Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
L. Erasbrial Nappu
"Percabaan penyalutan tablet Placebo telah dilakukan dengan
proses penyalutan lapisan tipis menggunakan Hidroksipropil
Metilselulosa,
Sebelum proses penyalutan, ailakukan pemeriksaan kekerasan,
uaktu hancur, keregasan, keseragaman bobot dan keseragaman ukuran
dari tablet inti. Formula tablet Placebo yang digunakan seba—
gai tablet inti diperoleh dari Lembaga Farmasi TNI-AL, Sedangkan
metoda penyalutan yang digunakan adalah metoda panci penyalut
1
dengan sistim penyemprotan, n
Dari basil percobaan penyalutan, didapatkan Dahuja dengan
penggunaan Hidroksipropil Metilselulosa diperoleh basil yang
cukup balk sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi III.

A coating experiment of Placebo tablets has been performed
I ^ I
according to film coating process using Hidroksipropil Metil—
celulose,
Before the coating process a laboratory check of hardness,
disintegration time, friability, ueight^variation tolerances,
thickness and diameter of core tablets has been carried out»
The formula of Placebo tablet used as the basic component of
the tablets mas taken from the Nauy Pharmaceutical Institute
(LAFIAL),.Whereas the meth od of coating being used ujas that of
coating pan method with the spraying system,
1
From the experiments it was found out that using the
if
Hioroksipropil P^lerilceluloce gave good enough result according
to Farmakope Indonesia III^° Edition.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suatowijaya
"Validasi proses merupakan salah satu bagian yang termasuk dalam
manajemen risiko. Validasi proses dilakukan bertujuan untuk menjamin proses
produksi yang meliputi seluruh proses pengolahan sampai pengemasan akan
menghasilkan produk yang berkualitas dan bermutu sesuai acuan. Validasi proses
produk tablet placebo “A” dilakukan karena adanya perubahan spesifikasi pada
produk. Tujuan dari penulisan ini adalah memahami prosedur validasi proses dan
parameter kritis dari pembuatan produk tablet placebo “A”. Pelaksanaan dilakukan di
PT.Harsen Laboratories pada periode Agustus – Oktober 2020. Pembuatan
protokol validasi proses, kemudian melakukan validasi proses terhadap 3 batch
pertama produksi rutin kemudian mengambil data dan mengolah data kedalam
bentuk laporan validasi proses. Prosedur validasi proses pembuatan produk tablet
placebo “A” dimulai dari pembuatan protokol validasi proses produk tablet placebo
“A” kemudian juga membuat lembar kerja kemudian masuk ke tahap validasi
proses dimulai dari proses granulasi. Proses granulasi dibagi menjadi 3 tahap proses
yakni pencampuran awal, pengeringan dan pengayakan serta pencampuran akhir.
Setelah tahap granulasi dilanjutkan proses pencetakan tablet yang kemudian
dilakukan evaluasi tablet yang telah tercetak. Pada tahap validasi proses juga
mengisi lembar kerja yang digunakan untuk pembuatan laporan validasi proses
produk tablet placebo “A”. Parameter kritis pada validasi proses pembuatan
produk tablet placebo “A” ialah susut pengeringan, pemerian, dan keseragaman
kandungan pada proses granulasi. Pemerian, bobot rata-rata, waktu hancur,
kekerasan, diameter, ketebalan, kerapuhan, kadar, keragaman bobot pada proses
pencetakan. Pemerian, bobot rata-rata, waktu hancur, diameter dan ketebalan pada
proses penyalutan.

Process validation is one of the parts included in risk management. Process
validation is carried out to ensure the production process covering the entire
processing process until packaging will produce quality products and quality
according to the reference. Process validation of placebo tablet product "A" is done
because of the change in specifications on the product. The purpose of this writing
is to understand the process validation procedures and critical parameters of the
creation of placebo tablet products "A". The implementation is carried out at PT.
Harsen Laboratories in the period August – October 2020. Creating a process
validation protocol, then doing process validation on the first 3 batches of routine
production then taking the data and processing the data into the form of a process
validation report. The validation procedure of placebo tablet product creation
process "A" starts from the creation of placebo tablet product process validation
protocol "A" then also creates a worksheet and then goes to the validation stage of
the process starting from the granulation process. The granulation process is divided
into 3 stages of the process namely initial mixing, drying and sifting as well as final
mixing. After the granulation stage is continued the process of printing tablets
which is then evaluated tablets that have been printed. At the process validation
stage also fills in the worksheet used to create the placebo tablet product process
validation report "A". Critical parameters in the process validation making placebo
tablet products "A" is the shrinking drying, description and uniformity of the
content in the granulation process. Description, average weight, crushed time,
hardness, diameter, thickness, fragility, content, diversity of weights in the printing
process. average weight, crushed time, diameter and thickness in thelution process.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Soesmalijah Soewondo
"

