Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nicholas
"

Pengeringan beberapa produk makanan seperti padi-padian di negara Indonesia sebagian besar dilakukan secara konvensional. Pengeringan secara konvensional tersebut berupa pengeringan dibawah sinar matahari. Akan tetapi terdapat beberapa material yang tidak boleh terpapar sinar matahari, salah satunya adalah obat-obatan. Beberapa teknologi telah mengganti pengeringan konvensional yang pada umumnya digunakan dalam proses pengeringan, misalkan mesin pengering gabah dan mesin pengering obat. Pada penelitian kali ini, penguji mengusulkan salah satu cara pengeringan dengan menggunakan metode Elektrohidrodinamika pada material gabah dan bubuk obat. Metode pengeringan Elektrohidrodinamika menggunakan teknologi plasma dengan dialirkan sumber tegangan yang sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan dengan menentukan beberapa variabel pengeringan. Variabel-variabel tersebut adalah penentuan konfigurasi elektroda yang digunakan, variasi jarak antara sampel dengan elektroda, sifat dan karakteristik sampel yang akan dikeringkan dan variasi waktu pengeringan sebesar 15, 30 dan 45 menit. Pengeringan Elektrohidrodinamika pada penelitian ini menggunakan sumber tegangan sebesar 15 kV DC. Hasil pengeringan paling cepat didapatkan pada konfigurasi elektroda multijarum 2×2 dan jarak antara sampel dan material sebesar 2 cm dengan gradien kecepatan pengeringan pada gabah sebesar 0,0526 gram/menit dan pada bubuk obat sebesar 0,0332 gram/menit.


Drying some food products, such as grains, have been done in Indonesia and most of the time performed in conventional way which is drying under the rays of the sun. However, there are some materials that cannot be dried under the rays of the sun, such as medicine. There has been several technology replacing the conventional way of drying, for example grain and medicine drying machines. On this experiment, examiner suggested an alternative way of drying, called Electrohydrodynamic Drying Process. For the materials, examiner used grain and medicinal powder. This method uses a high voltage source. The purposes of this experiment are to analyzing factors affect the drying speed by classifies some variables, such as determine electrode configuration, variations in distance between sample and electrode, the nature and characteristic of the sample and the treatment time at 15 to 45 minutes. 15 kV has been chosen as the voltage source of the drying process. For the results, multi-needle electrode with configuration 2×2 and the 2-cm gap between electrode and the material have the fastest drying speed with gradient speed of grain 0.0526 grams/mins and gradient speed of medicinal powder 0.0332 grams/mins. 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ebenhaezar Jan Lampung
"Ozon merupakan bentuk senyawa triatomik dari unsur oksigen. Ozon bersifat sebagai oksidator yang mampu menhancurkan struktur dinding sel bakteri serta molekul nya tidak stabil dan mudah terurai menjadi oksigen (O2), sehingga ozon mampu diaplikasikan dalam teknologi sterilisasi proses pengolahan air, sterilisasi alat kedokteran dan juga udara. Ozon dapat di sintesa salah satunya dengan memanfaatkan teknologi plasma dan juga Dielecric Barrier Discharge (DBD). Dalam proses pembangkitan plasma itu sendiri dapat dilakukan dalam beberapa metode antara lain dengan flyback converter,pulse arc generator ignition coil¸dan rangkaian pulsed capacitor. Dalam skripsi ini dilakukan penelitian mengenai rancang bangun ozon generator menggunakan rangkaian flyback converter,pulse arc generator ignition coil¸dan rangkaian pulsed capacitor dan mengevaluasi tiap-tiap rangkaian. Hasil dari perancangan dan evaluasi menunjukan rangkaian pulsed capacitor yang berhasil digunakan untuk ozone generator dan dapat menghasilkan output 4kV dan arus 30mA. Pada saat pengaplikasiaan terhadap DBD menghasilkan glow discharge dan kadar ozon hingga 4 ppm dalam kurun waktu 20 menit. Generator Ozon juga diujikan sebagai sterilisasi terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada beberapa peralatan medis dan bekerja efektif dalam kurun waktu 20 menit.

