Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rinda Khalisya Soraya
Abstrak :
Mangrove asosiasi merupakan daerah vegetasi yang tumbuh di daerah pesisir dibelakang zona mangrove sejati. Mangrove asosiasi jenis Pluchea indica dan Sesuvium portulacastrum dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan logam berat pada akar, batang, dan daun dari Pluchea indica dan Sesuvium portulacastrum. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Juli 2018 di tambak Blanakan, Subang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive random sampling. Kandungan logam berat dianalisis menggunakan Shimadzu 6300 Atomic Absorption Spectrophotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pluchea indica dan Sesuvium portulacastrum mampu menyerap logam berat. Kandungan Cu, Zn dan Pb tertinggi pada Pluchea indica, dengan konsentrasi masing-masing sebesar 18,61mg/kg di stasiun tiga, 27,40 mg/kg, dan 15,70 mg/kg di stasiun satu. Konsentrasi Cu, Zn, dan Pb pada organ Sesuvium portulacastrum dengan konsentrasi masing-masing sebesar,  8,88 mg/kg, 18,41 mg/kg, dan 14,55 mg/kg di stasiun 1, dengan konsentrasi tertinggi ditemukan pada akar. Sementara itu, pada sedimen kandungan Zn (101,27 mg/kg) > Pb (31,27) > Cu (10,88) pada stasiun 1. Berdasarkan uji manova 3 arah diperoleh bahwa organ tumbuhan, jenis tumbuhan, dan lokasi (stasiun) berpengaruh terhadap nilai Cu, Zn, dan Pb. Pluchea indica memiliki faktor biokonsentrasi Cu lebih dari 1 di semua stasiun pada semua organ (akar, batang, dan daun), sedangkan di Sesuvium portulacastrum pada akar. Faktor-faktor translokasi yang lebih dari 1 ditemukan pada Pluchea indica yaitu pada Cu, Zn, dan Pb masing-masing di stasiun 1 dan 3 daripada Sesuvium portulacastrum hanya pada Zn di stasiun 3. Penting untuk mempelajari kemungkinan Pluchea indica dan Sesuvium portulacastrum sebagai bioindikator dan akumulator logam berat.
Mangrove-associated plants is an area of vegetation that grows in the coastal area behind the true mangrove zone. Mangrove-associated plant are Pluchea indica and Sesuvium portulacastrum can be used as bioindicators of heavy metals pollution in the aquatic environment such as brackish water ponds. The purpose of this research was to analyze the heavy metals content in roots, stems, and leaves (Pluchea indica and Sesuvium portulacastrum). This research was conducted on January to Juli 2018 in Blanakan Ponds, Subang. Sampling was done using purposive random sampling method. Heavy metals content were analyzed using the Shimadzu 6300 Atomic Absorption Spectrophotometer. Result showed that Pluchea indica and Sesuvium portulacastrum were able to absorb heavy metals. The highest Content of Cu, Zn, and Pb in Pluchea indica, respectively 18,61 mg/kg at station 3, 27,40 mg/kg and 15,70 mg/kg at station 1. Concentration of Cu, Zn and Pb in organ Sesuvium portulacastrum, respectively 8,88 mg/kg, 18,41 mg/kg and 14,55 mg/kg at station 1, with highest concentration were found in roots. Meanwhile, sediments of Zn content (101.27 mg / kg)> Pb (31.27)> Cu (10.88) at station 1. Based on manova test showed that plant organs, plant species, and location (station) affected the values of Cu, Zn, and Pb. Pluchea indica had bioconcentration factor of Cu more than 1 at all stations in all organs (roots, stems, and leaves), while in Sesuvium portulacastrum in roots. Translocation factors more than 1 were found in Pluchea indica for Cu, Zn, and Pb at station 1 and 3 respectively than Sesuvium portulacastrum only Zn at station 3. It is important to study the possibility of Pluchea indica and Sesuvium portulacastrum as bioindicator and accumulator of heavy metals.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T51762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susylowati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisa fitokimia secara kuantitatif dan kualitatif; aktivitas antioksi dan ekometabolomik daun beluntas yang tumbuh pada lahan salin. Metode yang digunakan dalam uji aktivitas antioksidan adalah metode 2,2-diphenyl-1- picrylhydrazyl (DPPH) and High Performance Liquid Chromatography (HPLC) digunakan untuk menganalisa ekometabolomik. Hasil uji kualitatif fitokimia ekstrak metanol daun beluntas pada lahan salin menunjukkan negatif terhadap terpenoid dan steroid dan positif terhadap alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Hasil uji kualitatif fitokimia ekstrak metanol daun beluntas pada lahan non salin menunjukkan positif terhadap alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, terpenoid dan steroid. Kandungan total fenol dan flavonoid ekstrak metanol daun beluntas pada lahan salin lebih kecil daripada non salin. Rata-rata kadar total fenol ekstrak daun beluntas pada lahan salin dan non salin adalah 938,33 dan 966,83 mg GAE/100 mg berat kering. Rata-rata kadar flavonoid ekstrak daun beluntas pada lahan salin dan non salin adalah 836,74 dan 888,70 mg QE/ 100 gram. Kandungan total flavonoid dan fenol berbanding lurus aktivitas antioksidan. Ekstrak metanol daun beluntas pada lahan non salin memiliki mutu yang lebih bagus dengan luasan peak yang lebih tinggi pada beberapa senyawa yang sama namun jumlah senyawa yang dimiliki lebih sedikit.
