Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Resa Ana Dina
Abstrak :
Pneumonia merupakan penyakit penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare diantara balita. Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka kematian balita di Indonesia. Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka mortalitas neonatal antara lain promosi menyusui dini dan diikuti dengan pemberian ASI eksklusif. ASI merupakan minuman alami bagi bayi baru lahir pada bulan pertama kehidupannya yang bermanfaat untuk kesehatannya. Namun sayang, cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih sangat rendah. tingginya angka pneumonia dan rendahnya cakupan ASI eksklusif ini perlu mendapatkan perhatian. Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol. Kasus adalah anak usia 1-5 tahun yang didiagnosa pneumonia oleh dokter/bidan/perawat yang berkunjung ke puskesmas terpilih. Kontrol adalah anak usia 1-5 tahun yang didiagnosa tidak pneumonia dan penyakit berat yang berkunjung ke puskesmas terpilih. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat, stratifikasi, dan multivariat dengan logistik regresi. Dan hasil penelitian diperoleh bahwa anak yang diberi ASI tidak eksklusif memiliki Rasio Odds 6,699 kali (95% CI: 3.204-14.007) untuk mengalami kejadian pneumonia dibandingkan anak yang diberi ASI eksklusif setelah dikontrol dengan variabel adanya perokok, adanya asap pembakaran, pendidikan ibu, riwayat imunisasi DPT lengkap dan status gizi. Hasil penelitian ini membuktikan hipotesis penelitian yaitu pemberian ASI tidak eksklusif meningkatkan risiko kejadian Pneumonia dibandingkan yang diberi ASI eksklusif pada anak usia 1-5 tahun di Kabupaten Bogor. Intervensi melalui promosi ASI eksklusif selama enam bulan, program anti rokok, penggunaan bahan bakar untuk masak yang sempurna pembakarannya, pemberdayaan ibu rumah tangga, imunisasi DPT dan perbaikan gizi, perlu dilakukan secara terintegritas untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit Pneumonia.
Pneumonia is one of main cause after diarrhea among under-five year children. It was showed that Pneumonia had become a major public health problem which contributed toward the high of mortality among under-five year children. The intervention action we can do is breastfeeding initiation promotion and giving exclusive breastfeeding. Breastfeeding is a natural food for newborn particularly in the first month of life, that very important for their health in the future. Unfortunately, the practice of exclusive breastfeeding in Indonesia was not really good. The high prevalence of Pneumonia and the low of exclusive breastfeeding practice, so we should give more attention for this problem. The objective of study was to identify the role of exclusive breastfeeding practice with lower respiratory tract infection in under-five children in Bogor District. This study used case control design. Sample was selected by purposive (for cases) and random sampling (for control). Each group consist 107 cases and 107 controls. Case definition is children suffered Pneumonia whom diagnosed by doctor/midwives/nurse seeking for treatment at selected health center. Control definition is children without Pneumonia whom diagnosed by doctor/midwives/nurse seeking for treatment at selected health center. Data analysis used univariate, bivariate, stratification, and multivariate using logistic regression. And the result of study showed that children whom not given exclusive breastfeeding had the risk Rasio Odds 6,699 kali (95% CI: 3.204-14.007) greater to Pneumonia than children whom given exclusive breastfeeding in under-five year children after controlled by smoker at home, air pollution from cooking at home, level education of mother, immunization status and nutrition status. This result succeed to prove the hypothesis that not giving exclusive breastfeeding practice increasing the risk to Pneumonia than whom given exclusive breastfeeding in under-five year children. Intervention through exclusive breastfeeding promotion, anti-cigarette program, use of stove with perfect burst, mother empowerment, immunization, improving nutrition status should applied at each family for decreasing morbidity and mortality caused by lower respiratory tract infection in under-five year children.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36760
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Dwi Aribowo
Abstrak :
