Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farahana Kresno Dewayanti
Abstrak :
Artemisinin-based Combination Theraphy (ACT) telah digunakan sebagai terapi utama untuk mengobati malaria falciparum tanpa komplikasi di Indonesia sejak 2004. Dihydroartemisinin-piperaquine (DHP) diangkat sebagai terapi utama untuk semua kasus malaria tanpa komplikasi sejak tahun 2016, termasuk kasus malaria vivax. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi polimorfisme nukleotida tunggal pada class domain propeller gen diantara kasus malaria tanpa komplikasi yang disebabkan Plasmodium vivax dari Provinsi Jambi dan Papua, Indonesia. IsolatP. vivax diambil dari April 2016 hingga April 2018. Melalui deteksi kasus aktif dan pasif malaria vivax tanpa komplikasi, sebanyak 41 isolat dari Provinsi Jambi dan 55 isolat dari Provinsi Papua terekrut pada penelitian ini. Domain propeller gen pvk12 diamplifikasi dengan metode nested PCR lalu disekuensing untuk mengevaluasi polimorfisme nukleotida tunggal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak ditemukan polimorfisme domain propeller pada kodon M448, T517, F519, I568, D605, D691, dan I708 dari seluruh isolat yang diteliti. Polimorfisme pada kodon S578Y dari domain propeller gen pvk12 ditemukan pada satu isolat dari Provinsi Jambi. ......Artemisinin-based combination therapy (ACT) has been adopted as first line therapy for uncomplicated falciparum malaria in Indonesia since 2004. Dihydroartemisininpiperaquine (DHP) has been adopted as first line therapy for all uncomplicated malaria cases in Indonesia since 2016. The present study aims is to evaluate the single nucleotide polymorphisms in propeller domain gene among uncomplicated of Plasmodium in Jambi and Papua Provinces, Indonesia. The P. vivax isolates were collected from April 2016 to April 2018. A total of 41 P. vivax isolates from Jambi and 55 isolates from Papua were collected from uncomplicated vivax malaria cases enrolled through active and passive case detections. Amplification by nested PCR used to amplify gene propeller domain and sequencing is used to evaluate single nucleotide polymorphism. The overall results indicated that no polymorphisms of propeller domain pvk12 gene at codon M448, T517, F519, I568, D605, D691, and I708 were observed in all isolates. Polymorphism at codon S578Y of propeller domain gene was found in one isolate from Jambi Province.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnesya Ayu Pramadyani
Abstrak :
Pendahuluan: Malaria, terutama jenis falciparum, seringkali menyebabkan komplikasi ke berbagai organ sehingga berujung pada kematian. Salah satu gejala klinis adalah perbesaran limpa. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak etanol sambiloto (EES) terhadap perbesaran limpa pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei. Metode: Mencit jantan galur Balb/c dengan berat 28-30, 7-8 minggu. Mencit dibagi menjadi 4 kelompok secara acak, tiap kelompok dibagi menjadi 5 ekor mencit. Kelompok K: kontrol. Kelompok I: kontrol negatif. Kelompok perlakuan (II dan III) mendapat EES dengan dosis 2 mg/kgBB dan klorokuin 10 mg/kgBB per hari secara oral selama 7 hari. Kemudian diukur efek EES terhadap berat limpa mencit. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok kontrol negatif, terlihat perbesaran limpa yang berbeda bermakna dibanding kelompok kontrol (K), yaitu 198.68 mg ±23.24 vs 640.98 mg ±268.57 (p<0.05). Pada pemberian EES 2 mg/kgBB terlihat penurunan besar limpa, tetapi tidak berbeda bermakna dengan kontrol negatif, yaitu 465.96 mg ±112.10 vs 640.98 mg ±268.57 (p>0.05). Pemberian klorokuin menurunkan berat limpa secara bermakna dibandingkan kontrol negatif 305.26 mg ±36.18 vs 640.98 mg ±268.57 (p≤0.05). Kesimpulan: Pemberian EES 2 mg/kgBB menurunkan berat limpa mencit dibandingkan dengan kontrol negatif, tetapi secara statistik tidak berbeda bermakna. Pemberian klorokuin menurunkan berat limpa mencit secara bermakna. ......Preface: Malaria, especially malaria falciparum, often