Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Florensia Wiria
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang: Teh hijau merupakan salah satu jenis minuman yang populer di masyarakat setelah air karena rasanya enak, murah, mudah dibuat, dan banyak manfaatnya. Salah satu manfaat teh hijau adalah untuk kesehatan gigi, yaitu dapat mengurangi pembentukan plak gigi. Pada teh hijau, terdapat katekin yang merupakan komponen utama yang dapat menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dan membunuh bakteri penyebab plak gigi. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas berkumur dengan larutan teh hijau seduh konsentrasi 100% dan 50% dalam mengurangi pembentukan plak gigi secara klinis. Metoda: Penelitian eksperimental klinis dengan subjek penelitian 39 orang yang diberi tiga perlakuan berbeda, yaitu berkumur dengan air putih, larutan teh hijau seduh 100% dan 50%. Setelah menyikat gigi, subjek diperiksa indeks plaknya lalu berkumur dan makan. Setelah lima jam, dilakukan pemeriksaan index plak secara Silness and Loe yang dimodifikasi. Data hasil penelitian dievaluasi dengan menggunakan pengukuran statistik Wilcoxon (p<0,05). Hasil: Berdasarkan hasil uji Wilcoxon, teh 100% efektif mengurangi pembentukan plak gigi hampir di seluruh permukaan gigi kecuali pada bagian distopalatal/ distolingual. Sedangkan teh 50% efektif mengurangi pembentukan plak gigi hampir di seluruh permukaan gigi kecuali pada bagian bukal/ labial dan mesiobukal/ mesiolabial. Kesimpulan: Teh hijau seduh konsentrasi 100% dan 50% sama-sama dapat mengurangi pembentukan plak gigi bila dibandingkan dengan air putih.
ABSTRACT Background: Green tea is a popular beverages in addition to plain water because of its taste, affordable price, easily to be consumed, and consist lots of advantages. One of the benefits is related to dental health which means is able to diminish the dental plaque accumulation. Green tea made-up of catechine which is the major component that can hinder the activity of glicosiletransferase enzyme and able to eradicate the bacteria that produces dental plaque. Objective:To assess the effectiveness of rinsing with 100% and 50% steeped green tea solution concentrations in diminishing dental plaque accumulation clinically. Method: Clinical experimental research with research subjects of 39 persons gone through three different schemes, that is rinsing with plain water, with 100% concentrated tea solution, and 50%. After brushing teeth, the plaque index of each subject is monitored then they have to rinse and eat. After five hours, dental plaque index was evaluated by adopting modified Silness and Loe Plaque Index. The experiment?s result was evaluated by Wilcoxon (p<0,05) statistical measure. Result: Based on Wilcoxon measure, 100% tea effective to reduce the dental plaque formation in almost every teeth surfaces except at the distopalatal/distolingual portion. While 50% tea effective to reduce the dental plaque accumulation in nearly all teeth surfaces excluding bukal/labial and mesiobukal/mesiolabial surface. Conclusion: Steeped green tea with concentration of 100% and 50% are both able to diminish dental plaque formation clinically compare to plain water.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Made Widya Utami
Abstrak :
Latar Belakang: Menopause adalah suatu proses fisiologis yang biasanya terjadi pada dekade ke-5 pada kehidupan perempuan dan menyebabkan berhentinya masa menstruasi secara permanen. Paskamenopause akan datang segera setelah menopause. Sejalan dengan bertambahnya usia, proses penuaan pada perempuan paskamenopause disertai dengan proses degenerasi, antara lain kemunduran metabolisme dan penurunan produksi hormon yang akan berdampak bukan hanya pada kesehatan fisik dan psikis tetapi juga terhadap kesehatan rongga mulut. Pada saat memasuki masa paskamenopause, perempuan akan mengalami beberapa pengalaman yang berhubungan dengan rongga mulut, seperti osteoporosis, kehilangan gigi geligi, dan akumulasi plak gigi. Plak gigi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Plak gigi tidak dapat dihilangkan hanya dengan berkumur. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paskamenopause terhadap tingkat akumulasi plak gigi dan tingkat kesehatan gigi dan mulut. Metode: 93 subjek perempuan paskamenopause yang bersedia diwawancara dan mengikuti pemeriksaan klinis, ikut serta dalam penelitian cross-sectional yang dilakukan pada bulan oktober 2008. Pertanyaan yang diberikan pada saat wawancara antara lain mengenai jangka waktu semenjak menstruasi terakhir, kesehatan umum, kebersihan gigi dan mulut dan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Pemeriksaan klinis dilakukan untuk menilai tingkat akumulasi plak gigi dengan menggunakan Indeks Plak Silness and Löe dan tingkat kebersihan gigi dan mulut dengan menggunakan OHI-S dan DMFT. Data hasil penelitian dievaluasi dengan menggunakan pengukuran statistik Chi- Square (p<0,05). Hasil: Usia rata-rata dari perempuan paskamenopause adalah 61.30 years (SD ± 7.27, antara 46-82). Terdapat perbedaan bermakna antara lama menopause dengan tingkat akumulasi plak gigi dan tingkat kebersihan gigi dan mulut. (p<0.05). Tingkat akumulasi plak gigi rata-rata adalah 1.27 (SD ± 0.55). DMFT dan OHI-S rata-rata pada perempuan paskamenopause adalah 13.10 (SD ± 7.74) and 2.71 (SD ± 1.17). Kesimpulan: Tingkat akumulasi plak gigi dan tingkat kebersihan gigi dan mulut yang sedang serta DMFT yang sangat tinggi, maka sangat diperlukan peningkatan kesadaran tentang kesehatan gigi dan mulut pada perempuan paskamenopause.
Background: Menopause is a physiological process which typically occurs in the fifth decade of life in women and involves permanent cessation of menstruation. Once the event of menopause has occurred, a woman is said to be in postmenopause. Increasing age on postmenopausal women has been associated with the degeneration process, such as deterioration of metabolism and the decreased of hormones production that can impacts not only physical and psychology health but also influences oral health. In the postmenopausal era, women appear to experience an increase in a number of oral symptoms, such as osteoporosis, loss of teeth, and dental plaque accumulations. Dental Plaque is one of influenced factors the oral health. Dental plaque cannot be removed only with gargling. Objective: This study was perfomed to evaluate the effect of postmenopause on dental plaque accumulations status and oral hygiene status. Material and Methods: A total of 93 postmenopausal women participated in a cross-sectional study on October 2008 who were willing and eligible to have an interview and clinical examinations. Questions in the interview concerned the period of time since study subjects had their last menstrual period, general health, oral hygiene and utilisation of dental health services. Clinical examinations were scored dental plaque accumulations status using Plaque Index Silness and Löe and oral hygiene status were determined with Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S) and Decay, Missing, and Filled Teeth (DMFT). The chi-square test was used to evaluate the data (p<0,05). Results: The mean age of the postmenopausal women was 61.30 years (SD ± 7.27, range 46-82). Strong correlations were found between period of time since study subjects had their last menstrual period with dental plaque accumulations status and oral hygiene status (P<0.05). The average of dental plaque accumulations scores was 1.27 (SD ± 0.55). DMFT and OHI-S scores of postmenopausal women were 13.10 (SD ± 7.74) and 2.71 (SD ± 1.17). Conclusion: A moderate level of dental plaque accumulation status and oral hygiene status combined with a high level of DMFT, it seems to be a substantial need for increased awareness of oral health on postmenopausal women.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Saputra
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Pada pemakai gigi tiruan cekat dapat ditemukan gingivitis karena adanya peningkatan akumulasi plak yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kekasaran permukaan, letak margin, dan kontur mahkota. Untuk mencegah akumulasi plak dapat dilakukan kontrol plak. Minyak kelapa murni merupakan bahan herbal yang dapat digunakan sebagai obat kumur yang memiliki sifat antibakteri. Tujuan Penelitian: Mengetahui perbedaan skor indeks plak pada pemakai GTC sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur minyak kelapa murni 12,5 . Bahan dan cara: Pengukuran indeks plak pada gigi abutment dengan gigi tiruan cekat pada 40 subjek yang terdiri dari kelompok uji dan kontrol. Subjek berkumur dengan obat kumur minyak kelapa murni 12,5 atau akuades selama 4 hari sebanyak 2 kali sesudah menyikat gigi. Analisis statistik skor indeks antara sebelum dan sesudah berkumur dilakukan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Ada perbedaan skor indeks plak yang bermakna pada pemakai GTC antara sebelum dan sesudah berkumur obat kumur minyak kelapa murni 12,5 dengan penurunan skor indeks plak yang berbeda bermakna berdasarkan letak tepi restorasi dan kebiasaan sikat gigi, sedangkan tidak berbeda bermakna berdasarkan usia dan jenis kelamin. Kesimpulan: Obat kumur minyak kelapa murni 12,5 dapat menurunkan indeks plak pada pemakai GTC.