Perawat memiliki peran yang penting untuk mencegah pasien Intensive Care Unit yang terpasang ventilator agar tidak mengalami Ventilator Associated Pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat Intensive Care Unit terhadap pencegahan Ventilator Associated Pneumonia di RSUP Fatmawati Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan analisis deskriptif pada 57 perawat Intensive Care Unit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perawat Intensive Care Unit RSUP Fatmawati berada dalam kategori sedang dengan persentase 74,04%. Penelitian ini menyarankan untuk perawat mengikuti pelatihan pencegahan Ventilator Associated Pneumonia sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan penurunan angka kejadian Ventilator Associated Pneumonia di ruang Intensive Care Unit. ......Nurses have important role to prevent Ventilator Associated Pneumonia in the mechanically ventilated patients in the Intensive Care Unit. This study aimed to described the level of knowledge of Intensive Care Unit nurses in the prevention of Ventilator Associated Pneumonia at RSUP Fatmawati Jakarta. This study used a cross sectional method with analytic descriptive to 57 nurses. The results of this study showed that the level of knowledge of Intensive Care Unit nurses at RSUP Fatmawati Jakarta are in the average-level with a percentage of 74.04%. This study suggested to following nursing training about Ventilator Associated Pneumonia prevention in order to increasing the knowledge level of Ventilator Associated Pneumonia prevention and as well as reducing the number of Ventilator Assoiated Pneumonia in the Intensive Care Unit.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chici Pratiwi
Abstrak :
HIV/AIDS telah menjadi penyakit yang merajalela di seluruh dunia. Sebagian besar pasien yang menderita HIV/AIDS meninggal karena penyakit infeksi yang menyertainya dan infeksi paru termasuk empat penyakit infeksi komorbid tersering pada pasien HIV/AIDS. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui prevalensi penyakit infeksi komorbid pada pasien HIV serta faktor-faktor yang berhubungan sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi pada pasien HIV dan mengurangi angka morbiditas ataupun mortalitas pada pasien HIV. Penelitian ini dikerjakan dengan metode cross-sectional. menggunakan 108 sampel yang dipilih dengan metode simple random sampling dari data rekam medik pasien RSCM tahun 2010. Data diolah dengan sistem SPSS menggunakan uji chi-square dan mann-whitney. Hasilnya adalah responden dengan infeksi paru sebanyak 84,3%, paling banyak berada pada rentang usia 25-49 tahun (90,1%), berjenis kelamin laki-laki (70,3%), memiliki faktor resiko penularan berupa penggunaan jarum suntik saja (33%). Perbandingan Index Massa Tubuh dan cd4+ absolute pada pasien HIV dengan infeksi paru dan tanpa infeksi paru memberikan hasil nilai p berturut-turut p=0,009 dan p=0,913. Dengan demikian dapat disimpulkan, Infeksi paru pada pasien HIV/AIDS berhubungan dengan Index Massa Tubuh namun tidak berhubungan dengan cd4+ absolut serta karakteristik lainnya. ......HIV/AIDS has become a worldwide disease. Most patients who suffer from HIV/AIDS die of infectious diseases that accompany it. Pulmonary infection is included in the four infectious diseases that most often occurs in patients with HIV. This study was designed to determine the prevalence of comorbid infectious disease in HIV patients and related factors that can prevent infection in HIV patients and reduce morbidity or mortality in HIV patients. The research was done by cross-sectional method, using 108 samples selected by simple random sampling method, and obtained from medical records of patients hospitalized RSCM in 2010. Data processed with the SPSS system using chi-square and Mann-Whitney test. The result is respondents with pulmonary infection as much as 84.3%, most are in the age range 25-49 years (90.1%), male sex (70.3%), using needles as a risk factor of transmission (33%). The Comparison of Body Mass Index and absolute CD4 + count in HIV patients with pulmonary infection and without pulmonary infection giving the value of p respectively p = 0.009 and p = 0.913. It can be concluded, pulmonary infections in HIV / AIDS-related body mass index but not associated with an absolute CD4 + count as well as other characteristics.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Santoso
Abstrak :
Pencemaran udara dalam ruang hunian mempunyai pengaruh yang besar terhadap penghuninya. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan cukup bervariasi, dimulai dengan gejala yang ringan yaitu batuk kering, sakit kepala, iritasi mata, pilek dan tenggorokan terasa kering sampai dengan yang berat yaitu sesak napas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat konsentrasi debu udara ruang hunian dengan kejadian penyakit Pnemonia pada bayi dan balita yang tinggal pada permukiman di sekitar pabrik semen di Desa Tarjun. Rancangan penelitiannya adalah Cross Sectional. Pengukuran konsentrasi debu udara ambien dilakukan pada tiga titik arah dispersi pencemaran udara kearah selatan (dengan jarak 500 m, 600 m, dan 700 m) sesuai arah angin dominan di daerah tersebut, dan juga dilakukan tiga periode waktu pengamatan, pagi, petang, dan malam. Di sekitar titik pengambilan sampel debu udara ambien, dilakukan pengambilan sampel debu udara ruang hunian secara total sampling terhadap 53 rumah yang mempunyai bayi dan balita. Pada sampel tersebut dilakukan pemeriksaan Minis ada tidaknya kejadian penyakit pnemonia pada bayi dan balita. Analisis statistik menggunakan Uji Regresi Linier dan Uji Regresi Logistik pads program pengolahan data statistik SPSS Versi 7.5 dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin jauh jarak dari sumber pencemar makin rendah konsentrasi debu udara ambiennya. Sedangkan untuk periode waktu pengamatan, ternyata makin tinggi konsentrasinya pada malam hari dibandingkan dengan pagi dan Siang hari. Untuk konsentrasi debu udara ruang hunian mempunyai rata-rata sebesar 1.733,12 .tg/m3, dengan prevalensi kejadian pnemonia sebesar 36,6% dan bukan pnemonia sebesar 63,4%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian, ventilasi rumah, dan jenis bahan bakar memasak dengan kejadian penyakit Pnemonia pada bayi dan balita. Dari model regresi logistik diketahui bahwa seorang anak yang tinggal di sekitar pabrik semen PT. IKC-Tarjun mempunyai kemungkinan untuk menderita penyakit pnemonia sebesar 93,7%, kemudian setelah dikontrol dengan variabel umur, kepadatan hunian, ventilasi, suhu ruang, kelembaban relatif, dan jenis bahan bakar memasak. Model ini cukup cocok (fit) dengan keseluruhan akurasi model sebesar 90,24%. Hasil akhir dapat diketahui urutan prioritas variabel yang paling berperan dalam menentukan prognosis Pnemonia pada bayi dan balita yaitu ventilasi kamar. Penelitian, lanjutan disarankan untuk melihat hubungan antara faktor risiko dengan efek yang ditimbulkan sebagai akibat pencemaran debu udara ruang hunian ui sekitar pabrik semen menggunakan rancangan Case Control atau Cohort Study. Daftar bacaan : 68 (1965 - 2000)
Relation of Consentration Indoor Air Dust Arround The Cement Factory to Infant and Children Under Five Pneumonia Desease Cases at Tarjun Village, County of Kotabaru, South Borneo. Indoor air polution have much influence to the people who live in. Health Effect which cause by this case are to variative, from Dry-Cough, Headache, Eye Irritation, Influenza, Dry-Throat until hard to breath. The ideal of this research is to knowing the relation of indoor air dust around the cement factory to infant and children under 5 Pneumonia desease cases at Tarjun Village. Model of this research is Cross Sectional. Analytical of ambient air dust concentration has done at three point along dispersion of air polution direction to south (500 m, 600 m, and 700 m) in accordance with dominant wind direction in there. Arround the sampling point (dust sample), the collecting of indoor air dust as total sampling has done to 53 houses which have infant and children under 5. Clinical Chek-up has done to infant and children under 5 to chek-out is there any pneumonia desease cases or not. Analitycal statistic using linear regretion test and logistic regretion test with treatment statistic data program SPSS version 7.5 and 95% Convidence Intervale. The result of this research shows that more far the range from polution source the concentration of ambient air dust is more low. In other way at time periode, the concentration is more high at night than a day. Indoor air dust have averageconcentration 1733.1 µg/m3 with 36.6 % pneumonia case prevalence and 63.4 % are not pneumonia. Analitycal statistic result shows that there is any significant relation between crowded room, house ventilation, and kind of fuel to infant and children under five pneumonia desease cases. From logistic regretion model knowing that one child who lived arround the cement factory PT. IKC-Tarjun have 93.7 % to get pneumonia desease by controling age, crowded room, ventilation, room temperature, relatif humadity, and kind of fuel. This model is equal wiht all model aquration as 90.2%. The last result shows that the most playrole variable in determination prognosis child pneumonia are room ventilation. Suggested to do an advance study for looking related risk factor with efect in design Case Contron or Cohort Study. Literature: 68 (1965 - 2000)
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Sudirman
Abstrak :
Penyakit pnemonia sampai sekarang masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Profil Kesehatan Kota Bekasi tahun 2002 menyebutkan pnemonia menempati urutan ke 4 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas untuk golongan umur 29 hari- <1 tahun sebesar 4,82% (1.456 orang) dan 3.328 orang (4,15%) untuk golongan umur 1-4 tahun. Hasil penelitian-penelitian terdahulu baik di dalam maupun di luar negeri menunjukkan bahwa umur, keadaan gizi, kekebalan tubuh, lingkungan fisik rumah dan perilaku merupakan faktor yang dapat mempengaruhi insiden pnemonia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor lingkungan fisik rumah dan faktor risiko lainnya dengan kejadian pnemonia pada balita. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain kasus kontrol. Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Teluk Pucung Kota Bekasi dengan waktu penelitian bulan Maret sampai dengan Juni 2003. Populasi penelitian adalah balita yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Teluk Pucung. Sampel penelitian terdiri atas kasus dan kontrol. Kasus adalah balita yang datang berobat ke Puskesmas Teluk Pucung dalam kurun waktu penelitian dan berdasarkan diagnosis dokter/paramedis dinyatakan sebagai penderita pnemonia Sedangkan kontrol adalah tetangga terdekat kasus yang tidak menderita pnemonia pada saat penelitian dilakukan. Besar sampel secara keseluruhan adalah 196, terdiri dari 98 kasus dan 98 kontrol. