Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismalia Husna
Abstrak :
Aedes aegypti merupakan vektor utama penyakit demam berdarah dengue DBD . Sampai saat ini belum ada obat maupun vaksinnya, sehingga pengendalian vektor merupakan kunci utama dalam menurunkan transmisi penyakit DBD. Pengendalian vektor yang sering digunakan adalah dengan insektisida kimia, namun penggunaannya yang terus-menerus dapat mengakibatkan resistensi dan pencemaran lingkungan. Alternatif yang dapat dilakukan adalah penggunaan insektisida hayati yang berasal dari ekstrak tanaman, salah satu tanaman yang berpotensi sebagai insektisida hayati adalah duku Lansium domesticum . Tujuan penelitian ini adalah menetapkan konsentrasi efektif dari ekstrak metanol daun duku dan mekanismenya dalam menimbulkan kematian larva Aedes aegypti. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun duku dengan 7 konsentrasi yaitu 0,1 , 0,2 , 0,4 , 0,6 , 0,8 , 1 , 1,2 dan 0 sebagai kontrol untuk mendapatkan nilai LC50 dari ekstrak. Nilai LC50 dipakai untuk ekstrak metanol dan fraksi daun duku dalam pemeriksaan morfologi, histologi, aktivitas enzim, dan kadar zat anorganik larva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 24 jam pemaparan ekstrak didapatkan LC50 dan LC90 adalah 0,22 dan 0,32 . Perubahan morfologi pada larva Ae. aegypti yang terjadi adalah ukuran larva mengecil, warna pucat, papil anal rusak, dan sifon menghitam. Histopatologi pada larva menunjukkan perubahan midgut seperti penonjolan sel ke arah apikal, sel epitel lepas kedalam lumen, dan susunan sel tidak teratur. Ekstrak dan fraksi menurunkan aktivitas enzim esterase dan menaikkan aktivitas enzim GST larva, serta mempengaruhi kadar zat anorganik larva. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak metanol dan fraksi daun duku memiliki aktivitas larvasida dengan mengubah morfologi dan histologi, mempengaruhi aktivitas enzim esterase, GST, dan kadar zat anorganik pada larva.
Aedes aegypti is the main vector of Dengue Hemorrhagic Fever DHF . Until now there is no drug or vaccine, so vector control is the key in reducing the transmission of dengue. Chemical insecticide has caused some conserns on the resistance, safety, and toxicology impact. Therefore, using insecticide derived from plant extracts is an alternative. One of potential plant that can be used is Duku Lansium domesticum . The objective of this study was to determine the effective concentration of methanol extract of L. domesticum leaves and its mechanism that causing the death of Aedes aegypti larvae. This study use 7 concentration that was 0,1 , 0,2 , 0,4 , 0,6 , 0,8 , 1 , 1,2 and 0 as control to got LC50 value. The LC50 value of extract was used for methanol extract and fractionation on examination of morphology, histology, enzyme activity, and inorganic degree from larvae. The result was shown that LC50 and LC90 after 24 hours exposure of bioassay were 0.22 and 0.32 . LC50 and LC90 after 48 hours exposure of bioassay were 0.07 and 0.12 . The exposure of L. domesticum leaves methanol extract caused morphological changes in larvae such as the size becomes smaller, pale, anal papillae damage, and darken of siphon. Histopathology of midgut larvae showed that cell protrusion to apical, detached of cells into the lumen, and irregular cell structure. Extract and fraction were influence for esterase and GST enzyme activity in larvae and its inorganic substance level. The conclusion was methanol extract and fraction of L. domesticum leaves has larvacide activity by changed morphology and histology, influence enzyme activity of esterase, GST, and inorganic degree of larvae.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viranda Putri Mariska
Abstrak :
Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan salah satu tumbuhan yang mengandung fitonutrien yang merupakan antioksidan, yang berkontribusi dalam menghasilkan efek protektif terhadap penyakit kronik, seperti kanker dan penyakit kardiovaskular. Di antara semua fitonutrien tersebut, polifenol mendapat perhatian khusus, disebabkan aktivitas antioksidannya yang besar dan konsumsinya yang paling banyak dalam diet. Pada penelitian ini, kandungan fenol total ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteau. Homogenat tomat diekstrak dengan metanol 70% sebagai pelarut. Residunya dilarukan dengan metanol 50%. Dibuat pula larutan asam galat sebagai standar pengukuran dengan kadar 0; 0.5; 1.0; 2.5; 5.0 µg/mL. Kemudian, kedua larutan diuji absorbansinya dengan spektrofotometri dengan panjang gelombang 765 nm. Hasil kandungan fenol total tomat adalah 9,405 mgGAE/100g berat segar. Terdapat perbedaan hasil dengan penelitian sebelumnya yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor pertanian, masa penyimpanan sampel, dan varietas tomat. Tomat juga memiliki kandungan fenol total yang terendah d mengkudu dan jahe dari hasil penelitian lain yang menggunakan alat dan larutan penguji yang sama pada waktu yang bersamaan.
Tomato (Lycopersicum esculentum) is one of the plants containing phytonutrients, which are antioxidants; which contribute in producing protective effect to chronic disease, such as cancer and cardiovascular disease. Among all the phytonutrients, polifenol gets more attention, because it has good activity of antioxidant and it is the most phytonutrient consumed in diet. In this study, total phenolic content is determined with Folin-Ciocalteau method. Homogenate of tomato is extracted with metanol 70% as a solvent. The residues is dissolved with metanol 50%. We also made gallic acid solution as a measurement standard with the level of 0; 0.5; 1.0; 2.5; 5.0 µg/mL. Furthermore, we test the absorbance of both solution with spectrophotometry with wave length 765 nm. The results of total phenol content assay is 12,325 mgGAE/100g fresh weight. There is differences between this result with other reseach before which can affected by many factors, such as cultivating, sample storage, and tomato`s varieties. Tomato also has the lowest total phenol content among non and ginger from other research that used the same tools and test solution in the same time.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library