Penelitian ini adalah tentang hubungan zat besi dengan kognisi. Kognisi adalah aktivitas mental mengenal dan mengetahui tentang dunia yang mencakup mendapatkan, mengolah, menyimpan dan mengeluarkan informasi. Proses-proses mental yang terlibat diantaranya adalah persepsi, perhatian, belajar konsep, memecahkan masalah, inteligensi dan lain-lain.

Akhir-akhir ini kegiatan kognitif dipelajari sebagai suatu aktivitas memproses informasi yang dapat dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan, dimulai dengan masuknya rangsangan dari lingkungan, rangsangan diberi perhatian dan diteruskan ke ingatan jangka pendek, diolah, diproses diteruskan ke ingatan jangka panjang. Informasi kemudian melalui proses elaborasi, kategorisasi, pembentukan konsep disimpan dalam ingatan jangka panjang untuk kemudian digunakan dan dikeluarkan.

Salah satu hambatan pemrosesan informasi ini adalah defisiensi zat besi. Zat besi merupakan salah satu mineral yang sangat esensial dalam tubuh, zat besi diperlukan untuk pembentukan butir-butir darah merah dalam bentuk hemoglobin dan sebagai ko-faktor bekerjanya enzim-enzim tertentu. Hemoglobin sebagai pengangkut oksigen diperlukan dalam setiap sel dalam tubuh termasuk sel-sel dari jaringan otak.

Yang ingin diketahui adalah apakah defisiensi zat besi mempengaruhi fungsi kognitif secara negatif. Dan apakah perlakuan zat besi dapat memperbaiki fungsi kognitif.

Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut dilakukan dua studi. Pertama suatu penelitian eks post fakto yaitu ingin mengetahui bagaimana pengaruh status defisiensi zat besi tanpa anemi dan anemi defisiensi zat besi terhadap kognisi khususnya inteligensi verbal, perhatian dan belajar konsep. Kedua suatu penelitian eksperimental "double blind iron supplementation", yaitu ingin mengetahui bagaimana pengaruh perlakuan zat besi terhadap kognisi, khususnya inteligensi verbal, perhatian dan belajar konsep.

Sampel adalah 176 anak prasekolah dari ibu-ibu pemetik teh yang bertempat tinggal di perkebunan teh di daerah Pengalengan Kabupaten Bandung. 176 anak-anak prasekolah ini dibagi tiga kelompok yaitu :

1. Kelompok Sehat dengan kriteria Hemoglobin : Hb > = 11 g/dl, Transferrin Saturation: TS > = i6 %, Serum Ferritin : SF > = 12 ug/l, Free Erythrocyte Protoporphyrin: FEP < = 100 ug/dl RBC.
2. Kelompok Defisiensi zat besi tanpa anemi dengan kriteria Hb > = 11 g/dl, dan dua dari tiga kriteria TS < 16%, SF < 12 ug/l, FEP > 100 ug/dl RBC.
3. Kelompok Anemi defisiensi zat besi dengan kriteria Hb < 11 g/dl, dan dua dari tiga kriteria TS < 16 %, SF < 12 ug/l, FEP > 100 ug/dl RBC.
Tiga kelompok ini dibagi lagi atas kelompok yang diberi perlakuan zat besi dan placebo, sehingga semua menjadi 6 kelompok.

Perlakuan zat besi dilakukan selama 8 minggu, preparat besi yang diberikan berbentuk cairan sirop ferrosulfat sebanyak 10 ml dengan konsentrasi 50 mg elemental besi setiap hari selama 6 hari satu minggu. Plasebo juga dalam bentuk cairan sirop yang serupa dengan warna yang sama tetapi tidak mengandung zat besi.