causes complication to several organs that leads to mortality. One of the clinical sign is spleen enlargement or splenomegaly. The aim of this research is to find the effect of extract ethanol sambiloto (ekstrak etanol sambiloto/EES) on the spleen enlargement of mice that infected with Plasmodium berghei. Methods: Male mice Balb/c strain weight 28-30, 7-8 weeks old. Mice are randomly divided into 4 groups, each groups contains 5 mice. Group K: control. Group I: control negative. Group II and III, which each got treatment with EES 2mg/kgW and chloroquine 10 mg/kgW per oral for 7 days . After that, we measure the effect of EES on mice’s spleen size. Result: The result of this research shows that control negative group is significantly different from the control group 198.68 mg ±23.24 vs 640.98 mg ±268.57 (p<0.05). The group which treated with EES 2 mg/kgW shows decreased spleen size, but show insignificant difference from control negative 465.96 mg ±112.10 vs 640.98 mg ±268.57 (p>0.05). The group which treated with chloroquine shows decreased spleen size that significantly different from control negative 305.26 mg ±36.18 vs 640.98 mg ±268.57 (p≤0.05). Conclusion: EES 2 mg/kgW treatment can decrease spleen size compare to control negative, but statistically insignificant. Chloroquine treatment can decrease spleen size significantly, clinically and statistically.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cattleya S. Leksmono
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Terdapat dua molekul.DNA ekstrakromosom pada berbagai spesies Plasmodium: elemen DNA linier sebesar 6 kb dan elemen DNA sirkuler 35 kb. Elemen 6 kb pada P. falciparum dan P. yoelii telah lengkap disekuens dan dapat diidentifikasi 3 ORF yang menunjukkan homologi dengan gen cyb, COI dan COAT pada DNA mitokondria, tapi elemen ini tidak memiliki gen tRNA dan hanya memiliki (ragmen rRNA. Peran dan fungsi elemen DNA ekstrakromosom ini belum diketahui secara pasti dan sebagai Iangkah awal untuk mengetahui dan memahaminya adalah dengan membuktikan bahwa elemen 6kb ini diekspresi. Pendekatan yang dilakukan adalah berdasarkan pada penggunaan antibodi yang spesifik sebagai pelacak terhadap produk putatif gen cyb pada elemen 6 kb. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendesain peptida berdasarkan urutan asam amino dad produk putatif gen apositokrom b yang sesuai sebagai imunogen, (2) membuat antibodi antipeptida yang spesifik dan (3) menggunakan antibodi antipeptida sebagai pelacak untuk mencari produk gen dengan teknik western immunoblofting. Antibodi yang ideal harus dapat mengenali protein asli, karena itu peptida dibuat mewakili daerah unik dam mempunyai antigenisitas tinggi. Untuk menginduksi produksi antibodi, peptida sintetik yang telah dikonjugasi dengan protein pembawa disuntikkan pada kelinci. Titer antibodi terhadap peptida ditentukan dengan teknik ELISA Direk. Spesifisitas antibodi antipeptida ditentukan dengan teknik ELISA Direk dan slot blot. Antibodi dengan spesifisitas tinggi digunakan sebagai pelacak untuk mencari produk putatif dengan teknik western immunoblotting. Hasil dan Kesimpulan: Berdasarkan beberapa kriteria dipilih dua daerah dari rangkaian asam amino yang diprediksi dari sekuens gen cyb pada elemen 6 kb, masing-masing mewakili ujung amino (terdiri dad 10 asam amino) dan karboksi (terdiri.dari 12 asam amino). Reaktivitas antiserum terhadap masing-masing konjugat memperlihatkan bahwa ujung karboksi Iebih imunogenik jika dibandingkan dengan ujung amino. Hasil karakterisasi keempat antibodi antipeptida menunjukkan hanya anti KLH-Cyb 365.376 mempunyai spesifisitas tinggi terhadap peptida, sehingga dipilih untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya. Karakterisasi lebih lanjut dengan slot blot menunjukkan bahwa anti KLH-Cyb 365.376 bereaksi spesifik dengan protein P. falciparum.. Dengan teknik western immunobloifing memperlihatkan reaksi spesifik anti KLH-Cyb 365.376 dengan polipeptida yang mempunyai mobilitas elektroforetik 66-70 kDa.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriyani
