing cardiac surgery and who received treatment in the intensive care unit (ICU). Aspiration of oral microorganism colonization is one of the substantial risk factors. The aim of this study was to determine whether the condition of the oral cavity can be a predictor of NP. Methods A cohort prospective study was performed in this study. Subjects are elective cardiac surgery patients. Oral conditions examination defined by oral hygiene index ? simplified (OHI-S), decay missing filled - teeth (DMF-T) and unstimulated salivary flow rate (SFR) was implemented pre-surgery and post-surgery. Diagnosis of NP was evaluated through two parameters. There were clinical pulmonary infection score (CPIS) and clinical assessment of NP. Results There were 35 subjects participating in this study who meet inclusion criteria since December, 2012 to March, 2013. Statistic analyses have not been able to confirm the link between OHI-S, DMF-T, SFR to CPIS (p=0.420; p=0.268; p=0.949). Similarly, relation of OHI-S, DMF-T and clinical NP has not proven (p=0.484; p=0.656). However, SFR was significantly related to clinical assessment of NP (p=0.017). The mean of post-surgery SFR was remarkably lower than pre-surgery (p=0.000). Conclusions In this study, the oral conditions have not been shown to be predictors of the occurrence of PN although there is a link between SFR and clinical assessment of NP.
2013
T35042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library