ABSTRACT
The present study aims to analyze phytochemicals quantitatively and qualitatively; antioxidant activity and ecometabolomic of beluntas (Pluchea indica) leaves that grow on saline area, Blanakan. The method used in the antioxidant activity test were the 2,2- diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH); and High Performance Liquid Chromatography (HPLC) method used to analyze ecometabolomics. Qualitative test results of phytochemical methanol extract of beluntas leaves on saline area showed negative effects on terpenoids and steroids and were positive for alkaloids, flavonoids, tannins and saponins. Qualitative test results of phytochemical methanol extract of beluntas leaves on non-saline fields showed positive effects on alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, terpenoids and steroids. The total content of phenol and flavonoids of methanol extract of P. indica leaves on saline fields was smaller than non-saline. The average total phenol content of P. indica leaf extract on saline and non-saline area was 938.33 and 966.83 mg GAE / 100 mg dry weight respectively. The average flavonoid levels of P. indica leaf extract on saline and non-saline fields were 836.74 and 888.70 mg QE / 100 grams respectively. The total content of flavonoids and phenol is directly proportional to antioxidant activity. The methanol extract of beluntas leaves on non-saline land has better quality with a higher peak area in some of the same compounds, but the number of compounds possessed were less.
2019
T53125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ernawati
Abstrak :
Daun beluntas atau Pluchea indica (L.) Less telah lama dimanfaatkan sebagai makanan dan obat tradisional. Iradiasi sinar gamma sering digunakan untuk dekontaminasi bahan pangan maupun herbal, namun diperlukan dosis iradiasi yang tepat agar efektif dalam membunuh mikroorganisme dengan tetap memaksimalkan kadar senyawa bioaktif dan aktivitas biologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh iradiasi gamma 60Co terhadap cemaran mikroba, kadar senyawa turunan asam kafeoil quinat, dan aktivitas antioksidan daun beluntas. Serbuk daun beluntas diiradiasi dengan sinar gamma 60Co dengan dosis serap 0, 2,5, 5, 7,5, dan 10 kGy. Angka lempeng total bakteri aerob dan angka kapang khamir diuji menggunakan metode Petrifilm pada 0 dan 3 bulan setelah iradiasi. Setelah proses maserasi dengan etanol 70%, kadar 6 senyawa turunan asam kafeoil quinat dalam ekstrak daun beluntas ditentukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Aktivitas antioksidan ekstrak daun beluntas diukur dengan metode DPPH, ABTS dan ferric reducing antioxidant power (FRAP). Iradiasi gamma dosis 2,5–10 kGy efektif menurunkan angka lempeng total dan angka kapang khamir serbuk daun beluntas (p < 0,05). Kadar senyawa turunan asam kafeoil quinat dalam ekstrak daun beluntas meningkat signifikan pada dosis 5–10 kGy (p < 0,05). Sementara aktivitas antioksidan menunjukkan kenaikan signifikan pada dosis 2,5–10 kGy (p < 0,05). Diantara dosis iradiasi tersebut, dosis 10 kGy menunjukkan hasil yang terbaik. Dengan demikian, iradiasi gamma dosis 10 kGy bermanfaat dalam menurunkan cemaran mikroba sekaligus meningkatkan kadar senyawa asam kafeoil kuinat dan aktivitas antioksidan daun beluntas. ......Pluchea indica (L.) Less or beluntas leaf has long been used as food and in traditional medicine. Gamma irradiation is widely used as a decontamination method of foodstuffs and herbs. However, the appropriate dose of gamma irradiation is necessary to reduce microbial contamination while maximizing the plant’s bioactive constituents and biological activities. This study investigated the effect of gamma 60Co irradiation on the microbial burden, caffeoylquinic acid derivatives content, and antioxidant capacity of beluntas leaf. Beluntas leaf powder was exposed to gamma rays from 60Co at the absorbed dose of 0, 2.5, 5, 7.5, and 10 kGy. The total aerobic bacteria count and total yeast and mold count were investigated using the Petrifilm method at 0 and 3 months after irradiation. After a maceration of beluntas leaf with 70% ethanol, the content of six caffeoylquinic acid derivatives (CQAs) was assayed using high-performance liquid chromatography. The antioxidant capacity of the extract was determined using the DPPH, ABTS, and ferric reducing antioxidant power (FRAP) methods. Gamma irradiation at 2.5–10 kGy effectively reduced bacteria, yeast, and mold in beluntas leaf powder (p < 0.05). The levels of CQAs in beluntas leaf extract were significantly increased at 5–10 kGy (p < 0.05). Meanwhile, the antioxidant activity was enhanced significantly at 2.5–10 kGy (p < 0.05). Among the irradiation doses, 10 kGy showed the best results. Thus, gamma irradiation at 10 kGy is useful in reducing microbial contamination as well as increasing caffeoylquinic acid derivatives content and antioxidant capacity of beluntas leaf.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library