Abstrak :
Latar Belakang : WHO menyatakan bahwa malaria merupakan penyebab kematian utama penyakit infeksi tropis pada anak-anak dan wanita hamil. Anemia berat merupakan komplikasi yang umum dari malaria, terutama malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Seperempat dari total penduduk di Kecamatan Nangapanda yang merupakan daerah endemis malaria adalah anak sekolah, sehingga perlu dilihat hubungan antara infeksi Plasmodium falciparum dengan anemia pada anak sekolah di kecamatan Nangapanda, Nusa Tenggara Timur. Tujuan : Mengetahui hubungan antara anemia dengan infeksi Plasmodium falciparum pada anak sekolah di kecamatan Nangapanda, Nusa Tenggara Timur. Desain : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan case control. Metode : 540 whole blood anak sekolah yang telah mendapat terapi kecacingan selama 30 hari, diambil untuk pengukuran kadar haemoglobin dan pembuatan preparat malaria darah tebal dan darah tipis dengan pewarnaan Giemsa. Spesies Plasmodium dipastikan dengan menggunakan Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR). Hasil : Tingkat infeksi Plasmodium terhadap anak sekolah di daerah endemis malaria sebesar 3,51% (koreksi dengan Real Time PCR). Terdapat 43 kasus anemia dengan kasus 41 anemia ringan dan 2 kasus anemia sedang. Dari total 41 kasus anemia ringan, infeksi Plasmodium falciparum hanya ditemukan pada 3 kasus. Dua kasus anemia sedang dan 38 kasus anemia ringan yang dialami oleh subyek ternyata bukan disebabkan oleh infeksi Plasmodium falciparum. Subyek yang terkena infeksi Plasmodium falciparum mempunyai resiko 4.6 kali untuk menjadi anemia jika dibandingkan dengan subyek yang tidak terinfeksi (OR 4.6). Kesimpulan : Subyek yang terkena infeksi Plasmodium falciparum mempunyai resiko 4.6 kali untuk menjadi anemia jika dibandingkan dengan subyek yang tidak terinfeksi. ......Background: According to the WHO, malaria is the major cause of death from tropical infections in children and pregnant women. Severe anaemia is a common complication of malaria, particularly Plasmodium falciparum malaria. One-fourth of the population of Nangapanda Subdistrict, an malaria endemic region, are school children. Therefore it is necessary to investigate the relationship between Plasmodium falciparum infection with anaemia in school children at at Nangapanda Subdistrict, Nusa Tenggara Timur. Objective: To investigate the relationship between Plasmodium falciparum infection with anaemia in school children at Nangapanda Subdistrict, Nusa Tenggara Timur. Study Design: This was an observational case control study. Methods: A total of 540 whole blood samples were collected from school children receiving anthelmintic treatment for 30 days from the research team, for hemoglobin determination and preparation of thick and thin Giemsa blood smears for malaria diagnosis. Species of Plasmodium was confirmed by Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR). Results: Infection rate of Plasmodium among school children in this malaria endemic region was 3.51%. There were 43 cases of anaemia, comprising 41 mild cases and 2 moderately severe cases. Among the 41 mild anaemia cases, Plasmodium falciparum infection was found in only 3 cases. The remaining anaemia cases (38 mild and 2 moderately severe cases) were not caused by Plasmodium falciparum infection. Subject with the infection of Plasmodium falciparum will have a 4.6 times chances to become anaemia if compared with the subject with no infection (OR 4.6). Conclusion: Subject with the infection of Plasmodium falciparum will have a 4.6 times chances to become anaemia if compared with the subject with no infection.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Fitri Mutiara Rizki
Abstrak :
Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling berbahaya. Data WHO pada tahun 2023 melaporkan sebanyak 249 juta kasus malaria di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit malaria memerlukan tindakan penanggulangan. Namun, maraknya kasus resistensi obat antimalaria menjadi salah satu penghambat dalam upaya tersebut, salah satunya resistensi obat antimalaria atovaquone. Untuk itu, dibutuhkan suatu upaya penanggulangan penyakit malaria, salah satunya adalah dengan pengembangan obat antimalaria baru. Diketahui bahwa tumbuhan mangrove Sonneratia alba memiliki potensi antimalaria terhadap Plasmodium berghei secara ex vivo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimalaria ekstrak metanol S.alba terhadap beberapa jenis P.berghei resisten terhadap atovaquone secara ex vivo dan in vivo, serta prediksi interaksi ikatan kimia senyawa utamanya secara in silico. Uji antimalaria secara ex vivo dengan konsentrasi ekstrak 100, 30, 10, 1 μg/mL menghasilkan nilai IC50 dari rentang 16,26 μg/mL – 39,08 μg/mL. Secara in vivo ekstrak metanol S.alba dengan dosis 100, 30, 10, 1 mg/kg BW tidak menunjukkan aktivitas antimalaria. Secara in silico, dua senyawa utama yang terkandung memiliki ikatan kimia kuat dengan model protein mitokondria sitokrom b P.berghei yaitu oleanolic acid dan fipronil. Uji keamanan ekstrak terhadap mencit sehat juga dalam kategori aman. Oleh karena itu, penelitian ekstrak metanol S.alba sebagai kandidat antimalaria perlu dikembangkan. ......Malaria is one of the most dangerous infectious diseases. WHO reports in 2023, 249 million malaria cases happened in the world. So that, malaria requires control measures. However, increasing number of antimalarial drug resistance cases is a burden, one of them is antimalarial drug atovaquone resistance. For this reason, development of new antimalarial drug candidate are needed. Previous study reports, Sonneratia alba mangrove plant has antimalarial potency against Plasmodium berghei in ex vivo. This study aims to determine the antimalarial activity of S.alba methanol extract against several types of P.berghei resistant to atovaquone ex vivo and in vivo, also predicted chemical bond interactions of the main compounds in silico. Ex vivo antimalarial tests with extract concentrations of 100, 30, 10, 1 μg/mL showed IC50 values in the range16.26 μg/mL – 39.08 μg/mL. In vivo, methanol extract of S. alba in 100, 30, 10, 1 mg/kg BW dose did not show antimalarial activity. In silico, the two main compounds have strong chemical bonds with mitochondrial cytochrome b protein of P.berghei model, namely oleanolic acid and fipronil. Safety test of the extract tested on healthy mice was also in the safe category. Therefore, development of methanol extract of S. alba as antimalarial candidate needs further research.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julius Permana
Abstrak :
ABSTRACT
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles yang sudah terinfeksi oleh parasit Plasmodium. Parasit Plasmodium Falciparum yang menjadi penyebab terbesar kasus  malaria di Indonesia memiliki empat fase yaitu Ring, Tropozoite, Schizont, dan Gametocyte. Deteksi fase merupakan langkah yang penting untuk dilakukan karena pengobatan yang diberikan harus sesuai dengan jenis fase yang dialami oleh pasien. Deteksi biasanya dilakukan menggunakan mikroskop atas apusan sel darah merah, namun hal tersebut membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sehingga dibutuhkan metode alternatif. Dalam penelitian ini, penulis mengusulkan penggunaan metode segmentasi Otsu Thresholding dan metode preprocessing. Median Filter pada ruang warna HSI dan CIE dalam mendeteksi fase malaria. Data yang digunakan berasal dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) dengan total 26 citra. Positive Predictive Value( PPV) dan Sensitivity dipilih sebagi alat ukur untuk mengevaluasi kinerja melalui metode yang diusulkan. Dari hasil eksperimen, didapatkan nilai PPV pada ruang warna HSI mengungguli PPV pada ruang CIE. Sedangkan, pada nilai Sensitivity tidak tampak adanya perbedaan yang signifikan. Sehingga, segmentasi pada ruang warna HSI menghasilkan citra yang lebih baik dibandingkan pada ruang warna CIE.
