Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djoko Sihono Gabriel
"ABSTRAK
Kualitas sampah kemasan plastik yang rendah menjadi kendala bagi kualitas hasil proses daur ulang mekanikal dan sebaliknya kapasitas produksi daur ulang menjadi pembatas saat bahan baku berlebih. Penciptaan nilai kualitas sampah plastik dengan paradigma perbaikan kualitas sampah diubah dengan paradigma konservasi nilai material melalui rancangan kemasan ramah daur ulang dan kepedulian pemangku kepentingan. Peningkatan jumlah bahan baku berkualitas tinggi diantisipasi dengan kehadiran sistem manufaktur terintegrasi berbasis wilayah dengan dukungan pemangku kepentingan dan komunitas. Skema pengembangan sistem manufaktur terintegrasi di sembilan kota di Jawa Barat berpotensi meningkatkan pemanfaatan sampah kemasan plastik kaku hingga tersisa hanya 6% di tahun 2025 dengan volume produksi 270 ton bijih plastik hasil daur ulang berkualitas tinggi setiap hari. Pengusahaan yang layak secara finansial dan ekonomi serta membantu pengurangan sampah plastik yang tidak terkelola ini memerlukan dukungan regulasi serta penerapannya secara konsisten dan berkelanjutan. Serangkaian rencana implementasi program dan jadwal pelaksanaannya diajukan dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Low quality of plastic waste is a constraint of mechanical recycling product quality, while limitation of capacity is a counter-productive within a surplus of higher quality raw materials. Quality value creation with plastic waste quality improvement paradigm should be shifted to material value conservation paradigm through design for recycling of plastic packaging and awareness of its stakeholders. Surplus of higher quality of plastic waste anticipated with integrated manufacturing systems for a region and stakeholders as well as community awareness. A development scheme of this system for nine cities in West Java will increase rigid plastic waste utilization with only 6% unmanaged waste in 2025 and produce 270 metric tons/day of high quality recycled plastic pellets. Viability of business both in financial as well as economic measures and its role in unmanaged waste reduction need a proper regulation with a consistent and sustainable implementation. A set of program implementation plans as well as its time schedule proposed in this research."
Depok: 2015
D2048
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Verita Yastica
"Limbah plastik kemasan dengan kualitas yang baik memiliki potensi untuk dilakukan daur ulang dan dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk produk kemasan selanjutnya. Proses daur ulang terhadap limbah plastik sangat diperlukan dengan tujuan  penurunan tingkat produksi plastik, terlebih pada sektor industri kemasan yang dikenal sebagai pengguna plastik terbanyak dibanding sektor lainnya. Konservasi nilai material adalah paradigma baru yang dapat diimplementasikan melalui kategori baru dari design for recycling untuk menghindari penurunan nilai dari sebuah material. Implementasi dari paradigma ini telah menghasilkan limbah plastik dengan kualitas yang lebih baik dan harga jual yang lebih tinggi. Dengan menerapkan paradigma ini, biji plastik hasil daur ulang dapat menjadi alternatif bahan baku yang layak berdasarkan sifat mekanikalnya, bahkan setelah 8 tahapan daur ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh daur ulang bertahap terhadap sifat optik plastik polipropilena dengan penerapan konservasi nilai material. Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat bukti manfaat penerapan paradigma konservasi nilai material terhadap hasil daur ulang kemasan plastik, apakah dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku kemasan yang layak berdasarkan sifat optiknya. Sifat optik yang diamati dalam penelitian ini berdasar pada standar American Society for Testing dan Material (ASTM), yang terdiri dari warna (ASTM D2244), gloss (ASTM D2457) dan transparansi (ASTM D1746). Sifat warna masih memiliki kualitas yang baik setelah daur ulang bertahap, sedangkan tingkat penurunan maksimum yang ditemukan pada gloss adalah 6,35% pada transparansi adalah 22,22%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah 8 tahapan daur ulang, biji plastik polipropilena dapat menjadi alternatif bahan baku kemasan plastik yang layak jika dilihat dari  sifat optiknya, dengan lebih memperhatikan sifat transparansi.