ABSTRACT Gingivitis could be found among fixed prosthetic denture FPD users due to plaque accumulation which is affected by several factors, such as surface roughness, margin location, and crown contour. To prevent or diminish plaque accumulation, plaque control should be done. Virgin coconut oil is a herbal substance that could be used as an antibacterial mouthwash. This study aims to find out the difference in plaque index score of FPD users before and after using 12,5 virgin coconut oil mouthwash. Plaque index measurement on abutment tooth with FPD was done on 40 subjects from test and control groups. Subjects use 12,5 virgin coconut oil mouthwash or aquades twice a day for 4 days after brushing their teeth. Statistical analysis of the measurement result of plaque index score before and after mouthwashing was done using Wilcoxon test. There is a statistically significant difference in plaque index score of FPD users before and after using 12,5 virgin coconut oil mouthwash with a statistically significant difference in decrease of plaque index score between restoration margin locations and tooth brushing habits, but not between age and gender groups. 12,5 virgin coconut oil mouthwash could decrease the plaque index of FPD users.
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Popy Sandra
Abstrak :
Latar belakang : Penyakit periodontal disebabkan oleh akumulasi plak mengandung kumpulan mikroorganisme patogen yang memicu respons imun host, menyebabkan pelepasan mediator inflamasi. Peradangan jaringan periodontal yang bersifat kronis menyebabkan inflamasi sistemik derajat rendah dan peningkatan kadar sitokin, seperti Interleukin 1 Beta (IL-1β). Respons imun yang konstan terhadap antigen terus menerus terjadi pada penderita long Covid. Terdapat persamaan respons inflamasi menunjukkan potensi hubungan antara periodontitis dengan infeksi COVID-19. Evaluasi parameter klinis periodontal subjek dengan dengan dan tanpa riwayat COVID-19 memberikan pemahaman dampak COVID-19 terhadap kesehatan periodontal Tujuan: Menganalisis hubungan penyakit periodontal dan riwayat COVID-19 dengan parameter klinis periodontal dan kadar sitokin IL-1β. Metode : Subjek penelitian berjumlah 36 orang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu sehat periodontal, gingivitis dan periodontitis dengan parameter klinis periodontal yang diperiksa yaitu kehilangan perlekatan klinis / CAL, indeks plak / PI, perdarahan papila interdental / PBI dan gingival index (GI). Peneliti menganalisis hasil perbandingan nilai CAL, PI, PBI, dan GI pada subjek penyakit periodontal dengan riwayat COVID-19 dan kadar interleukin dengan ELISA. Hasil: Terdapat perbedaan subjek sehat, dan subjek penyakit periodontal dengan parameter klinis periodontal CAL, PI, PBI, GI yang signifikan (p<0.05). Kecenderungan peningkatan parameter klinis periodontal CAL, PI, PBI, GI sesuai keparahan penyakit periodontal. Subjek riwayat COVID-19 memiliki kadar sitokin IL-1β lebih tinggi dibandingkan tanpa riwayat (p<0.05). Terdapat hubungan parameter klinis Gingival Index (GI) pada subjek Gingivitis dan PBI dengan kadar sitokin IL-1β pada subjek riwayat COVID-19. Kesimpulan: Terdapat hubungan penyakit periodontal dan riwayat COVID- 19 dengan parameter klinis periodontal dan kadar sitokin IL-1β. Studi ini menunjukkan bahwa penyakit periodontal merupakan faktor resiko keparahan dari infeksi COVID dan sebaliknya. ......Background: Periodontal disease, including gingivitis and periodontitis, is caused by the accumulation of plaque containing a group of pathogenic microorganisms that trigger the host's immune response, leading to the release of inflammatory mediators. Chronic inflammation of the periodontal tissues causes low-grade systemic inflammation and an increase in cytokine levels, such as Interleukin 1 Beta (IL-1β). Constant immune responses to continuous antigen exposure occur in individuals