ABSTRACT
Malaria is a disease transmitted by Anopheles mosquitoes that has been infected by Plasmodium parasits. Plasmodium Falciparum is the leading cause of Malaria in Indonesia has four phases including Ring, Trophozoite, Schizont, and Gametocyte. Malaria Phase Detection is an important step to be done because the treatment given must be in accordance with the Malaria Phase experienced by the patients. Detection is usually done by using microscope to detect red blood cells, but this method needs a long time, so alternative method is needed. In this research, we present Otsu Thresholding segmentation method and Median Filter preprocessing method on HSI and CIE color space.Positive Predictive Value (PPV) and Sensitivity are chosen as a measurement to evaluate performance of our proposed method. From the experiment result, the PPV value on HSI color space is higher than PPV on CIE color space, while there is not significant different in Sensitivity Value for both color spaces.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusia Mega Relita
Abstrak :
Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan merupakan penyakit endemis di daerah tropis termasuk Indonesia. Semakin banyaknya strain Plasmodium yang resisten terhadap obat antimalaria membutuhkan penemuan obat baru yang lebih poten untuk mengatasi permasalahan ini. Delonix regia mengandung zat kimia alkaloid dan terpenoid yang memiliki potensi sebagai antiplasmodium. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak kulit buah dan daun Delonix regia mampu menurunkan densitas Plasmodium berghei. Kelompok perlakuan mendapatkan ekstrak kulit buah dan daun yang diberikan dengan tiga dosis, yaitu 2,8 mg/20g mencit, 8,4 mg/20g mencit, dan 14 mg/20g mencit selama tiga hari berturut-turut dimulai tujuh hari setelah inokulasi parasit pada Mencit Swiss-webster. Pemeriksaan parasitemia dilakukan pada hari ke-0 sebelum perlakuan dan hari ke-3 setelah perlakuan dengan cara dibuat sediaan apusan darah tipis yang diwarnai dengan Giemsa. Hasil analisis statistik menunjukkan pada dosis ekstrak kulit buah Delonix regia dosis 2,8 mg/20g mencit dan dosis 8,4 mg/20g mencit menunjukkan perbedaan jumlah parasit yang signifikan terhadap jumlah parasit kelompok kontrol negatif, sedangkan pada ekstrak kulit buah Delonix regia dosis 14 mg/20g mencit menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Hasil analisis statistik pada ekstrak daun Delonix regia dosis 2,8 mg/20g mencit, 8,4 mg/20g mencit dan 14 mg/20g mencit menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak kulit buah Delonix regia dosis 2,8 mg/20g mencit paling baik dalam menurunkan densitas Plasmodium berghei. ......Malaria remains a public health problem and endemic in tropical country, including Indonesia. Increasing number of strains of drug-resistant Plasmodium malaria needs to find a new, more potent drugs to overcome this problem. Delonix regia contains alkaloid and terpenoid chemicals that have potential as antiplasmodium. The purpose of this study is to prove that the rind and leaf extracts of Delonix regia can reduce the density of Plasmodium berghei in Swiss-webster mice. The treatment group get rind and leaf extracts given in three doses, ie 2,8 mg/20g mice, 8,4 mg/20g mice, and 14 mg/20g mice for three consecutive days starting seven days after inoculation of parasites. Parasitemia examination performed on H0 before and day 3 after treatment made by blood smear preparations stained with Giemsa thin. The results of the statistical analysis showed a dose Delonix regia rind extract dose 2,8 mg/20g mice and 8,4 mg/20g mice showed a significant difference in the number of parasites on the number of parasites negative control group, while in the rind extracts Delonix regia dose 14 mg/20g mice showed no significant difference to the negative control group. The results of statistical analysis on Delonix regia leaf extracts dose 2,8 mg/20g mice, 8,4 mg/20g mice and 14 mg/20g mice no significant difference to the negative control group. Based on these results it can be concluded that administration of Delonix regia rind extract at a dose of 2,8 mg/20g mice body weight is the best dose which can reduce the density of Plasmodium.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qam Qam Qurratul Aini
Abstrak :