Good quality of plastic packaging waste has the potential to be recycled, as it can be used as raw material for the next packaging products. Recycling is preeminent due to the grave necessity of decreasing plastic production rate, especially for packaging industries which are known to use more plastic compared to other sectors. Material value conservation is a new paradigm which can be implemented through a new category of design for recycling in order to avoid value degradation. Implementations of this paradigm has produced better quality processed plastic waste with higher selling price. Applied with this paradigm, recycled plastic pellets can be a viable alternative as raw material based on its mechanical properties, even after the 8th stage of recycling. This study aims to reveal the effect of repetitive recycling on the optical properties of polypropylene with implementation of material value conservation paradigm, to strengthen previous evidence of the implementation of the material value conservation paradigm on plastic packaging whether repetitive recycling plastic packaging can be a viable alternative as raw material based on its optical properties. Optical properties observed in this research were based on the American Society for Testing and Materials (ASTM) standards, which are consisted of colour (ASTM D2244), gloss (ASTM D2457) and transparency (ASTM D1746). The colour properties still have good quality after repetitive recycling. The maximum of degradation level found on gloss is 6.35% and the maximum of degradation level on transparency is 22.22%.The result of this study indicated that even after the 8th stage of recycling, plastic pellet of polypropylene still can be a viable alternative as raw material based on its optical properties, with more attention on transparency property."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilbert Then Sebastian
"Penggunaan plastik sehari-hari meningkatkan sampah plastik sulit terurai, sementara limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dari industri minyak kelapa sawit juga menjadi masalah lingkungan signifikan. Penelitian ini mengkaji pengaruh iradiasi electron beam terhadap sifat kimia dan fisik recycled polyethylene (rPE) serta kompatibilitasnya dengan TKKS dalam komposit Wood Plastic Composite (WPC). Iradiasi electron beam digunakan untuk memodifikasi rPE agar lebih kompatibel dengan TKKS. RPE diiradiasi dengan dosis 0, 100, 200, dan 300 kGy, kemudian dikarakterisasi menggunakan Melt Flow Index (MFI) dan pengukuran sudut kontak. Hasil menunjukkan dosis iradiasi mempengaruhi viskositas dan sifat permukaan rPE. Pada dosis 100 kGy, terjadi peningkatan hubung silang yang menurunkan MFI, sementara pada 300 kGy, chain scission dominan meningkatkan MFI. Pengukuran sudut kontak menunjukkan peningkatan sifat hidrofilik hingga dosis 200 kGy, namun sedikit meningkat pada 300 kGy. Uji mekanik menggunakan Universal Testing Machine (UTM) menunjukkan WPC dengan iradiasi 100 kGy memiliki tensile strength dan elongation at break lebih tinggi dibandingkan tanpa iradiasi. Analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan peningkatan adhesi antara serat TKKS dan matriks rPE pada sampel dengan iradiasi 100 kGy, menghasilkan struktur yang lebih homogen dan kuat. Penelitian ini menunjukkan iradiasi electron beam pada dosis optimal dapat meningkatkan sifat mekanik dan kompatibilitas WPC, menjadikannya alternatif potensial untuk mengatasi masalah lingkungan.

The use of plastic in daily life has led to an increase in non-degradable plastic waste, while empty fruit bunch (EFB) waste from the palm oil industry also poses a significant environmental problem. This study examines the effects of electron beam irradiation on the chemical and physical properties of recycled polyethylene (rPE) and its compatibility with EFB in the formation of Wood Plastic Composite (WPC). Electron beam irradiation is used to modify rPE to improve compatibility between hydrophobic rPE and hydrophilic EFB. In this study, rPE was irradiated at doses of 0, 100, 200, and 300 kGy, followed by characterization using Melt Flow Index (MFI) and contact angle measurements. Results showed that irradiation doses affect the viscosity and surface properties of rPE. At a dose of 100 kGy, increased hubung silang reduced MFI, while at 300 kGy, chain scission was dominant, significantly increasing MFI. Contact angle measurements indicated increased hydrophilicity up to a dose of 200 kGy, with a slight increase at 300 kGy. Mechanical testing using a Universal Testing Machine (UTM) showed that WPC irradiated at 100 kGy had higher tensile strength and elongation at break compared to non-irradiated samples. Scanning Electron Microscopy (SEM) analysis revealed improved adhesion between EFB fibers and the rPE matrix in samples irradiated at 100 kGy, resulting in a more homogeneous and robust structure. This study demonstrates that optimal electron beam irradiation doses can enhance the mechanical properties and compatibility of WPC, making it a potential alternative for addressing environmental issues."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library