with long Covid. The similarity in inflammatory responses indicates a potential connection between periodontitis and COVID-19 infection. Evaluating the clinical parameter periodontal of subjects with and without a history of COVID-19 provides insights into the impact of COVID-19 on periodontal health Objective: To analyze the relationship between periodontal disease and a history of COVID-19 with clinical parameter periodontal and IL-1β cytokine levels. Methods: The study included 36 participants divided into three groups: a healthy periodontal group, a gingivitis group, and a periodontitis group. The clinical parameter periodontal was assessed using clinical attachment loss (CAL), plaque index (PI), papillary bleeding index (PBI), and gingival index (GI). The researcher analyzed the mean values of CAL, PI, PBI, and GI in patients with periodontal disease, considering their history of COVID-19 and interleukin levels using ELISA. Result: Significant differences were found between subjects with healthy clinical parameter periodontal and those with periodontal disease, as indicated by the values of CAL, PI, PBI, and GI (p <0.05). There was a trend of increasing CAL, PI, PBI, and GI values in line with the severity of periodontal disease. Subjects with a history of COVID-19 showed higher levels of IL-1β cytokine compared to those without a history (p <0.05). There was a relationship between clinical parameter periodontal (Gingival Index - GI) in subjects with gingivitis and PBI with the IL-1β cytokine levels in subjects with a history of COVID-19. Conclusion: There is relationship between periodontal disease and a history of COVID-19 with clinical parameter periodontal and IL-1β cytokine levels. This study suggests that periodontal disease is a risk factor for the severity of COVID-19 infection.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amiroh
Abstrak :
Latar Belakang :Pesantren merupakan institusi pendidikan di Indonesia yang menjalankan sistem tempat tinggal asrama. Kondisi status kesehatan gigi mulut di beberapa pesantren masih menunjukkan hasil sedang hingga rendah, padahal terdapat lebih dari empat juta remaja yang menempuh pendidikan di pesantren. Upaya meningkatkan kesehatan gigi mulut adalah melaksanakan program promosi kesehatan mulut berbasis sekolah, dan program ini dapat disusun dengan sebelumnya melakukan identifikasi perilaku kebersihan gigi mulut.Tujuan : Menganalisis hubungan antara perilaku kebersihan gigi mulut dengan indeks plak, laju alir saliva, dan kuantifikasi bakteri Veillonella Parvula dalam saliva di komunitas pesantren populasi anak usia 12 – 14 tahun. Metode: Penelitian dilakukan pada 101 siswa Ibnu Hajar Boarding School. Pengisian kuesioner indeks OHB untuk menilai perilaku kebersihan gigi mulut. Pengambilan sampel saliva tanpa stimulasi dan diukur lajur alir, dilanjutkan pemeriksaan indeks plak. Sampel saliva dibawa ke laboratorium untuk mengetahui kuantifikasi bakteri Veillonella parvula melalui metode RT-PCR. Hasil: Koefisien korelasi antara OHB dengan Indeks plak adalah r = 0.127 p-value = 0.204. Koefisien korelasi antara OHB dengan laju alir saliva adalah r = -0.211, p-value = 0.034. Koefisien korelasi antara OHB dengan Ct Veillonella parvula adalah r = -0.156 , p-value = 0.119. Kesimpulan: Terdapat hubungan berbanding terbalik dan bermakna antara perilaku kebersihan gigi mulut dengan laju alir saliva, dan hubungan tidak bermakna antara perilaku kebersihan gigi mulut dengan indeks plak dan kuantifikasi bakteri Veillonella parvula. ......Background: Boarding schools in Indonesia operate as residential educational institutions. The oral health status in some boarding schools still indicates moderate to low results, despite more than four million adolescents pursuing education in these institutions. Efforts to improve oral health include implementing a school-based oral health promotion