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan infeksi Plasmodium sp. Malaria adalah penyakit yang tersebar di dunia serta memiliki tingkat mortalitas yang tinggi. Penurunan efikasi obat pilihan utama disebabkan resistensi parasit terhadap obat malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami efek ekstrak daun dan ekstrak biji Delonix regia terhadap densitas parasit pada binatang percobaan mencit Swiss Webster yang terinfeksi Plasmodium berghei dan untuk mengetahui kandungan fitokimia ekstrak daun Delonix regia dan ekstrak biji Delonix regia sebagai antiplasmodium. Penelitian ini dibagi menjadi delapan kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif dengan air, kontrol positif dengan klorokuin dosis 0.52 mg/20 gr mencit, ekstrak daun Delonix regia dosis 2.8 mg/20 gr mencit, 8.4 mg/20 gr mencit, dan 14 mg/20 gr mencit, ekstrak biji Delonix regia dosis 2.8 mg/20 gr mencit, 8.4 mg/20 gr mencit, dan 14 mg/20 gr mencit. Perlakuan dimulai pada hari ke-0 pada mencit terinfeksi Plasmodium berghei dan observasi parasitemia dilakukan pada hari ke-0 sebelum pemberian perlakuan dan hari ke-3. Uji Statistik One Way Anova menunjukkan bahwa ekstrak daun Delonix regia dan ekstrak biji Delonix regia tidak memiliki aktivitas yang berbeda jika dibandingkan kontrol negatif (p=0.139). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun Delonix regia dan ekstrak biji Delonix regia tidak bisa menghambat pertumbuhan Plasmodium berghei. ......Malaria is an infectious disease caused by infection of Plasmodium sp. Malaria is world wide disease which a high mortality rate. The decreasing of efficacy of its firstline drugs is caused by the parasite?s resistance to malaria drugs. The aims of the research were to understand the effect of Delonix regia leaf extract and seed extract against the parasite density on experimental animal Swiss Webster mice infected by Plasmodium berghei and to know the content of phytochemystry of Delonix regia leaf extract and Delonix regia seed extract as antiplasmodium. This research was divided into eight treatment groups, namely negative control by water, positif control by cloroquin of dose 0.52 mg/20 gr mice, Delonix regia leaf extract of dose 2.8 mg/20 gr mice, 8.4 mg/20 gr mice, and 14 mg/20 gr mice, Delonix regia seed extract of dose 2.8 mg/20 gr mice, 8.4 mg/20 gr mice, and 14 mg/20 gr mice. The treatments were started on day 0 on where the mices were infected by Plasmodium berghei and the observation of parasitemia carried out on day 0 before giving the treatments and day 3. One Way Anova statistical test showed that Delonix regia leaf extract and Delonix regia seed extract did not have different activity against negative control (p=0.139). The results showed Delonix regia leaf and Delonix regia seed extract could not inhibit the growth of Plasmodium berghei.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Saleh
Abstrak :
Abstrak
Over the past decade, antimalarial drug resistance has rapidly become a major public health problem in South East Asia region including South Sumatra. This study aimed to determine the extent of gene polymorphisms associated with chloroquine resistance (CQR) in P. falciparum isolates from Lahat, Sekayu, Baturaja and Palembang district. Methods: A molecular study was conducted to identify the mutant alleles of the genes associated with the resistance to chloroquine among the isolates of Plasmodium falciparum from South Sumatera. Blood from 25 patients was collected, DNA was isolated, and the sequences of two different genes (Plasmodium falciparum chloroquine resistance transporter/pfcrt and Plasmodium falciparum multidrug resistance/pfmdr1) were analyzed using polymerase chain reaction (PCR) and restriction fragment length polymorphism (RFLP). Results: This study identified polymorphism in the pfcrt 76-Thr in all isolates and pfmdr1 86-Tyr. These findings may reflect the failure of treatment with the standard dose of chloroquine within the last few years in South Sumatera. Conclusion: PCR-RFLP technique provide a simple and rapid method of detecting polymorphisms in genes that may predict chloroquine resistance (CQR). Although the identification of the polymorphism in the pfcrt and pfmdr1 genes provides a significant indicator of CQR, further studies are needed to determine the role of these polymorphisms in the in vivo and in vitro responses to drug treatment.
Jakarta: Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2014
610 UI- MJI 23:1 (2014) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>