Sebelum dan sesudah perlakuan anak-anak ini diperiksa hematologi, antropometri dan diuji kognitif. Pengumpulan data sosial ekonomi dilakukan satu kali. Tes yang digunakan untuk uji kognitif adalah tes Kosakata Gambar Peabody yang mengukur inteligensi verbal, tes Belajar Diskriminasi untuk mengukur perhatian dan tes Belajar kejanggalan untuk mengukur belajar konsep.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

Perlakuan zat besi dapat merubah dengan bermakna kadar hemoglobin, serum ferritin, transferrin saturation dan kadar free erythrocyte protoporphyrin pada anak-anak yang menderita defisiensi zat besi.

Ditemukan hubungan status besi dengan besarnya keluarga anak dan status besi dengan umur anak.

Status defisiensi zat besi tanpa anemi dan status anemi defisiensi zat besi tidak berhubungan dengan inteligensi verbal. Inteligensi verbal tidak terpengaruh secara negatif oleh defisiensi zat besi. Perlakuan zat besi juga tidak berhubungan dengan inteligensi verbal. Pada awal penelitian status defisiensi zat besi tanpa anemi tidak menunjukkan adanya hubungan dengan perhatian dan belajar konsep. Perlakuan dengan zat besi memperlihatkan bahwa efek pemberian zat besi terhadap perhatian dan belajar konsep anak-anak berbeda secara bermakna dengan efek pemberian zat besi terhadap kelompok Sehat. Pemberian zat besi pada kelompok defisiensi zat besi bermanfaat dalam meningkatkan perhatian dan belajar konsep anak-anak defisiensi zat besi tanpa anemi.

Anemi defisiensi zat besi mempengaruhi perhatian dan belajar konsep secara negatif. Perlakuan dengan zat besi memperlihatkan bahwa efek pemberian zat besi terhadap perhatian dan belajar konsep anak-anak anemi defisiensi zat besi berbeda secara bermakna dengan efek pemberian zat besi terhadap kelompok Sehat. Pemberian zat besi kepada kelompok anemi defisiensi zat besi bermanfaat dalam meningkatkan perhatian dan belajar konsep, tetapi tidak meningkatkan perhatian dan belajar konsep anak-anak sehat.

"
1991
D323
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Komarasari
"Latar belakang : Reaksi ENL disebabkan oleh ketidakseimbangan imunitas selular dan humoral. Kortikosteroid merupakan obat standar yang digunaktapi dapat menimbulkan efek samping pada berbagai organ. Sehubungan dengan itu perlu dipikirkan terapi ajuvan yang efektif untuk reaksi ENL. Seng merupakan mikronutrien yang berperan penting pada berbagai fungsi enzimatik, aktivasi sel T, efek antiinlamasi, menghambat pembentukan kompleks imun, dan mempunyai efek antioksidan, dipikirkan dapat digunakan sebagai terapi ajuvan untuk terapi reaksi ENL.
Tujuan : Menilai perbandingan perbaikan klinis reaksi ENL pada pasien kusta yang diberikan ajuvan seng dengan yang diberikan plasebo.
Metode : Penelitian ini merupakan suatu uji klinis acak tersamar ganda menggunakan plasebo dengan desain paralel. Dilakukan randomisasi blok untuk membagi subyek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok plasebo. Evaluasi dilakukan tiap dua minggu selama enam minggu.
Hasil : Pada akhir perlakuan, perbaikan klinis kelompok perlakuan adalah 79,2% dan kelompok plasebo adalah 72,7%. Perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik.
Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan bermakna pada perbaikan klinis reaksi ENL antara pasien kusta yang diberikan ajuvan seng dengan yang diberikan plasebo.

Background : ENL reaction is caused by imbalance of cellular and humoral immunity. Corticosteroid is the standard drug used to treat ENL, but can cause serious side effects in multiple organs. There for, it is needed to find effective adjuvant drug for ENL. Zinc is essential micronutrient for various enzymatic proceses, T cell activation, antiinflamation effect, inhibiting the formation of immune complexes, and has the effect of antioxidant. Several studies have shown the benefit of addition zinc for ENL reaction.
Objective : To assess the comparative clinical improvement ENL reaction in leprosy patients given adjuvant zinc with placebo.
Methods : Randomized double-blind clinical trial using placebo with parallel design. Block randomization divided the subjects into two groups, namely the treatment group and the placebo group. The evaluation was performed every two weeks for six weeks.
Result : At the end of treatment, the clinical improvement ENL reaction obtained was 79,2% treatment group and the placebo group was 72,7%. The differences were not statistically significant.
Conclusion : There were no significant differences in clinical improvement ENL reaction in leprosy patient treated with adjuvant zinc compared to placebo.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library