program, which can be designed after identifying oral hygiene behaviors. To date, there has been no study examining the relationship between oral hygiene behaviors and plaque index, saliva flow rate, and quantification of Veillonella Parvula. Objective: To analyze the relationship between oral hygiene behaviors and plaque index, saliva flow rate, and quantification of Veillonella Parvula in a population of 12- to 14-year-old students in a boarding school. Method: The OHB index questionnaire was used to assess oral hygiene behaviors. Unstimulated saliva samples were collected and saliva flow rate measured, followed by plaque index examination. Saliva samples were taken to the laboratory to determine the quantification of Veillonella Parvula bacteria using RT-PCR. Results: The correlation coefficient between OHB and the plaque index was r = 0.127, p-value = 0.204. The correlation coefficient between OHB and saliva flow rate was r = -0.211, p-value = 0.034. The correlation coefficient between OHB and Ct Veillonella Parvula was r = -0.156, p-value = 0.119. Conclusion: There was an inverse and significant relationship between oral hygiene behavior and salivary rate, and a non-significant relationship between oral hygiene behavior and plaque index and quantification of Veillonella parvula bacteria.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andanali Rukhul Finisha
Abstrak :
Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara indeks plak terhadap efikasi Propolis Fluoride dalam menghambat aktivitas karies. Metode: 246 anak dengan karies aktif pada anak usia 36-71 bulan diaplikasikan Propolis Fluoride. 149 anak merupakan kelompok perlakuan dengan diberi perlakuan sikat gigi serta edukasi kesehatan gigi dan mulut rutin. Sedangkan 97 anak merupakan kelompok kontrol hanya diberi edukasi kesehatan gigi dan mulut pada saat baseline. Evaluasi pemeriksaan dilakukan setelah 3 bulan untuk menilai persentase karies yang menjadi arrested dan hubungannya dengan indeks plak. Hasil: Pada saat evaluasi 3 bulan persentase karies arrested pada kelompok perlakuan 62,44 sedangkan pada kelompok kontrol 46,18. Terdapat perbedaan bermakna rata-rata indeks plak dan jumlah karies aktif antara kelompok perlakuan dan kontrol. Terdapat hubungan yang signifikan bernilai negatif antara indeks plak dan persentase karies arrested. Terdapat hubungan yang signifikan bernilai positif antara skor tindakan dan persentase karies arrested. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks plak dan efikais Propolis Fluoride dalam menghambat aktivitas karies. ...... Objective To determine the relationship between plaque index and efficacy of propolis fluoride in inhibiting caries activity. Method 246 children aged 36 71 month were applied Propolis Fluoride on every tooth surface that has active caries. 149 children are intervention group, they have been treated toothbrushing program and give them routine Dental Health Education. 97 children are control group only have been given Dental Health Education on the baseline. The evaluation and examination were conducted after 3 months to measure the percentage of arrested caries and the correlation with plaque index. Result At the 3 months evaluation, the percentage of arrested caries for both group of intervention and control were 62,44 and 46,18 respectively. There was a significant difference in mean plaque index and the number of active caries between two groups. There was a significant correlation between the plaque index and the percentage of arrested caries. There was a significant correlation between the behavior score and the percentage of arrested caries. Both correlation has negative and positive value respectively. Conclusion There is a significant correlation between plaque index and efficacy of Propolis fluoride in inhibiting caries activity.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library