Ozone is a triatomic form of the element oxygen. Ozone is a strong oxidizer, can destroy the structure of bacterial cell walls, and is widely applied as a sterilization technology in water, air, surface objects and medical equipment. Ozone is also an unstable compound and easily decomposes into O2. Ozone can be synthesized using plasma technology and also Dielectric Barrier Discharge (DBD). The plasma generation process itself can be carried out in several methods, including a flyback converter, pulse arc generator ignition coil and a series of pulsed capacitors. In this thesis, research is conducted on the design of an ozone generator using a flyback converter circuit, pulse arc generator ignition coil¸and a pulsed capacitor circuit and evaluates each circuit. The results of the design and evaluation show that the pulsed capacitor circuit has been successfully used for the ozone generator and can produce an output of 4kV and a current of 30mA. When applied to DBD, it produces glow discharge and ozone levels up to 4 ppm in 20 minutes. Ozone generator was also tested as a sterilizer against Staphylococcus aureus. When applied to medical devices, ozone works effectively for a duration of 20 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathya Ulrika
"Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kerja sebuah ruang vakum yang dapat melakukan pemvakuman dan penahanan vakum yang lebih baik dibandingkan penelitian terkait sebelumnya, selain itu juga mengatasi kurangnya daya pada plasma yang terbentuk serta kurangnya dielectric strength yang menyebabkan plasma tidak terbentuk pada posisi yang diharapkan. Dengan mengatasi masalah tersebut, diharapkan penelitian ini dapat membuat munculnya endapan dari hasil plasma sputtering yang dilakukan. Peningkatan kinerja dilakukan dengan menempatkan elektroda di atas dan bawah dengan penempatan kabel seluruhnya di luar ruang vakum. Ruang vakum dirancang agar dapat dibongkar pasang supaya penggantian elektroda dan peletakan substrat, target, serta magnet lebih mudah dilakukan. Untuk membangkitkan plasma digunakan beberapa cara untuk melihat cara mana yang dapat menghasilkan plasma terbaik. Cara yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode power supply dc variable, rangkaian ballast dan starter, rangkaian trafo dengan dioda rectifier serta kapasitor, dan rangkaian trafo dengan dioda rectifier serta kapasitor dan ballast. Hasil ruang vakum yang dibuat memiliki peningkatan dalam melakukan pemvakuman dibanding penelitian sebelumnya, dimana ruang vakum yang dibuat dapat mencapai tekananan rata-rata 855.4 mikron waktu 1 jam, dengan tekanan rata-rata 1398.2 mikron dalam waktu 5 menit, sedangkan rata-rata tekanan yang dicapai ruang vakum pada penelitian sebelumnya dalam waktu 5 menit adalah 2607.6 mikron. Cara terbaik untuk pembangkitan plasma yaitu dengan menggunakan rangkaian trafo dengan dioda rectifier serta kapasitor dan ballast, dimana plasma yang tercipta akan stabil dan plasma yang terhasilkan pekat yang menandakan besarnya daya pada plasma yang dihasilkan. Plasma dapat terbentuk pada jarak yang dekat maupun jauh pada posisi yang diharapkan menandakan bahwa dielectric strength sistem ruang vakum yang dibuat telah meningkat.

This research was carried out to improve the work of a vacuum chamber which can carry out better vacuuming and vacuum holding compared to previous related research, apart from that it also overcomes the lack of power in the formed plasma and the lack of dielectric strength which causes the plasma not to form in the expected position. By overcoming this problem, it is hoped that this research can cause deposits to appear from the results of the plasma sputtering carried out. Performance improvement is carried out by placing the electrodes at the top and bottom with the cable placed completely outside the vacuum chamber. The vacuum chamber is designed so that it can be disassembled so that replacing electrodes and placing substrates, targets and magnets is easier. To generate plasma, several methods are used to see which method can produce the best plasma. The method used is by using a dc variable power supply method, a ballast and starter circuit, a transformer circuit with rectifier diodes and capacitors, and a transformer circuit with rectifier diodes as well as capacitors and ballast. The results of the vacuum chamber created have an increase in vacuuming compared to previous research, where the vacuum chamber created can reach an average pressure of 855.4 microns in 1 hour, with an average pressure of 1398.2 microns in 5 minutes, while the average pressure achieved the vacuum in previous research within 5 minutes was 2607.6 microns. The best way to generate plasma is to use a transformer circuit with rectifier diodes as well as capacitors and ballasts, where the plasma created will be stable and the resulting plasma is concentrated which indicates the amount of power in the resulting plasma. Plasma can form at near or far distances at the desired position indicating that the dielectric strength of the vacuum chamber system being created has increased."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library