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur, observasi dan pengukuran, Alat yang digunakan (meteran, timbangan bayi, lux meter, Microdust 880nm. Data di analisis hasil dengan menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat dengan bantuan perangkat lunak yang tersedia di UPT komputer FKM UI. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi square menunjukkan bahwa 13 dari 18 variabel bebas yang diteliti mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian pnemonia pada derajat kepercayaan 95%. Variabel-variabel tersebut adalah kepadatan rumah, pencahayan ruang tamu, pencahayaan kamar tidur, luas ventilasi rumah, luas ventilasi kamar tidur, kadar PM10 ruang tamu, kadar PM10 kamar tidur, kadar PM10 dapur, adanya perokok dalam rumah, status gizi, status imunisasi, status ekonomi keluarga, perilaku ibu menggendong balita saat memasak. Hasil analisis multivariat untuk mendapatkan faktor yang paling mempengaruhi kejadian pnemonia pada balita secara berurutan dengan melihat OR tertinggi adalah kadar debu PM10 kamar tidur balita (Olt 11,255), status imunisasi (OR=6,839), status gizi (OR=6,041), luas ventilasi kamar tidur balita (OR 5,089), kepadatan hunian rumah (OR=4,312), perilaku ibu memasak dengan menggendong balita didapur (OR 2,7913). Intervensi yang dilakukan dalam sistim kewaspadan dini penyakit pnemonia perlunya surveilans aktif petugas P2M dan sanitarian Puskesmas Teluk Pucung bersama kader posyandu dan kader kesehatan lingkungan dalam pembuatan pemetaan wilayah balita berisiko dari faktor dominan tersebut dan ditindak lanjuti dengan penyuluhan terhadap masyarakat tentang penyakit pnemonia pada balita dengan alternatif pencegahannya melalui peningkatan gizi pada balita, pemberian imunisasi yang lengkap, serta merubah perilaku ibu dalam memasak dengan tidak menggendong balita. Daftar Pustaka : 37 (1974-2002)
Physical House's Environmental and Another Risk Factors Related to Under Five Years Children Pnemonia Cases in Teluk Pucung Community Health Center (Puskesmas) Area, Bekasi District Year 2003In developing country as in Indonesia, pneumonia recognized as a Community cause of death for babies and under five years children. According to Bekasi Health Profile year 2002, pneumonia is number four from ten diseases in Community Health Centre (Puskesmas), for age group 29 days < 1 year is 4.82 % (1,459 persons) and for age group 1-4 year is 4.15 % (3,328 persons). Based on the last research indicated that age, nutrition, immunity, physical house environment, and behavior, are factors which influences pneumonia incident. Research objectives is define physical house's environment and another risk factors related to babies and under five year children pneumonia. This research held from March to June 2003 in the Teluk Pucung Community Health Centre (Puskesmas) Area, Bekasi. Research method is using Case-Control studies. Population is babies who live in Teluk Pucung Community Health Centre (Puskesmas) Area. Case is child under five years who attending to Community Health Centre for care in the research period and diagnosed as pneumonia. Control was taken from the closed neighbor to the case. Total numbers of samples are 196 persons; with number of each case and each control are 98 persons. Research instruments are questioners, check list, and field measurement tools such as scale, lux meter, microdust 880 nm. Result analyzed by invariant, bivariant chi-square test, and multivariant aplicated by logistic regression software. Bivariants analyses by chi-square from 18 variables, indicated that 13 variables correlated with pneumonia with 95 % degree of freedom, that is; house's crowded, guest and bed room's lighting, houses and bed rooms ventilation space, PM10 for bed room and PMIO for kitchen, nutrition, immunization and economic status, maternal behaviors to held their baby when they are cooking, and the existence of smoker in their houses. Multivariate analyses to identify dominant factors related to babies pneumonia are PM10 dust contents in under five years children bedroom (OR =11.255), immunization status (CR=.839), nutrition status (OR=6.041), under five years children bedroom ventilation space (OR-5.089), house crowded (OR-4.3121), maternal behavior to hold under five children's when there are cooking (CR=2.794). Early pneumonia alert system needs active surveillances from the Communicable Diseases Control and the Sanitarian officers, together with the Integrated Health Post (Posyandu) and the Environmental Health cadres, especially to develop under five years children risk factors mapping area. It should be followed by health community education to develop understanding about pneumonia disease with alternative prevention by increasing nutrient, giving complete immunization, and mother changed behaviors. References : 37 (1974 - 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library